e. Titik E merupakan kondisi udara setelah melewati kondensor.
f. Titik F merupakan kondisi udara setelah melewati heat exchanger kondisi udara
masuk lemari pengering. g.
Titik G merupakan suhu kerja dari kondensor. h.
Titik H merupakan kondisi udara setelah keluar dari lemari pengering handuk.
Untuk dapat mengetahui laju pengeringan mesin pengering handuk dapat dipergunakan Persamaan 2.2:
t m
M
2
2.2 Pada Persamaan 2.2:
M
2
= Laju pengeringan mesin pengering kg
air
menit Δm
= Perbedaan massa air kg
air
Δt = Perbedaan waktu
menit Menentukan laju aliran massa udara pada mesin pengering handuk dapat
mempergunakan Persamaan 2.3:
w M
m
udara
2
2.3 Pada Persamaan 2.3
udara
m
= Laju aliran massa udara kg
udara
menit M
2
= Laju pengeringan mesin pengering kg
air
menit Δw
= Massa air yang berhasil diuapkan kg
air
kg
udara
2.2 Tinjauan Pustaka
Maruca 2008, merancang ruang pengeringan pakaian yang didalamnya terdapat beberapa peralatan, yang meliputi: gantungan untuk menggantungkan
pakaian, kipas dan pompa kalor. Termostat dipergunakan untuk mempertahankan suhu udara dalam lemari pengering sekitar 32
o
C. Evaporator dipergunakan sebagai peralatan dehumidifier dan kompresor dipergunakan sebagai peralatan pemanas
udara. Udara lembab dilewatkan ke evaporator, sehingga udara menjadi turun suhunya dan menjadikan uap air terkondensasi, sehingga udara menjadi kering.
Kipas menghembuskan udara hasil pengkondisian evaporator dan kompresor menuju kondensor yang bertujuan untuk memanaskan udara kering dan untuk
resirkulasi melalui ruang pengeringan melalui saluran udara, sehingga pakaian didalamnya menjadi kering.
Goldberg 2005, mengemukakan bahwa alat pengering yang dirancang mencakup ruang untuk mengeringkan dan sistem untuk mengalirkan udara kering.
Udara dialirkan melalui evaporator untuk diturunkan kelembaban spesifiknya dan untuk menurunkan suhu udara bola kering di bawah suhu titik embunnya.
Kondensor dipergunakan untuk meningkatkan suhu udara yang keluar dari evaporator. Peralatan pengering dengan sistem pompa panas memiliki siklus
refrijerasi yang mencakup: kompresor, kondensor, katup TXV dan evaporator. Bison, Alberto 2012, menyatakan bahwa aliran udara panas dalam sistem
pengeringan melibatkan siklus refrijerasi dan siklus aliran udara. Siklus refrijerasi terdiri dari beberapa komponen utama yaitu: kompresor, kondensor, katup
ekspansi, dan evaporator. Komponen dari siklus aliran udara meliputi evaporator, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kondensor, lemari pengering dan sebuah kipas fan. Kondensor merupakan alat penukar panas yang digunakan untuk memanaskan udara yang melewatinya dan
juga bertugas untuk mendinginkan dan mengembunkan refrigeran dalam siklus refrijerasi. Evaporator adalah alat penukar panas yang digunakan untuk
mendingkan aliran udara yang melewatinya dan juga untuk mendidihkan dan memanaskan refrigeran dalam siklus refrijerasi.
Beers 2013, menyatakan bahwa peralatan pengering dengan siklus kompresi uap menggunakan suatu fluida kerja, evaporator, kondensor, kompresor,
dan katup ekspansi, kooperatif saling berhubungan dan mengandung fluida kerja. Peralatan juga termasuk ruang pengering pakaian, sebuah saluran dan kipas fan
yang diatur agar aliran udara melewati evaporator, kondensor dan akhirnya sampai ke ruang pengering. Terdapat kontroler untuk mengontrol refrigeran ketika siklus
kompresi uap sedang berlangsung dan ketika tekanan melebihi nilai yang telah ditentukan.
Balioglu 2013, menyatakan bahwa mesin pengering terdiri dari drum, saluran udara yang terhubung ke drum, evaporator yang terdapat dalam saluran
udara untuk menurunkan kelembaban spesifik udara yang disebut proses kondensasi, kondensor untuk memanaskan udara setelah udara melewati evaporator
dan kompresor yang berguna untuk memompa refrigeran ke kondensor dan evaporator.
32
BAB III METODELOGI PENELITIAN
3.1 Obyek Penelitian
Obyek penelitian adalah mesin pengering handuk hasil buatan sendiri. Ukuran dari lemari pengering 150 cm
× 90 cm × 156 cm dan ukuran dari ruang mesin pengering 176 cm
× 31 cm × 60 cm. Gambar dari skematik alat yang dipergunakan di dalam penelitian disajikan pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1 Skematik dari Obyek Penelitian a
b c
d e
e f
g
h j
i k
l PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI