11
Monroe 1989 juga menunjukkan bahwa konsumen menggunakan harga dan nama brand untuk menilai kualitas produk.
Berdasarkan pendapat dan penelitian tersebut di atas diperoleh bahwa konsumen menilai kualitas suatu produk berdasarkan pada atribut intrinsik
dan ekstrinsik. Atribut intrinsik Samsung sabak yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu resolusi layar, sistem operasi, dan kamera. Selanjutnya,
atribut ekstrinsik Samsung sabak yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu harga dan nama brand .
2.2 Konsep Brand Strength
Brand equity merupakan sebuah konsep yang sangat penting dalam dunia bisnis. Brand yang sukses akan membuat perusahaan memiliki
keunggulan kompetitif sehingga akan mampu memenangkan persaingan bisnis melawan kompetitor. Menurut Lassar et al. 1995, secara konseptual
penilaian mengenai brand equity dapat dilihat melalui dua komponen, yaitu 1 brand value dan 2 Brand Strength. Lebih lanjut Lassar et al. menjelaskan
bahwa brand value merupakan penilaian mengenai brand equity dari sudut pandang finansial , sedangkan Brand Strength merupakan penilaian brand
equity dari sudut pandang konsumen. Secara khusus mengenai Brand Strength, Wood 2006 berpendapat bahwa Brand Strength merupakan suatu
ukuran yang menyangkut seberapa kuat konsumen terikat dengan merek tertentu, sedangkan Lassar et al. 1995 mendefinisikan Brand Strength
sebagai penilaian konsumen terhadap keunggulan brand suatu produk dibandingkan dengan brand yang lain. Dalam penelitiannya mengenai Brand
Strength pada produk televisi, Lassar menggunakan lima dimensi yaitu kinerja, citra sosial, nilai, trustworthiness, dan attachment. Penjelasan dari
masing-masing indikator yaitu 1 kinerja merupakan penilaian konsumen terhadap sebuah brand yang bebas dari kesalahan, dan tahan lama serta
12
sempurna dalam konstruksi fisik produk. Dalam hal ini kinerja lebih didasarkan pada penilaian kualitas fisik produk. Dikarenakan penilaian
terhadap kualitas fisik telah dibahas dengan detil pada variabel Intrinsic Perceived Quality, maka selanjutnya dimensi kinerja tidak digunakan dalam
penulisan ini. 2 Citra sosial merupakan persepsi konsumen tentang penghargaan kelompok sosial konsumen yang menganggap seorang
konsumen sebagai pengguna khas suatu brand. Indikatornya yaitu suatu brand memiliki kelas sendiri di benak konsumen, secara sosial dapat diterima
dengan baik, serta memiliki positioning yang tinggi. 3 Nilai merupakan persepsi mengenai manfaat brand dibandingkan dengan biaya, dinilai oleh
konsumen dan didasarkan pada pertimbangan dari apa yang diterima dan yang dikorbankan untuk menerimanya. Indikatornya yaitu manfaat yang
diterima besar, biaya yang dikeluarkan layak untuk manfaat yang diperoleh, dan memeroleh manfaat lebih banyak dari apa yang dikorbankan. 4
trustworthiness, merupakan kepercayaan konsumen terhadap perusahaan dan tindakan perusahaan yang akan berada dalam kepentingan konsumen.
Indikatornya yaitu perusahaan dapat dipercaya, perusahaan peduli dengan minat konsumen, dan perusahaan tidak merugikan konsumen. 5 attachment
merupakan kekuatan relatif dari perasaan positif konsumen terhadap brand tertentu. Indikatornya yaitu semakin suka terhadap brand, memiliki perasaan
pribadi yang positif terhadap brand, dan dengan berjalannya waktu akan merasa nyaman terhadap brand.
Berdasarkan uraian di atas, sebuah brand disebut kuat ketika brand tersebut dinilai oleh konsumen lebih unggul dibandingkan dengan brand
yang lain dan hal ini dapat terjadi ketika konsumen memiliki keterikatan dengan brand tersebut.
2.3 Konsep Retention of Satisfaction