PENDAHULUAN LK KPPU Audited TA 2015

3

II. KEBIJAKAN PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA

Berdasarkan ketentuan Pasal 71 Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik NegaraDaerah ditetapkan bahwa Pengguna Barang secara periodik diharuskan menyusun Laporan Barang Pengguna Semesteran LBPS dan Laporan Barang Pengguna Tahunan LBPT untuk disampaikan kepada Pengelola Barang. LBMN Tahun Anggaran 2014 ini telah disusun dan disajikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik NegaraDaerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, yang telah menerapkan penyusutan sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 dengan aturan teknis berupa Peraturan Menteri Keuangan Nomor 1PMK.062013 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 90PMK.062014. LBMN Pengguna Barang Tahunan untuk Tahun Anggaran 2015 telah menerapkan penyusutan BMN berupa Aset Tetap dalam rangka menyesuaikan nilai BMN berupa Aset Tetap sehubungan dengan penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu aset. Kebijakan penyusutan Aset Tetap tersebut diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 1PMK.062013 tentang Penyusutan BMN berupa Aset Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 90PMK.062014.

1. Nilai Penyusutan

Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 1PMK.062013 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 90PMK.062014. Ketentuan mengenai teknis perhitungan dan penyajian penyusutan BMN diatur lebih lanjut dalam Keputusan Menteri Keuangan KMK Nomor 94KM.62013 tentang Modul Penyusutan BMN berupa Aset Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat sebagaimana telah diubah dengan KMK Nomor 145KM.62014. Ketentuan yang diatur ulang sehubungan dengan perubahan kebijakan penyusutan adalah sebagai berikut : 1. Perhitungan penyusutan pertama kali atas objek penyusutan berupa Aset Tetap yang diperoleh sebelum tahun 2005; dan 2. Perhitungan sisa masa manfaat atas objek penyusutan berupa Aset Tetap yang diperoleh sebelum tahun 2005. 3. Adapun asumsi dalam melakukan perhitungan penyusutan sebagaimana KMK Nomor 145KM.62014 adalah sebagai berikut : a. Aset Tetap yang diperoleh sebelum Tahun 2005 dikenakan koreksi penyusutan dengan ketentuan sebagai berikut : 1 Koreksi penyusutan dilakukan terhitung mulai Semester II Tahun 2010. 2 Koreksi penyusutan dihitung berdasarkan sisa masa manfaat pada Semester II Tahun 2010 menurut Tabel Masa Manfaat I. 3 Dalam hal tidak terdapat sisa masa manfaat pada Semester II Tahun 2010, maka nilai Aset Tetap disusutkan seluruhnya. 4 b. Aset Tetap yang diperoleh sejak Tahun 2005 dikenakan koreksi penyusutan dengan ketentuan sebagai berikut : 1 Koreksi penyusutan dilakukan terhitung mulai perolehan Aset Tetap. 2 Koreksi Penyusutan dihitung berdasarkan Tabel Masa Manfaat I. c. Koreksi penyusutan Aset Tetap diperhitungkan sampai dengan 1 satu semester sebelum diberlakukannya penyusutan. d. Koreksi penyusutan Aset Tetap diperhitungkan sebagai penambahan nilai akun Akumulasi Penyusutan dan pengurangan nilai ekuitas pada neraca. e. Koreksi penyusutan Aset Tetap diperhitungkan sebagai koreksi saldo awal periode berjalan. f. Koreksi penyusutan Aset Tetap dikecualikan untuk Aset Tetap yang sudah dihapuskan pada akhir semester diberlakukannya penyusutan Aset Tetap. g. Seluruh Aset Tetap yang diperoleh sebelum Tahun 2005 telah dilakukan inventarisasi dan penilaian. Akumulasi Penyusutan dan Nilai Buku Aset Tetap dalam Neraca adalah sebagai berikut: Tabel 1 Akumulasi Penyusutan dan Nilai Buku Aset Tetap dalam Neraca SIMAK – BMN Per 31 Desember 2015 Uraian Akun Neraca Nilai BMN Rp Akumulasi Penyusutan Rp Nilai Buku Rp Peralatan dan Mesin 26.499.523.861 19.911.969.072 6.587.554.789 Aset Tetap dalam Renovasi 835.391.000 835.391.000 Aset Tetap Lainnya 1.639.126.748 4.932.813 1.634.193.935 Konstruksi Dalam Pengerjaan Aset Tetap yang tidak digunakan dalam operasi pemerintahan JUMLAH 28.974.041.609 20.752.292.885 8.221.748.724 Nilai buku yang tersajikan dalam neraca juga merupakan nilai buku keseluruhan Aset Tetap. Nilai perolehan Aset Tetap, jumlah penyusutan dan akumulasi serta nilai buku per jenis Aset Tetap disajikan dalam Catatan Atas Laporan Keuangan. 5

2. Metode Penyusutan Yang Digunakan

Penyusutan atas seluruh Barang Milik Negara berupa Aset Tetap yang menjadi obyek penyusutan sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 1PMK.062013 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 90PMK.062014 dilakukan dengan Metode Garis Lurus. Kebijakan akuntansi yang diuraikan dalam Catatan atas Laporan Keuangan dan Catatan Ringkas atas Laporan Barang Milik Negara adalah kebijakan yang menyangkut penetapan metode penyusutan dan perubahannya.

3. Masa Manfaat Yang Digunakan

Masa manfaat atas BMN berupa Aset Tetap dalam rangka penerapan penyusutan mengacu pada Tabel Masa Manfaat I dan Tabel Masa Manfaat II sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 59KMK.062013 tanggal 13 Maret 2013 tentang Tabel Masa Manfaat dalam rangka Penyusutan Barang Milik Negara berupa Aset Tetap Entitas Pemerintah Pusat sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 145KMK.062014. Tabel 2 Masa Manfaat Kelompok Aset Tetap Masa Manfaat Peralatan dan Mesin 2 s.d. 20 tahun Gedung dan Bangunan 10 s.d. 50 tahun Jalan, Irigasi, dan Jaringan 5 s.d. 40 tahun Aset Tetap Lainnya Alat musik modern 4 tahun III. PENDEKATAN PENYUSUNAN LAPORAN Laporan Barang Pengguna untuk Periode Tahun Anggaran 2015 merupakan laporan yang mencakup seluruh aspek BMN yang ditatausahakan dan dikelola oleh KPPU. Nilai BMN Gabungan Intrakomptabel dan Ekstrakomptabel yang disajikan pada Laporan Barang Pengguna untuk Periode Tahun Anggaran 2015 ini adalah sebesar Rp26.577.488.221,00, yang merupakan nilai BMN berupa saldo awal 1 Januari 2015 sebesar Rp Rp24.613.794.761,00, nilai mutasi tambah yang terjadi selama Periode Tahun Anggaran 2015 sebesar Rp2.631.097.645,00, serta nilai mutasi kurang yang terjadi selama Periode Tahun Anggaran 2015 sebesar Rp667.404.185,00. Nilai mutasi BMN tersebut berasal dari transaksi keuangan dan transaksi non-keuangan. Mutasi BMN yang berasal dari transaksi keuangan merupakan penambahan nilai BMN yang berasal dari perolehan danatau penambahan BMN yang berasal dari pembiayaan APBN selama periode tahun berjalan, sedangkan transaksi non-keuangan merupakan transaksi penambahan dan pengurangan atas BMN yang berasal dari pembiayaan selain APBN periode tahun berjalan.