Pembahasan DISKRIPSI DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

99 99 Keterangan : Trend S11

C. Pembahasan

1. Protection Perlindungan P a. Rasio Tunggakkan Pinjaman 12 bulan P1. Dari analisis data Credit Union “Banuri Harapan Kita” pada tahun 2003 menunjukan kinerja keuangan yang tidak ideal. Kinerja di katakan tidak ideal, karena dana cadangan resiko credit union tidak mampu menutup kerugian dari resiko tunggakkan pinjaman 12 bulan. Dari analisis data yang dilakukan, Credit Union “Banuri Harapan Kita” tidak mampu memenuhi persentase dana cadangan resiko dari target ideal PEARLS menurut standar internasional yaitu 100. Hal ini ditunjukkan dengan rasio selama tahun 2003 sebesar 0 . Hal ini berarti tidak terdapat dana cadangan resiko yang dapat digunakan untuk menutup tunggakkan pinjaman 12 bulan sebesar Rp. 1,00. Ketidakadanya dana cadangan resiko ini disebabkan kerena credit union tidak menyisihkan dana dari SHU yang diperoleh untuk membentuk dana cadangan resiko. Dari persamaan trend yang tetap dan nilai b sebesar 0 maka dapat diketahui dana cadangan resiko untuk menutupi tunggakkan pinjaman 12 bulan credit union tetap. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100 100 Dari analisis data Credit Union “Banuri Harapan Kita” pada tahun 2004 menunjukkan kinerja keuangan yang tidak ideal. Kinerja di katakan tidak ideal, karena dana cadangan resiko credit union tidak mampu menutup kerugian dari resiko tunggakkan pinjaman 12 bulan. Dari analisis data yang dilakukan, Credit Union “Banuri Harapan Kita” tidak mampu memenuhi persentase dana cadangan resiko dari target ideal PEARLS menurut standar internasional yaitu 100. Hal ini ditunjukkan dengan rasio selama tahun 2004 sebesar 0 , Hal ini berarti tidak terdapat dana cadangan resiko yang dapat digunakan untuk menutup tunggakkan pinjaman 12 bulan sebesar Rp. 1,00. Ketidakadanya dana cadangan resiko ini disebabkan kerena credit union tidak menyisihkan dana dari SHU yang diperoleh untuk membentuk dana cadangan resiko. Dari persamaan trend yang tetap dan nilai b sebesar 0 maka dapat diketahui dana cadangan resiko untuk menutupi tunggakkan pinjaman 12 bulan credit union tetap. Dari analisis data Credit Union “Banuri Harapan Kita” pada tahun 2005 menunjukkan kinerja keuangan yang tidak ideal. Kinerja di katakan tidak ideal, karena dana cadangan resiko credit union tidak mampu menutup kerugian dari resiko tunggakkan pinjaman 12 bulan. Dari analisis data yang dilakukan, Credit Union “Banuri Harapan Kita” tidak mampu memenuhi persentase dana cadangan resiko dari target ideal PEARLS menurut standar internasional yaitu 100. Hal ini ditunjukkan dengan rasio selama tahun 2005 sebesar 0 . Hal ini berarti tidak terdapat 101 101 dana cadangan resiko yang dapat digunakan untuk menutup tunggakkan pinjaman 12 bulan sebesar Rp. 1,00. Ketidakadanya dana cadangan resiko ini disebabkan kerena credit union tidak menyisihkan dana dari SHU yang di peroleh untuk membentuk dana cadangan resiko. Dari persamaan trend yang tetap dan nilai b sebesar 0 maka dapat diketahui dana cadangan resiko untuk menutupi tunggakkan pinjaman 12 bulan credit union tetap. b. Rasio Tunggakkan Pinjaman 12 bulan P2. Dari analisis data Credit Union “Banuri Harapan Kita” pada tahun 2003 menunjukkan kinerja keuangan yang tidak ideal. Kinerja di katakan tidak ideal, karena dana cadangan resiko credit union tidak mampu menutup kerugian dari resiko tunggakkan pinjaman 12 bulan. Dari analisis data yang dilakukan, Credit Union “Banuri Harapan Kita” tidak mampu memenuhi persentase dana cadangan resiko dari target ideal PEARLS menurut standar internasional yaitu 100. Hal ini ditunjukkan dengan rasio selama tahun 2003, sebesar 0. Hal ini berarti tidak terdapat dana cadangan resiko yang dapat digunakan untuk menutup tunggakkan pinjaman 12 bulan sebesar Rp. 1,00. Ketidakadanya dana cadangan resiko ini disebabkan kerena credit union tidak menyisihkan dana dari SHU yang diperoleh untuk membentuk dana cadangan resiko. Dari persamaan trend yang tetap dan nilai b sebesar 0 maka dapat diketahui bahwa dana cadangan resiko untuk menutupi tunggakkan pinjaman 12 bulan credit union tetap. 102 102 Dari analisis data Credit Union “Banuri Harapan Kita” pada tahun 2004 menunjukkan kinerja keuangan yang tidak ideal. Kinerja di katakan tidak ideal, karena dana cadangan resiko credit union tidak mampu menutup kerugian dari resiko tunggakkan pinjaman 12 bulan. Dari analisis data yang dilakukan, Credit Union “Banuri Harapan Kita” tidak mampu memenuhi persentase dana cadangan resiko dari target ideal PEARLS menurut standar internasional yaitu 100. Hal ini ditunjukkan dengan rasio selama tahun 2004, sebesar 0. Hal ini berarti tidak terdapat dana cadangan resiko yang dapat digunakan untuk menutup tunggakkan pinjaman 12 bulan sebesar Rp. 1,00. Ketidakadanya dana cadangan resiko ini disebabkan kerena credit union tidak menyisihkan dana dari SHU yang diperoleh untuk membentuk dana cadangan resiko. Dari persamaan trend yang tetap dan nilai b sebesar 0 maka dapat diketahui bahwa dana cadangan resiko untuk menutupi tunggakkan pinjaman 12 bulan credit union tetap. Dari analisis data Credit Union “Banuri Harapan Kita” pada tahun 2005 menunjukkan kinerja keuangan yang tidak ideal. Kinerja di katakan tidak ideal, karena dana cadangan resiko credit union tidak mampu menutup kerugian dari resiko tunggakkan pinjaman 12 bulan. Dari analisis data yang dilakukan, Credit Union “Banuri Harapan Kita” tidak mampu memenuhi persentase dana cadangan resiko dari target ideal PEARLS menurut standar internasional yaitu 100. Hal ini ditunjukkan dengan rasio selama tahun 2005, sebesar 0. Hal ini berarti tidak terdapat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103 103 dana cadangan resiko yang dapat digunakan untuk menutup tunggakan pinjaman 12 bulan sebesar Rp. 1,00. Ketidakadanya dana cadangan resiko ini disebabkan kerena credit union tidak menyisihkan dana dari SHU yang diperoleh untuk membentuk dana cadangan resiko. Dari persamaan trend yang tetap dan nilai b sebesar 0 maka dapat diketahui bahwa dana cadangan resiko untuk menutupi tunggakkan pinjaman 12 bulan credit union tetap.

2. Effective Financial Structure Struktur Keuangan yang Efektif E

a. Rasio Piutang Beredar E1. Dari analisis data Credit Union “Banuri Harapan Kita” pada tahun 2003 menunjukkan kinerja keuangan yang tidak ideal. Kinerja dikatakan tidak ideal, karena persentase yang dihasilkan tidak sesuai dengan standar sistem PEARLS. Hal ini ditunjukkan dengan rasio tahun 2003 sebesar 84,44. Hal ini berarti 84,44 dari total aset yang ada merupakan piutang beredar. Persentase piutang yang beredar pada tahun 2003 disebabkan pemberian pinjaman oleh credit union kepada anggota berjumlah sebesar Rp 514.827.725 tidak diimbangi dengan jumlah aktiva yang hanya sebesar Rp 609.654.082. Sistem PEARLS merekomendasikan agar total aset diperoleh dari piutang yang beredar sebesar 70-80, karena investasi dalam bentuk piutang beredar merupakan aset credit union yang paling menguntungkan. Dari persamaan trend yang cenderung menurun dan nilai b sebesar negatif 0,03 maka dapat diketahui bahwa credit union dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104 104 menginvestasikan total aset di dalam piutang beredar cenderung menurun dari tahun ke tahun. Dari analisis data Credit Union “Banuri Harapan Kita” pada tahun 2004 menunjukkan kinerja yang ideal. Kinerja dikatakan ideal, karena persentase yang dihasilkan sesuai dengan standar sistem PEARLS. Hal ini ditunjukkan dengan rasio pada tahun 2004 sebesar 79,34. Hal ini berarti bahwa 79,34 dari total aset yang ada merupakan pinjaman beredar. Pada tahun 2004 persentase piutang yang beredar turun menjadi 79,34 dibandingkan pada tahun 2003. Hal ini disebabkan karena pemberian pinjaman oleh credit union kepada anggota berjumlah sebesar Rp 1.154.531.600 diimbangi dengan jumlah aktiva sebesar Rp 1.455.162.508. Sistem PEARLS merekomendasikan agar total aset di peroleh dari piutang yang beredar sebesar 70-80, karena investasi dalam bentuk piutang beredar merupakan aset credit union yang paling menguntungkan. Dari persamaan trend yang cenderung menurun dan nilai b sebesar negatif 0,03 maka dapat diketahui bahwa credit union dalam menginvestasikan total aset didalam piutang beredar cenderung menurun dari tahun ke tahun. Dari analisis data Credit Union “Banuri Harapan Kita” pada tahun 2005 menunjukkan kinerja keuangan yang tidak ideal. Kinerja dikatakan tidak ideal, karena persentase yang dihasilkan tidak sesuai dengan standar sistem PEARLS. Hal ini ditunjukkan dengan rasio tahun 2005 sebesar 84,38. Hal ini berarti bahwa 84,38 dari total aset yang ada merupakan piutang beredar. Naiknya persentase piutang yang beredar pada tahun 105 105 2005 dibandingkan dari tahun 2004 disebabkan pemberian pinjaman oleh credit union kepada anggota berjumlah sebesar Rp 5.497.882.175 tidak diimbangi dengan jumlah aktiva yang hanya sebesar Rp 6.515.219.874. Sistem PEARLS merekomendasikan agar total aset diperoleh dari piutang yang beredar sebesar 70-80, karena investasi dalam bentuk piutang beredar merupakan aset credit union yang paling menguntungkan. Dari persamaan trend yang cenderung menurun dan nilai b sebesar negatif 0,03 maka dapat diketahui bahwa credit union dalam menginvestasikan total aset didalam piutang beredar cenderung menurun dari tahun ke tahun. b. Rasio Investasi Likuid E2. Dari hasil analisis data Credit Union “Banuri Harapan Kita” pada tahun 2003 menunjukkan kinerja yang ideal. Kinerja dikatakan ideal, karena persentase yang dihasilkan sesuai dengan standar sistem PEARLS. Hal ini ditunjukkan dengan rasio pada tahun 2003 sebesar 1,78. Hal ini berarti bahwa 1,78 dari seluruh total aset merupakan investasi likuid. Pada tahun 2003 persentase investasi likuid ini disebabkan oleh investasi yang dilakukan oleh credit union sejumlah Rp 10.862.082 dan jumlah aktiva yang dimiliki sebesar Rp 609.654.082. Credit Union “Banuri Harapan Kita” harus menjaga agar persentase ini tidak melebihi 20. Likuiditas yang berlebihan tidak diharapkan, karena pendapatan dari investasi likuid seperti bunga simpanan di Bank relatif kecil jika dibandingkan dengan pendapatan dari piutang. Dari persamaan trend yang cenderung meningkat dan nilai b sebesar positif 0,35 maka dapat diketahui PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106 106 bahwa investasi likuiditas credit union cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Dari hasil analisis data Credit Union “Banuri Harapan Kita” pada tahun 2004 menunjukkan kinerja yang ideal. Kinerja dikatakan ideal, karena persentase yang dihasilkan sesuai dengan standar sistem PEARLS. Hal ini ditunjukkan dengan rasio pada tahun 2004 sebesar 2,85. Hal ini berarti bahwa 2,85 dari seluruh total aset merupakan investasi likuid. Pada tahun 2004 naiknya persentase investasi likuid dibandingkan pada tahun 2003 ini disebabkan oleh investasi yang dilakukan oleh credit union sejumlah Rp 41.516.883 dan jumlah aktiva yang dimiliki sebesar Rp 1.455.162.508. Credit Union “Banuri Harapan Kita” harus menjaga agar persentase ini tidak melebihi 20. Likuiditas yang berlebihan tidak diharapkan, karena pendapatan dari investasi likuid seperti bunga simpanan di Bank relatif kecil jika dibandingkan dengan pendapatan dari piutang. Dari persamaan trend yang cenderung meningkat dan nilai b sebesar positif 0,35 maka dapat diketahui bahwa investasi likuiditas credit union cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Dari hasil analisis data Credit Union “Banuri Harapan Kita” pada tahun 2005 menunjukkan kinerja yang ideal. Kinerja dikatakan ideal, karena persentase yang dihasilkan sesuai dengan standar sistem PEARLS. Hal ini ditunjukan dengan rasio pada tahun 2005 sebesar 2,49. Hal ini berarti bahwa 2,49 dari seluruh total aset merupakan investasi likuid. Pada tahun 2005 turunnya persentase investasi likuid dibandingkan pada PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 107 107 tahun 2004 disebabkan oleh investasi yang dilakukan oleh credit union sejumlah Rp 162.820.849 dan jumlah aktiva yang dimiliki sebesar Rp 6.515.219.874. Credit Union “Banuri Harapan Kita” harus menjaga agar persentase ini tidak melebihi 20. Likuiditas yang berlebihan tidak diharapkan, karena pendapatan dari investasi likuid seperti bunga simpanan di Bank relatif kecil jika dibandingkan dengan pendapatan dari piutang. Dari persamaan trend yang cenderung meningkat dan nilai b sebesar positif 0,35 maka dapat diketahui bahwa investasi credit union cenderung meningkat dari tahun ke tahun. c. Rasio Investasi Finansial E3. Dari hasil analisis data Credit Union “Banuri Harapan Kita” pada tahun 2003 menunjukkan kinerja yang ideal. Kinerja dikatakan ideal, karena persentase yang dihasilkan sesuai dengan standar sistem PEARLS. Hal ini ditunjukkan dengan rasio selama tahun 2003 sebesar 8,06. Hal ini berarti bahwa 8,06 dari seluruh total aset merupakan investasi finansial. Pada tahun 2003 persentase investasi finansial ini disebabkan oleh investasi finansial yang dilakukan oleh credit union sejumlah Rp 49.170.975 dan jumlah aktiva yang dimiliki sebesar Rp 609.654.028. Dari persamaan trend yang cenderung menurun dan nilai b sebesar negatif 2,6 maka dapat diketahui bahwa investasi finansial credit union cenderung menurun dari tahun ke tahun. Dari hasil analisis data Credit Union “Banuri Harapan Kita” pada tahun 2004 menunjukkan kinerja yang ideal. Kinerja dikatakan ideal, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108 108 karena persentase yang dihasilkan sesuai dengan standar sistem PEARLS. Hal ini ditunjukkan dengan rasio selama tahun 2004 sebesar 4,27. Hal ini berarti bahwa 4,27 dari seluruh total aset merupakan investasi finansial. Pada tahun 2004 turunnya persentase investasi likuid dibandingkan pada tahun 2003 disebabkan oleh investasi finansial yang dilakukan oleh credit union sejumlah Rp 62.170.975 dan jumlah aktiva yang dimiliki sebesar Rp 1.455.162.508. Dari persamaan trend yang cenderung menurun dan nilai b sebesar negatif 2,6 maka dapat diketahui bahwa investasi finansial credit union cenderung menurun dari tahun ke tahun. Dari hasil analisis data Credit Union “Banuri Harapan Kita” pada tahun 2005 menunjukkan kinerja yang ideal. Kinerja dikatakan ideal, karena persentase yang dihasilkan sesuai dengan standar sistem PEARLS. Hal ini di tunjukkan dengan rasio selama tahun 2005 sebesar 2,86. Hal ini berarti bahwa 2,86 dari seluruh total aset merupakan investasi finansial. Pada tahun 2005 turunnya persentase investasi likuid dibandingkan pada tahun 2004 disebabkan oleh investasi finansial yang dilakukan oleh credit union sejumlah Rp 186.694.075 dan jumlah aktiva yang dimiliki sebesar Rp 6.515.219.874. Dari persamaan trend yang cenderung menurun dan nilai b sebesar negatif 2,6 maka dapat diketahui bahwa investasi finansial credit union cenderung menurun dari tahun ke tahun. 109 109 d. Rasio Total Simpanan Non-Saham E5. Dari hasil analisis data Credit Union “Banuri Harapan Kita” pada tahun 2003 menunjukkan kinerja yang tidak ideal. Kinerja dikatakan tidak ideal, karena persentase yang dihasilkan tidak sesuai dengan standar sistem PEARLS. Hal ini di tunjukkan dengan rasio selama tahun 2003 sebesar 10,16. Hal ini berarti bahwa 10,16 dari seluruh total aset di danai oleh simpanan non saham. Pada tahun 2003 persentase total simpanan non saham ini disebabkan oleh simpanan bunga harian credit union sejumlah Rp 61.967.057 dan jumlah aktiva yang dimiliki sebesar Rp 609.654.028. Dari persamaan trend yang cenderung meningkat dan nilai b sebesar positif 0,86 maka dapat diketahui bahwa simpanan non saham credit union cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Dari hasil analisis data Credit Union “Banuri Harapan Kita” pada tahun 2004 menunjukkan kinerja yang tidak ideal. Kinerja dikatakan tidak ideal, karena persentase yang dihasilkan tidak sesuai dengan standar sistem PEARLS. Hal ini ditunjukkan dengan rasio selama tahun 2004 sebesar 16,13. Hal ini berarti bahwa 16,13 dari seluruh total aset didanai oleh simpanan non saham. Pada tahun 2004 naiknya persentase simpanan non saham dibandingkan pada tahun 2003 disebabkan oleh simpanan bunga harian credit union sejumlah Rp 234.795.168 dan jumlah aktiva yang dimiliki sebesar Rp 1.455.162.508. Dari persamaan trend yang cenderung meningkat dan nilai b sebesar positif 0,86 maka dapat 110 110 diketahui bahwa simpanan non saham credit union cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Dari hasil analisis data Credit Union “Banuri Harapan Kita” pada tahun 2005 menunjukkan kinerja yang tidak ideal. Kinerja dikatakan tidak ideal, karena persentase yang dihasilkan tidak sesuai dengan standar sistem PEARLS. Hal ini ditunjukkan dengan rasio selama tahun 2005 sebesar 11,89. Hal ini berarti bahwa 11,89 dari seluruh total aset didanai oleh simpanan non saham. Pada tahun 2005 turunnya persentase simpanan non saham dibandingkan pada tahun 2004 disebabkan oleh simpanan bunga harian credit union sejumlah Rp 774.972.901 dan jumlah aktiva yang dimiliki sebesar Rp 6.515.219.874. Dari persamaan trend yang cenderung meningkat dan nilai b sebesar positif 0,86 maka dapat diketahui bahwa simpanan non saham credit union cenderung meningkat dari tahun ke tahun. e. Rasio Total Pinjaman dari Luar E6. Dari analisis data Credit Union “Banuri Harapan Kita” pada tahun 2003 , menunjukkan kinerja keuangan yang tidak ideal. Kinerja dikatakan tidak ideal, karena persentase yang dihasilkan tidak sesuai dengan standar sistem PEARLS. Hal ini ditunjukkan dengan rasio tahun 2003 sebesar 16,40. Hal ini berarti bahwa 16,40 dari total aset didanai oleh pinjaman dari luar. Pada tahun 2003 persentase total pinjaman dari luar ini disebabkan oleh pinjaman credit union sejumlah Rp 100.000.000 dan jumlah aktiva yang dimiliki sebesar Rp 609.654.028. Dari persamaan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 111 111 trend yang cenderung menurun dan nilai b sebesar negatif 7,51 maka dapat diketahui bahwa credit union dalam menginvestasikan total aset didanai oleh pinjaman dari luar cenderung menurun dari tahun ke tahun. Dari analisis data Credit Union “Banuri Harapan Kita” pada tahun 2004 menunjukkan kinerja yang ideal. Kinerja dikatakan ideal, karena persentase yang dihasilkan sesuai dengan standar sistem PEARLS. Hal ini ditunjukkan dengan rasio pada tahun 2004 sebesar 6,18. Hal ini berarti bahwa 6,18 dari total aset didanai oleh pinjaman dari luar. Pada tahun 2004 turunnya persentase total pinjaman dari luar dibandingkan pada tahun 2003 disebabkan oleh pinjaman credit union sejumlah Rp 90.000.000 dan jumlah aktiva yang dimiliki sebesar Rp 1.455.162.508. Dari persamaan trend yang cenderung menurun dan nilai b sebesar negatif 7,51 maka dapat diketahui bahwa credit union dalam menginvestasikan total aset di danai oleh pinjaman dari luar cenderung menurun dari tahun ke tahun. Dari analisis data Credit Union “Banuri Harapan Kita” pada tahun 2005 menunjukkan kinerja yang ideal. Kinerja dikatakan ideal, karena persentase yang dihasilkan sesuai dengan standar sistem PEARLS. Hal ini ditunjukkan dengan rasio pada tahun 2005 sebesar 1,38. Hal ini berarti bahwa 1,38 dari total aset didanai oleh pinjaman dari luar. Pada tahun 2005 turunnya persentase simpanan non saham dibandingkan pada tahun 2004 disebabkan oleh pinjaman credit union sejumlah Rp 90.000.000 dan jumlah aktiva yang dimiliki sebesar Rp 6.515.219.874. Dari PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 112 112 persamaan trend yang cenderung menurun dan nilai b sebesar negatif 7,51 maka dapat diketahui bahwa credit union dalam menginvestasikan total aset didanai oleh pinjaman dari luar cenderung menurun dari tahun ke tahun. f. Rasio Total Modal Saham E7. Dari hasil analisis data Credit Union “Banuri Harapan Kita” pada tahun 2003 menunjukkan kinerja yang tidak ideal. Kinerja dikatakan tidak ideal, karena persentase yang dihasilkan tidak sesuai dengan standar sistem PEARLS. Hal ini di tunjukkan dengan rasio selama tahun 2003 sebesar 6,63. Hal ini berarti bahwa 6,63 dari seluruh total aset didanai oleh modal saham. Pada tahun 2003 persentase total modal saham ini disebabkan oleh simpanan wajib dan simpanan pokok credit union sejumlah Rp 40.471.000 dan jumlah aktiva yang dimiliki sebesar Rp 609.654.028. Credit Union “Banuri Harapan Kita” harus mampu meningkatkan persentase simpanan pada kisaran 10-20, tetapi Credit Union “Banuri Harapan Kita” juga harus mampu menjaga agar laju pertumbuhan simpanan tidak melebihi 20, karena ini menjadi sinyal ketidakmampuan credit union untuk menerapkan sistem baru dalam mendorong berbagai simpanan saham. Dari persamaan trend yang cenderung menurun dan nilai b sebesar negatif 1,89 maka dapat diketahui bahwa modal saham credit union cenderung menurun dari tahun ke tahun. Dari hasil analisis data Credit Union “Banuri Harapan Kita” pada tahun 2004 menunjukkan kinerja yang tidak ideal. Kinerja dikatakan tidak 113 113 ideal, karena persentase yang dihasilkan tidak sesuai dengan standar sistem PEARLS. Hal ini ditunjukkan dengan rasio selama tahun 2004 sebesar 4,51. Hal ini berarti bahwa 4,51 dari seluruh total aset didanai oleh modal saham. Pada tahun 2004 turunnya persentase modal saham dibandingkan pada tahun 2003 disebabkan oleh simpanan pokok dan simpanan wajib credit union sejumlah Rp 65.663.500 dan jumlah aktiva yang dimiliki sebesar Rp 1.455.162.508. Credit Union “Banuri Harapan Kita” harus mampu meningkatkan persentase simpanan pada kisaran 10- 20, tetapi Credit Union “Banuri Harapan Kita” juga harus mampu menjaga agar laju pertumbuhan simpanan tidak melebihi 20, karena ini menjadi sinyal ketidakmampuan credit union untuk menerapkan sistem baru dalam mendorong berbagai simpanan saham. Dari persamaan trend yang cenderung menurun dan nilai b sebesar negatif 1,89 maka dapat diketahui bahwa modal saham credit union cenderung menurun dari tahun ke tahun. Dari hasil analisis data Credit Union “Banuri Harapan Kita” pada tahun 2005 menunjukkan kinerja yang tidak ideal. Kinerja dikatakan tidak ideal, karena persentase yang dihasilkan tidak sesuai dengan standar sistem PEARLS. Hal ini ditunjukkan dengan rasio selama tahun 2005 sebesar 2,85. Hal ini berarti bahwa 2,85 dari seluruh total aset didanai oleh modal saham. Pada tahun 2005 turunnya persentase modal saham dibandingkan pada tahun 2004 disebabkan oleh simpanan pokok dan simpanan wajib credit union sejumlah Rp 185.780.500 dan jumlah aktiva 114 114 yang dimiliki sebesar Rp 6.515.219.874. Credit Union “Banuri Harapan Kita” harus mampu meningkatkan persentase simpanan pada kisaran 10- 20, tetapi Credit Union “Banuri Harapan Kita” juga harus mampu menjaga agar laju pertumbuhan simpanan tidak melebihi 20, karena ini menjadi sinyal ketidakmampuan credit union untuk menerapkan sistem baru dalam mendorong berbagai simpanan saham. Dari persamaan trend yang cenderung menurun dan nilai b sebesar negatif 1,89 maka dapat diketahui bahwa modal saham credit union cenderung menurun dari tahun ke tahun. g. Rasio Total Modal Lembaga E8. Dari hasil analisis data Credit Union “Banuri Harapan Kita” pada tahun 2003 menunjukkan kinerja yang tidak ideal. Kinerja dikatakan tidak ideal, karena persentase yang dihasilkan tidak sesuai dengan standar sistem PEARLS. Hal ini di tunjukkan dengan rasio selama tahun 2003 sebesar 6,04. Hal ini berarti bahwa 6,04 dari seluruh total aset didanai oleh modal lembaga. Pada tahun 2003 persentase total modal lembaga ini disebabkan oleh modal lembaga credit union sejumlah Rp 36.826.568 dan jumlah aktiva yang dimiliki sebesar Rp 609.654.028. Credit Union “Banuri Harapan Kita” harus mampu meningkatkan persentase modal lembaga pada kisaran minimal 10. Dari persamaan trend yang cenderung menurun dan nilai b sebesar negatif 2,27 maka dapat diketahui bahwa modal lembaga credit union cenderung menurun dari tahun ke tahun. 115 115 Dari hasil analisis data Credit Union “Banuri Harapan Kita” pada tahun 2004 menunjukkan kinerja yang tidak ideal. Kinerja dikatakan tidak ideal, karena persentase yang dihasilkan tidak sesuai dengan standar sistem PEARLS. Hal ini ditunjukkan dengan rasio selama tahun 2004 sebesar 6,02. Hal ini berarti bahwa 6,02 dari seluruh total aset didanai oleh modal lembaga. Pada tahun 2004 turunnya persentase total modal lembaga dibandingkan pada tahun 2003 disebabkan oleh modal lembaga credit union sejumlah Rp 87.684.740 dan jumlah aktiva yang dimiliki sebesarRp 1.455.162.508. Credit Union “Banuri Harapan Kita” harus mampu meningkatkan persentase modal lembaga pada kisaran minimal 10. Dari persamaan trend yang cenderung menurun dan nilai b sebesar negatif 2,27 maka dapat diketahui bahwa modal lembaga credit union cenderung menurun dari tahun ke tahun. Dari hasil analisis data Credit Union “Banuri Harapan Kita” pada tahun 2005 menunjukkan kinerja yang tidak ideal. Kinerja dikatakan tidak ideal, karena persentase yang dihasilkan tidak sesuai dengan standar sistem PEARLS. Hal ini ditunjukkan dengan rasio selama tahun 2005 sebesar 1,50. Hal ini berarti bahwa 1,50 dari seluruh total aset didanai oleh modal lembaga. Pada tahun 2005 turunnya persentase total modal lembaga dibandingkan pada tahun 2004 disebabkan oleh modal lembaga credit union sejumlah Rp 98.027.323 dan jumlah aktiva yang dimiliki sebesar Rp 6.515.219.874. Credit Union “Banuri Harapan Kita” harus mampu meningkatkan persentase modal lembaga pada kisaran minimal 116 116 10. Dari persamaan trend yang cenderung menurun dan nilai b sebesar negatif 2,27 maka dapat diketahui bahwa modal lembaga credit union cenderung menurun dari tahun ke tahun.

3. Asset Quality Kualitas Aset A

a. Rasio Tunggakkan Pinjaman Lalai di dalam Pinjaman yang Beredar A1. Dari hasil analisis data Credit Union “Banuri Harapan Kita” pada tahun 2003 menunjukkan kinerja yang tidak ideal. Kinerja dikatakan tidak ideal, karena setiap pinjaman yang diberikan credit union mempunyai masalah yang besar. Dari persentase yang dihasilkan tidak sesuai dengan standar sistem PEARLS. Hal ini ditunjukkan dengan rasio selama tahun 2003 sebesar 47,06. Hal ini berarti bahwa terdapat pinjaman lalai sebesar 47,06 dari seluruh pinjaman beredar. Pada tahun 2003 persentase tunggakkan pinjaman lalai didalam pinjaman yang beredar ini disebabkan oleh tunggakkan pinjaman credit union sejumlah Rp 242.310.600 dan jumlah piutang yang beredar sebesar Rp 514.827.725. Dari persamaan trend yang cenderung menurun dan nilai b sebesar negatif 18,34 maka dapat diketahui bahwa tunggakkan pinjaman lalai didalam pinjaman yang beredar credit union cenderung menurun dari tahun ke tahun. Dari hasil analisis data Credit Union “Banuri Harapan Kita” pada tahun 2004 menunjukkan kinerja yang tidak ideal. Kinerja dikatakan tidak ideal, karena setiap pinjaman yang diberikan credit union mempunyai PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 117 117 masalah. Dari persentase yang dihasilkan tidak sesuai dengan standar sistem PEARLS. Hal ini ditunjukkan dengan rasio selama tahun 2004 sebesar 37,73. Hal ini berarti bahwa terdapat pinjaman lalai sebesar 37,73 dari seluruh pinjaman beredar. Pada tahun 2004 turunnya persentase tunggakkan pinjaman lalai didalam pinjaman yang beredar dibandingkan pada tahun 2003 disebabkan oleh tunggakkan pinjaman credit union sejumlah Rp 432.245.900 dan jumlah aktiva yang dimiliki sebesar Rp 1.145.531.600. Dari persamaan trend yang cenderung menurun dan nilai b sebesar negatif 18,34 maka dapat diketahui bahwa tunggakkan pinjaman lalai didalam pinjaman yang beredar credit union cenderung menurun dari tahun ke tahun. Dari hasil analisis data Credit Union “Banuri Harapan Kita” pada tahun 2005 menunjukkan kinerja yang tidak ideal. Kinerja dikatakan tidak ideal, karena setiap pinjaman yang diberikan credit union mempunyai masalah. Dari persentase yang dihasilkan tidak sesuai dengan standar sistem PEARLS. Hal ini ditunjukkan dengan rasio selama tahun 2005 sebesar 10,38. Hal ini berarti bahwa terdapat pinjaman lalai sebesar 10,38 dari seluruh pinjaman beredar. Pada tahun 2005 turunnya persentase tunggakkan pinjaman lalai didalam pinjaman yang beredar dibandingkan pada tahun 2004 disebabkan oleh tunggakkan pinjaman credit union sejumlah Rp 467.056.300 dan jumlah aktiva yang dimiliki sebesarRp 5.497.882.175. Dari persamaan trend yang cenderung menurun dan nilai b sebesar negatif 18,34 maka dapat diketahui bahwa tunggakkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 118 118 pinjaman lalai didalam pinjaman yang beredar credit union cenderung menurun dari tahun ke tahun. b. Rasio Total Asset yang tidak Menghasilkan Pendapatan A2. Dari hasil analisis data Credit Union “Banuri Harapan Kita” pada tahun 2003 menunjukkan kinerja yang ideal. Kinerja dikatakan ideal karena persentase yang dihasilkan sesuai dengan standar sistem PEARLS. Hal ini ditunjukkan dengan rasio selama tahun 2003 sebesar 3,44 . Hal ini berarti bahwa terdapat aset yang tidak menghasilkan hanya sebesar 3,44 dari total aset. Pada tahun 2003 persentase total aset yang tidak menghasilkan pendapatan ini disebabkan aset yang tidak menghasilkan pendapatan di credit union sejumlah Rp 21.016.050 dan jumlah aktiva sebesar Rp 609.654.082. Dari persamaan trend yang cenderung meningkat dan nilai b sebesar positif 2,05 maka dapat diketahui bahwa total aset yang tidak menghasilkan pendapatan cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Dari hasil analisis data Credit Union “Banuri Harapan Kita” pada tahun 2004 menunjukkan kinerja yang tidak ideal. Kinerja dikatakan tidak ideal, karena persentase yang dihasilkan lebih tinggi dari standar sistem PEARLS. Hal ini ditunjukkan dengan rasio selama tahun 2004 sebesar 8,81. Hal ini berarti bahwa terdapat aset yang tidak menghasilkan sebesar 8,81 dari seluruh total aset. Pada tahun 2004 naiknya persentase total aset yang tidak menghasilkan pendapatan dibandingkan pada tahun 2003 disebabkan oleh aset yang tidak menghasilkan di credit union sejumlah Rp 128.228.550 dan jumlah aktiva yang dimiliki sebesar 119 119 Rp 1.455.162.508. Dari persamaan trend yang cenderung meningkat dan nilai b sebesar positif 2,05 maka dapat diketahui bahwa total aset yang tidak menghasilkan pendapatan cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Dari hasil analisis data Credit Union “Banuri Harapan Kita” pada tahun 2005 menunjukkan kinerja yang tidak ideal. Kinerja dikatakan tidak ideal, karena persentase yang dihasilkan lebih tinggi dari standar sistem PEARLS. Hal ini ditunjukkan dengan rasio selama tahun 2005 sebesar 7,55. Hal ini berarti bahwa terdapat aset yang tidak menghasilkan sebesar 7,55 dari seluruh total aset. Pada tahun 2005 naiknya persentase total aset yang tidak menghasilkan pendapatan dibandingkan pada tahun 2004 disebabkan oleh aset yang tidak menghasilkan di credit union sejumlah Rp 492.235.725 dan jumlah aktiva yang dimiliki sebesar Rp 6.515.219.874. Dari persamaan trend yang cenderung meningkat dan nilai b sebesar positif 2,05 maka dapat diketahui bahwa total aset yang tidak menghasilkan pendapatan cenderung meningkat dari tahun ke tahun. 4. Rates of Return and Costs Tingkat Pendapatan dan Biaya R a. Rasio Piutang Pendapatan R1. Dari hasil analisis data Credit Union “Banuri Harapan Kita” pada tahun 2003 menunjukkan kinerja yang ideal. Kinerja dikatakan ideal, karena persentase yang dihasilkan lebih tinggi dari standar sistem PEARLS. Hal ini ditunjukkan dengan rasio selama tahun 2003 sebesar 14,33. Hal ini berarti bahwa dari piutang beredar diperoleh hasil sebesar PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 120 120 14,33. Pada tahun 2003 persentase piutang pendapatan ini disebabkan piutang pendapatan tahun berjalan credit union sejumlah Rp 514.827.725 dan rata-rata piutang tahun lalu sebesar Rp 455.209.150 . Dari persamaan trend yang cenderung meningkat dan nilai b sebesar positif 2,89 maka dapat diketahui bahwa piutang pendapatan credit union cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Dari hasil analisis data Credit Union “Banuri Harapan Kita” pada tahun 2004 menunjukkan kinerja yang ideal. Kinerja dikatakan ideal, karena persentase yang dihasilkan lebih tinggi dari standar sistem PEARLS. Hal ini ditunjukkan dengan rasio selama tahun 2004 sebesar 13,94. Hal ini berarti bahwa dari piutang beredar diperoleh hasil sebesar 13,94. Pada tahun 2004 turunnya persentase piutang pendapatan dibandingkan pada tahun 2003 disebabkan piutang pendapatan tahun berjalan credit union sejumlah Rp 196.833.765 dan rata-rata piutang tahun lalu sebesar Rp 834.679.662,5. Dari persamaan trend yang cenderung meningkat dan nilai b sebesar positif 2,89 maka dapat diketahui bahwa piutang pendapatan credit union cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Dari hasil analisis data Credit Union “Banuri Harapan Kita” pada tahun 2005 menunjukkan kinerja yang ideal. Kinerja dikatakan ideal, karena persentase yang dihasilkan lebih tinggi dari standar sistem PEARLS. Hal ini ditunjukkan dengan rasio selama tahun 2005 sebesar 20,12. Hal ini berarti bahwa dari piutang beredar diperoleh hasil sebesar PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 121 121 20,12. Pada tahun 2005 naiknya persentase piutang pendapatan dibandingkan pada tahun 2004 disebabkan piutang pendapatan tahun berjalan credit union sejumlah Rp 669.554.400 dan rata-rata piutang tahun lalu sebesar Rp 3.326.206.888. Dari persamaan trend yang cenderung meningkat dan nilai b sebesar positif 2,89 maka dapat diketahui bahwa piutang pendapatan credit union cenderung meningkat dari tahun ke tahun. b. Rasio Biaya Bunga Simpanan R5. Dari hasil analisis data Credit Union “Banuri Harapan Kita” pada tahun 2003 menunjukkan kinerja yang tidak ideal. Kinerja dikatakan tidak ideal, karena persentase yang dihasilkan tidak sesuai dengan standar sistem PEARLS. Hal ini ditunjukkan dengan rasio selama tahun 2003 sebesar 0,38. Hal ini berarti bahwa terdapat biaya bunga simpanan sebesar 0,38 dari seluruh bunga simpanan. Pada tahun 2003 persentase biaya bunga simpanan ini disebabkan total biaya bunga simpanan di credit union sejumlah Rp 236.082 dan total simpanan sebesar Rp 61.967.057. Dari persamaan trend yang cenderung meningkat dan nilai b sebesar positif 2,69 maka dapat diketahui bahwa biaya bunga simpanan credit union cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Dari hasil analisis data Credit Union “Banuri Harapan Kita” pada tahun 2004 menunjukkan kinerja yang tidak ideal. Kinerja dikatakan tidak ideal, karena persentase yang dihasilkan tidak sesuai dengan standar sistem PEARLS. Hal ini ditunjukkan dengan rasio selama tahun 2004 122 122 sebesar 5,57. Hal ini berarti bahwa terdapat biaya bunga simpanan sebesar 5,57 dari seluruh bunga simpanan. Pada tahun 2004 naiknya persentase biaya bunga simpanan dibandingkan pada tahun 2003 disebabkan total biaya bunga simpanan di credit union sejumlah Rp 13.096.361 total simpanan sebesar Rp 234.795.168. Dari persamaan trend yang cenderung meningkat dan nilai b sebesar positif 2,69 maka dapat diketahui bahwa biaya bunga simpanan credit union cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Dari hasil analisis data Credit Union “Banuri Harapan Kita” pada tahun 2005 menunjukkan kinerja yang tidak ideal. Kinerja dikatakan tidak ideal, karena persentase yang dihasilkan tidak sesuai dengan standar sistem PEARLS. Hal ini ditunjukkan dengan rasio selama tahun 2005 sebesar 5,77. Hal ini berarti bahwa terdapat biaya bunga simpanan sebesar 5,77 dari seluruh bunga simpanan. Pada tahun 2005 naiknya persentase biaya bunga simpanan dibandingkan pada tahun 2004 disebabkan total biaya bunga simpanan di credit union sejumlah Rp 43.012.258 total simpanan sebesar Rp 744.972.901. Dari persamaan trend yang cenderung meningkat dan nilai b sebesar positif 2,69 maka dapat diketahui bahwa biaya bunga simpanan credit union cenderung meningkat dari tahun ke tahun. c. Rasio Biaya Saham Anggota R7. Dari hasil analisis data Credit Union “Banuri Harapan Kita” pada tahun 2003 menunjukkan kinerja yang tidak ideal. Kinerja dikatakan tidak PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 123 123 ideal, karena persentase yang dihasilkan tidak sesuai dengan standar sistem PEARLS. Hal ini ditunjukkan dengan rasio pada tahun 2003 sebesar 1,61. Hal ini berarti bahwa terdapat biaya modal saham sebesar 1,61 untuk simpanan saham. Pada tahun 2003 persentase biaya saham anggota ini disebabkan simpanan saham anggota di credit union sejumlah Rp 532.193,65 dan total simpanan rata-rata sebesar Rp 32.915.000. Dari persamaan trend yang cenderung meningkat dan nilai b sebesar positif 0,16 maka dapat diketahui bahwa biaya modal saham credit union cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Dari hasil analisis data Credit Union “Banuri Harapan Kita” pada tahun 2004 menunjukkan kinerja yang tidak ideal. Kinerja dikatakan tidak ideal, karena persentase yang dihasilkan tidak sesuai dengan standar sistem PEARLS. Hal ini ditunjukkan dengan rasio pada tahun 2004 sebesar 1,62. Hal ini berarti bahwa terdapat biaya modal saham sebesar 1,62 untuk simpanan saham. Pada tahun 2004 naiknya persentase biaya saham anggota dibandingkan pada tahun 2003 disebabkan simpanan saham anggota di credit union sejumlah Rp 863.475,025 dan total simpanan rata-rata sebesar Rp 53.067.250. Dari persamaan trend yang cenderung meningkat dan nilai b sebesar positif 0,16 maka dapat diketahui bahwa biaya modal saham credit union cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Dari hasil analisis data Credit Union “Banuri Harapan Kita” pada tahun 2005 menunjukkan kinerja yang tidak ideal. Kinerja dikatakan tidak PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 124 124 ideal, karena persentase yang dihasilkan tidak sesuai dengan standar sistem PEARLS. Hal ini ditunjukkan dengan rasio pada tahun 2005 sebesar 1,94. Hal ini berarti bahwa terdapat biaya modal saham sebesar 1,94 untuk simpanan saham. Pada tahun 2005 naiknya persentase biaya saham anggota dibandingkan pada tahun 2004 disebabkan simpanan saham anggota di credit union sejumlah Rp 2.443.013,885 dan total simpanan rata-rata sebesar Rp 125.722.000. Dari persamaan trend yang cenderung meningkat dan nilai b sebesar positif 0,16 maka dapat diketahui bahwa biaya modal saham credit union cenderung meningkat dari tahun ke tahun. d. Rasio Marjin Pendapatan Kotor R8. Dari hasil analisis data Credit Union “Banuri Harapan Kita” pada tahun 2003 menunjukkan kinerja yang ideal. Kinerja dikatakan ideal, karena persentase yang dihasilkan sesuai dari standar sistem PEARLS. Hal ini ditunjukkan dengan rasio selama tahun 2003 sebesar 10,24. Hal ini berarti bahwa dari semua aset yang diperoleh pendapatan kotor sebesar 10,24 dari seluruh pendapatan. Pada tahun 2003 persentase margin pendapatan kotor ini disebabkan pendapatan kotor credit union sejumlah Rp 53.410.866 dan rata-rata aktiva sebesar Rp 521.411.078,5. Dari persamaan trend yang cenderung menurun dan nilai b sebesar negatif 1,55 maka dapat diketahui bahwa marjin pendapatan kotor cenderung menurun dari tahun ke tahun. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 125 125 Dari hasil analisis data Credit Union “Banuri Harapan Kita” pada tahun 2004 menunjukkan kinerja yang ideal. Kinerja dikatakan ideal, karena persentase yang dihasilkan sesuai dari standar sistem PEARLS. Hal ini ditunjukkan dengan rasio selama tahun 2004 sebesar 11,33. Hal ini berarti bahwa dari semua aset yang diperoleh pendapatan kotor sebesar 11,33 dari seluruh pendapatan. Pada tahun 2004 naiknya persentase margin pendapatan kotor dibandingkan pada tahun 2003 disebabkan pendapatan kotor credit union sejumlah Rp 117.039.502 dan rata-rata aktiva sebesar Rp 1.032.408.295. Dari persamaan trend yang cenderung menurun dan nilai b sebesar negatif 1,55 maka dapat diketahui bahwa marjin pendapatan kotor cenderung menurun dari tahun ke tahun. Dari hasil analisis data Credit Union “Banuri Harapan Kita” pada tahun 2005 menunjukkan kinerja yang tidak ideal. Kinerja dikatakan tidak ideal karena persentase yang dihasilkan tidak sesuai dengan standar sistem PEARLS. Hal ini ditunjukkan dengan rasio selama tahun 2005 sebesar 7,13 . Hal ini berarti bahwa dari semua aset yang diperoleh pendapatan kotor hanya sebesar 7,13 dari seluruh pendapatan. Pada tahun 2005 turunnya persentase margin pendapatan kotor dibandingkan pada tahun 2004 disebabkan pendapatan kotor credit union sejumlah Rp 284.487.559 dan rata-rata aktiva sebesar Rp 3.985.191.191. Dari persamaan trend yang cenderung menurun dan nilai b sebesar negatif 1,55 maka dapat diketahui bahwa marjin pendapatan kotor cenderung menurun dari tahun ke tahun. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 126 126 e. Rasio Biaya Operasional R9. Dari hasil analisis data Credit Union “Banuri Harapan Kita” selama tahun 2003 menunjukkan kinerja yang ideal. Kinerja dikatakan ideal, karena persentase yang dihasilkan sesuai dengan standar sistem PEARLS. Hal ini ditunjukkan dengan rasio selama tahun 2003 sebesar 5,61. Hal ini berarti bahwa terdapat biaya operasional hanya sebesar 5,61 dari total aset. Pada tahun 2003 persentase biaya operasional ini disebabkan biaya operasional credit union sejumlah Rp 29.252.080 dan rata-rata aktiva sebesar Rp 521.411.078,5. Dari persamaan trend yang cenderung menurun dan nilai b sebesar negatif 2,50 maka dapat diketahui bahwa biaya operasional credit union cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Dari hasil analisis data Credit Union “Banuri Harapan Kita” selama tahun 2004 menunjukkan kinerja yang ideal. Kinerja dikatakan ideal, karena persentase yang dihasilkan sesuai dengan standar sistem PEARLS. Hal ini ditunjukkan dengan rasio selama tahun 2004 sebesar 4,16. Hal ini berarti bahwa terdapat biaya operasional hanya sebesar 4,16 dari total aset. Pada tahun 2004 turunnya persentase biaya operasional dibandingkan pada tahun 2003 disebabkan biaya operasional credit union sejumlah Rp 43.025.080 dan rata-rata aktiva sebesar Rp 1.032.408.295. Dari persamaan trend yang cenderung menurun dan nilai b sebesar negatif 2,50 maka dapat diketahui bahwa biaya operasional credit union cenderung meningkat dari tahun ke tahun. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 127 127 Dari hasil analisis data Credit Union “Banuri Harapan Kita” selama tahun 2005 menunjukkan kinerja yang ideal. Kinerja dikatakan ideal, karena persentase yang dihasilkan sesuai dengan standar sistem PEARLS. Hal ini ditunjukkan dengan rasio selama tahun 2005 sebesar 5,23. Hal ini berarti bahwa terdapat biaya operasional hanya sebesar 5,23 dari total aset. Pada tahun 2005 naiknya persentase biaya operasional dibandingkan pada tahun 2004 disebabkan biaya operasional credit union sejumlah Rp 208.811.308 dan rata-rata aktiva sebesar Rp 3.985.191.191. Dari persamaan trend yang cenderung menurun dan nilai b sebesar negatif 2,50 maka dapat diketahui bahwa biaya operasional credit union cenderung meningkat dari tahun ke tahun. f. Rasio Total S H U R 12 Dari hasil analisis data Credit Union “Banuri Harapan Kita” pada tahun 2003 menunjukkan kinerja yang tidak ideal. Kinerja dikatakan tidak ideal, karena credit union tidak mampu menghasilkan persentase pendapatan bersih yang memadai apa bila dibandingkan dengan standar sistem PEARLS. Hal ini ditunjukkan dengan rasio selama tahun 2003 sebesar 4,67. Hal ini berarti bahwa dari total aset yang ada terdapat pendapatan atau SHU hanya sebesar 4,67. Pada tahun 2003 persentase SHU disebabkan SHU credit union sejumlah Rp 24.155.593 dan rata-rata aktiva sebesar Rp 521.411.078,5. Dari persamaan trend yang cenderung menurun dan nilai b sebesar negatif 1,37 maka dapat diketahui bahwa SHU credit union cenderung menurun dari tahun ke tahun. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 128 128 Dari hasil analisis data Credit Union “Banuri Harapan Kita” pada tahun 2004 menunjukkan kinerja yang tidak ideal. Kinerja dikatakan tidak ideal, karena credit union tidak mampu menghasilkan persentase pendapatan bersih yang memadai apa bila dibandingkan dengan standar sistem PEARLS. Hal ini ditunjukkan dengan rasio selama tahun 2004 sebesar 7,16. Hal ini berarti bahwa dari total aset yang ada terdapat pendapatan atau SHU hanya sebesar 7,16. Pada tahun 2004 naiknya persentase SHU dibandingkan pada tahun 2003 disebabkan SHU credit union sejumlah Rp 74.014.422 dan rata-rata aktiva sebesar Rp 1.032.408.295. Dari persamaan trend yang cenderung menurun dan nilai b sebesar negatif 1,37 maka dapat diketahui bahwa SHU credit union cenderung menurun dari tahun ke tahun. Dari hasil analisis data Credit Union “Banuri Harapan Kita” pada tahun 2005 menunjukkan kinerja yang tidak ideal. Kinerja dikatakan tidak ideal, karena credit union tidak mampu menghasilkan persentase pendapatan bersih yang memadai apa bila dibandingkan dengan standar sistem PEARLS. Hal ini ditunjukkan dengan rasio selama tahun 2005 sebesar 1,89. Hal ini berarti bahwa dari total aset yang ada terdapat pendapatan atau SHU hanya sebesar 1,89. Pada tahun 2005 turunnya persentase SHU dibandingkan pada tahun 2004 disebabkan SHU credit union sejumlah Rp 75.676.205 dan rata-rata aktiva sebesar Rp 3.985.191.191. Dari persamaan trend yang cenderung menurun dan 129 129 nilai b sebesar negatif 1,37 maka dapat diketahui bahwa SHU credit union cenderung menurun dari tahun ke tahun.

5. Liquidity Likuiditas L

a. Rasio Likuiditas Terhadap Tabungan L1. Dari hasil analisis data Credit Union “Banuri Harapan Kita” pada tahun 2003 menunjukkan kinerja yang tidak ideal. Kinerja dikatakan tidak ideal, karena persentase yang dihasilkan tidak sesuai dengan standar sistem PEARLS. Hal ini ditunjukkan dengan rasio selama tahun 2003 sebesar 3,24. Hal ini berarti bahwa cadangan kas likuid sebesar 3,24 tidak cukup untuk memenuhi keperluan penarikan simpanan non-saham. Pada tahun 2003 persentase likuiditas terhadap simpanan disebabkan likuiditas terhadap simpanan credit union sejumlah Rp 13.664.282 dan hutang-hutang berbunga sebesar Rp 421.490.607. Dari persamaan trend yang cenderung meningkat dan nilai b sebesar positif 2,32 maka dapat diketahui bahwa likuiditas terhadap tabungan credit union cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Dari hasil analisis data Credit Union “Banuri Harapan Kita” pada tahun 2004 menunjukkan kinerja yang tidak ideal. Kinerja dikatakan tidak ideal, karena persentase yang dihasilkan tidak sesuai dengan standar sistem PEARLS. Hal ini ditunjukkan dengan rasio selama tahun 2004 sebesar 7,22. Hal ini berarti bahwa cadangan kas likuid sebesar 7,22 tidak cukup untuk memenuhi keperluan penarikan simpanan non-saham. 130 130 Pada tahun 2004 naiknya persentase likuiditas terhadap simpanan dibandingkan pada tahun 2003 disebabkan likuiditas terhadap simpanan credit union sejumlah Rp 86.210.808 dan hutang-hutang berbunga sebesar Rp 1.192.665.243 Dari persamaan trend yang cenderung meningkat dan nilai b sebesar positif 2,32 maka dapat diketahui bahwa likuiditas terhadap tabungan credit union cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Dari hasil analisis data Credit Union “Banuri Harapan Kita” pada tahun 2005 menunjukkan kinerja yang tidak ideal. Kinerja dikatakan tidak ideal, karena persentase yang dihasilkan tidak sesuai dengan standar sistem PEARLS. Hal ini ditunjukkan dengan rasio selama tahun 2005 sebesar 7,87. Hal ini berarti bahwa cadangan kas likuid sebesar 7,87 tidak cukup untuk memenuhi keperluan penarikan simpanan non-saham. Pada tahun 2005 naiknya persentase likuiditas terhadap simpanan dibandingkan pada tahun 2004 disebabkan likuiditas terhadap simpanan credit union sejumlah Rp 442.433.849 dan hutang-hutang berbunga sebesar Rp 5.621.550.201. Dari persamaan trend yang cenderung meningkat dan nilai b sebesar positif 2,32 maka dapat diketahui bahwa likuiditas terhadap tabungan credit union cenderung meningkat dari tahun ke tahun. b. Rasio Aset Likuid yang tidak Menghasilkan Terhadap Total Aset L2. Dari hasil analisis data Credit Union “Banuri Harapan Kita” pada tahun 2003 menunjukkan kinerja yang ideal. Kinerja dikatakan ideal, karena credit union mampu mengurangi persentase total aset yang 131 131 diinvestasikan dalam aset likuid yang tidak menghasilakan sesuai dengan standar sistem PEARLS. Hal ini ditunjukkan dengan rasio selama tahun 2003 sebesar 0,46. Hal ini berarti bahwa terdapat aset likuid yang tidak menghasilkan hanya sebesar 0,46 dari seluruh total aset. Pada tahun 2003 persentase aset likuid yang tidak menghasilkan terhadap total aset disebabkan kas di credit union sejumlah Rp 2.802.200 dan total aktiva sebesar Rp 609.654.082. Dari persamaan trend yang cenderung meningkat dan nilai b sebesar positif 1,02 maka dapat diketahui bahwa aset likuid yang tidak menghasilkan terhadap total aset credit union cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Dari hasil analisis data Credit Union “Banuri Harapan Kita” pada tahun 2004 menunjukkan kinerja yang ideal. Kinerja dikatakan ideal, karena credit union mampu mengurangi persentase total aset yang diinvestasikan dalam aset likuid yang tidak menghasilakan sesuai dengan standar sistem PEARLS. Hal ini ditunjukkan dengan rasio selama tahun 2004 sebesar 0,90. Hal ini berarti bahwa terdapat aset likuid yang tidak menghasilkan hanya sebesar 0,90 dari seluruh total aset. Pada tahun 2004 naiknya persentase aset likuid yang tidak menghasilkan terhadap total aset dibandingkan pada tahun 2003 disebabkan aset likuid yang tidak menghasilkan terhadap total aset di credit union sejumlah Rp 13.182.075 dan total aktiva sebesar Rp 1.455.162.508. Dari persamaan trend yang cenderung meningkat dan nilai b sebesar positif 1,02 maka dapat diketahui 132 132 bahwa aset likuid yang tidak menghasilkan terhadap total aset credit union cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Dari hasil analisis data Credit Union “Banuri Harapan Kita” pada tahun 2005 menunjukkan kinerja yang tidak ideal. Kinerja dikatakan tidak ideal, karena credit union tidak mampu mengurangi persentase total aset yang diinvestasikan dalam aset likuid yang tidak menghasilkan sesuai dengan standar sistem PEARLS. Hal ini ditunjukan dengan rasio selama tahun 2005 sebesar 2,50. Hal ini berarti bahwa terdapat aset likuid yang tidak menghasilkan sebesar 2,50 dari seluruh total aset. Pada tahun 2005 naiknya persentase aset likuid yang tidak menghasilkan terhadap total aset dibandingkan pada tahun 2004 disebabkan aset likuid yang tidak menghasilkan terhadap total aset di credit union sejumlah Rp 163.392.600 dan total aktiva sebesar Rp 6.515.219.874. Dari persamaan trend yang cenderung meningkat dan nilai b sebesar positif 1,02 maka dapat diketahui bahwa aset likuid yang tidak menghasilkan terhadap total aset credit union cenderung meningkat dari tahun ke tahun. 6. Sign of Growth Tanda-tanda Pertumbuhan S a. Rasio Pertumbuhan Piutang S1 Dari hasil analisis data Credit Union “Banuri Harapan Kita” pada tahun 2003 menunjukkan kinerja yang ideal. Kinerja dikatakan ideal, karena persentase yang dihasilkan lebih tinggi dari standar sistem PEARLS. Hal ini ditunjukkan dengan rasio selama tahun 2003 sebesar 133 133 130,14. Hal ini berarti bahwa adanya pertumbuhan piutang beredar sebesar 130,14 dari pinjaman beredar tahun lalu. Pada tahun 2003 persentase pertumbuhan piutang beredar disebabkan piutang tahun berjalan di credit union sejumlah Rp 514.827.725 dan piutang akhir tahun lalu sebesar Rp 395.590.575. Dari persamaan trend yang cenderung meningkat dan nilai b sebesar positif 173,03 maka dapat diketahui bahwa pertumbuhan piutang beredar credit union cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Dari hasil analisis data Credit Union “Banuri Harapan Kita” pada tahun 2004 menunjukkan kinerja yang ideal. Kinerja dikatakan ideal, karena persentase yang dihasilkan lebih tinggi dari standar sistem PEARLS. Hal ini ditunjukkan dengan rasio selama tahun 2004 sebesar 224,25. Hal ini berarti bahwa adanya pertumbuhan piutang beredar sebesar 224,25 dari pinjaman beredar tahun lalu. Pada tahun 2004 naiknya persentase pertumbuhan piutang yang beredar dibandingkan pada tahun 2003 disebabkan piutang tahun berjalan di credit union sejumlah Rp 1.154.531.600 dan piutang pada akhir tahun lalu sebesar Rp 514.827.725. Dari persamaan trend yang cenderung meningkat dan nilai b sebesar positif 173,03 maka dapat diketahui bahwa pertumbuhan piutang beredar credit union cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Dari hasil analisis data Credit Union “Banuri Harapan Kita” pada tahun 2005 menunjukkan kinerja yang ideal. Kinerja dikatakan ideal, karena persentase yang dihasilkan lebih tinggi dari standar sistem 134 134 PEARLS. Hal ini ditunjukkan dengan rasio selama tahun 2005 sebesar 476,20. Hal ini berarti bahwa adanya pertumbuhan piutang beredar sebesar 476,20 dari pinjaman beredar tahun lalu. Pada tahun 2005 naiknya persentase pertumbuhan piutang yang beredar dibandingkan pada tahun 2004 disebabkan piutang tahun berjalan di credit union sejumlah Rp 5.497.882.175 dan piutang pada akhir tahun lalu sebesar Rp 1.154.531.600. Dari persamaan trend yang cenderung meningkat dan nilai b sebesar positif 173,03 maka dapat diketahui bahwa pertumbuhan piutang beredar credit union cenderung meningkat dari tahun ke tahun. b. Rasio Pertumbuhan Investasi Keuangan S3 Dari hasil analisis data Credit Union “Banuri Harapan Kita” pada tahun 2003 menunjukkan kinerja yang ideal. Kinerja dikatakan ideal, karena persentase yang dihasilkan lebih tinggi dari standar sistem PEARLS. Hal ini ditunjukkan dengan rasio selama tahun 2003 sebesar 214,53. Hal ini berarti bahwa adanya pertumbuhan investasi keuangan sebesar 214,53 dari investasi keuangan tahun lalu. Pada tahun 2003 persentase pertumbuhan investasi keuangan disebabkan investasi keuangan tahun berjalan credit union sejumlah Rp 59.170.975 dan investasi keuangan akhir tahun lalu sebesar Rp 27.850.825. Dari persamaan trend yang cenderung meningkat dan nilai b sebesar positif 19,47 maka dapat diketahui bahwa pertumbuhan investasi keuangan credit union cenderung meningkat dari tahun ke tahun. 135 135 Dari hasil analisis data Credit Union “Banuri Harapan Kita” pada tahun 2004 menunjukkan kinerja yang ideal. Kinerja dikatakan ideal, karena persentase yang dihasilkan lebih tinggi dari standar sistem PEARLS. Hal ini ditunjukkan dengan rasio selama tahun 2004 sebesar 161,51. Hal ini berarti bahwa adanya pertumbuhan investasi keuangan sebesar 161,51 dari investasi keuangan tahun lalu. Pada tahun 2004 turunnya persentase pertumbuhan investasi keuangan dibandingkan pada tahun 2003 disebabkan investasi keuangan tahun berjalan di credit union sejumlah Rp 95.570.975 dan investasi keuangan pada akhir tahun lalu sebesar Rp 59.170.975. Dari persamaan trend yang cenderung meningkat dan nilai b sebesar positif 19,47 maka dapat diketahui bahwa pertumbuhan investasi keuangan credit union cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Dari hasil analisis data Credit Union “Banuri Harapan Kita” pada tahun 2005 menunjukkan kinerja yang ideal. Kinerja dikatakan ideal, karena persentase yang dihasilkan lebih tinggi dari standar sistem PEARLS. Hal ini ditunjukkan dengan rasio selama tahun 2005 sebesar 253,48. Hal ini berarti bahwa adanya pertumbuhan investasi keuangan sebesar 253,48 dari investasi keuangan tahun lalu. Pada tahun 2005 naiknya persentase pertumbuhan investasi keuangan dibandingkan pada tahun 2004 disebabkan investasi keuangan tahun berjalan di credit union sejumlah Rp 242.258.075 dan investasi keuangan pada akhir tahun lalu sebesar Rp 95.570.975. Dari persamaan trend yang cenderung meningkat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 136 136 dan nilai b sebesar positif 19,47 maka dapat diketahui bahwa pertumbuhan investasi keuangan credit union cenderung meningkat dari tahun ke tahun. c. Rasio Pertumbuhan Simpanan S5 Dari hasil analisis data Credit Union “Banuri Harapan Kita” pada tahun 2003 menunjukkan kinerja yang ideal. Kinerja dikatakan ideal, karena persentase yang dihasilkan lebih tinggi dari standar sistem PEARLS. Hal ini ditunjukkan dengan rasio selama tahun 2003 sebesar 155,97. Hal ini berarti bahwa adanya pertumbuhan simpanan sebesar 155,97 dari pertumbuhan simpanan tahun lalu. Pada tahun 2003 persentase pertumbuhan simpanan disebabkan simpanan tahun berjalan credit union sejumlah Rp 421.490.607 dan simpanan akhir tahun lalu sebesar Rp 270.223.050. Dari persamaan trend yang cenderung meningkat dan nilai b sebesar positif 157,68 maka dapat diketahui bahwa pertumbuhan simpanan credit union cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Dari hasil analisis data Credit Union “Banuri Harapan Kita” pada tahun 2004 menunjukkan kinerja yang ideal. Kinerja dikatakan ideal, karena persentase yang dihasilkan lebih tinggi dari standar sistem PEARLS. Hal ini ditunjukkan dengan rasio selama tahun 2004 sebesar 282,96. Hal ini berarti bahwa adanya pertumbuhan simpanan sebesar 282,96 dari pertumbuhan simpanan tahun lalu. Pada tahun 2004 naiknya persentase pertumbuhan simpanan dibandingkan pada tahun 2003 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 137 137 disebabkan simpanan tahun berjalan di credit union sejumlah Rp 1.192.665.243 dan simpanan pada akhir tahun lalu sebesar Rp 421.490.607. Dari persamaan trend yang cenderung meningkat dan nilai b sebesar positif 157,68 maka dapat diketahui bahwa pertumbuhan simpanan credit union cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Dari hasil analisis data Credit Union “Banuri Harapan Kita” pada tahun 2005 menunjukkan kinerja yang ideal. Kinerja dikatakan ideal, karena persentase yang dihasilkan lebih tinggi dari standar sistem PEARLS. Hal ini ditunjukkan dengan rasio selama tahun 2005 sebesar 471,34. Hal ini berarti bahwa adanya pertumbuhan simpanan sebesar 471,94 dari pertumbuhan simpanan tahun lalu. Pada tahun 2005 naiknya persentase pertumbuhan simpanan dibandingkan pada tahun 2004 disebabkan simpanan tahun berjalan di credit union sejumlah Rp 5.621.550.201 dan simpanan pada akhir tahun lalu sebesar Rp 1.192.665.243. Dari persamaan trend yang cenderung meningkat dan nilai b sebesar positif 157,68 maka dapat diketahui bahwa pertumbuhan simpanan credit union cenderung meningkat dari tahun ke tahun. d. Rasio Pertumbuhan Modal Lembaga S8 Dari hasil analisis data Credit Union “Banuri Harapan Kita” pada tahun 2003 menunjukkan kinerja yang ideal. Kinerja dikatakan ideal, karena persentase yang dihasilkan lebih tinggi dari standar sistem PEARLS. Hal ini ditunjukkan dengan rasio selama tahun 2003 sebesar 132,61. Hal ini berarti bahwa adanya pertumbuhan modal lembaga 138 138 sebesar 132,61 dari modal lembaga tahun lalu. Pada tahun 2003 persentase pertumbuhan modal lembaga disebabkan modal lembaga tahun berjalan credit union sejumlah Rp 36.826.568 dan modal lembaga akhir tahun lalu sebesar Rp 27.769.875. Dari persamaan trend yang cenderung menurun dan nilai b sebesar negatif 10,41 maka dapat diketahui bahwa pertumbuhan modal lembaga credit union cenderung menurun dari tahun ke tahun. Dari hasil analisis data Credit Union “Banuri Harapan Kita” pada tahun 2004 menunjukkan kinerja yang ideal. Kinerja dikatakan ideal, karena persentase yang dihasilkan lebih tinggi dari standar sistem PEARLS. Hal ini ditunjukkan dengan rasio selama tahun 2004 sebesar 238,10. Hal ini berarti bahwa adanya pertumbuhan modal lembaga sebesar 238,10 dari modal lembaga tahun lalu. Pada tahun 2004 naiknya persentase pertumbuhan modal lembaga dibandingkan pada tahun 2003 disebabkan modal lembaga tahun berjalan di credit union sejumlah Rp 87.684.740 dan modal lembaga pada akhir tahun lalu sebesar Rp 36.826.568. Dari persamaan trend yang cenderung menurun dan nilai b sebesar negatif 10,41 maka dapat diketahui bahwa pertumbuhan modal lembaga credit union cenderung menurun dari tahun ke tahun. Dari hasil analisis data Credit Union “Banuri Harapan Kita” pada tahun 2005 menunjukkan kinerja yang ideal. Kinerja dikatakan ideal, karena persentase yang dihasilkan lebih tinggi dari standar sistem PEARLS. Hal ini ditunjukkan dengan rasio selama tahun 2005 sebesar 139 139 111,79. Hal ini berarti bahwa adanya pertumbuhan modal lembaga sebesar 111,79 dari modal lembaga tahun lalu. Pada tahun 2005 naiknya persentase pertumbuhan modal lembaga dibandingkan pada tahun 2004 disebabkan modal lembaga tahun berjalan di credit union sejumlah Rp 98.027.323 dan modal lembaga pada akhir tahun lalu sebesar Rp 87.684.740. Dari persamaan trend yang cenderung menurun dan nilai b sebesar negatif 10,41 maka dapat diketahui bahwa pertumbuhan modal lembaga credit union cenderung menurun dari tahun ke tahun. e. Rasio Pertumbuhan Anggota S10 Dari hasil analisis data Credit Union “Banuri Harapan Kita” pada tahun 2003 menunjukkan kinerja yang ideal. Kinerja dikatakan ideal, karena persentase yang dihasilkan lebih tinggi dari standar sistem PEARLS. Hal ini ditunjukkan dengan rasio selama tahun 2003 sebesar 84,72. Hal ini berarti bahwa adanya pertumbuhan anggota sebesar 84,72 dari anggota tahun lalu. Pada tahun 2003 persentase pertumbuhan anggota disebabkan jumlah anggota tahun berjalan credit union berjumlah 549 orang dan jumlah anggota akhir tahun lalu berjumlah 648 orang. Dari persamaan trend yang cenderung meningkat dan nilai b sebesar positif 118,51 maka dapat diketahui bahwa pertumbuhan anggota credit union cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Dari hasil analisis data Credit Union “Banuri Harapan Kita” pada tahun 2004 menunjukkan kinerja yang ideal. Kinerja dikatakan ideal, karena persentase yang dihasilkan lebih tinggi dari standar sistem 140 140 PEARLS. Hal ini ditunjukkan dengan rasio selama tahun 2004 sebesar 120,58. Hal ini berarti bahwa adanya pertumbuhan anggota sebesar 321,75 dari anggota tahun lalu. Pada tahun 2004 naiknya persentase pertumbuhan jumlah anggota dibandingkan pada tahun 2003 disebabkan jumlah anggota tahun berjalan di credit union berjumlah 662 orang dan jumlah anggota pada akhir tahun lalu berjumlah 549 orang.Dari persamaan trend yang cenderung meningkat dan nilai b sebesar positif 118,51 maka dapat diketahui bahwa pertumbuhan anggota credit union cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Dari hasil analisis data Credit Union “Banuri Harapan Kita” pada tahun 2005 menunjukkan kinerja yang ideal. Kinerja dikatakan ideal, karena persentase yang dihasilkan lebih tinggi dari standar sistem PEARLS. Hal ini ditunjukkan dengan rasio selama tahun 2005 sebesar 321,75. Hal ini berarti bahwa adanya pertumbuhan anggota sebesar 321,75 dari anggota tahun lalu. Pada tahun 2005 naiknya persentase pertumbuhan jumlah anggota dibandingkan pada tahun 2004 disebabkan jumlah anggota tahun berjalan di credit union berjumlah 2130 orang dan jumlah anggota pada akhir tahun lalu berjumlah 662 orang. Dari persamaan trend yang cenderung meningkat dan nilai b sebesar positif 118,51 maka dapat diketahui bahwa pertumbuhan anggota credit union cenderung meningkat dari tahun ke tahun. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 141 141 f. Rasio Pertumbuhan Total Aktiva S11 Dari hasil analisis data Credit Union “Banuri Harapan Kita” pada tahun 2003 menunjukkan kinerja yang ideal. Kinerja dikatakan ideal, karena persentase yang dihasilkan lebih tinggi dari standar sistem PEARLS. Hal ini ditunjukkan dengan rasio selama tahun 2003 sebesar 38,82. Hal ini berarti bahwa adanya pertumbuhan total aktiva sebesar 38,82 dari total aktiva tahun lalu. Pada tahun 2003 persentase pertumbuhan total aktiva disebabkan aktiva tahun berjalan credit union sejumlah Rp 609.654.082 dan aktiva akhir tahun lalu sebesar Rp 439.168.075. Dari persamaan trend yang cenderung meningkat dan nilai b sebesar positif 154,45 maka dapat diketahui bahwa pertumbuhan total aktiva credit union cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Dari hasil analisis data Credit Union “Banuri Harapan Kita” pada tahun 2004 menunjukkan kinerja yang ideal. Kinerja dikatakan ideal, karena persentase yang dihasilkan lebih tinggi dari standar sistem PEARLS. Hal ini ditunjukkan dengan rasio selama tahun 2004 sebesar 13,86. Hal ini berarti bahwa adanya pertumbuhan total aktiva sebesar 13,86 dari total aktiva tahun lalu. Pada tahun 2004 naiknya persentase pertumbuhan aktiva dibandingkan pada tahun 2003 disebabkan aktiva tahun berjalan di credit union sejumlah Rp 1.455.162.508 dan aktiva pada akhir tahun lalu sebesar Rp 609.654.082. Dari persamaan trend yang cenderung meningkat dan nilai b sebesar positif 154,45 maka dapat 142 142 diketahui bahwa pertumbuhan total aktiva credit union cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Dari hasil analisis data Credit Union “Banuri Harapan Kita” pada tahun 2005 menunjukkan kinerja yang ideal. Kinerja dikatakan ideal, karena persentase yang dihasilkan lebih tinggi dari standar sistem PEARLS. Hal ini ditunjukkan dengan rasio selama tahun 2005 sebesar 347,73. Hal ini berarti bahwa adanya pertumbuhan total aktiva sebesar 347,73 dari total aktiva tahun lalu. Pada tahun 2005 naiknya persentase pertumbuhan aktiva dibandingkan pada tahun 2004 disebabkan aktiva tahun berjalan di credit union sejumlah Rp 6.515.219.874 dan aktiva pada akhir tahun lalu sebesar Rp 1.455.162.508. Dari persamaan trend yang cenderung meningkat dan nilai b sebesar positif 154,45 maka dapat diketahui bahwa pertumbuhan total aktiva credit union cenderung meningkat dari tahun ke tahun. 143

BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN

A. Kesimpulan

1. Analisis PEARLS

a. Protection Perlindungan P

Secara umum, Credit Union “Banuri Harapan Kita” mempunyai kinerja yang tidak ideal pada aspek ini. Artinya Credit Union “Banuri Harapan Kita” tidak mampu menyediakan dana cadangan resiko sehingga tidak dapat menutup resiko tunggakkan pinjaman 12 bulan maupun tunggakkan pinjaman 1-12 bulan. Ini berarti Credit Union “Banuri Harapan Kita” tidak mempunyai dana cadangan resiko sebagai sumber utama perlindungan guna menutup kerugian akibat kredit macet.

b. Effective Financial Structure Struktur Keuangan yang Efektif E

Secara umum dapat ditarik kesimpulan bahwa Credit Union “Banuri Harapan Kita” mempunyai struktur keuangan yang mampu meningkatkan potensi pertumbuhan dan kemampuan memperoleh pendapatan yang berbasiskan investasi, dimana dengan cara ini membantu manajemen dalam menentukan investasi yang paling menguntungkan. Sedangkan, untuk kekuatan keuangannya Credit Union “Banuri Harapan Kita” belum mampu menggali modal dari simpanan saham serta non-saham dan belum mampu meningkatkan modal lembaga pada tingkat yang ideal. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI