Adapun kehidupan manusia pada masa bercocok tanam adalah sebagai berikut: a. Cara bercocok tanam yang mula-mula adalah dengan cara berladang dan berhuma, yakni dengan cara
membersihkan hutan lalu menanaminya dengan tanaman yang dapat dimakan. b. Selain dapat bercocok tanam, manusia pada masa ini sudah mulai beternak dan memelihara binatang. Para ahli
berpendapat bahwa binatang yang mulai diternakan dijinakan adalah anjing yang diduga sebagai teman berburu dan binatang babi dipelihara untuk dimakan.
c. Kemampuan menyediakan makanan dan mengawetkannya ditunjang dengan kemampuan membuat gerabah wadah terbuat dari tanah liat yang dibakar.
d. Dengan ditemukannya gerabah yang dihias dengan pola tenunan, maka dapat disimpulkan manusia pada waktu itu sudah mengenal cara menenun
e. Mengenal perdagangan dengan cara menukar dengan barang yang dibutuhkan atau dengan cara barter f. Manusia pada waktu itu sudah mengenal berhias dengan ditemukannnya gelang yang terbuat dari batu yang
indah dan manik – manic
g. Konsep kepercayaan merupakan lanjutan masa sebelumnya di mana mayat selalu diarahkan ke gunung- gunung
3. Ciri-Ciri Kehidupan Masa Perundagian Logam
Ciri kehidupan masyarakat praaksara masa perundagian adalah sebagai berikut: a. Kehidupan sosial ekonomi masa perundagian adalah peningkatan bentuk kehidupan masa sebelumnya.
Kemampuan mengolah logam khususny perunggu dan besi adalah salah satu segi yang membedakan dari masa sebelumnya yang sama sekali belum mengenal logam.
b. Masyarakatnya sudah teratur c. Dalam masyarakat perundagian terdapat kelompok yang mempunyai keahlian khusus, satu bukti bahwa dalam
masyarakat terdapat pembagian kerja yang baik. d. Mengingat bahan untuk membuat perunggu Tembaga dan timah putih dan bahan besi tidak terdapat
disembarang tempat maka bahan tersebut harus didatangkan dari suatu tempat . hal ini berarti terdapat suatu perdagangan yang meliputi berbagai daerah
e. Kemakmuran pada waktu itu antar lain disebabkan perkembngan tehnik pertanian khusunya alat-alat besi seperti cangkul dll dan merek telah mengenal bersawah.
f. Kepercayaan, tidak berbeda dengan masa bercocok tanam yang membedakannnya hanyalah upacara-upacara lebih mewah dan lebih rumit, benda yang dipergunakanya lebih indah karena terbuat dari perunggu
Peninggalan Kebudayaan Masa Praaksara
Peninggalan Kebudayaan Masa Praaksara. Kehidupan manusia masa lampau tidak terlepas dari tingkat peradabannya. Tingkat peradaban manusia membawa akibat kehidupannya terpecah menjadi dua babakan
yang dikenal dengan istilah : zaman pra aksara pra sejarah dan zaman aksara sejarah. Zaman pra aksara : pra = sebelum atau zaman nirlika nir = hilang, likha atau aksara = tulisan. Jadi, zaman pra aksara atau pra sejarah
berarti zaman sebelum ada peninggalan tertulis. Dengan kata lain, suatu masa kehidupan manusia yang belum terdapat keterangan-keterangan yang berupa tulisan.Kebudayaan zaman batu terbagi lagi menjadi
kebudayaan zaman batu tua palaeolithikum, kebudayaan batu madya mesolithikum, kebudayaan batu muda neolithikum, dan kebudayaan batu besar megalithikum.
1. Kebudayaan Batu Tua Palaeolithikum
Alat-alat hasil kebudayaan zaman batu tua antara lain. Kebudayaan Batu Tua Palaeolithikum
Nama Gambar
Keterangan
Kapak Perimbas
Kapak ini terbuat dari batu, tidak memiliki tangkai, digunakan dengan cara menggengam. Dipakai untuk menguliti binatang,
memotong kayu, dan memecahkan tulang binatang buruan. Kapak perimbas banyak ditemukan di daerah-daerah di
Indonesia, termasuk dalam Kebudayaan Pacitan. Kapak perimbas dan kapak genggam dibuat dan digunakan oleh jenis
manusia purba Pithecantropus.
Kapak Genggam
Kapak genggam memiliki bentuk hampir sama dengan jenis kapak penetak dan perimbas, namun bentuknya jauh lebih kecil.
Fungsinya untuk membelah kayu, menggali umbi-umbian, memotong daging hewan buruan, dan keperluan lainnya. Pada
tahun 1935, peneliti Ralph von Koenigswald berhasil menemukan sejumlah kapak genggam di Punung, Kabupaten
Pacitan, Jawa Timur. Karena ditemukan di Pacitan maka disebut Kebudayaan Pacitan.
Alat-alat
Serpih Flakes
Alat-alat serpih terbuat dari pecahanpecahan batu kecil, digunakan sebagai alat penusuk, pemotong daging, dan pisau.
Alatalat serpih banyak ditemukan di daerah Sangiran, Sragen, Jawa Tengah, masih termasuk Kebudayaan Ngandong.
Perkakas dari Tulang
dan Tanduk Perkakas tulang dan tanduk hewan banyak ditemukan di daerah
Ngandong, dekat Ngawi, Jawa Timur. Alat-alat itu berfungsi sebagai alat penusuk, pengorek, dan mata tombak. Oleh peneliti
arkeologis perkakas dari tulang disebut sebagai Kebudayaan Ngandong. Alat-alat serpih dan alat-alat dari tulang dan tanduk
ini dibuat dan digunakan oleh jenis manusia purba Homo