KINERJA ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN HALMAHERA UTARA DALAM PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN
PENDAPATAN BELANJA DAERAH YANG BERPIHAK PADA MASYARAKAT
Oleh : ROSDIANA BULANGO
ABSTRACT
Undang-Undang nomor 33 tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah melahirkan paradigma baru dalam pengelolaan
keuangan daerah dan anggaran daerah.Tuntutan pengelolaan keuangan daerah yang berorientasi pada kepentingan warga masyarakat daerah, tuntutan bagiorientasi perilaku kerja
anggota dewan perwakilan rakyat daerah untuk memajukan aspirasi rakyat.
Dalam undang-undang ini dijelaskan bahwa pendapatan asli PAD daerah merupakan pendapatan daerah yang bersumber dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil
kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain hasil pendapatan daerah yang sah, yang bertujuan untuk memberikan keleluasaan dalam menggali pendanaan dalam pelaksanaan
otonomi daerah sebagai perwujudan asas desentralisasi. Dana perimbangan merupakan pendapatan daerah yang bersumber dari Anggaran Dan Pendapapatan Belanja Negara
APBN, yang terdiri atas dana bagi hasil DBH, Dana alokasi Umum DAU ,dan Dana Alokasi Khusus DAK. Dana perimbangan selain dimaksud untuk membantu daerah dalam
mendanai kewenangannya, juga bertujuan untuk mengurangi ketimpangan sumber-sumber pendanaan pemerintahan antara pemerintah pusat dan daerah serta mengurangi kesenjangan
antara daerah-daerah. Kata Kunci :Undang-Undang,Pemerintah,Daerah.
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang Masalah
Kemauan politik daerah-daerah di Indonesia untuk mendapatkan hak dan kewajiban politik mengatur sendiri daerahnya telah diwujudkan oleh pemerintah pusat dengan undang-
undang tentang pemerintahan daerah nomor 32 tahun 2004. Dengan undang-undang ini daerah- daerah otonom berhak dan berkewajiban mengolah sumber daya pembangunan, yaitu sumber
daya manusia dan sumber daya alam diberdayakan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Hal ini ditegaskan dalam konsideran undang-undang nomor 32 tahun 2004 bagian a, disebutkan;
Bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar 1945, pemerintahan daerah, yang mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan
menurut asas otonomi dan tugas pembantuan diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan rakyat melalui peningkatan, pelayanan,pemberdayaan dan peran masyarakat, serta
peningkatan daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemeratan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan suatu daerah dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia .
Anggaran daerah digunakan sebagai alat untuk menentukan sejumlah atau besaran pendapatan dan pengeluaran, sebagai hasil keputusan, rencana kerja pembangunan daerah,
otorisasi pengeluaran yang dilaksanakan oleh satuan kerja pemerintah daerah sebagai pihak pengguna anggaran. Anggaran menjadi sumber evaluasi kerja anggota dewan, sumber ukuran
atau standar evaluasi kinerja ,sekaligus menjadi alat memotivasi satuan kerja pemerintah daerah dan alat kordinasi dari semua aktifitas kinerja pemerintahan. Secara keseluruhan proses anggaran
menjadi peluang utama bagi tiap anggota dewan perwakilan rakyat daerah untuk memajukan kepentingan warga daerah pemilihan yang diwakilinya.
Undang-Undang nomor 33 tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah melahirkan paradigama baru dalam pengelolaan
keuangan daerah dan anggaran daerah.Tuntutan pengelolaan keuangan daerah yang berorientasi pada kepentingan warga masyarakat daerah, tuntutan bagi orientasi perilaku kerja anggota dewan
perwakilan rakyat daerah untuk memajukan aspirasi rakyat. Dalam undang-undang ini dijelaskan bahwa pendapatan asli PAD daerah merupakan
pendapatan daerah yang bersumber dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain hasil pendapatan daerah yang sah, yang bertujuan untuk
memberikan keleluasaan dalam menggali pendanaan dalam pelaksanaan otonomi daerah sebagai pewujudan asas desentralisasi. Dana perimbangan merupakan pendapatan daerah yang
bersumber dari Anggaran Dan Pendapapatan Belanja Negara APBN, yang terdiri atas dana bagi hasil DBH, Dana alokasi Umum DAU , dan Dana Alokasi Khusus DAK. Dana
perimbangan selain dimaksud untuk membantu daerah dalan mendanai kewenangannya, juga bertujuan untuk mengurangi ketimpangan sumber-sumber pendanaan pemerintah antara
pemerintah pusat dan daerah serta mengurangi kesenjangan antara daerah-daerah. Untuk mewujudkan tujuan otonomi daerah dipandang dari aspek perundang-undangan
sebagai landasan hukumnya, telah membuka peluang kepada daerah dengan seluas-luasnya
memberdayakan dirinya untuk membangun, dan sangat menentukan adalah lembaga-lembaga pemerintahan sebagai pemegang mandat dari rakyat.Lebih khusus bagi tiap anggota dewan
perwakilan rakyat daerah, perundangan yang berlaku telah menempatkan paradigma baru sebagai pewujud amanat rakyat.Sehingga perilaku kerja setiap anggota dewan perwakilan rakyat
yang sebelumnya telah bersedia dengan keinginan sendiri berjanji dengan rakyat, bahwa bekerja membangun untuk kepentingan rakyat, dengan sendirinya harus menunjukan hasil kinerja yang
sesuai dengan janji itu. Orientasi perilaku kerja yang utama tiap anggota dewan perwakilan rakyat,adalah
kemampuannya mengalokasikan anggaran dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah, mengenai kepentingan pembangunan daerah pemilihannya.
Untuk mengetahui proses kinerja anggota dewan perwakilan rakyat daerah terhadap alokasi anggaran daerah yang berhubungan dengan visi dan misi rakyat daerah pemilihan yang
diwakili, maka dilaksanakan penelitian ini dengan judul:Kinerja Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Halmahera Utara Dalam Proses PenyusunanAnggaran Pendapatan
Dan Belanja Daerah Yang Berpihak Pada Masyarakat.
b. Perumusan Masalah