Bauran Pemasaran TINJAUAN PUSTAKA

2. Barang Shopping Shopping Goods Barang-barang yang dalam proses pemilihan dan pembeliannya dibandingkan oleh konsumen diantara berbagai alternatif yang tersedia. Kriteria perbandingan tersebut meliputi, mutu, harga, model, warna. Barang shopping dapat terdiri atas dua jenis, yaitu: a. Homogeneous shopping goods merupakan barang-barang yang oleh konsumen dianggap serupa dalam hal kualitas tetapi cukup berbeda dalam harga. Dengan demikian berarti konsumen membandingkan harga dari toko satu ke toko lainnya. b. Heterogeneous shopping goods adalah barang-barang yang aspek karakteristiknya atau ciri-cirinya features dianggap lebih penting oleh konsumen daripada aspek harganya. c. Specialty Goods Barang-barang yang memiliki karakteristik dan atau identifikasi merk yang unik dimana sekelompok konsumen bersedia melakukan usaha khusus untuk membelinya. d. Unsought Goods Merupakan barang-barang yang tidak diketahui konsumen ataupun kalau sudah diketahui, tetapi pada umumnya belum terpikirkan untuk membelinya. Ada 2 jenis Unsought goods, yaitu: a. Regularly unsought products adalah barang-barang yang sebetulnya sudah ada dan diketahui oleh konsumen, tetapi tidak terpikirkan untuk membeli. b. New unsought products adalah barang yang benar- benar baru dan sama sekali belum diketahui konsumen. Jenis barang ini merupakan hasil inovasi dan pengembangan produk baru, sehinggga belum banyak konsumen yang mengetahuinya. 3. Barang Industri Menurut Dharmmesta 2007:97 barang industri dapat dibedakan menjadi lima golongan, yaitu: a. Bahan baku Merupakan bahan pokok untuk membuat barang lain. b. Komponen dan barang setengah jadi. Merupakan barang-barang yang sudah masuk dalam proses produksi dan diperlukan untuk melengkapi produk akhir. c. Perlengkapan operasi operating supplies Merupakan barang-barang yang dapat digunakan untuk membantu lancarnya proses produksi maupun kegiatan- kegiatan lain didalam perusahaan. d. Instalasi Merupakan alat produksi utama dalam sebuah pabrik atau perusahaan yang dapat dipakai untuk jangka waktu lama. e. Peralatan ekstra Merupakan alat-alat yang dipakai untuk membantu instalasi, seperti alat angkut dalam pabrik. 4. Kualitas Produk Kualitas produk adalah mencerminkan kemampuan produk untuk menjalankan tugasnya yang mencakup daya tahan, kehandalan atau kemajuan, kekuatan, kemudahan dalam pengemasan dan reparasi produk dan ciri-ciri lainnya Kotler dan Amstrong,2004:196. Suatu produk dikatakan berkualitas jika memenuhi kebutuhan dan keinginan pembeli kualitas ditentukan oleh pelanggan, dan pengalaman mereka terhadap produk atau jasa. Adapun tujuan kualitas produk adalah sebagai berikut Kotler 2002:56 : a. Mengusahakan agar barang hasil produksi dapat mencapai standar yang telah ditetapkan. b. Mengusahakan agar biaya inspeksi dapat menjadi sekecil mungkin. c. Mengusahakan agar biaya desain dari produksi tertentu menjadi sekecil mungkin. d. Mengusahakan agar biaya produksi dapat menjadi serendah mungkin. Dalam mengevaluasi kepuasan konsumen terhadap produk, jasa, atau perusahaan tertentu konsumen umumnya mengacu pada berbagai faktor atau dimensi. Garvin 1998:76 dalam Tjiptono 1997:44 mengungkapkan ada delapan dimensi kualitas produk, yaitu: a. Kinerja performance Kinerja merupakan karakteristik atau fungsi utama suatu produk. Ini manfaat atau khasiat utama produk yang kita beli. Biasanya ini menjadi pertimbangan pertama kita dalam membeli suatu produk. b. Fitur Produk Dimensi fitur merupakan karakteristik atau ciri- ciri tambahan yang melengkapi manfaat dasar suatu produk. Fitur bersifat pilihan atau option bagi konsumen. Kalau manfaat utama sudah standar, fitur sering kali ditambahkan. Idenya, fitur bisa meningkatkan kualitas produk kalau pesaing tidak memiliki. c. Keandalan reliability Dimensi keandalan adalah peluang suatu produk bebas dari kegagalan saat menjalankan fungsinya. d. Kesesuaian dengan spesifikasi conformance to specification Conformance adalah kesesuaian kinerja produk dengan standar yang dinyatakan suatu pro duk. Ini semacam “janji” yang harus dipenuhi oleh produk. Produk yang memiliki kualitas dari dimensi ini berarti sesuai dengan standarnya. e. Daya Tahan durability Daya tahan menunjukan usia produk, yaitu jumlah pemakian suatu produk sebelum produk itu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI digantikan atau rusak. Semakin lama daya tahannya tentu semakin awet, produk yang awet akan dipersepsikan lebih berkualitas dibanding produk yang cepat habis atau cepat diganti. f. Kemampuan diperbaiki serviceability sesuai dengan maknanya, disini kualitas produk ditentukan atas dasar kemampuan diperbaiki: mudah, cepat, dan kompeten. Produk yang mampu diperbaiki tentu kualitasnya lebih tinggi dibandingkan dengan produk yang tidak atau sulit diperbaiki. g. Keindahan aestethic Keindahan menyangkut tampilan produk yang bisa membuat konsumen suka. Ini sering kali dilakukan dalam bentuk desain produk atau 20 kemasannya. Beberapa merek diperbarui “wajahnya” supaya lebih cantik di mata konsumen. h. Kualitas yang dipersepsikan perceived quality Ini menyangkut penilaian konsumen terhadap citra, merek, atau iklan. Produk-produk yang bermerek terkenal biasanya dipersepsikan lebih berkualitas dibanding dengan merek-merek yang tidak didengar. Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa produk diperlukan untuk mempertemukan hasil perusahaan dengan permintaan yang ada agar produk yang diperlukan oleh konsumen memberikan kepuasan pada konsumen dan sekaligus menguntungkan perusahaan. 2. Harga Suatu perusahaan atau organisasi baik yang mengutamakan laba ataupun tidak akan selalu dihadapkan pada penentuan harga produk yang dihasilkan. Dimana sebelumnya perusahaan terlebih dahulu merumuskan mengenai penetapan harga yang ingin dicapai. Harga menurut Kotler dan Amstrong 2004:32 adalah sejumlah uang yang ditukarkan untuk sebuah produk atau jasa. Lebih jauh lagi, harga adalah sejumlah nilai yang konsumen tukarkan untuk sejumlah manfaat dengan memiliki atau menggunakan suatu barang atau jasa. Harga memiliki peranan utama dalam proses pengambilan keputusan para pembeli Tjiptono, 2000:43, yaitu: a. Peranan alokasi harga, yaitu fungsi harga dalam membantu para pembeli untuk memutuskan cara memperoleh manfaat atau utilitas tertinggi yang diharapkan berdasarkan daya belinya. b. Peranan informasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam membidik konsumen mengenai faktor-faktor produk, seperti kualitas. Hal ini terutama bermanfaat dalam situasi dimana pembeli mengalami kesulitan untuk menilai faktor produk atau manfaatnya secara objektif. Persepsi yang sering muncul adalah bahwa harga yang mahal mencerminkan kualitas yang tinggi sehingga konsumen menilai harga yang ditetapkan sesuai dengan kualitas produk maupun jasa yang ditetapkan. Menetapkan harga suatu produk tidaklah semudah yang kita bayangkan, ada beberapa proses yang harus dilakukan dalam penetapan harga suatu produk menurut Tjiptono 1997:65, ada empat jenis tujuan penetapan harga, yaitu: a. Tujuan Berorientasi pada laba Asumsi teori ekonomi klasik menyatakan bahwa setiap perusahaan selalu memilih harga yang dapat menghasilkan laba paling tinggi. Tujuan ini dikenal dengan istilah maksimalisasi laba. b. Tujuan Berorientasi Pada Volume Selain tujuan berorientasi pada laba, ada pula perusahaan yang menentapkan harganya berdasarkan tujuan yang berorientasi pada volume tertentu atau yang biasa dikenal dengan istilah volume pricing objectives. c. Tujuan Berorientasi Pada Citra Citra suatu perusahaan dapat dibentuk melalui strategi penetapan harga. Perusahaan dapat menetapkan harga tinggi untuk membentuk atau mempertahankan citra prestisius.Sementara itu harga rendah dapat digunakan untuk membentuk nilai tertentu, misalnya dengan memberikan jaminan bahwa harganya merupakan harga yang terendah di suatu wilayah tertentu. d. Tujuan Stabilisasi Harga Dalam pasar yang konsumennya sangat sensitif terhadap harga, bila suatuperusahaan menurunkan harganya, maka para pesaingnya harus menurunkan pula harga mereka. Kondisi seperti ini yang mendasari terbentuknya tujuan stabilisasi harga dalam industri-industri tertentu yang produknya terstandardisasi. Tujuan stabilisasi ini dilakukan dengan jalan menetapkan harga untuk hubungan yang stabil antara harga suatu perusahaan dan harga pemimpin industri. Sedangkan menurut Dharmmesta 2007:65 ada empat tujuan dalam penetapan harga: a. Mendapatkan laba maksimum Harga ditentukan oleh penjual dan pembeli. Makin besar daya beli konsumen, semakin besar pula kemungkinan bagi si penjual untuk menetapkan tingkat harga yang lebih tinggi. Dengan demikian penjual mempunyai harapan untuk mendapatkan keuntungan maksimum sesuai dengan kondisi yang ada. b. Mendapatkan pengembalian investasi yang ditargetkan atau pengembalian pada penjualan bersih. Dana yang dipakai untuk mengembalikan investasi hanya bisa diambilkan dari laba perusahaan, dan laba hanya bisa diperoleh bilamana harga jauh lebih besar dari jumlah biaya yang dikeluarkan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI c. Mencegah atau mengurangi persaingan. Tujuan mencegah atau mengurangi persaingan dapat dilakukan melalui kebijaksanaan harga. Hal ini dapat diketahui bilamana penjual menawarkan barang dengan harga yang yang sama. d. Mempertahankan atau memperbaiki market share memperbaiki market share hanya mungkin dilaksanakan bilamana kemampuan dan kapasitas produksi perusahaan masih cukup longgar, disamping juga kemampuan dalam bidang lain seperti bidang pemasaran, keuangan, dan sebagainya. Harga adalah jumlah uang ditambah beberapa produk kalau mungkin yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanan Dharmmesta, 2007:76. Harga adalah sejumlah nilai yang konsumen tukarkan untuk sejumlah manfaat dengan memiliki atau menggunakan suatu barang atau jasa. Harga merupakan hal yang diperhatikan konsumen saat melakukan pembelian. Sebagian konsumen bahkan mengidentifikasikan harga dengan nilai. Bila suatu produk mengharuskan konsumen mengeluarkan biaya yang lebih besar dibanding manfaat yang diterima, maka yang terjadi adalah bahwa produk tersebut memiliki nilai negatif. Konsumen mungkin akan menganggap sebagai nilai yang buruk dan kemudian akan mengurangi konsumsi terhadap produk tersebut. Bila manfaat yang diterima lebih besar, maka yang terjadi adalah produk tersebut PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI memiliki nilai positif. Dari definisi tersebut, dapat kita ketahui bahwa harga yang dibayar oleh pembeli itu sudah termasuk pelayanan yang diberikan oleh penjual, bahkan penjual juga menginginkan sejumlah keuntungan dari harga tersebut. 3. Promosi Promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran Dharmmesta,2007:87. Sedangkan menurut Tjiptono,1997:90 Promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran. Komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi membujuk, dan atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan. Promosi mix adalah kombinasi strategi yang paling baik dari variabel periklanan, personal selling, dan alat promosi yang lain, yang semuanya direncanakan untuk mencapai tujuan program penjualan Stanton dalam Dharmmesta,2007:76. Meskipun secara umum bentuk-bentuk promosi memiliki fungsi yang sama, tetapi bentuk-bentuk tersebut dapat dibedakan berdasarkan tugas-tugas khususnya. Tugas khusus itu sering disebut bauran promosi. Macam-macam bauran promosi, yaitu: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI a. Iklan Iklan merupakan salah satu bentuk promosi yang paling banyak digunakan perusahaan dalam mempromosikan produknya. Iklan adalah bentuk komunikasi tidak langsung, yang didasari pada informasi tentang keunggulan atau keuntungan suatu produk, yang disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa menyenangkan yang akan mengubah pikiran seseorang untuk melakukan pembelian. AMA American Marketing Association mendefinisikan iklan sebagai semua bentuk bayaran untuk mempresentasikan dan mempromosikan ide, barang atau jasa non personal oleh sponsor yang jelas. Iklan memiliki empat fungsi utama, yaitu menginformasikan khalayak mengenai seluk beluk produk informative, mempengaruhi khalayak untuk membeli persuading, menyegarkan informasi yang telah diterima khalayak remin-ding, serta menciptakan suasana yang menyenangkan sewaktu khalayak menerima dan mencerna informasi entertaiment. Suatu iklan memiliki sifat-sifat Tjiptono,1997:78 sebagai berikut: 1. Public Presentation Iklan memungkinkan setiap orang menerima pesan yang sama tentang produk yang diiklankan. 2. Pervansiveness PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Pesan iklan yang sama dapat diulang-ulang untuk menetapkan penerimaan informasi. 3. Amplified Expressiveness Iklan mampu mendramatisasi perusahaan dan produknya melalui gambar dan suara untuk menggugah dan mempengaruhi khalayak. 4. Impersonally Iklan tidak bersifat memaksa khalayak untuk memperhatikan dan menanggapinya, karena merupakan komunikasi yang monolog satu arah. b. Promosi Penjualan Bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk dengan segera danatau meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan Tjiptono,1997:76. Promosi penjualan yang dilakukan oleh penjual dapat dikelompokkan berdasarkan tujuan yang ingin dicapai. Pengelompokan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Customer promotion Promosi penjualan yang bertujuan untuk merangsang mendorong pelanggan untuk membeli. 2. Trade promotion Promosi penjualan yang bertujuan untuk merangsang mendorong pedagang grosir, pengecer, eksportir, dan importir untuk memperdagangkan barang atau jasa dari sponsor. 3. Sales-Force promotion Promosi penjualan yang bertujuan untuk memotivasi armada penjual. 4. Bussiness promotion Promosi penjualan yang bertujuan untuk memperoleh pelanggan baru, mempertahankan kontak hubungan dengan pelanggan, memperkenalkan produk baru, menjual lebih banyak kepada pelanggan lama, dan membidik pelanggan. 4.Saluran Distribusi Saluran distibusi untuk suatu barang adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan barang tersebut dari produsen sampai ke konsumen atau pemakai industri Dharmmesta,2007:88. Saluran distribusi merupakan suatu struktur yang menggambarkan alternatif saluran yang dipilih, dan menggambarkan situasi pemasaran yang berbeda oleh berbagai macam perusahaan atau lembaga usaha produsen, pedagang besar, dan pengecer. Hal ini dapat dipertimbangkan sebagai fungsi yang harus dilakukan untuk memasarkan produk secara efektif. Menurut Tjiptono 1997:87 Saluran distribusi adalah kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI jasa dari produsen kepada konsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan jenis, jumlah, harga, tempat, dan saat dibutuhkan. Dengan kata lain, proses distribusi merupakan aktifitas yang mampu menciptakan nilai tambah produk melalui fungsi-fungsi pemasaran yang dapat merealisasikan kegunaan, tempat, waktu, kepemilikan dan memperlancar arus saluran pemasaran, yaitu aliran kegiatan yang terjadi diantara lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat didalam proses pemasaran. Distribusi barang dapat dibedakan antara saluran untuk memindahkan hak kepemilikan barang dan saluran untuk memindahkan barang secara fisik. Distribusi fisik adalah segala kegiatan untuk memindahkan barang dalam kuantitas tertentu, ke suatu tempat tertentu, dan dalam jangka waktu tertentu. Perpindahan fisik ini dapat berupa perpindahan barang jadi dari jalur produksi ke konsumen akhir dan perpindahan bahan mentah dari sumber ke jalur produksi. Fungsi dalam distribusi fisik Tjiptono,1997:87 meliputi: a. Transportation, yaitu memilih cara yang tepat untuk memindahkan barang ke tempat yang jauh jaraknya. b. Storage dan warehousing, yaitu menyimpang barang untuk sementara, menunggu untuk dijual atau dikirim lebih lanjut. c. Inventory central, yaitu pemilihan alternatif apakah penyimpanan harus dilakukan terpusat atau tersebar. d. Material handling, yaitu pemilihan alat yang tepat untuk memindahkan barang ke tempat yang dekat. e. Border processing, yaitu kegiatan-kegiatan seperti penentuan syarat-syarat pengiriman, mempersiapkan dokumen, dan lain-lain. f. Protective packaging, yaitu penentuan wadah barang agar terhindar dari berbagai kerugian yang timbul selama pengiriman. 5. Keputusan Pembelian Keputusan pembelian adalah tahap dalam proses pengambilan keputusanpembeli dimana konsumen benar-benar akan membeli. Kotler dan Amstrong 2001:78. Pengambilan keputusan konsumen pada dasarnya merupakan prosespemecahan masalah-masalah. Kebanyakan konsumen, baik konsumen individumaupun pembeli organisasi melalui proses mental yang hampir sama dalammemutuskan produk dan merek apa yang akan dibeli. Proses keputusan pembelian Para pemasar harus melihat lebih jauh bermacam-macam faktor yang mempengaruhi para pembeli dan mengembangkan pemahaman mengenai cara konsumen melakukan keputusan pembelian. 1. Peran pembelian Kita dapat membedakan lima peran yang dimainkan orang dalam keputusan pembelian: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI a. Pencetus : orang yang pertama kali mengusulkan gagasan untuk membeli produk atau jasa. b. Pemberi pengaruh : orang yang pandangan atau sarannya mempengaruhi keputusan. c. Pengambil keputusan : orang yang mengambil keputusan mengenai setiap komponen keputusan pembelian apakah membeli atau tidak membeli. d. Pembeli : orang yang melakukan pembelian yang sesungguhnya. e. Pemakai : seseorang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk atau jasa tertentu. 2. Perilaku pembelian Ada empat jenis perilaku pembelian konsumen berdasarkan tingkat keterlibatan pembeli dan tingkat perbedaan antar merek : a. Perilaku pembelian yang rumit. Perilaku pembelian yang rumit terdiri dari proses tiga langkah. 1. Pertama, pembeli mengembangkan keyakinan tentang produk tertentu. 2. Kedua, ia membangun sikap tentang produk tersebut. 3. Ketiga, ia membuat pilihan pembelian yang cermat. b. Perilaku pembelian pengurangan ketidaknyamanan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Kadang-kadang konsumen sangat terlibat dalam pembelian namun melihat sedikit perbedaan antaramerek. c. Perilaku pembelian karena kebiasaan. Banyak produk dibeli pada kondisi rendahnya keterlibatan konsumen dan tidak adanya perbedaan antarmerek yang signifikan. d. Perilaku pembelian yang mencari variasi. Beberapa situasi pembelian ditandai oelh keterlibatan konsumen yang rendah tetapi perbedaan antarmerek signifikan. 3. Jenis-jenis keputusan pembelian konsumen Proses pengambilan keputusan yang digunakan konsumen ketika melakukan pembelian bervariasi. Dan hal itu dikelompokkan menjadi empat kategori menurut 1 apakah konsumen memiliki tingkat keterlibatan produk yang tinggi atau rendah dan 2 apakah konsumen terlibat dalam pencarian informasi dan evaluasi merek alternatif secara mendalam atau melakukan pengambilan keputusan secara rutin. 4. Proses pengambilan keputusan konsumen Menurut Kotler dan Keller, 2008:98. Ketika membeli produk, secara umum konsumen mengikuti proses pembelian konsumen seperti 1 pengenalan masalah, 2 pencarian informasi, 3 evaluasi alternatif, 4 keputusan pembelian, dan 5 perilaku pasca pembelian. Lima tahapan ini mewakili proses secara umum yang menggerakkan konsumen dari pengenalan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI produk atau jasa ke evaluasi pembelian. Proses ini adalah petunjuk untuk mempelajari bagaimana konsumen membuat suatu keputusan. Gambar II.1 Model lima tahap proses pembelian konsumen 1. Pengenalan Masalah Proses pembelian dimulai ketika pembeli menyadari suatu masalah atau kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal atau eksternal. Dengan rangsangan internal, salah satu dari kebutuhan normal seseorang-rasa lapar, haus, seks-naik ke tingkat maksimum dan Pengenalan masalah Pencarian Informasi Evaluasi alternative Keputusan pembelian Perilaku pasca pembelian menjadi dorongan; atau kebutuhan bisa timbul akibat rangsangan eksternal. 2. Pencarian Informasi Sumber informasi utama dimana konsumen dibagi menjadi empat kelompok: a. Pribadi. Keluarga, teman, tetangga, rekan. Perilaku pasca pembelian Keputusan pembelian Evaluasi Alternatif Pencarian informasi Pengenalan masalah b. Komersial. Iklan, situs web, wiraniaga, penyalur, kemasan, tampilan. c. Publik. Media masa, organisasi pemeringkat konsumen. d. Eksperimental. Penangan, pemeriksaan, penggunaan produk. 3. Evaluasi Alternatif Setelah mendapatkan informasi dan merancang sejumlah pertimbangan dari produk alternatif yang tersedia, konsumen siap untuk membuat suatu keputusan. Konsumen akan menggunakan informasi yang tersimpan di dalam ingatan, ditambah dengan informasi yang diperoleh dari luar untuk membangun suatu citra tertentu. 4. Keputusan pembelian Dalam tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi antar merek dalam kumpulan pilihan. Dalam melaksanakan maksud pembelian,konsumen dapat membentuk lima sub keputusan: merek merek A, penyalur penyalur 2, kuantitas satu komputer, waktu akhir minggu, dan metode pembayaran kartu kredit. 5. Perilaku pascapembelian Setelah pembelian, konsumen mungkin mengalami konflik dikarenakan melihat fitur mengkhawatirkan tertentu atau mendengar hal-hal menyenangkan tentang merek lain dan waspada terhadap informasi yang mendukung keputusannya. Kepuasan pascapembelian kepuasan merupakan fungsi kedekatan antara harapan dan kinerja anggapan produk. Jika kinerja tidak memenuhi harapan, konsumen kecewa; jika memenuhi harapan konsumen puas; jika melebihi harapan, konsumen sangat puas. Tindakan pascapembelian jika konsumen puas, mungkin ingin membeli produk itu kembali. Pelanggan yang puas juga cenderung mengatakan hal-hal baik tentang merek kepada orang lain.

C. Penelitian Sebelumnya

Dari penelitian-penelitian sebelumnya sudah ada yang membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan keputusan pembelian adalah: 1. Alasan-alasan Pembelian produk Fashion Secara Online oleh Monika Ike Dwi Fatmawati 2010. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui alasan-alasan konsumen dalam melakukan pembelian produk secara online. Penelitian ini merupakan survey yang lokasi penelitiannya diadakan di Universitas Sanata Dharma Kampus I Mrican. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisoner. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Sanata Dharma yang melakukan pembelian produk fashion secara online. Sampel yang diteliti sebanyak 100 orang dan teknik sampling yang digunakan adalah Accidental sampling. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1 Analisis Presentase untuk mengetahui identitas responden, 2 Analisis Cochran Q-Test untuk mengetahui alasan-alasan konsumen melakukan pembelian produk fashion secara online. Dari analisis Cochran Q-Test menunjukkan bahwa alasan desain situs yang menarik, kemudahan mengakses, kemudahan transaksi, harga terjangkau, praktis, kualitas produk bagus,dan jenis barang yang beragam mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap alasan konsumen melakukan pembelian produk fashion secara online. Peneliti menyarankan bagi peneliti selanjutnya sebaiknya mencari atau meneliti alternatif alasan lain. 2. Alasan-alasan konsumen berkunjung ke Taman Pintar, Jalan Panembahan Senopati No: 1-3 Yogyakarta. Oleh Filiani Ayu Setyo Kusuma Zai 2011, jenis penelitian ini adalah studi kasus dengan jumlah sampel penelitian sebanyak 100 orang responden yang dibagi sama rata untuk mengetahui pengunjung Taman Pintar . Teknik yang digunakan adalah 1 analisis presentase untuk mengetahui karakteristik konsumen, 20 Analisis Cochran Q-Test menunjukkan bahwa dari sembilan alasan, hanya ada lima alasan konsumen berkunjung ke Taman Pintar Yogyakarta yaitu rekreasi, tersedianya wahana bermain edukatif, tersedianya wahana permainan yang bervariasi, untuk menambah pengetahuan dan lokasi strategis. Namun dalam penelitian ini, penulis memiliki keterbatasan dalam hal waktu dan pengetahuan. Penulis juga tidak dapat memastikan kebenaran data yang diperoleh dari responden karena data diperoleh dengan membagikan kuisoner kepada responden sehingga kemungkinan dalam memberikan jawaban kurang maksimun karena ketidaksungguhan responden dalam mengisi kuisoner. Dalam penelitian ini juga diketahui bahwa variabel rekreasi, tersedianya wahana bermain edukatif, tersedianya wahana permainan yang bervariasi, untuk menambah pengetahuan dan lokasi strategis menjadi alasan konsumen berkunjung ke Taman Pintar Yogyakarta.

D. Kerangka Pemikiran Teoritis

Untuk mempermudah dalam memahami penelitian ini, maka dapat digambarkan dalam sebuah bagan sebagai berikut: Gambar II.2: Kerangka Konsep Penelitian X1 X2 X3 X4 X5 X6 Xn FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MAHASISWA DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN Dari kerangka konseptual di atas dapat dijelaskan bahwa faktor yang mempengaruhi Mahasiswa Universitas Sanata Dharma kampus 1 Mrican dalam membeli handphone Samsung Galaxy series, antara lain: X1 : Desain yang menarik X2 : Fiturnya lengkap X3 : Sistem operasi sudah Android terbaru X4 : Ukuran layarbesar X5 : Mudah dalam pengoperasiannya X6 : Kualitas produk bagus X7 : Harga terjangkau X8 : Biaya servis murah X9 : Harga sesuai kualitas dan fiturnya X10 : Produk mudah didapat X11 : Informasi mudah diperoleh tentang produk X12 : Aksesoris bermacam dan banyak dijual X13 : Adanya jaminan garansi yang sesuai X14 : Gerai mudah ditemui X15 : Mengikuti perkembangan mode PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI X16 : Kebutuhan dalam berkomunikasi X17 : Iklan menarik X18 : Pengaruh lingkungan X19 : Keinginan pribadi

E. Hipotesis

Berdasarkan uraian pada landasan teori diatas, maka dapat dikemukakan hipotesis penelitian ini sebagai berikut: :Desain yang menarik, fitur lengkap, sistem operasi sudah terbaru Android, ukuran layar, mudah dalam pengoperasiannya, kualitas produk bagus, harga terjangkau, biaya servis murah, harga sesuai kualitas dan fiturnya, produk mudah didapat, informasi tentang produk mudah diperoleh, aksesoris bermacam dan banyak dijual, adanya jaminan garansi yang sesuai, gerai mudah ditemui, mengikuti perkembangan mode, kebutuhan dalam berkomunikasi, iklan menarik, pengaruh lingkungan dan keinginan pribadi menjadi alasan konsumen membeli handphone Samsung Galaxy series. 42

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang akan di lakukan adalah studi kasus. Studi kasus adalah salah satu penelitian yang terinci mengenai suatu obyek tertentu selama kurun waktu tertentu dan kesimpulan yang di ambil hanya berlaku pada yang di teliti. Studi kasus merupakan penelitian yang di lakukan secara intensif, terperinci dan mendalam terhadap gejala tertentu. Kesimpulan dari penelitian hanya berlaku pada kasus yang bersangkutan dan tidak bisa digeneralisasikan pada kasus yang lain.

B. Subyek dan Obyek Penelitian

1. Subyek penelitian Subyek yang di maksud adalah responden yang akan di tanyai untuk memperoleh informasi. Subyek penelitian ini adalah Mahasiswa Universitas Sanata Dharma, Kampus I Mrican yang pernah membeli handphone Samsung Galaxy series. 2. Obyek Penelitian Obyek penelitian ini adalah variabel yang akan diteliti atau sesuatu yang bisa diukur. Meliputi faktor-faktor yang di teliti yaitu faktor- faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian handphone Samsung Galaxy series:

Dokumen yang terkait

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen Ponsel Merek Samsung (Studi Kasus Pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta).

0 3 14

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen Ponsel Merek Samsung (Studi Kasus Pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta).

0 5 14

PENDAHULUAN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen Ponsel Merek Samsung (Studi Kasus Pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta).

0 2 7

Analisis kepuasan mahasiswa terhadap pelayanan Perpustakaan Universitas Sanata Dharma : studi pada mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pemakai jasa Perpustakaan Kampus I Mrican.

0 1 126

Faktor - faktor yang mempengaruhi minat beli handphone Android : studi kasus pada mahasiswa Univesitas Sanata Dharma, Kampus I Mrican Yogyakarta.

0 0 141

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian facial foam merek Nivea : studi kasus pada mahasiswa Universitas Sanata Dharma Mrican Yogyakarta.

0 0 140

Persepsi konsumen terhadap atribut produk Teh Sosro : studi kasus pada mahasiswa Universitas Sanata Dharma Kampus I Mrican.

0 0 129

Faktor faktor yang mempengaruhi minat beli handphone Android studi kasus pada mahasiswa Univesitas Sanata Dharma, Kampus I Mrican Yogyakarta

0 0 139

Analisis faktor faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian facial foam merek Nivea studi kasus pada mahasiswa Universitas Sanata Dharma Mrican Yogyakarta

1 9 138

Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen terhadap produk mi instan merek Indomie : studi kasus pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository

0 0 122