Contoh Penafsiran Ayat-Ayat yang Menggunakan Kaidah Mushtarak ,

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikatNya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya. 66 Lafad sahalat pada ayat tersebut bukan berarti ibadah yang mempunyai syarat-syarat dan rukun tertentu, akan tetapi mempunyai makna dalam istilah bahasa yaitu doa. Karena shalat pada ayat tersebut dinisbatkan pada Allah dan malaikat-malaikatNya. Dan jika pada ayat tersebut diartikan dengan devinis shalat secara syara’ tidak tepat, karena yang berkewajiban mendiirkan adalah manusia. Dari dua contoh ayat yang berkaitan dengan kata shalat, dapat diambil kesimpulan bahwa dalam menafsirkan kedua ayat tersebut ada kaidah mushtarak dan munasabahnya. 3. Lafad yadu                Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya sebagai pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. 67 Kata yadu di sini terjadi adanya mushtarak juga. Mushtarak antara bagian tangan dari ujung jari hingga bahu dan antara telapak tangan dengan lengan dari ujung jari sampai dengan siku dan telapak tangan dari ujung jari 66 Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahnya, 427. 67 Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahnya, 115. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id sampai pergelangan tangan dan antara tangan kiri dan tangan kanan. Jumhur ulama beristidal mengambil dalil dengan sunah amaliyah untuk menentukan yang dimaksud dengan tangan pada ayat di atas. Dijelaskan dalam kitab Subul Al-Salam bahwa bagian tangan yang dipotong adalah di pergelangan tangan, karena itu bagian terkecil yang bisa disebut dengan tangan, hal ini berdasarkan perbuatan Nabi yang kedatangan seseorang dengan membawa seorang pencuri lalu beliau memotong tangan pencuri itu dari pergelangan tangan. 68 Diriwayatkan Ibnu Abi Syaibah dari kumpulan Mursal Raja’ bin Haiwah: “bahwa Nabi memotong dari pergelangan tangan” dan hadis itu diriwayatkan Abu Asy Syaikh dari jalan lain dari Raja’ dari ‘Adi yang marfu’kan , dan dari Jabir yang marfu’kan juga dan Sa’id bin Manshur meriwayatkan hadis itu dari Umar. Al-Imamiyah berkata, diriwayatkan bahwa Ali memotong dari pangkal jari-jari tangan karena bagian terkecil untuk disebut tangan. Namun pendapat itu dibantah, sebab tidak ada yang menyebut seseorang yang terpotong jari-jari dengan orang yang terpotong tangan, baik secara bahasa maupun ‘urf, melainkan tetap disebut terpotong jari-jarinya. 69 Ada perbedaan riwayat dari Ali, ada yang meriwayatkan bahwa ia hanya memotong jari kelingking, jari manis dan jari tengah saja. Az-Zuhri dan al-Khawarij mengatakan bahwa tangannya dipotong dari pangkal ketiaknya, karena itulah yang disebut dengan tangan sebenarnya. Pendapat yang paling 68 Muhammad bin Isma’il Al-Amir Ash-Shan’ani, Subul As-Salam Syarh Bulugh Al- Maram Vol. III terj. Ali Nur Medan dkk, Jakarta: Darus Sunnah, 2009, 386. 69 Ash- Shan’ani, Subul..., 386-389. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id tepat adalah yang pertama dipotong dari pergelangan tangan karena berdasarkan dari Nabi SAW. 70 Hadis di atas membatasi batasan potongan tangan bagi si pencuri, kemudian adapun hadis yang membatasi kadar curian yang menyebabkan si pencuri terkena hukuman potong tangan adalah: عاجش نبدلاولاانثدحو ََ نبةلمرحور اطلاوبأ انثدح نباانثدحاولاقةلمرحودلاولل ظفللاو :لاق.م.ص ها لوسر نعةشئاع نعةرمعوةورع نع باهش نبا نع سنوي ِرخأ ب و ملسم اور.اًد عاَََفٍراَني د عْبُر ِ َا ا ق را سلاُدَي ُعُطْقَ ت َا Bercerita kepada kami Abu Thahir waHarmalah bin Yahya da bercerita kepada kami Al- Walid bin Syuja’ dan lafad bagi Walid dan Harmalah mereka berkata bercerita kepada kami Ibn Wahb bercerita kepadaku Yunus dari Ibn Syihab dari ‘Urwah dan ‘Umarah dari ‘Aisyah dari Rasulullah SAW berkata: Tangan pencuri tidak boleh dipotong, melainkan pada pencurian senilai sepermpat dinar atau lebih. 71 Kalimat َف عاََ اًد berharokat manshub dengan kata bantu fa’. Ada yang mengartikan: walaupun lebih dari itu tetap dikategorikan melebihi batas ketentuan nilai barang yang dicuri, itulah yang disebut dengan mempertegas hukum. Perintah mewajibkan memberi hukuman kepada pencuri yang telah ditetapkan pada ayat di atas, tetapi dalam ayat tersebut tidak disebutkan batas ukuran nishab yang diwajibkan tangan si pencuri dipotong, dan juga tidak disebutkan batas bagian tangan mana yang dipotong seperti yang telah 70 Ibid, 71 Zainul, Studi Ilmu..., 56. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id disebutkan di atas. sehingga hal ini menimbulkan perbedaan pendapat ulama dalam menentukan masalah-masalah yang terkait dengan hal-hal tersebut. 72 Jumhul ulama mensyaratkan harus sampai nishab berdasarkan ketetapan hadis yang terkait dengan hal itu. Sedangkan Al-Hasan, Azh- Zhahirah dan Al-Khawarij tidak mensyaratkan bahkan berpendapat langsung dipotong tangan, baik yang dicuri tidak sampai satu nishab apalagi lebih, karena ayat yang menerangkan hal itu mutlak dan berdasarkan hadis Abu Hurairah yang diriwayatkan Al-Bukhori bahwa Rasulullah melaknat pencuri yang mencuri telor kemudian dipotong tanggannya, dan pencuri tali lalu dipotong tangannya. 73 Nishab barang barang yang dicuri harus mencapai seperempat dinar emas dan tigas dirham perak, inilah pendapat para ulama fiqh dari Hijaz, Asy- Syafi’i dan yang lain berdasarkan hadis ‘Aisyah yang telah disebutkan di atas. asy- Syafi’i berpendapat seperempat dinar senilai dengan tiga dirham perak berdasarkan pertukaran pada zaman Rasulullah bahwa 12 dirham perak senilai 1 dinar emas dan begitu juga nilainya setelah masa Rasulullah. Dan banyak lagi riwayat yang mengatakan berbagai macam pendapatnya dalam menentukan nishab barang curian. Yang menjadi standar adalah nilai atau harganya, dan apabila dalam bebberapa riwayat disebutkan mungkin itulah harga pada saat itu atau menurut adat ‘urf perowi hadis atau kebiasaan pada umumnya, sebab bila tidak demikian, walaupun ada perbedaan riwayat yang 72 Ash- Shan’ani, Subul..., 358-359. 73 Ibid...,360 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id menerangkan harga dan nilai saat beli, tetapi yang menjadi standar penilaian adalah harga atau nilai barang tersebut. 74 Dari penjelasan di atas tetntang hadis yang menyangga pada ayat 38 dari surat Al-Maidah, bahwa hadis-hadis tersebut mempunyai fungsi sebagai bayan taqyid. Adapun fungsi dari bayan taqyid adalah untuk membatasi ayat- ayat Al- Qur’an yang masih bersifat umum dan mutlak. 74 Ash- Shan‘ani, Subul,..., 363. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB III PENAFSIRAN PARA MUFASSIR PADA KATA

AL-NAJM DI DALAM SURAT AL-RAH{MAN AYAT 6

A. Penafsiran Para Mufassir Pada Surat al-Rah}man ayat 6

ناَدُجْسَيُرَج شلاَو ُمْج نلاَو Dan tumbuh-tumbuhan dan pohon-pohonan keduanya bersujud. 1 1. Ibnu Kathir Firman Allah ناَدُجْسَيُرَج شلاَو ُمْج نلاَو “Dan tumbuh-tumbuhan serta pohon-pohonan, kedua-duanya tunduk kepada- Nya.”Ibnu Jarir mengemukakan: “para ahli tafsir berbeda pendapat mengenai firman-Nya: ُمْج نلا setelah mereka sepakat bahwa makna شلا ُرَج adalah pohon yang berdiri di atas batangnya.” Diriwayatkan oleh Ali bin Abi Thalhah, dari Ibnu Abbas ra. ia mengatakan: “ ُمْج نلا adalah apa yang tumbuh dipermukaan bumi, yaitu tumbuh- tumbuhan. ” Hal itu juga yang dikemukakan oleh As-Suddi dan Sufyan Ath- Thauri. Dan pendapat itu pula yang menjadi pilihan Ibnu Jarir ra. sedangkan 1 Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta: CV. Darus Sunnah, 2015, 532. 54 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Mujahid mengatakan: “yang dimaksud dengan ُمْج نلا adalah bintang yang terdapat di langit.” Hal itu pula yang dikatakan oleh Al-Hasan dan Qatadah. Dan pendapat terakhir inilah yang lebih jelas. Walla hu a’lam. 2

2. Al-T}abari

Terjadi perbedaan pendapat para ahli ta’wil dalam memaknai al-Najm pada hal ini dengan ijma’ mereka, sesungguhnya pohon adalah apa yang berdiri pada batang, maka sebagian ahli ta’wil berkata: menurutku al-Najm pada hal ini adalah dari tumbuhan: apa yang tumbuh dari bumi dari apa yang keluar diatasnya, dan tidak berbatang seperti al-qal dan sejenisnya. Dituturkan siapa yang berkata itu adalah sebagai berikut: Bercerita kepadaku ‘Ali, berkata: bercerita kepada kami Abu Shalih, berkata: bercerita kepadaku Mu’awiyah dari ‘Ali dari Ibn Abbas dalam ucapanya: مجنلاو berkata: apa yang keluar di atas bumi. Bercerita kepada kami Humaid, berkata: bercerita kepada kami Ya’qub dari Ja’far dari Sa’id di dalam ucapanya مجنلاو berkata: مجنلا : segala sesuatu yang membentang keluar dari bumi. Bercerita kepadaku Muhammad bin Khalaf al-Atsqalany berkata: bercerita kepada kami Rawwad bin Al-Jarrah dari Syarik dari as-sadi ُمْج نلاَو ناَدُجْسَيُرَج شلاَو berkata: al-Najm: tumbuh-tumbuhan bumi. Bercerita kepada kami 2 ‘Abdullah bin Muhammad bin ‘Abdurrahman bin Ishaq, lubab al-Tafsir min Ibn Kathir Vol. VI, terj. M. ‘Abdul Ghaffar dkk, Jakarta: Pustaka Imam Syafi’i, 2010, 91. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Ibn Humaid berkata: bercerita kepada kami Mihran dari Sufyan مجنلاو berkata: al-Najm : yang tidak mempunyai batang. Dan berkata yang lain: menurutku yang dimaksud dengan al-Najm pada ayat ini: bintang di langit. Bercerita kepadaku Muhammad bin ‘Umar berkata: Abu ‘Ashim berkata: bercerita kepadaku ‘Isa dan bercerita kepadaku al-Haris berkata: bercerita kepada kami al- Hasan berkata bercerita kepada kami Waraqa’ dari Ibn Abi Najih dari Mujahid dalam ucapanya مجنلاو berkata: bintang di langit. 3 Bercerita kepada kami Basyar berkata: bercerita kepada kami Yazid, bercerita kepada kami Sa’id dari Qatadah مجنلاو yaitu: bintang di langit. Bercerita kepada kami Ibn ‘Abdil A’la berkata: Ibn Tsauri dari Mu’ammar dari Qatadah ناَدُجْسَيُرَج شلاَو ُمْج نلاَو berkata: sesungguhnya ia mengehendaki bintang. Bercerita kepada kami Basyar berkata: bercerita kepada kami Yazid, berkata: bercerita k epada kami Sa’id dari Qatadah dari al-Hasan, sama dengan ucapannya. Dan pendapat yang paling mendekati kebenaran adalah ucapan seseorang yang berkata: menurutku yang dimaksud dengan al-Najm adalah apa yang tumbuh dari bumi dari tumbuhan yang berkaitan pada pohon. Maka adapun maknanya dari ahl itu adalah: apa yang berdiri di atas batang dan apa yang tidak berdiri diatas batang keduanya sujud kepada Allah. 4 3 Abu Ja’far Muhammad bin Jarir al-Thabari, Jami’ al-Bayan ‘an Ta’wil Aya al-Qur’an, Libanon: Dar al-Fikr, 1988,116-117. 4 Ibid, digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3. Mujahid

Bercerita ‘Abdurrahman, berkata bercerita kepada kami Ibrahim berkata bercerita kepada kami Adam berkata bercerita kepada kami Waraqa’ dari Ibn Abi Najih dari Mujahid berkata: Adapun مجنلا pada ayat َو شلا َج ُر َي ْس ُج َد نا ُمْج نلاَو adalah bintang yang ada di langit dan ُرَج شلا adalah pohon, keduanya sujud kepada Allah siang dan malam. 5

4. Sayyid Qut}b

ناَدُجْسَيُرَج شلاَو ُمْج نلاَو Tumbuh-tumbuhan dan pohon-pohonan kedua- duanya tunduk kepadaNya. Ayat sebelumnya mengisyaratkan perhitungan dan takdir pada penciptaan alam raya. Ayat yang ini mengisyaratkan dan memberitahukan kebenaran yang membimbing. Alam nyata ini terkait dengan Sumbernya yang pertama dan dengan penciptaannya yang berkreasi dalam kaitan ibadah dan penghambaaan. Tumbuh-tumbuhan dan pepohonan merupakan dua model alam ini yang menunjukkan arahnya secara keseluruhan. Sebagian ulama menafsirkan an-najm dengan bintang yang ada di langit, sedangkan ulama lain menafsirkannya dengan tumbuh-tumbuhan yang tidak berbatang seperti halnya pohon. Apa pun yang dimaksud oleh an najm, 5 Muhammad Abdussalam Abu Fail, Tafsir imam mujahid bin Jabr, Madinah: Darr Al- Fikr Al-Islamy, 1989, 636.