90
Milikan dan Thomson diperoleh muatanelektron –1 dan massa elektron 0, sehingga elektron dapat dilambangkan
.
2. Proton
Goldstein pada tahun 1886, membuat alat yang mirip tabung Crookes. Katoda dibuat berlubangdan diletakkan agak ke dalam gambar 2. Tabung diisi gas hidrogen
bertekanan rendah. Setelah dialirkan listrik menghasilkan dua macam sinar. Pertama sinar katoda elektron yang bergerak dari katoda ke anoda. Kedua, sinar yang bergerak ke
katoda dan sebagian masuk ke dalam lobang saluran sehingga disebut juga sinar saluran.
Gambar: Tabung Sinar Negatif yang mempunyai lubang-lubang pada katoda sehingga dilewati oleh sinar positif
Hasil penyelidikan terhadap sinar saluran adalah sebagai berikut : a Diuji dengan medan listrik atau magnet ternyata sinar ini bermuatan positif, maka
disebut juga sinar positif. b Jika tabung diisi gas lain, seperti helium, oksigen, dan nitrogen, menghasilkan sinar
positif yang berbeda. Berarti sinar yang dihasilkan bergantung pada jenis gas dalam tabung.
c Nilai em sinar ini berbeda antara yang satu dengan yang lain. Hal ini berarti sinar positif mempunyai massa dan muatan tertentu. Massa sinar positif jauh lebih besar
daripada elektron. d Sinar positif yang paling ringan berasal dari gas hidrogen dan bermuatan sebesar
muatan elektron, tetapi tandanya berlawanan. Partikel ini kemudian dikenal dengan nama proton. Massa proton = 1,6726 x 10
-24
g Hasil eksprerimen tersebut membuktikan bahwa pada saat terbentuk elektron yang
menuju anode, terbentuk pula sinar positif yang menuju arah berlawanan melewati lubang pada katode. Setelah berbagai gas dicoba dalam tabung ini, ternyata gas hidrogenlah yang
menghasilkan sinar muatan positif yang paling kecil baik massa maupun muatannya,
sehingga partikel inidisebut dengan proton. Massa proton = 1 sma satuan massa atom
dan muatan proton = +1.
3. Inti Atom
Setelah penemuan proton dan elektron, Ernest Rutherford melakukan penelitian
penembakan lempeng tipis emas. Jika atom terdiri dari partikel yang bermuatan positif dan negatif maka sinar alfa yang ditembakkanseharusnya tidak ada yang
diteruskanmenembus lempeng sehingga muncullah istilah inti atom. Ernest Rutherford
dibantu oleh Hans Geiger dan Ernest Marsden 1911 menemukan konsep inti atom
91
didukung oleh penemuan sinar X oleh WC. Rontgen 1895 dan penemuan zat radioaktif
1896. Percobaan Rutherford dapat digambarkan sebagai berikut.
Percobaan Rutherford, hamburan sinar alfa oleh lempeng emas. Hasil percobaan ini membuat Rutherford menyatakan hipotesisnya bahwa atom tersusun dari inti atom yang
bermuatan positif dan dikelilingi elektron yang bermuatan negatif, sehingga atom bersifat netral. Massa inti atom tidak seimbang dengan massa proton yang ada dalam inti atom,
sehingga dapat diprediksi bahwa ada partikel lain dalam inti atom.
4. Neutron
Pada tahun 1932, James Chadwick melakukan eksperimen untuk membuktikan hipotesis Rutherford bahwa dalam inti atom terdapat neutron. Ia menembak atom berilium dengan
sinar alfa. Hasil penembakan itu terdeteksi adanya partikel tidak bermuatan yang bermassa hampir sama dengan proton. Karena sifatnya netral, partikel tersebut dinamakan
neutron. Neutron mempunyai massa 1,6750 x 10
-24
g.
Notasi Atom
lebih banyak.
Nomor Atom
Nomor atom menunjukkan jumlah muatan positif dalam inti jumlah proton. menurut Hendry Moseley 1887-1915 jumlah muatan positif setiap unsur bersifat
karakteristik. Jadi unsur yang berbeda akan mempunyai nomor atom yang berbeda. untuk jumlah muatan positif nomor atom diberi lambang Z diberi lambang Z. Jika
atom bersifat netral maka jumlah muatan positif protonsama dengan jumlah muatan negatif elektron, jadi nomor atom = jumlah proton = jumlah elektron.
Z = np = ne , dimana n = Jumlah
Nomor Massa
Berdasarkan percobaan tetes Millikan ditemukan seperti tabel:
92
Atom terdiri dari proton, neutron dan elektron. Massa atom = massa p + massa n + massa e. Dari tabel massa elektron jauh lebih kecil dibandingkan massa neutron dan
proton, maka massa elektron diabaikan. dengan demikian massa atom = massa p + massa n. Massa atom dinyatakan sebagai nomor massa dan dilambangkan A.
Rumus umum yang digunakan untuk menghitung jumlah proton, elektron, dan neutron adalah:
1 Untuk unsur bebas netral proton = Z
elektron = Z neutron = A – Z
2 Untuk ion positif kation proton = Z
elektron = Z – +y neutron = A – Z
3 Untuk ion negatif anion proton = Z
elektron = Z + -y neutron = A – Z
Isotop, Isobar, dan Isoton 1. Isotop