65
3.2.4 Mata Pencaharian dan Ekonomi Masyarakat
Masyarakat ohoi Madwaer lebih banyak bekerja sebagai petani dengan jumlah 60 orang.
Sedangkan yang lainnya bekerja sebagai nelayan sejumlah 10 orang, pedagang hanya 1 orang, pegawai negeri sipil 3 orang, pensiunan hanya 1 orang dan pengangguran 10 orang.
34
Sebagian masyarakat mencari uang dengan cara mengolah kayu di hutan dan selanjutnya di jual di Ngursit dan Tual.
35
Pekerjaan yang lain yang dilakukan juga adalah sebagai
penipar sageru
, yang selanjutnya dimasak menjadi
sopi
dan di jual dengan harga Rp 12.000 per botol.
36
Dari hasil-hasil pekerjaan inilah, mereka dapat membiayai pendidikan anak-anak mulai dari tingkat Sekolah Dasar hingga Sekolah Lanjutan Tingkat Atas, bahkan ada
beberapa anak yang melanjutkan ke Perguruan Tinggi yang berada di Kabupaten dan Kota bahkan di Ambon, Surabaya, dan Makassar.
Dilihat dari data ini, maka dapat dikatakan bahwa sebagian besar masyarakat bergantung pada bidang pertanian yaitu mengandalkan hasil-hasil kebun untuk menambah perekonomian
keluarga, walaupun sebagai petani merangkap nelayan, dan pekerjaan sampingan yang lain. Hal ini disebabkan karena kurangnya transportasi laut yang mendukung para nelayan,
padahal mereka memiliki potensi hasil laut yang besar seperti ikan, teripang, lola, penyu atau
teteruga,
batu laga isinya dimakan sedangkan batunya di jual.
37
Biasanya ibu-ibu yang ingin menjual hasil-hasil kebun mereka seperti
enbal
sebagai makanan pokok, pisang, pepaya, sayur-sayuran, ubi-ubian dan
lemon cina,
ke pasar Langgur pada hari senin, selasa, kamis dan sabtu karena disesuaikan dengan angkutan yang tersedia. Mereka akan berangkat pukul 04.00
pagi dan akan kembali pukul 16.00 sore hari, dengan total biaya Rp 50.000. Jika menggunakan ojek, biaya yang diperlukan untuk 1 hari perjalanan adalah Rp 100.000.
Besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk menjual hasil-hasil kebun inilah yang
34
Data Statistik Ohoi Madwaer tahun 2012.
35
Wawancara dengan Bpk Z. Renfan anggota masyarakat pada hari Rabu, 15 Agustus 2012.
36
Wawancara dengan Bpk Y. Renfaan saniri kemasyarakatan pada hari Minggu, 19 Agustus 2012.
37
Wawancara dengan Bpk J. Renfaan pejabat ohoi pada hari Sabtu, 18 Agustus 2012.
66
menyebabkan masyarakat terutama ibu-ibu yang jarang sekali ke pasar, hanya 1 atau 2 kali saja setiap minggu.
38
Sedangkan, para nelayan biasanya mengkonsumsi hasil tangkapan mereka sendiri maupun di jual bahkan ke ohoi-ohoi lain.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa alat transportasi yang terbatas serta biaya yang mahal dan sulit dijangkau sangat menjadi kendala utama dalam hal penjualan hasil-hasil
kebun sebagai salah satu upaya meningkatkan ekonomi keluarga. Hal ini tentunya akan berpengaruh pada faktor ekonomi keluarga secara khusus dan masyarakat, serta merupakan
faktor yang turut mempengaruhi pendidikan di Madwaer. Aspek ini juga berpengaruh terhadap pemahaman masyarakat. Kondisi seperti ini sangat memberikan peluang kepada
pihak-pihak luar yang ingin mencari keuntungan dari apa yang dimiliki oleh masyarakat ini.
3.2.5 Agama