KINERJA ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN HALMAHERA UTARA DALAM PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA DAERAH YANG BERPIHAK PADA MASYARAKAT | BULANGO | JURNAL EKSEKUTIF 2419 4393 1 SM

(1)

KINERJA ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN HALMAHERA UTARA DALAM PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA DAERAH YANG BERPIHAK PADA MASYARAKAT

Oleh :

ROSDIANA BULANGO

ABSTRACT

Undang-Undang nomor 33 tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah melahirkan paradigma baru dalam pengelolaan keuangan daerah dan anggaran daerah.Tuntutan pengelolaan keuangan daerah yang berorientasi pada kepentingan warga masyarakat daerah, tuntutan bagiorientasi perilaku kerja anggota dewan perwakilan rakyat daerah untuk memajukan aspirasi rakyat.

Dalam undang-undang ini dijelaskan bahwa pendapatan asli (PAD) daerah merupakan pendapatan daerah yang bersumber dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain hasil pendapatan daerah yang sah, yang bertujuan untuk memberikan keleluasaan dalam menggali pendanaan dalam pelaksanaan otonomi daerah sebagai perwujudan asas desentralisasi. Dana perimbangan merupakan pendapatan daerah yang bersumber dari Anggaran Dan Pendapapatan Belanja Negara (APBN), yang terdiri atas dana bagi hasil (DBH), Dana alokasi Umum (DAU) ,dan Dana Alokasi Khusus (DAK). Dana perimbangan selain dimaksud untuk membantu daerah dalam mendanai kewenangannya, juga bertujuan untuk mengurangi ketimpangan sumber-sumber pendanaan pemerintahan antara pemerintah pusat dan daerah serta mengurangi kesenjangan antara daerah-daerah.

Kata Kunci :Undang-Undang,Pemerintah,Daerah.

BAB I PENDAHULUAN

a. Latar Belakang Masalah

Kemauan politik daerah-daerah di Indonesia untuk mendapatkan hak dan kewajiban politik mengatur sendiri daerahnya telah diwujudkan oleh pemerintah pusat dengan undang-undang tentang pemerintahan daerah nomor 32 tahun 2004. Dengan undang-undang-undang-undang ini daerah-daerah otonom berhak dan berkewajiban mengolah sumber daya pembangunan, yaitu sumber daya manusia dan sumber daya alam diberdayakan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Hal ini ditegaskan dalam konsideran undang-undang nomor 32 tahun 2004 bagian a, disebutkan;


(2)

Bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar 1945, pemerintahan daerah, yang mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan rakyat melalui peningkatan, pelayanan,pemberdayaan dan peran masyarakat, serta peningkatan daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemeratan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan suatu daerah dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia .

Anggaran daerah digunakan sebagai alat untuk menentukan sejumlah atau besaran pendapatan dan pengeluaran, sebagai hasil keputusan, rencana kerja pembangunan daerah, otorisasi pengeluaran yang dilaksanakan oleh satuan kerja pemerintah daerah sebagai pihak pengguna anggaran. Anggaran menjadi sumber evaluasi kerja anggota dewan, sumber ukuran atau standar evaluasi kinerja ,sekaligus menjadi alat memotivasi satuan kerja pemerintah daerah dan alat kordinasi dari semua aktifitas kinerja pemerintahan. Secara keseluruhan proses anggaran menjadi peluang utama bagi tiap anggota dewan perwakilan rakyat daerah untuk memajukan kepentingan warga daerah pemilihan yang diwakilinya.

Undang-Undang nomor 33 tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah melahirkan paradigama baru dalam pengelolaan keuangan daerah dan anggaran daerah.Tuntutan pengelolaan keuangan daerah yang berorientasi pada kepentingan warga masyarakat daerah, tuntutan bagi orientasi perilaku kerja anggota dewan perwakilan rakyat daerah untuk memajukan aspirasi rakyat.

Dalam undang-undang ini dijelaskan bahwa pendapatan asli (PAD) daerah merupakan pendapatan daerah yang bersumber dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain hasil pendapatan daerah yang sah, yang bertujuan untuk memberikan keleluasaan dalam menggali pendanaan dalam pelaksanaan otonomi daerah sebagai pewujudan asas desentralisasi. Dana perimbangan merupakan pendapatan daerah yang bersumber dari Anggaran Dan Pendapapatan Belanja Negara (APBN), yang terdiri atas dana bagi hasil (DBH), Dana alokasi Umum (DAU) , dan Dana Alokasi Khusus (DAK). Dana perimbangan selain dimaksud untuk membantu daerah dalan mendanai kewenangannya, juga bertujuan untuk mengurangi ketimpangan sumber-sumber pendanaan pemerintah antara pemerintah pusat dan daerah serta mengurangi kesenjangan antara daerah-daerah.

Untuk mewujudkan tujuan otonomi daerah dipandang dari aspek perundang-undangan sebagai landasan hukumnya, telah membuka peluang kepada daerah dengan seluas-luasnya


(3)

memberdayakan dirinya untuk membangun, dan sangat menentukan adalah lembaga-lembaga pemerintahan sebagai pemegang mandat dari rakyat.Lebih khusus bagi tiap anggota dewan perwakilan rakyat daerah, perundangan yang berlaku telah menempatkan paradigma baru sebagai pewujud amanat rakyat.Sehingga perilaku kerja setiap anggota dewan perwakilan rakyat yang sebelumnya telah bersedia dengan keinginan sendiri berjanji dengan rakyat, bahwa bekerja membangun untuk kepentingan rakyat, dengan sendirinya harus menunjukan hasil kinerja yang sesuai dengan janji itu.

Orientasi perilaku kerja yang utama tiap anggota dewan perwakilan rakyat,adalah kemampuannya mengalokasikan anggaran dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah, mengenai kepentingan pembangunan daerah pemilihannya.

Untuk mengetahui proses kinerja anggota dewan perwakilan rakyat daerah terhadap alokasi anggaran daerah yang berhubungan dengan visi dan misi rakyat daerah pemilihan yang diwakili, maka dilaksanakan penelitian ini dengan judul:Kinerja Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Halmahera Utara Dalam Proses PenyusunanAnggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Yang Berpihak Pada Masyarakat.

b. Perumusan Masalah

Bertolak dari latar belakang masalah tersebut diatas maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

Bagaimana kinerja anggota dewan perwakilan rakyat Kabupaten Halmahera Utara memperjuangkan program-program aspirasi warga daerah pemilihan, sampai mendapatkan alokasi anggaran?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian I. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui program-program pembangunan yang meningkatkan kesejahteraan rakyat sebagai aspirasi rakyat yang diperjuangkan oleh anggota dewan perwakilan rakyat Kabupaten Halmahera Utara disetiap daerah pemilihan yang diwakili.


(4)

b. Untuk mengetahui kinerja anggota dewan Kabupaten Halmahera Utara dalam proses memperjuangkan aspirasi warga daerah pemilihan menjadi program pembangunan, sampai mendapatkan alokasi anggaran.

II. Manfaat Penelitian

a. Secara teoritis penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai pengembangan manejemen sumber daya yang berkaitan dengan pemberdayaan sumber daya pembangunan daerah otonom.

b. Secara praktis hasil pembahasan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi anggota dewan perwakilan rakyat daerah dalam memperjuangkan aspirasi warga pemilih, dan menjadi bahan pertimbangan bagi para pemilih untuk memilih wakilnya.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep-konsep

I. Konsep Kinerja

Kinerja adalah terjemahan dari kata performance adalah fungsi dari kesanggupan (ability) dan motivasi (motivation), kesanggupan dan kemampuan digambarkan oleh kapabilitas dan teknik, yang memberikan indikasi sampai seberapa jauh performance tersebut (Katz at.al, 1982 ). 2. Konsep APBD

Anggaran pendapatan dan belanja daerah disingkat APBD merupakan satu kesatuan yang terdiri dari: (1) Pendapatan Daerah, (2) Belanja Daerah, dan (3) Pembiayaan .

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian


(5)

Metode penelitian deskriftif kualitatif ialah metode yang digunakan untuk mendapatkan keseluruhan obyek penelitian secara ukurat. Pelaksanaan penelitian dengan menggunakan metode penelitian deskriftif kualitatif tidak terbatas hanya sampai pada pengumpulan dan penyusunan data, tetapi meliputi analisis dan interprestasi tentang arti data tersebut, selain itu semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang diteliti (Moleong, 2000).

B. Obyek, Lokasi, dan Waktu Penelitian

Yang menjadi obyek penelitian ini adalah para Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Halmahera Utara periode 2009-2014, dan program-program pembangunan yang diprakarsai oleh Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Halmahera utara tahun anggaran 2012 untuk memajukan kesejahteraan rakyat daerah pemilihannya. Lokasi penelitian di kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Halmahera Utara dan pada lokasi proyek-proyek pembangunan yang ada terdapat pada wilayah daerah pemilihannya .Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2013 sampai dengan bulan Juni 2013.

C. Infoman Penelitian

Informan penelitian ini seluruhnya 10( sepuluh) 0rang, dipilih hanya anggota dewan perwakilan rakyat Kabupaten Halmahera Utara yang telah memperjuangkan aspirasi rakyat pada daerah pemilihannya, dan 5 (lima) orang warga masyarakat di tiap daerah pemilihan.

D. Sumber Data 1. Data Primer

Sumber data primer dalam penelitian ini di peroleh dari sejumlah anggota dewan perwakilan rakyat daerah Kabupaten Halmahera Utara, yaitu: hanya mereka yang telah memperjuangkan aspirasi pembanguanan rakyat daerah pemilihannya, diantara anggota dewan


(6)

perwakilan rakyat dearah Kabupaten Halmahera Utara ditentukan sebagai informan sampel penelitian.

2. Data Sekunder

Dari data yang ada diadakan penelitian terhadap dokumen-dokumen yang relevan dengan penelitian.

E. Teknik Pengumpulan Data

Lofland (dalam Moleong, 2000), berpendapat bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

a. Gambaran umum Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Halmahera Utara Hasil penelitian lapangan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Halmahera Utara berjumlah 25 orang adalah hasil pemilihan umum tahun 2009.Mereka mewakili rakyat melalui partai politik peserta pemilihan umum yang kemudian menjadi fraksi di DPRD Kabupaten Halmahera Utara, berkelompok menurut partai politik masing masing.Sebagai wakil partai poitik, mereka juga menjadi wakil wilayah daerah pemilihan yang terbagi dari 3 (tiga) wilayah di Kabupaten Halmahera Utara.

b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Halmahera Utara Tahun 2012 Anggaran pendapatan dan belanja daerah tahun 2012 Kabupaten Halmahera Utara diajukan atas inisiatif pemerintah daerah.Dibahas oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Halmahera Utara, kemudian disetujui bersama dengan Bupati sebagai pihak pemerintah dan DPRD sebagai wakil rakyat.


(7)

Dalam proses wawancara langsung dipilih informan kunci yang diyakini dapat memberikan informasi yang mewakili 25 orang anggota DPRD Kabupaten Halmahera Utara, dan ditentukan tiap daerah pemilihan 1 (satu) orang. Dalam wawancara ada 3 (tiga) pertanyaan pokok yang ditetapkan; 1. Bapak sebagai wakil rakyat, apakah telah menyerap aspirasi masyarakat di daerah pemilihan yang bapak wakili dalam rangka penyusunan APBD Tahun 2012 ? Pembangunan apa yang diusulkan oleh rakyat anda ? 2. Pembangunan atau bantuan apa yang telah diperjuangkan sampai mendapat alokasi anggaran APBD tahun 2012 untuk peningkatan kesejahteraan rakyat di wilayah Bapak ? Bagaimana proses, prosedur dan mekanisme memperjuangkan aspirasi rakyat dikaitkan dengan kedudukan Bapak sebagai wakil rakyat ?

1. Informan J. B. W SH Dapil II Tobelo, mengatakan bahwa aspirasi masyarakat di daerah pemilihan saya pada umumnya menyangkut dengan kebutuhan infrastruktur jalan. Selain, itu terkait dengan kebutuhan kebutuhan di beberapa sektor seperti, peningkatan ekonomi rakyat pertanian, pendidikan ,kelautan dan pelayanan kesehatan serta pelayanan pemerintah. selanjutnya aspirasi tersebut hampir seluruhnya telah disampaikan kepada pemerintah daerah melalui mekanisme yang berlaku di DPRD Halmahera Utara berdasarkan perundang-undangan dan Tata Tertib DPRD. Atas aspirasi yang diperjuangkan tersebut masih beberapa hal yang belum diakomodir, misalnya : peningkatan ekonomi rakyat, di sektor pertanian, perkebunan, pemerintah belum mempunyai keinginan yang kuat untuk melakukan penguatan kebutuhan mesyarakat pada sektor ini, termasuk sektor kelautan yang diakomodir peningkatan pembangunan dan pelayanan kesehatan. Biaya yang ada sangat terbatas sehingga tidak dapat diakomodir.

2. Informan S.B.U S.Ag Dapil III Galela-Loloda; mengatakan aspirasi adalah hak-hak masyarakat yang harus diperhatikan dan diperjuangkan bagi setiap anggota DPRD karena ini merupakan tanggung jawab moral yang telah diberikan bagi masyarakat kepada anggota DPRD dari Dapil tersebut. Untuk itu setiap anggota DPRD diwajibkan, setiap 4 bulan melakukan reses dalam arti kembali ke dapil masing-masing untuk meminta masukan dari masyarakat yang berada di dapil untuk disampaikan kepada anggota DPRD dan selanjutnya diteruskan ke pemerintah daerah untuk ditindaklanjuti aspirasinya ! Aspirasi yang diperjuangkan adalah Galela-Loloda dan Kao Raya yang telah dibangun jalan Galela anggarannya 13 Miliar.


(8)

3. Informan O.K SH Dapil I Kao; mengatakan Aspirasi masyarakat di dapil I pada dasarnya bertumpu pada beberapa hal, antara lain infrastruktur dasar : pendidikan, kesehatan, jalan dan jembatan, banyak aspirasi yang telah diperjuangkan walaupun belum semua tertampung dalam DAU, DAK PAD. Sedangkan menyangkut pemekaran akan diperjuangkan di Jakarta. d. Pembahasan Hasil Penelitian

APBD Kabupaten Halmahera Utara tahun anggaran 2012, berjumlah Rp. 571.875.362.123 dengan biaya langsung berjumlah Rp.240.659.496.455 dan biaya tidak langsung berjumlah Rp.301.184.311.000. Disebut biaya langsung yaitu belanja pegawai dan belanja operasional satuan kerja perangkat daerah atau biasa dikenal biaya rutin. Sedangkan biaya tidak langsung yaitu belanja pembangunan infrastruktur seperti pembangunan jalan, gedung perkantoran, beli mobil sampah dan sebagainya.

Aspirasi masyarakat yang berhasil diperjuangkan oleh wakil rakyat di DPRD Halmahera Utara, hanya 3 (tiga) orang anggota dari 25 anggota DPRD, yaitu pembuatan jalan dan jembatan dengan anggaran berjumlah Rp. 12. 550. 000.000 hanya 5% dari belanja pembangunan atau wilayah langsung APBD Halmahea utara tahun 2012. Hal ini menunjukan 95% diajukan oleh satuan kerja dinas daerah (SKPD) dengan koordinasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPEDA) dibawah Bupati.

Bedasarkan data tersebut dilihat bukti bahwa anggota DPRD Kabupaten Halmahera Utara yang berpihak kepada masyarakat yang berhasil mengakomodir hanya 5% dari belanja langsung atau belanja pembangunan dalam BAPEDA Halmahera Utara Tahun 2012, kinerja DPRD sangat rendah dalam memperjuangkan aspirasi pemilihan daerah mereka.

BAB V PENUTUP a. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebagai jawaban atas rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka penelitian sesuai judul Kinerja Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Halmahera Utara dalam proses penyusunan anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD) yang berpihak pada masyarakat, kesimpulan adalah:


(9)

1. Bahwa kinerja anggota DPRD Halmahera Utara dalam proses penyusunan APBD yang berpihak pada kepentingan rakyat daerah yang diwakili sangat rendah. Hanya 3 (tiga) orang yang berhasil memperjuangkan kepentingan rakyat daerah pemilihannnya, yaitu pembangunan jalan dan jembatan.

2. Semua anggota DPRD menyerap aspirasi masyarakat dapilnya masing-masing namun hanya ditampung dan tidak diproses.

3. Sebagian besar anggota DPRD tidak tahu betul tugas dan fungsi DPRD dan lalai dalam menjalankan tugas mereka.

b. Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan dari hasil penelitian ini maka disarankan sebagai berikut:

1. Masyarakat Kabupaten Halmahera Utara harusmendorong anggota DPRD untuk menunjukan bukti kinerja yang memenuhi peningkatan kesejahteraan.

2. Anggota DPRD Halmahera Utara segera meningkatkan kompetensinya melalui usaha sendiri memahami proses, prosedur, mekanisme system rancangan dan pembahasan serta pelaksanaan APBD.

3. Sebagai Anggota DPRD sekiranya mampu memahami tugas dan tanggung jawab sebagai wakil rakyat agar tidak lalai dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai wakil dari masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Amstrong, M. 2002, How To Be An Even Better Manajer (Menjadi Manajer Yang Lebih Baik Lagi ) Bina Aksara, Jakarta.

Asshiddiqie, 1996, Pergumulan Peran Pemerintah Dan Perlemen Dalam Sejarah, UI Press, Jakarta.

---2005, Hukum Tata Negara Dan Pilar Pilar Demokrasi; Serpihan Pemikiran Hukum, UI Press, Jakarta.

Budiarjo 1998, Dasar Dasar Ilmu Politik, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Bari Azed, Abdul dan Amir, Makmur, 2005, Pemilu dan Partai Politik di Indonesia, Fakultas Hukum UI, Jakarta.


(10)

Gaffar, Janedjri M, 2004, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Dalam Sistem Ketata Negaraan Indonesia, Sekjen MPR, Jakarta.

Gibson,J.L.Ivancercih, 1997, Organisasi dan Manajemen, Elangga,Ed 4,Terjemahan Jakarta. Hasibuan S. P. 2003, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara,Jakarta.

Hanif Nurcholis, 2005, Teori dan Praktek Pemerintahan dan Otonomi Daerah, Grasindo, Jakarta. Harahap, Krisna, 2004, Konstitusi Republik Indonesia, Sejak Proklamasi Hingga Reformasi,

Grafiti, Bandung.

Kalo J. R, 2002, Mencari Bentuk Otonomi Daerah, Rineka Cipta, Jakarta.

Karta, Pipit Rochiyat, 2003, Alokasi Keterwakilan Penduduk dan Pemilih, Elsam, Jakarta.

Krisna D. Darumurti dan U. Rauta, 2003, Otonomi Daerah, Perkembangan Pemikiran, Pengaturan dan Pelaksanaan, Citra Aditiya Bakti, Bandung.

Khoirudin, 2004, Partai Politik Dan Agenda Transisi Demokrasi, Akar Kinerja Partai Politik Era Transisi di Indonesia, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Kazt, Fremont E. dan Jemes E. Rosenz Weig, 1982, Organisasi dan Manajement, PT. Bumi Aksara, Jakarta.

Koontz, H. O Donnell dan H. Weihrich, 1996, Manajemen (terjemahan) Erlangga, Jakarta, Marbun B.N, 2006, DPRD Pertumbuhan dan Cara Kerjanya, Pustaka Sinar Harapan Jakarta. ---, 2002, Kamus Politik, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.

---, 2005, Otonomi Daerah 1945-2005, Proses dan Realita, Sinar Harapan, Jakarta. Mangkunegara, 2000, Manajemen SDM Perusahan, Penerbit PT. Rosda Karya Bandung. Mardiasmo, 2002, Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah, Andi, Yogyakarta.

Milles dan Houberman, 2001, Metode Penelitian Kualitatif, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

---, 1992, Analisa Data Kualitatif, UI Press, Jakarta.

Moleong L, 2000, Metodologi Penelitian Kualitatif, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung. Sanit Arbi, 1985, Perwakilan Politik di Indonesia, Rajawali Press, Jakarta.

Saragih B.R. 1988, Lembaga Perwakilan dan Pemilihan Umum di Indonesia, Gaya Media Pratama, Jakarta.


(11)

\Subagio M, 1991, Hukum Keuangan RI, Rajawali Press, Jakarta. Soemanto, 2003, Metode-metode Penelitian, Gramedia, Jakarta.

Samudra Wibawa, 1994, Evaluasi kebijakan Publik, PT Raja Grafindo,Jakarta. Solihin, D. 2002, Panduan lengkap Otonomi Daerah, ISSME. Jakarta.

---2002,Kamus Istilah Otonomi Daerah, ISSME Jakarta.

Siagian S. P. 2004, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara, Jakarta. Toni, Efriza, dan Kemal, 2006, Mengenal Teori Teori Politik, Nuansa, Bandung.


(1)

perwakilan rakyat dearah Kabupaten Halmahera Utara ditentukan sebagai informan sampel penelitian.

2. Data Sekunder

Dari data yang ada diadakan penelitian terhadap dokumen-dokumen yang relevan dengan penelitian.

E. Teknik Pengumpulan Data

Lofland (dalam Moleong, 2000), berpendapat bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

a. Gambaran umum Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Halmahera Utara Hasil penelitian lapangan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Halmahera Utara berjumlah 25 orang adalah hasil pemilihan umum tahun 2009.Mereka mewakili rakyat melalui partai politik peserta pemilihan umum yang kemudian menjadi fraksi di DPRD Kabupaten Halmahera Utara, berkelompok menurut partai politik masing masing.Sebagai wakil partai poitik, mereka juga menjadi wakil wilayah daerah pemilihan yang terbagi dari 3 (tiga) wilayah di Kabupaten Halmahera Utara.

b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Halmahera Utara Tahun 2012 Anggaran pendapatan dan belanja daerah tahun 2012 Kabupaten Halmahera Utara diajukan atas inisiatif pemerintah daerah.Dibahas oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Halmahera Utara, kemudian disetujui bersama dengan Bupati sebagai pihak pemerintah dan DPRD sebagai wakil rakyat.


(2)

Dalam proses wawancara langsung dipilih informan kunci yang diyakini dapat memberikan informasi yang mewakili 25 orang anggota DPRD Kabupaten Halmahera Utara, dan ditentukan tiap daerah pemilihan 1 (satu) orang. Dalam wawancara ada 3 (tiga) pertanyaan pokok yang ditetapkan; 1. Bapak sebagai wakil rakyat, apakah telah menyerap aspirasi masyarakat di daerah pemilihan yang bapak wakili dalam rangka penyusunan APBD Tahun 2012 ? Pembangunan apa yang diusulkan oleh rakyat anda ? 2. Pembangunan atau bantuan apa yang telah diperjuangkan sampai mendapat alokasi anggaran APBD tahun 2012 untuk peningkatan kesejahteraan rakyat di wilayah Bapak ? Bagaimana proses, prosedur dan mekanisme memperjuangkan aspirasi rakyat dikaitkan dengan kedudukan Bapak sebagai wakil rakyat ?

1. Informan J. B. W SH Dapil II Tobelo, mengatakan bahwa aspirasi masyarakat di daerah pemilihan saya pada umumnya menyangkut dengan kebutuhan infrastruktur jalan. Selain, itu terkait dengan kebutuhan kebutuhan di beberapa sektor seperti, peningkatan ekonomi rakyat pertanian, pendidikan ,kelautan dan pelayanan kesehatan serta pelayanan pemerintah. selanjutnya aspirasi tersebut hampir seluruhnya telah disampaikan kepada pemerintah daerah melalui mekanisme yang berlaku di DPRD Halmahera Utara berdasarkan perundang-undangan dan Tata Tertib DPRD. Atas aspirasi yang diperjuangkan tersebut masih beberapa hal yang belum diakomodir, misalnya : peningkatan ekonomi rakyat, di sektor pertanian, perkebunan, pemerintah belum mempunyai keinginan yang kuat untuk melakukan penguatan kebutuhan mesyarakat pada sektor ini, termasuk sektor kelautan yang diakomodir peningkatan pembangunan dan pelayanan kesehatan. Biaya yang ada sangat terbatas sehingga tidak dapat diakomodir.

2. Informan S.B.U S.Ag Dapil III Galela-Loloda; mengatakan aspirasi adalah hak-hak masyarakat yang harus diperhatikan dan diperjuangkan bagi setiap anggota DPRD karena ini merupakan tanggung jawab moral yang telah diberikan bagi masyarakat kepada anggota DPRD dari Dapil tersebut. Untuk itu setiap anggota DPRD diwajibkan, setiap 4 bulan melakukan reses dalam arti kembali ke dapil masing-masing untuk meminta masukan dari masyarakat yang berada di dapil untuk disampaikan kepada anggota DPRD dan selanjutnya diteruskan ke pemerintah daerah untuk ditindaklanjuti aspirasinya ! Aspirasi yang diperjuangkan adalah Galela-Loloda dan Kao Raya yang telah dibangun jalan Galela anggarannya 13 Miliar.


(3)

3. Informan O.K SH Dapil I Kao; mengatakan Aspirasi masyarakat di dapil I pada dasarnya bertumpu pada beberapa hal, antara lain infrastruktur dasar : pendidikan, kesehatan, jalan dan jembatan, banyak aspirasi yang telah diperjuangkan walaupun belum semua tertampung dalam DAU, DAK PAD. Sedangkan menyangkut pemekaran akan diperjuangkan di Jakarta. d. Pembahasan Hasil Penelitian

APBD Kabupaten Halmahera Utara tahun anggaran 2012, berjumlah Rp. 571.875.362.123 dengan biaya langsung berjumlah Rp.240.659.496.455 dan biaya tidak langsung berjumlah Rp.301.184.311.000. Disebut biaya langsung yaitu belanja pegawai dan belanja operasional satuan kerja perangkat daerah atau biasa dikenal biaya rutin. Sedangkan biaya tidak langsung yaitu belanja pembangunan infrastruktur seperti pembangunan jalan, gedung perkantoran, beli mobil sampah dan sebagainya.

Aspirasi masyarakat yang berhasil diperjuangkan oleh wakil rakyat di DPRD Halmahera Utara, hanya 3 (tiga) orang anggota dari 25 anggota DPRD, yaitu pembuatan jalan dan jembatan dengan anggaran berjumlah Rp. 12. 550. 000.000 hanya 5% dari belanja pembangunan atau wilayah langsung APBD Halmahea utara tahun 2012. Hal ini menunjukan 95% diajukan oleh satuan kerja dinas daerah (SKPD) dengan koordinasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPEDA) dibawah Bupati.

Bedasarkan data tersebut dilihat bukti bahwa anggota DPRD Kabupaten Halmahera Utara yang berpihak kepada masyarakat yang berhasil mengakomodir hanya 5% dari belanja langsung atau belanja pembangunan dalam BAPEDA Halmahera Utara Tahun 2012, kinerja DPRD sangat rendah dalam memperjuangkan aspirasi pemilihan daerah mereka.

BAB V PENUTUP a. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebagai jawaban atas rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka penelitian sesuai judul Kinerja Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Halmahera Utara dalam proses penyusunan anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD) yang berpihak pada masyarakat, kesimpulan adalah:


(4)

1. Bahwa kinerja anggota DPRD Halmahera Utara dalam proses penyusunan APBD yang berpihak pada kepentingan rakyat daerah yang diwakili sangat rendah. Hanya 3 (tiga) orang yang berhasil memperjuangkan kepentingan rakyat daerah pemilihannnya, yaitu pembangunan jalan dan jembatan.

2. Semua anggota DPRD menyerap aspirasi masyarakat dapilnya masing-masing namun hanya ditampung dan tidak diproses.

3. Sebagian besar anggota DPRD tidak tahu betul tugas dan fungsi DPRD dan lalai dalam menjalankan tugas mereka.

b. Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan dari hasil penelitian ini maka disarankan sebagai berikut:

1. Masyarakat Kabupaten Halmahera Utara harusmendorong anggota DPRD untuk menunjukan bukti kinerja yang memenuhi peningkatan kesejahteraan.

2. Anggota DPRD Halmahera Utara segera meningkatkan kompetensinya melalui usaha sendiri memahami proses, prosedur, mekanisme system rancangan dan pembahasan serta pelaksanaan APBD.

3. Sebagai Anggota DPRD sekiranya mampu memahami tugas dan tanggung jawab sebagai wakil rakyat agar tidak lalai dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai wakil dari masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Amstrong, M. 2002, How To Be An Even Better Manajer (Menjadi Manajer Yang Lebih Baik Lagi ) Bina Aksara, Jakarta.

Asshiddiqie, 1996, Pergumulan Peran Pemerintah Dan Perlemen Dalam Sejarah, UI Press, Jakarta.

---2005, Hukum Tata Negara Dan Pilar Pilar Demokrasi; Serpihan Pemikiran Hukum, UI Press, Jakarta.

Budiarjo 1998, Dasar Dasar Ilmu Politik, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Bari Azed, Abdul dan Amir, Makmur, 2005, Pemilu dan Partai Politik di Indonesia, Fakultas Hukum UI, Jakarta.


(5)

Gaffar, Janedjri M, 2004, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Dalam Sistem Ketata Negaraan Indonesia, Sekjen MPR, Jakarta.

Gibson,J.L.Ivancercih, 1997, Organisasi dan Manajemen, Elangga,Ed 4,Terjemahan Jakarta. Hasibuan S. P. 2003, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara,Jakarta.

Hanif Nurcholis, 2005, Teori dan Praktek Pemerintahan dan Otonomi Daerah, Grasindo, Jakarta. Harahap, Krisna, 2004, Konstitusi Republik Indonesia, Sejak Proklamasi Hingga Reformasi,

Grafiti, Bandung.

Kalo J. R, 2002, Mencari Bentuk Otonomi Daerah, Rineka Cipta, Jakarta.

Karta, Pipit Rochiyat, 2003, Alokasi Keterwakilan Penduduk dan Pemilih, Elsam, Jakarta.

Krisna D. Darumurti dan U. Rauta, 2003, Otonomi Daerah, Perkembangan Pemikiran, Pengaturan dan Pelaksanaan, Citra Aditiya Bakti, Bandung.

Khoirudin, 2004, Partai Politik Dan Agenda Transisi Demokrasi, Akar Kinerja Partai Politik Era Transisi di Indonesia, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Kazt, Fremont E. dan Jemes E. Rosenz Weig, 1982, Organisasi dan Manajement, PT. Bumi Aksara, Jakarta.

Koontz, H. O Donnell dan H. Weihrich, 1996, Manajemen (terjemahan) Erlangga, Jakarta, Marbun B.N, 2006, DPRD Pertumbuhan dan Cara Kerjanya, Pustaka Sinar Harapan Jakarta. ---, 2002, Kamus Politik, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.

---, 2005, Otonomi Daerah 1945-2005, Proses dan Realita, Sinar Harapan, Jakarta. Mangkunegara, 2000, Manajemen SDM Perusahan, Penerbit PT. Rosda Karya Bandung. Mardiasmo, 2002, Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah, Andi, Yogyakarta.

Milles dan Houberman, 2001, Metode Penelitian Kualitatif, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

---, 1992, Analisa Data Kualitatif, UI Press, Jakarta.

Moleong L, 2000, Metodologi Penelitian Kualitatif, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung. Sanit Arbi, 1985, Perwakilan Politik di Indonesia, Rajawali Press, Jakarta.

Saragih B.R. 1988, Lembaga Perwakilan dan Pemilihan Umum di Indonesia, Gaya Media Pratama, Jakarta.


(6)

\Subagio M, 1991, Hukum Keuangan RI, Rajawali Press, Jakarta. Soemanto, 2003, Metode-metode Penelitian, Gramedia, Jakarta.

Samudra Wibawa, 1994, Evaluasi kebijakan Publik, PT Raja Grafindo,Jakarta. Solihin, D. 2002, Panduan lengkap Otonomi Daerah, ISSME. Jakarta.

---2002,Kamus Istilah Otonomi Daerah, ISSME Jakarta.

Siagian S. P. 2004, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara, Jakarta. Toni, Efriza, dan Kemal, 2006, Mengenal Teori Teori Politik, Nuansa, Bandung.


Dokumen yang terkait

Peran Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Padang Lawas dalam penyelesaian sengketa lahan (studi kasus: sengketa lahan antara PT sumatera Riang Lestari dan PT Sumatera Sylva Lestari dengan Masyarakat Adat Kecamatan Aek Nabara Barumun)

1 100 105

Kinerja Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (Suatu Studi terhadap Kinerja Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Simalungun Periode 2009-2014)

0 56 76

Pelaksanaan Fungsi Pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Terhadap Kinerja Eksekutif di Kota Medan

3 64 152

Kinerja Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (Suatu Studi Terhadap Kinerja Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Simalungun Periode 2009-2014)

0 22 77

Hubungan Wakil dengan yang Diwakili (Studi Perbandingan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sumatera Utara Periode 1999-2004 dengan Periode 2004-2009)

1 45 101

Hak Recall Partai Politik Terhadap Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Dalam Korelasinya Dengan Pelaksanaan Teori Kedaulatan Rakyat.

8 114 110

Minat Menonton anggota Dewan Perwakilan Daerah Tapanuli Selatan terhadap Berita Politik Di Metro TV ( Studi Korelasi Tentang Tayangan Berita Politik Dan Minat Menonton Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tapanuli Selatan Terhadap Metro TV )

1 39 143

Kesantunan Linguistik Dalam Ranah Sidang Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumatera Utara

1 41 285

KINERJA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DALAM MENJALANKAN FUNGSI ANGGARAN DI KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE | Makagansa | JURNAL EKSEKUTIF 16338 32754 1 SM

0 0 9

PENGARUH PERAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH (DPRD), KOMPETENSI EKSEKUTIF, DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN ACEH UTARA

0 0 10