C. Analisis Kesalahan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 2008:47 analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui keadaan yang
sebenarnya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 2008:566 kesalahan adalah kekhilafan, kekeliruan. Menurut Sukirman dalam Sahriah, 2012:2
kesalahan merupakan penyimpangan terhadap hal yang benar yang sifatnya sistematis, konsisten, maupun insedental pada daerah tertentu. Menurut
Rahmat Basuki dalam Sahriah, 2012:2 kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal-soal adalah kesalahan konsep, kesalahan operasi dan
kesalahan ceroboh, dengan kesalahan dominan adalah kesalahan konsep. Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan pengertian kesalahan adalah
kekeliruan terhadap sesuatu yang dianggap benar pada hal-hal tertentu,
misalnya dalam menyelesaikan soal-soal matematika.
Analisis kesalahan matematika menurut Reisman dapat dilakukan dengan memeriksa pekerjaan siswa atau meminta penjelasan cara siswa
memecahkan masalah. Pemeriksaan perlu mengamati metode dan menentukan proses yang digunakan dalam metode tersebut Sriati, 1994:5.
Clements 1980 melakukan analisis dengan wawancara terstruktur menggunakan hirarki Newman atau Casey Sriati, 1994:6.
Analisis kesalahan mempunyai langkah-langkah yang meliputi Tarigan, 1988:67 :
1 Pengumpulan sampel kesalahan
2 Pengidentifikasian kesalahan
3 Penjelasan kesalahan
4 Pengklasifikasian kesalahan
5 Pengevaluasian kesalahan
Penelitian ini dilakukan berdasarkan teori analisis kesalahan menurut teori Newman. Menurut Newman dalam Clements, 1980:3 dalam
menyelesaikan masalah sesorang harus melalui tahap membaca masalah, memahami apa yang telah dibaca, kemudian melakukan transformasi untuk
model matematika yang sesuai, kemudian menerapkan keterampilan proses yang diperlukan, kemudian menuliskan jawabannya.
Newman mengkategorikan kesalahan menjadi 1 Reading Error atau kesalahan membaca, 2 Comprehension Error atau kesalahan
memahami, 3 Transformation Error atau kesalahan mentransformasi, 4 Process Skill Error atau kesalahan keterampilan proses, 5 Encoding Error
atau kesalahan menuliskan jawaban, 6 Careless Error atau kesalahan kecerobohan. Menurut peneliti teori analisis kesalahan Newman sesuai
dengan judul tugas akhir yang dibuat peneliti. Berdasarkan pedoman wawancara analisis kesalahan menurut
Newman, pewawancara akan meminta kepada murid yang awalnya memberikan jawaban yang salah untuk mencoba menjawab pertanyaan
tersebut sekali lagi. Pewawancara akan menunggu tanpa memberikan bantuan kepada siswa tersebut, pewawancara akan meminta murid untuk menangapi
pernyataan berikut Clements, 1980:9 :
1 Silahkan baca soalnya. Jika ada kata yang tidak tahu, katakan saja.
2 Katakan dari soal apa yang diminta untuk Anda lakukan.
3 Katakan bagaimana menemukan jawaban dari soal itu.
4 Tunjukkan apa yang harus dilakukan untuk mendapatkan jawabannya.
Katakan apa yang Anda lakukan saat mengerjakan soal itu. 5
Sekarang tuliskanlah jawaban atas soal itu. Dalam White 2005:17 dan dalam Amin Suyitno dan Hardi Suyitno
2015:531, pengklasifikasian kesalahan menurut Newman adalah sebagai berikut:
1 Reading Error atau kesalahan membaca
Siswa tidak bisa membaca kata kunci atau simbol yang disampaikan dalam soal dan siswa tidak bisa mengartikan makna dari simbol yang
menghalanginya untuk memproses lebih lanjut ke pemecahan masalah yang tepat.
2 Comprehension Error atau kesalahan memahami
Siswa bisa membaca semua kata dalam soal, tetapi tidak bisa memahami semua arti kata dalam soal, tidak menuliskan dan menjelaskan
apa yang diketahui dan apa ditanyakan pada soal. selain itu tidak bisa memproses lebih lanjut ke pemecahan masalah yang tepat.
3 Transformation Error atau kesalahan mentransformasi
Siswa mengerti apa yang ditanyakan oleh soal tapi tidak bisa mengidentifikasi operasi atau deretan operasi yang tepat yang dibutuhkan
untuk memecahkan masalah, tidak bisa menentukan rumus yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
digunakan untuk memecahkan masalah, dan tidak bisa menentukan operasi matematika yang digunakan untuk memecahkan masalah.
4 Process Skill Error atau kesalahan keterampilan proses
Siswa mampu mengidentifikasi operasi yang tepat, atau deretan operasi yang tepat, tetapi tidak dapat melakukan perhitungan dengan tepat.
Tidak dapat menentukan proses atau algoritma yang tepat, meskipun sudah mampu menentukan rumus yang tepat untuk pemecahan masalah.
5 Encoding Error atau kesalahan menuliskan jawaban
Siswa mengerjakan secara tepat dan mendapatkan solusi dari masalah namun tidak bisa menuliskannya dalam bentuk kata-kata yang
bisa diterima, sehingga menyebabkan perubahan makna dari jawaban tersebut. Tidak bisa menuliskan kesimpulan dengan tepat.
6 Careless atau kecerobohan
Siswa menjawab salah pada kesempatan pertama dalam hal ini saat tes tertulis tetapi menjawab secara tepat pada kesempatan kedua dalam hal
ini wawancara. Kesalahan berkaitan erat dengan kesulitan belajar siswa. Kesalahan
disebabkan oleh adanya siswa yang mengalami kesulitan belajar. Kesulitan belajar matematika ditandai oleh ketidakmampuan siswa dalam memecahkan
masalah matematika. Kesulitan yang dialami oleh anak yang berkesulitan matematika seperti kelemahan dalam menghitung, kesulitan dalam
mentransfer pengetahuan, pemahaman bahasa matematika yang kurang, dan kesulitan dalam persepsi visual Jamaris, 2013:188.
Suwarsono dalam Maria, 2016:13 mengklasifikasikan faktor penyebab kesulitan siswa dalam belajar matematika dari faktor kognitif dan
faktor nonkognitif. Faktor kognitif meliputi hala-hal yang berhubungan dengan kemampuan intelektual dan cara siswa memproses dan mencerna
materi matematika dalam pikirannya. Faktor nonkognitif meliputi sikap, kepribadian, emosional, cara belajar, suasana rumah dan lain-lain. Pada
penelitian ini peneliti akan melihat faktor penyebab kesalahan siswa dari aspek kognitif.
Menurut Malau dalam Sahriah, 2012:2 penyebab kesalahan yang sering dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal-soal matematika dapat
dilihat dari beberapa hal antara lain disebabkan kurangnya pemahaman atas materi prasyarat maupun materi pokok yang dipelajari, kurangnya
penguasaan bahasa matematika, keliru menafsirkan atau menerapkan rumus, salah perhitungan, kurang teliti dan lupa konsep. Berdasarkan hasil
wawancara dengan guru bidang studi matematika SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta, penyebab kesalahan yang sering dilakukan siswa dalam
memecahkan masalah matematika antara lain disebabkan kurangnya semangat untuk belajar, kurangnya pemahaman tentang materi, lupa konsep,
dan kurang teliti.
D. Remedial