Dampak Lingkungan T2 752011016 BAB III

48 jembatan yang menghubungkan jalan dari perumahan mereka ke perumahan TNI di bagian depan. 25 Hasil di lapangan memperlihatkan kondisi sosial yang renggang antar warga. Dengan adanya bencana ini, kesadaran warga sebagai komunitas yang saling membutuhkan menjadi kurang. Banyak harta benda yang hilang dan rusak, serta kebutuhan hidup yang semakin meningkat, membuat warga secara individu melakukan aktivitas rutin setiap hari. Beberapa tindakan yang tidak menyenangkan yang dilakukan oleh sebagian warga terhadap warga yang lain pun semakin membuat ruang antar sesama warga setempat. Gambar 2. Kondisi warga pasca banjir

a. Dampak Lingkungan

Selain banyaknya rumah yang terendam banjir dan barang-barang berharga yang tidak dapat diselamatkan, warga mengeluhkan jembatan-jembatan yang putus 25 Ibid. 49 karena banjir yang sampai saat ini belum ada bantuan dari pihak pemerintah untuk diperbaiki. Kurang lebih sekitar tujuh buah jembatan yang ambruk ketika banjir terjadi di kawasan ini. Oleh karena pemukiman warga RT 14 ini ada di bagian dalam perkampungan Batu Merah Dalam, maka mereka sangat mengeluhkan hal ini. Tidak lancarnya transportasi ke tempat tinggal mereka juga mendatangkan kesusahan sendiri. Misalnya, korban banjir yang sudah lanjut usia tidak bisa dilarikan ke Rumah Sakit atau ke Puskesmas terdekat karena tidak bisa melewati jalan utama. Sekalipun sudah diupayakan untuk digotong, tetapi upaya tersebut tidak berhasil. Akhirnya orang-orang tua yang sakit harus ditampung hanya di mesjid dan dirawat seadanya. 26 ”...Waktu banjir tuh katong stenga mati, karna orang-orang tatua yang sakit tuh seng tau katong mau bawa bagemana ka puskesmas atau ka rumah sakit, karena jembatan putus katong seng dapa lewat. Akhirnya katong rawat seadanya saja di mesjid. 27 Kami merasa sangat sulit sekali bagi kami ketika banjir itu. Karena orang-orang tua yang sakit tidak bisa kami bawa ke rumah sakit atau puskesmas. Kami terhalang oleh jembatan yang putus. Akibatnya kami hanya melakukan pengobatan seadanya saja bagi mereka di mesjid. “...Masalah laeng muncul lay, karna jembatan su pata katong seng bisa bawa katong pung motor sampe di rumah. Jadi katong parkir akang di muka sana. Cuma kasiang katong pung motor-motor seng slamat. Anana dong di muka kasi pica katong pung ban motor, lampu-lampu jua ancor. Beta pung motor dong kasi rusak akang la beta pi jual akang saja. 28 Masalah lain muncil lagi, karena jembatan sudah patah kami tidak bisa membawa motor kami ke rumah kami. Jadi kami hanya memarkir motor kami di bagian depan. Sayangnya, motor-motor kami dirusakkan oleh warga di kompleks bagian depan Kompleks Asrama TNI. Mereka merusak motor saya dan akhirnya saya menjualnya. Kendala yang lain dialami oleh warga RT 14 ialah bahwa kendaraan beroda dua milik mereka harus diparkir di kompleks TNI yang jauh dari jangkauan mereka karena putusnya sejumlah jembatan. Mereka mengaku curiga dengan tindakan- 26 Hasil wawancara dengan Ibu. Hajar Hamdani pada tanggal 12 Desember 2012 pukul 11.30 WIT 27 Ibid., 28 Hasil wawancara dengan ketua RT 14, Bpk. Setiawan pada tanggal 04 Desember 2012 pukul 15.30 WIT 50 tindakan kurang mengenakan dari warga di sekitar kompleks TNI yang dengan sengaja merusak kendaraan tersebut seperti mengempeskan ban, menghancurkan lampu motor dan mereka juga sering menjadi korban curanmor. Akhirnya sebagian warga RT 14 mengambil keputusan untuk menjual motor mereka. Kerena bagi mereka, selama jembatan belum bisa diperbaiki, maka percuma mereka membiarkan barang pribadi mereka dirusak oleh warga setempat. 29 Selain itu, hingga saat ini warga harus merasakan kesusahan yang berlipat ganda. Mereka harus membayar harga jasa angkut barang yang mereka sewa untuk membawa barang belanjaan mereka ke pemukiman mereka di RT 14. Hal ini bagi mereka juga justru menjadi kesulitan tersendiri. Pasalnya, biaya hidup bagi mereka sudah sangat pas-pasan, tetapi mereka harus mengeluarkan uang lebih untuk membayar jasa angkut barang tersebut. 30 29 Ibid., 30 Hasil wawancara dengan Ibu. Djahra Tianlean pada tanggal 12 Desember 2012 pukul 14.30 WIT 51 Gambar 3. Sungai di pemukiman Batu Merah Dalam Gambar 4. Kondisi rumah yang terkena banjir 52 Gambar 5. Rumah Warga Gambar 6. Warga pada saat melakukan pembersihan 53

3.4 Dampak Psiko – Sosial akibat Banjir bagi Warga Kawasan Wayori