Pelayanan sosial bagi gelandangan dan pengemis di panti sosial Bina Karya Pangudi Luhur Bekasi

(1)

PELAYANAN SOSIAL BAGI GELANDANGAN DAN PENGEMIS DI PANTI SOSIAL BINA KARYA “PANGUDI LUHUR” BEKASI

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)

Oleh

Muhammad Akmal

NIM : 105054102078

PROGRAM STUDI

KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1430 H/2009 M


(2)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiblakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 04 Desember 2009

Muhammad Akmal NIM:105054102078


(3)

PELAYANAN SOSIAL BAGI GELANDANGAN DAN PENGEMIS DI PANTI SOSIAL BINA KARYA “PANGUDI LUHUR” BEKASI

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)

Oleh

Muhammad Akmal NIM : 105054102078

Pembimbing,

Ismet Firdaus, M.Si NIP : 150411196

PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1430 H/2009 M


(4)

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul “PELAYANAN SOSIAL BAGI GELANDANGAN DAN PENGEMIS DI PANTI SOSIAL BINA KARYA “PANGUDI LUHUR” BEKASI” telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada hari Jumat tanggal 04 Desember 2009. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) program S1 pada Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam/Konsentrasi Kesejahteraan Sosial.

Jakarta, 04 Desember 2009 Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota, Sekreteris Merangkap Anggota,

Drs. H. Mahmud Jalal, MA Dra. Halimah SM, M.Ag

NIP. 19520422 198103 1 022 NIP.19590413 199603 2 001

Penguji I Penguji II

Dra. Asriati Jamil, M.Hum Siti Napsiyah Ariefuzzaman, MSW NIP. 19610422 199003 2 001 NIP. 19740101 200112 2 003

Pembimbing Skripsi

Ismet Firdaus, M.Si NIP. 150411196


(5)

Seuntai Kata Dari Peneliti

! "

# $


(6)

ABSTRAK Muhammad Akmal

Pelayanan Sosial Bagi Gelandangan dan Pengemis di Panti Sosial Bina Karya “Pangudi Luhur” Bekasi

Masalah sosial Gelandangan Pengemis (gepeng) merupakan fenomena sosial yang tidak bisa di hindari keberadaannya dalam kehidupan masyarakat, terutama yang berada di daerah perkotaan (kota-kota besar). Salah satu faktor yang dominan mempengaruhi perkembangan masalah ini adalah kemiskinan. Masalah kemiskinan di Indonesia berdampak negatif terhadap meningkatnya arus urbanisasi dari daerah pedesaan ke kota-kota besar, sehingga terjadi kepadatan penduduk dan daerah-daerah kumuh yang menjadi pemukiman para urban tersebut. Sulit dan terbatasnya lapangan pekerjaan yang tersedia, serta terbatasnya pengetahuan dan keterampilan menyebabkan mereka banyak yang mencari nafkah untuk mempertahankan hidup dengan terpaksa menjadi gelandangan dan pengemis.

Selama ini, berbagai upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat melalui pelayanan dan rehabilitasi sosial, baik dengan system panti maupun non panti, namun belum menunjukan hasil seperti yang diharapkan. Hal ini disebabkan antara lain karena besaran permasalahan yang tidak seimbang dengan jangkauan pelayanan, keterbatasan SDM, dana, sarana dan prasarana serta kualitas pelayanan yang masih bervariasi. Disamping itu, dampak dari pemberlakuan Otonomi Daerah yakni menimbulkan Keberagaman persepsi dan upaya pelayanan dan rehabilitasi sosial di berbagai daerah.

Untuk memperluas jangkauan pelayanan, Departemen Sosial RI juga berupaya melibatkan masyarakat dalam setiap pelayanan dan rehabilitasi sosial gelandangan dan pengemis namun hasilnya belum optimal.

Penelitian ini diperlukan untuk mengetahui bagaimana pelayanan sosial terhadap gelandangan dan pengemis dalam bentuk rehabilitatif atau panti. Dengan proses wawancara dan observasi. Melalui analisis data hasil penelitian dengan memilih informan yang dipilih secara sengaja dapat diketahui bahwa tahapan pelayanan sosial yang dilakukan melalui sistem panti diantaranya adalah: tahapan pendekatan awal, tahapan penerimaan, tahapan assessment, tahapan bimbingan mental, sosial, fisik dan keterampilan, tahapan resosialisasi, tahapan penyaluran, tahapan bimbingan lanjut, tahapan evaluasi, dan tahapan pengakhiran pelayanan atau terminasi. Serta dapat diketahui mengenai jenis-jenis pelayanan, yaitu pelayanan pengasramaan, pelayanan kebutuhan pangan, pelayanan konseling, pelayanan kesehatan, pelayanan pendidikan, pelayanan keterampilan, pelayanan bimbingan mental, pelayanan rekreasi dan hiburan. Temuan lapangan yang menarik pada penelitian di PSBK ini yaitu pada pelayanan kebutuhan pangan yaitu WBS mengolah sendiri bahan-bahan mentah untuk makan sehari-hari mereka. Itulah pelayanan yang di dapatkan oleh gelandangan dan pengemis di PSBK tersebut.


(7)

KATA PENGANTAR

Puji serta syukur praktikan panjatkan kehadirat Allah SWT atas berbagai macam nikmatNya terutama nikmat sehat wal afiat dan umur panjang sehingga peneliti dapat menjalankan penelitian di PSBK dengan diberikan kemudahan, kelancaran dan dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini di PSBK dapat diselesaikan pada waktunya adalah berkat bantuan dan dukungan dari semua pihak, untuk itu selayaknya peneliti sampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya terutama kepada : 1. Bapak Prof. Dr. Komarudin Hidayat, M.A. selaku Rektor Universitas Islam Negeri, UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Dr. Arief Subhan, M.A. selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Drs. Helmi Rustandi, M.Ag sebagai Ketua Jurusan Kesejahteraan Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang selalu memotivasi kepada mahasiswanya.

4. Bapak Ismet Firdaus, M.Si sebagai Sekretaris Jurusan kesejahteraan Sosial UIN Jakarta dan juga sekaligus selaku Pembimbing Skripsi yang terus bersabar dan menyempatkan waktu serta selalu memberikan motivasi, dorongan, perhatian, arahan, masukan dan saran-sarannya serta kritik kepada peneliti selama dalam penyusunan menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih banyak pak.

5. Seluruh dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi umumnya dan khusunya dosen dan staf pengajar pada program studi Kesejahteraan Sosial serta seluruh Civitas Akademika yang telah memberikan ilmu pengetahuan, bimbingan, dorongan, wacana, wawasan, intelektualitas yang telah ditularkan kepada peneliti selama berada dan mengikuti perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Bapak Drs. Sebak Singkali, sebagai Kepala Panti Sosial Bina Karya “Pangudi Luhur” Bekasi yang telah memberikan izin, menerima dan informasi kepada peneliti untuk mengadakan penelitian di PSBK ini. Dan Bapak Drs. Lusinto, sebagai Ka.Subbag Tata Usaha Panti Sosial Bina Karya “Pangudi Luhur” Bekasi yang telah menerima peneliti dengan baik dan memudahkan peneliti dalam mengadakan penelitian di PSBK ini serta membantu memberikan informasi mengenai kelembagaan panti kepada peneliti.


(8)

7. Ibu Dra. Dewi Kania, sebagai Ka.Sie Rehsos, Bapak Drs. Sugiono, sebagai Ka.Sie PAS, Ibu Dra. Shinta Lestari, sebagai Koordinator Pekerja Sosial, Ibu Dra. Laila Kurniati Akbariah, sebagai Penanggung Jawab Rehabilitasi Sosial dan Ibu Dra. Yuyun Susilawati, sebagai Penanggung Jawab Program & Advokasi Sosial Panti Sosial Bina Karya “Pangudi Luhur” Bekasi yang telah banyak membantu memberikan masukan-masukan, saran-saran, dorongan, semangat, membantu dan mengarahkan peneliti serta memberikan informasi dan data-data mengenai panti dalam mengadakan penelitian skripsi di panti ini. 8. Seluruh Pekerja Sosial, staf, pegawai, karyawan, pembimbing, pegawai honorer, pegawai

security dan kepada semua pihak yang namanya tidak disebutkan satu demi satu di Panti Sosial Bina Karya “Pangudi Luhur” Bekasi yang telah banyak membantu dan memberikan masukan kepada peneliti dalam mengadakan penelitian di PSBK ini.

9. Para Warga Binaan Sosial Panti Sosial Bina Karya “Pangudi Luhur” Bekasi Angkatan I 2009 yang telah membantu, menerima dan menyambut baik dengan ramah kehadiran peneliti selama proses penelitian berlangsung sungguh pengalaman dan kenangan ini tak mungkin peneliti lupakan.

10.Setinggi-tingginya penghargaan dan ucapan terima kasih kepada Ayah Ustadz H. Cholid yang selalu mendorong peneliti untuk maju dan memotivasi dengan semangat yang tinggi, kepada Mamah calon Hj, Mamah Nena Harnawati yang juga selalu memotivasi peneliti untuk segera lulus cepat, kedua orang tua peneliti yang penuh kasih sayang dan kesabarannya, perhatiannya telah memberikan dorongan moril maupun materil dan selalu senantiasa memanjatkan doa untuk anak-anaknya agar sukses dan khususnya tercapainya cita-cita peneliti menjadi seorang sarjana. Semoga Allah SWT membalas pengorbanan mereka dengan gajaran yang berlipat ganda, Amiiin. Bang Dani yang juga sama-sama kuliah semoga skripsi ini menjadi motivasi untuk menyusul dan lulus cepat, ditunggu bang kelulusannya buat Ayah dan Mamah kita bangga, Ade Eki yang masih kelas 3 SMA Abang selalu do’ain semoga menjadi anak yang nurut, sholeh & berbakti pada orang tua menjadi kebanggaan Ayah dan Mamah nantinya, semoga UAN nanti diberi kelulusan nilai yang terbaik dan dapat melanjutkan kuliah seperti abang-abangnya de, Amiiin. 11.Keluarga besar Abi Engkong KH. Abdul Hamid, Almh Umi dan Hj. Hanifah (Aci Ipah)

yang telah mengasuh dan tinggal bersama-sama diKebayoran dari kecil TK, SD, SMP, SMA terima kasih peneliti belum bisa mengasih apa-apa hanya doa dan harapan semoga Allah SWT membalas apa yang telah diberikan kalian kepada peneliti hingga saat ini.


(9)

12.Seluruh keluarga besar Mimih Hj. Mimin Rukmini yang telah banyak mendoakan dan memotivasi peneliti untuk menyelesaikan kuliah sehingga dapat menyusul Aa Yusdi, Aa Agung, Aa Bayu dan Aa Irfan dan semoga kita selalu dapat bersilaturrahim.

13.Sahabat-sahabat Jurusan Kesejahteraan Sosial satu Angkatan 2005 terima kasih atas masukan, saran dan dukungannya tanpa terasa empat tahun kuliah bersama-sama dan sekarang harus berpisah tapi tenang berpisahnya karena selesai kuliah dan melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi semoga kedepannya kita dapat berkumpul bersama-sama kembali. Ane do’akan semoga kita kedepan menjadi orang yang sukses dan mengamalkan ilmu yang telah kita dapat dibangku kuliah serta menjadi pekerja sosial dimanapun kita berada dan mengembangkan Bidang Kesejahteraan Sosial.

14.Sahabat–sahabat dan Kader Dakwah Aktifis Dakwah Kampus (ADK) Lembaga Dakwah Kampus (LDK) UIN Syahid Khususnya Angkatan 2005, empat tahun tanpa terasa di kampus UIN syahid Jakarta bersama-sama berjuang dan berdakwah serta merajut ukhuwah dan menjalin cinta serta mengharapkan ridho-Nya. Kepada yang telah lulus syukron atas do’a dan semangatnya yang telah di berikan dan kepada yang belum lulus semoga dapat termotivasi dan menyusul ane serta teman-teman yang telah lulus duluan, Semoga setelah keluar dari kampus tercinta ini Ukhuwah, Silaturrahim dan kekeluargaan yang telah kita rajut dan jalin tetap terpelihara hingga masa tua. Amiiin.

15.Sahabat–sahabat dan Kader Dakwah Aktifis Dakwah Sekolah (ADS) Ikatan Alumni Rohis (IAR SMAN 29) khususnya dari tahun 2000 sampai dengan 2009 serta Pengurus dan Anggota Rohis SMAN 29 Jakarta kelas X, XI, dan XI pada tahun 2009 ini. Terimakasih atas do’a, dukungan, bantuan dan motivasinya kepada peneliti sehingga peneliti dapat bangkit dan mengatur strategi untuk menjalani hidup ini. Ane selalu berdoa agar anak-anak Rohis yang menolong Agama Allah di SMAN 29 dan pasti Allah akan menolong kita, janji Allah akan pasti dan terbukti dari Alumni-alumni kita terdahulu hingga sekarang mereka sukses-sukses dan selanjutnya antumlah yang merasakannya. Amiin. Allahu Akbar…………!!!

16.Sahabat–sahabat dan teman-teman SMAN 29 Jakarta Angkatan 2005 khususnya Rohis tercinta Ikhwannya Mukhlisin, Irfan, Yunan, Hafidz, Naufal, Anfal, Hendra, dll dan Akhwatnya Izzaty, Ria, Dita, Neneng, dll semoga Ukhuwah yang telah terjalin ini ada awal tapi tiada akhir dan kita selalu menjaga silaturrahim hingga akhir hayat kita,Amiiin. Tiada masa yang paling indah, masa-masa disekolah, tiada kisah yang paling indah yaitu kisah kisah di Rohis SMAN 29 tercinta. Dari Rihislah ku temui kesuksesan saat ini.


(10)

17.Sahabat–sahabat dan Kader Dakwah Aktifis Dakwah Masyarakat (ADM) Ikatan Remaja Masjid Al-Mustaqim (IRMA) Ikhwan Wawan, Acim, Irfan, Bakti, Akbar, Ari, Boby, Wariso, Yogi, Ridho, dll dan Akhwat KakaKu ka Citra, Puji, Ita, Desi, Shintya, Sundari, Aulia, Leiny, Anggi, dll terima kasih atas do’a dan dukungannya serta kepada para pengurus Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Al-Mustaqim Komplek Depsos Cikarang Barat Bekasi dan Para pengurus RW.08 Komplek Depsos serta teman-teman Karang Taruna. Semoga setelah wisuda ini dapat berkontribusi lagi lebih banyak.

Peneliti sebagai manusia biasa yang lemah meminta maaf jika selama menjalankan penelitian di Panti Sosial Bina Karya “Pangudi Luhur” Bekasi terdapat kekurangan dan kesalahan pada diri peneliti. Peneliti sadari bahwa dalam menjalankan penelitian sampai dengan penyusunan skripsi ini secara kualitas masih jauh dari kesempurnaan dan skripsi ini tentu saja bukan suatu karya yang sempurna serta bebas dari kesalahan, untuk itu peneliti sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun agar dapat menjadikan peneliti lebih baik di masa yang akan datang, peneliti sambut dengan lapang dada dan ucapan terima kasih.

Demikianlah skripsi ini peneliti buat dan peneliti persembahkan, semoga skripsi ini dapat membawa manfaat bagi kita semua yang membacanya terutama dalam memajukan Bidang Kesejahteraan Sosial.

Jakarta, 04 Desember 2009

Muhammad Akmal Peneliti


(11)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ……… i

KATA PENGANTAR ……….. ii

DAFTAR ISI ………. vi

DAFTAR TABEL ………... ix

DAFTAR LAMPIRAN ………. x

BAB I PENDAHULUAN ……… 1

A. Latar Belakang Masalah ……… 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ……… 9

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis ………….………. 10

2. Manfaat Akademis ………. 11

D. Metodelogi Penelitian 1. Pendekatan Penelitian ………. 11

2. Jenis Penelitian ……… 12

3. Waktu dan Tempat Penelitian ………. 12

4. Teknik Pengumpulan Data ……….. 13

5. Teknik Pengumpulan Informan ……….. 14

6. Sumber Data ……… 15

7. Teknik Pencatatan Data ………... 15

8. Analisa Data ……… 15

9. Keabsahan Data ……….. 16

E. Sitematika Penulisan ………. 17

BAB II LANDASAN TEORI ……… 19

A. Definisi Pelayanan Sosial ……….. 19

B. Definisi Panti Sosial ……….. 24

C. Pelayanan Sosial Berbasis Panti ……… 25

D. Gelandangan dan Pengemis ……….. 26

1. Pengertian Gelandangan dan Pengemis ……….. 26

2. Permasalahan Sosial Gelandangan dan Pengemis ………… 27


(12)

3. Prinsip-prinsip Penanganan Gelandangan dan Pengemis … 29

4. Masalah Penanganan dan Indikator Keberhasilan ……….. 31

BAB III GAMBARAN UMUM PSBK PANTI SOSIAL BINA KARYA “PANGUDI LUHUR” BEKASI ……….. 32

A. Profil PSBK dan Sejarah Berdirinya ……… 32

B. Visi dan Misi ………. 32

C. Tugas Pokok, Tujuan dan Fungsi Lembaga ……….. 33

D. Struktur Organisasi PSBK ……… 34

E. Mekanisme Kerja ……….. 36

F. Komposisi Pegawai ………... 37

G. Landasan Hukum ……….. 38

H. Sasaran dan Pelayanan ……….. 38

I. Persyaratan Calon Keluarga Binaan Sosial ………... 39

J. Kapasitas Tampung ………... 39

K. Proses Pelayanan ………... 40

L. Pembiayaan Operasional ………... 43

M. Kerja Sama Lintas Sektoral ………... 43

N. Sarana dan Prasarana ………... 43

O. Pembimbing Pondok Tahun 2009 ………. 45

P. Jumlah WBS Kelayan Angkatan I Tahun 2009………. 46

BAB IV TEMUAN DAN ANALISA DATA ………. 47

A. Tahapan Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial ………. 47

1. Tahapan Pendekatan Awal ………... 48

2. Tahapan Penerimaan ……… 53

3. Tahapan Assessment ……… 54

4. Tahapan Bimbingan Mental, Bimbingan Sosial, Bimbingan Fisik dan Keterampilan ………. 55

5. Tahapan Resosialisasi ……….. 59

6. Tahapan Penyaluran ………. 60

7. Tahapan Bimbingan lanjut ………... 60


(13)

8. Tahapan Evaluasi ………. 63

9. Tahapan Pengakhiran Pelayanan atau Terminasi …………. 64

B. Jenis-jenis Pelayanan Sosial ……….. 65

1. Pelayanan Pengasramaan ………. 65

2. Pelayanan Kebutuhan Pangan ……….. 65

3. Pelayanan Konseling ……… 66

4. Pelayanan Kesehatan ……… 67

5. Pelayanan Pendidikan ……….. 68

6. Pelayanan Keterampilan ……….. 69

7. Pelayanan Bimbingan Mental ……….. 71

8. Pelayanan Rekreasi dan Hiburan ………. 72

BAB V PENUTUP ………. 74

A. Kesimpulan ……… 74

B. Saran ……….. 79

DAFTAR PUSTAKA ……… 82


(14)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Kerangka dan Jumlah Informan ……… 15

Tabel 3.1 Komposisi Pegawai Menurut Kedudukan dan Jabatan ……… 38

Tabel 3.2 Komposisi Pegawai Menurut Tingkat Pendidikan ……… 38

Tabel 3.3 Komposisi Pegawai Menurut Tingkat Golongan ……….. 39

Tabel 3.4 Daftar Nama-Nama Pembimbing Pondok ………. 46


(15)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Pedoman dan Hasil Wawancara Pegawai PSBK Lampiran II : Pedoman dan Hasil Wawancara WBS / Klien Lampiran III : Formulir Pendaftaran WBS

Lampiran IV : File Rahasia WBS

Lampiran V : Jadwal Kegiatan Pelayanan di PSBK Lampiran VI : Daftar Kurikulum Keterampilan Lampiran VII : Surat Pengajuan Judul Skripsi Lampiran VIII : Surat Bimbingan Skripsi Lampiran IX : Surat Penelitian/Wawancara Lampiran X : Dokumentasi Kegiatan di PSBK


(16)

Hasil Wawancara dengan Pegawai PSBK “Pangudi Luhur “ Bekasi Nama : Ibu Dra. Dewi Kania

Jabatan : Kepala Seksi Rehabilitasi Sosial Hari/Tanggal : Senin, 27 Juli 2009

Tempat : Ruang Kerja Rehabilitasi Sosial

1. Bagaimana proses sosialisasi dan motivasi yang dilakukan oleh PSBK?

Kita koordinasi sama instansi terkait ini, koordinasi dengan instansi terkait gituu.. nanti mereka yang menentukan, lokasi mana, kelurahan mana misalnya, kita turun kesana, motivasi juga begitu kantong-kantong kumuh dimana yang terbanyak gepengnya, tapi kita tetap korrdinasi kedinas kepenguasa wilayah, dari penguasa wilayah nanti menentukan.

2. Terus setelah itu caranya seperti apa bu? Apa dukumpulin orang-orangnya atau apa?

Iya kitakan koordinasi nih kedinas, biasanya surat dianterin setelah koordinasi, entar kita koordinasi lagi lewat telepon, entar mereka ngumpulin calon-calon yang berminat, kita turun, sehari selesai, kita jangkauannya masih Jabotabek belum yang jauh-jauh meskipun ininyaa wbsnya dari seluruh Indonesia tapi jangkauan kita untuk sosialisasi masih Jabotabek karena terkait anggaran, gituu..

3. Setelah mereka dikumpulin kemudian yang dilakukan oleh PSBK apa bu ?

Iya turun kesana, petugas untuk sosialisasi langsung motivasi, langsung seleksi klo memang ada.

4. Terus apa yang dijelaskan disana bu?

Program paaantilah, iya semua ga ada yang kita tutupin kita pait-pait langsung, kita ga janji yang manis-manis, yang pait-pait kita, makanya kalo mentalnya uda jatoh duluan ga kita rekrut, kita ga bilang pondoknya bagus seperti itu misalnya dibuat dari keramik, pokoknya kasih pondok tempat tinggal keadaan seperti ini masak sendiri, mck,mck rame-rame, makanya klo emang yang mau mundur, mundur sekarang gituu.. jangan sampe entar direkrut dibawa kesini, ga taunya minta pulang.

5. Faktor pendukung dan penghambatnya apa bu, biasanya pada saat itu?

Pendukungnya ya kitakan didukung sama dinas setempat, tapi kadang-kadang yang jadi hambatannya dinas ini uda memotivasi duluan kemereka dengan janji-janji manis, janji muluk apa gitu, dibilang itu semacam kursus padahal kita bukan kursus beda loh, jadi pada banyak yang pulang, banyak yang ga mau akhirnya, padahal kita bukan kursus, kita ini panti, klo kursus bayar sini, kita minta bayarannya klo kursus, klo ini panti gratis memang, tapi jangan berharap seperti kursus dapat sertifikasi yang legal, yang istilahnya diakui untuk kerja, bukannya gitu, terus apa tingkatnya sampe mahir, kursus bayar, brapa juta bayar klo kursus, cuma jangka waktu satu bulan setengah aja tiga juta setengah bayar untuk montir, montir motor doaang belum spesifikasi yang itu.

6. Berapa banyak WBS yang ada sekarang ini di PSBK Angkatan ke II tahun 2009?

Sekarang kurang lebih uda 200an 200 jiwa, iya sekarang angkatan ke II.

7. Itu dari mana aja bu?

Dari mana-manaaaaa, uda susah klo ditanya dari mana-mana, dari mana-mana jawabannya, ada yang datang sendiri, ada yang hasil motivasi, ada yang kiriman dinas.


(17)

8. Kalau yang datang sendiri mereka tau dari tuh mana bu?

Dari mulut kemulut, dari mulut kemulut mereka sering kena garukan, cape akhirnya datang kesini, gittuuuh.

9. Bagaimana prosedur atau criteria apa saja yang harus ditempuh oleh calon WBS agar dapat menjadi WBS di PSBK ini saat seleksi? Atau punya KTP atau gelandangan?

Kita tuh tidak perlu KTP, namanya orang gelandangan mana punya KTP, tanpa KTP, tanpa keterangan, tanpa identitas yang jelaspun kita terima, gelandangan mana punya KTP, klo punya KTP bukan gelandangaaan, istilahnya, istilahnya ia urban kekota, mencari kerjaan ga dapet-dapet mau pulang kampung malu, akhirnya diem dijalanan padahal bukan gepeng murni dia, gittuuu. inikan jelas, berbadan sehat, tidak sedang berkaitan dengan hukum, teruuus, ya sehat jasmani rohani, tidak mempunyai penyakit menular, itu yang intinya.

10. Apa harapan PSBK terhadap WBS selama mereka mendapatkan pendidikan disini dan kedepannya setelah selesai dari pendidikan ini?

Kan uda jelas kemaren selama praktek tau harapan PSBK, ya mereka memanfaatkan ilmu yang didapat disini sama paket yang diberikan jangan sampe dijual, dimanfaatkan untuk modal usaha, itu harapannya, jangan sampe mereka asalnya menggelandang kembali menggelandang itu harapan utamanya, iya tidak menggelandang, jadi dengan adanya bantuan stimulant, dengan adanya pembekalan keterampilan, terus segala bimbingan mental, itu mereka jangan sampe menggelandang lagi, gittuu harapan kita, iya harapannya itu.

11. Kendala apa yang menghambat pelaksanaan pendidikan selama ini? Jika ada, upaya-upaya apa saja yang dilakukan?

Kendalanya penyaluraaan, penyaluran itu kalooo, kalo yang dari daerah, kiriman daerah itu gampang, kita kembalikan ke daerah, nah klo gelandangan murni, mau kita kemanakan selain transmigrasi sama kemarin sawit.

12. Terus kalau mereka tidak ikut kedua-duanya itu bu, yang sudah-sudah bagaimana?

Ya kembali kejalan, itu yang sebenarnya kita ga mau, tapi mau di apakan uda mentalnya seperti itu, paket yang dikasih juga malah dijual, kalo gelandangan pengemiskan yang penting mereka punya uang prinsipnya, ga peduli cara apa, gittuuu.

13. Memang sampai sekarang belum ada solusinya bu?

Kalo yang murni, paling solusinya hanya transmigrasi, tapi itupun kita melalui seleksi ketat, paling ga yang berjiwa petani, klo ga berjiwa petani, tetep-tetep balik kesini, balik lagi menggelandang lagi ketemu lagi di juanda, gambir, kan tau enam bulan.

14. Harapan PSBKkan tadi ibu sudah bilang, terus yang terjadi sampai saat ini, kenyataannya seperti apa bu?

Harapankan tidak menggelandang, kenyataanya masih banyak yang kembali menggelandang, karena apa, pertama mereka pola pikirnya memang sudah terpola seperti itu, kedua sekarang istilahnya lapangan kerja aja, persaingan lapangan kerja ketat, jangankan mereka yang gelandangan, yang tidak punya keterampilan, tidak punya pendidikan, yang punya pendidikan aja S1 banyak yang nganggur, klo berbicara masalah lapangan kerja, makanya harapan kita itu dididik itu bisa mandiri, dibekelin bantuan stimulant paket dia bisa usaha, tapi yang namanya gelandangan pengemis.


(18)

Hasil Wawancara dengan Pegawai PSBK “Pangudi Luhur “ Bekasi Nama : Ibu Amilya

Jabatan : Pekerja Sosial Penanggung Jawab Keterampilan Hari/Tanggal : 13 Agustus 2009

Tempat : Ruang Konsultasi

1. Apa saja bimbingan yang ada di PSBK ini bu?

Bimbingan keterampilan di PSBK itu merupakan ada 12 macam ilmu keterampilan tapi tingkatnya tingkat dasar, jadi untuk tingkat terampil kita melaksanakan PKL, PKL itu istilahnya PPK latihan kerja, latihan kerja ditempat yang sudah professional istilahnya kalau keterampilan misalnya motor itu ditempat bengkel motor, kalau yang mobil bengkel mobil, jadi itu keterampilan itu ada bervariasi yang angkatan pertama 12 keterampilan angkatan ke dua 10 keterampilan jenisnya antara lain yaitu tata rias, menjahit, olahan pangan, montir motor, montir mobil, elektro, batako, las, pertukangan kayu dan tahu tempe 10 kalau yang sekarang, angkatan kemarin 12.

2. Kenapa bu bisa berbeda antara angkatan satu dan dua?

Perbedaan dari hasil minat siswa, berdasarkan minat siswa, cuma kendalanya sekarang itu kan kita itu memasarkan hasil dari mereka itukan kita bervisi misi kita itu dia bisa dipasarkan, bisa digunakan untuk pribadi sendiri maupun masyarakat.

3. Apa yang menjadi hambatan atau kendala dalam menyelenggarakan keterampilan di PSBK ini bu?

Kendalanya fasilitas kita ini masih manual, fasilitas masih manual terus untuk instruktur itupun terbatas kendalanya karena biaya, kalau kita panggil yang cukup professional bukan berarti sekarang tidak professional mengajar tapi yang cukup professional yang sesuai dengan pangsa pasar itu honornya tidak mencukupi ibarat katanya tidak memadai, yang kedua waktu, kenapa kita bilang ini hanya bisa sampai tingkat dasar waktunya juga terbatas, waktu terbatas itu dibatasin sampai enam bulan maksimal mereka optimal bisa melaksanakan lima bulan karena tersita waktu dengan out bond, ya ada pra pelatihan, latihan nanti evaluasi kalau kitakan schadulnya gitu.

Pra pelatihan itu temanya out bond, karena mentalnya kita gojlok dulu, kita tuh tujuannya sekarang mental, mental perubahan sikap, perubahan prilaku yang kita arakan di PSBK ini jadi bukan balai pelatihan disini sebetulnya, jadi kita hanya untuk mengisi pengetahuannya kita kasihlah keterampilan tingkat dasar, kalau untuk lebih meningkatkan lagi tingkat terampil, tingkat ahli itu memang perlu ada majer, majer dengan balai pelatihan, majer dengan pertanian, pertanian misalnya disukabumi, nah itu, tugas dari peksos ahli seperti saya itu melaksanakan jejaringan tingkat makro, kalau ini pelayanan yang dipantikan mikro, nah kita mau meluas tingkat makro itu kendalanya disitu tergantung dari dipa, iya dipa kalau memang ada programnya untuk dibatasin, dipanya misalnya anggarannya untuk kelapangan hanya segini, ya kita melaksanakan hanya sesuai itu, iya tapi bagaimanapun juga peksos ga tinggal diam, kalau memang ada kenalan saudara diluar dipanti misalnya siswa itu mampu untuk dipekerjakan kita langsung, langsung kita kasih motivasi, kepada baik itu perusahan sendiri maupun kepada klien.

karena klien ini riskan apa ya istilahnya rentan, prilakunya agak rentan jadi sulit karena mempelajari perilaku seorang itu tidak semudah mempelajari barang mati, sulit, jadi bukannya kita tidak percaya tapi manusia itu unik gitu loh apa lagi khususnya untuk gelandangan unik banget karena komplit permasalahannya dari mereka itu komplit, komplet banget jadi dari mulai balita kita juga ikut menangani, karena anak itu dari siswa KK yang


(19)

kita terima ada KK, bujangan juga kita dapat, bujangan terlantar, fakir miskin, orang tua juga ada tapi fungsional, terus orang hamil, iya jadi itu multifungsi jadi sangat komplek sekali kalau dikatakan PSKB itu menanganinya bukan hanya tingkat, tingkat remaja juga ada komplit bangat.

Jadi kalau saya punya visi kedepan kalau pemerintah tanggap, itu maunya saya itu jadi balai karena kalau balai itu ruanglingkupnya udah melebihi dari persyaratan, kita membina satu tahun itu 600, terus ada pengembangan model, yang belum terungkapkan disini adalah pengkajian-pengkajian yang belum terangkat karena terbentur oleh anggaran sama fasilitas, jadi sarana kita terbatas terbentur anggaran sekarang contohnya salah satu tata rias aja, itu kalau dilihat dilapangan dan dilihat dipemasaran itu ada perbedaan jauh peralatannya karena sangat manual, menjahit juga begitu sedangkan dipangsa pasar menjahit itu bukan hanya harus menjahit baju jadi, tidak, kalau khusus pasang kancing, kanciiing semua, kalau mau pasang kerah, keraaaah semua, gunting lengan, lengaaan semua, masang lesetting, lesettiiing semua, nah menerapkan itu harus ada singkron, kerja sama antara instruktur dengan pangsa pasar, pasar minta apa, supaya keterampilan yang dia punya itu bisa dijual, dijual untuk penghasilan dirinya sendiri, untuk menghidupi diri sendiri maupun untuk masa depannya, perlu ditingkatkan itu.

Jadi SDMnya perlu ditingkatkan, dalam segi keterampilan, SDM pengajarnya terus fasilitasnya harus sesuai dengan pangsa pasar, terus sistemnya harus diperbaiki, sistem dari atas dari mulai pelaksana yang menyusun program, yang menentukan kebijakan, itu harus singkron sesuai dengan kebutuhan si klien yang dia tangani, misalnya kalau yang cacat, adakanlah peralatan yang sesuai dengan kebutuhan dia, yang sering terjadi masalah di PSBK ini kebanyak kebutuhan siswa itu, istilahnya hasil diagnosa kalau di kedokteran tuh tidak optimal.

4. Tidak optimal karena kenapa itu bu?

Dari pihak panti, tidak optimal tidak digalih secara optimal karena terbatas waktu tadi, kan kita kalau menggali masalah tidak bisa hanya sebentar baru kita tau bahwa apa si yang dibutuhkan siswa itu.

5. Terus selama ini solusinya apa itu bu?

Solusinya, ya kita sesuaikan dengan kita tidak bisa merubah itu kaya membalikan telapak tangan kita sesuaikan dengan yang ada, ya kalau nasibnya baik ya dia bisa berhasil kalau yang masalahnya tidak terlalu kompleks dia bisa berhasil, tapi kalau masalahnya terlalu ribet itu semua unsur terlibat, misalnya dia terlibat narkoba atau AIDS itukan mempengaruhi potensi dia sendiri atau reproduksi atau kekerasan dalam rumah tangga, itukan kita hanya kulit-kulitnya aja kalau kita karena keterbatasan waktu, kita mulai mencoba memekarkan sayap supaya kita bisa ada MOU kerja sama, kita udah mulai coba baik dalam penanganan keterampilan itu sendiri, maupun dalam rangka pemecahan masalah siswa itu sendiri, psikolog terlibat, itu bagian psikolog, kepolisian kalau itu menyangkut kriminal terus orang tua asuh, anak yang terlantar anak yang anaknya putus sekolah SD, sekolah-sekolahan, pendidikan kita libatkan, kita lagi mencoba itu, solusinya kita itu.

6. Tadikan ibu sudah memaparkan hambatan-hambatannya, kalau dari faktor pendukunya apa bu ?

Pendukungnya yaa, pertama dari SDM itu sendiri kemampuannya tinggi terus instruktur juga memahami situasinya, keterampilan tetap jalan walaupun hasilnya tidak optimal, kalau kita liat tetep jalan kita sesuaikan dengan sikon kondisi yang ada tapi secara bertahap kita udah mulai mendekati pangsa pasar tapi belum optimal karena kalau panti ini ada


(20)

kebijakan-kebijakan dari atas yang membuat dilapangan itu biasa leluasa tapi kalau kebijakan-kebijakan itu tidak sampai istilahnya orang lapangan dengan orang perkantoran itu beda pemikirannya diakan tidak liat dilapangan kebutuhan sebenarnya, kadang-kadang kita disini peksos ini kelebihannya fleksibel ya udah kalau begini kita jalannya begini jadi boleh dikatakan professional memang professional sebetunya tapi bisa dikatakan menyesuaikan diri juga kalau dikatakan professional kita tidak kenal waktu sebenarnya kita tidak pernah menunggu surat tugas, langsung gerak tapi kantor membutuhkan itu buktinya mana kamu mengeluarkan uang transportasi buktinya apa itu yang jadi kendala disitu tapi kita tetap jalan sesuai dengan apa yang diprogramkan tapi memang ada perencanaan program kadang-kadang perencanaan program itu sudah ngambil informasi dari kita, apa si yang dibutuhkan untuk tahun 2010 misalnya kita udah kasih masukan nih, nih rencana kita, kita membutuhkan ruangan terapi kelompok, kita butuh semacam ruang konsultasi, kita butuh alat untuk terapi kelompok itu, program udah nyusun tapi nanti dianggaran tidak temu lagi karena orang itu tidak mengerti apa yang kita kerjakan saya tidak bisa menyalahkan orang itu tapi memang kalau mau selesai, kaya model dokter itu ada ahli syaraf, ada internis ada kerjasamanya mereka disitu dalam menyusun program merekapun dilibat kalau ini tidak anggaran ya anggaran, anggaran hanya menyusun program doang yang melaksanakan dilapangan tidak dilibatkan, itu kendalanya, nah timbulah dilapangan nanti ada bantuan peralatan itu kadang-kadang tidak cocok, tidak pas yang dibutuhkan itu kendalanya di situ fasilitas, kalau mau benar sistemnya tadi harus dirubah solusinya itu saja.

7. Selama ini ada tidak bu angkatan yang berhasil dari keterampilan di PSBK ini?

Alhamdulillah ada, khususnya untuk yang saya tau, yang persis tau itu seksi rehsos, yang saya tau saya penanggung jawab semua keterampilan tapi yang saya dapat laporan di Tata Rias ada dua orang, itu yang kemarin loh ya, yang lama-lama pasti ada, yang sawit juga ada, ada yang kordinasi juga ada yang berhasil, tapi kembalinya pada orangnya lagi, kembali pada orangnya kita udah bina nih, udah diterima di salon dua orang Andi sama Rahmat udah diterima dia, terus di motor juga tapi nama persisnya ada di Rehsos kalau untuk yang berhasil itu, apa lagi angkatan berikut-berikutnya banyak si sebetulnya ada juga angkatan tahun bera tuh yang saya bina Ade Tatang namanya itu dia buka salon sendiri, itu tergantung dari manusianya itu sendiri benar-benar betul ingin merubah sikapnya sendiri, ada jugakan siswa inikan dia manusia ya, sifatnya mungkin hanya sekedar lepas makan atau tempat tinggal ada yang begitu, itu yang tidak berhasil, jadi ceritanya begitu.

8. Setelah mengikuti keterampilan, merakakan dikasih bantuan berupa paket itu tujuannya apa bu ?

Tujuan pemberian paket itu, supaya dia punya bekal, dia punya bekal untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan keahlian yang dia miliki, misalnya dia ikut keterampilan montir, dia bukalah kecil-kecilan dirumahnya lokasinya atau kita juga kasih tau disitu tuh daerahnya apa misalnya ada tokoh masyarakat yang bersedia menyiapkan tempat motor dia suru buka kerja sama, kadang-kadang paket itu tidak memadai hanya dasarnya aja yang dia pegang jadi harus perlu dukungan tempatkan, nah itu kita kerja sama, sama lingkungan di situ RTnya, RWnya yang punya lahan agak kosong, syukur-syukur dia punya saudara terus kita kasih binjut disitu nanti jalan ga, terus kalau keterampilan tata rias kalau kita bilang dia buka salon ga mungkin jadi sistemnya sistem cukur keliling, jadi dia punya bekal dia keliling dari mulai keluarganya dia benahi, tatangganya jadi dia mulai memasarkan dirinya sendiri dengan gratis dulu saya udah kasih tau tuh trik-triknya nanti orang-orangkan nyari kamu, nah kamu boleh jual sistem jual, nah dari itu punya penghasilankan, jadi perorangan bisa tuh kalau tata rias dengan tidak membutuhkan bahan dulu hanya gunting dan peralatan yang kita kasih.


(21)

9. Saya juga sempat dengar bu, adanya bantuan kedua itu seperti apa bu?

Nah itu dilihat kelapangan ini perlu ditambah ga bantuanya, ini jalan ga, itu tujuannya ada lagi bantuan kedua, ada pembukuannya jelas, kita ada laporannya dia melaporkan bahwa bu kami udah mulai buka tapi masih kurang apa, kita tuh selalu kontinyu bukan bantuan kedua, kontinyu kalau emang perlu terus, terus aja tergantung dari kemauan siswa itu tadi yang kita salurkan jadi bukan hanya kedua ketiga, jadi kalau ada tahun depan ada lagi dia lagi yang perlu kita bantu, kita bantu tapi bukan hanya dari PSBK ini sendiri bisa juga dari Dinas Sosial kita sudah laporkan bahwa dia sudah buka lahan bengkel misalnya dan berkembang, nanti mungkin dia mau perluas itu, jadi tidak terlepas dari pantauan kita, masih terus dipantau, jadi kalau suatu saat binjut kita pasti liat.

10. Apa bu yang menjadi harapan PSBK setelah mereka buka usaha dari keterampilannya yang diajarkan di PSBK ini?

Harapan kita si kalau dia buka gitu kita mengharapkan dia jadi pengusaha harapanku gitu ya, mudah-mudahan tapi juga dari kemampuan siswa itu sendiri bisa ga dia mengelola manajemennya, kalau manajemennya bagus terus attitutnya bagus maksud attitutnya itu bukan dari pendidikan formal tapi memang dia punya bakat disitu, saya yakin dia berkembang, ada tuh tata rias salon yang di Sukabumi kalau ga salah berhasil, terus menjahit konveksi di Bandung juga berhasil, malah dia buka konveksi karena dia dari Dinas dapat dari panti dia dapat, cumakan mas media tidak melihat itu karena kita tidak melibatkan itu karena untuk membayar mas media itu mahal, yang kendala sekarang ini di Departemen Sosial ga terlihat kerjanya Depsos itu apa, padahal yang tau Tuhan ya, kita kerja tuh bukan melihat dari dia tuh hebat, bukan, dari dia mulai cara dia teratur hidup disiplin di pondok di keluarganya, dari mulai di suka berantem ga beramtem, dari ga bisa memecahkan masalah bisa memecahkan masalah, itu udah keberhasilan jangan menilai orang tuh begini, saya rasa itu ga faham apa si tugasnya peksos itu, nah itulah tugas untuk humas bagaimana dia memasarkan lapornya Depsos itu.


(22)

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK WBS ANGKATAN I 2009 PSBK “PANGUDI LUHUR” BEKASI

Nama : Romli . S

Umur : 27 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Status Pernikahan : Nikah (Kepala Keluarga) Pendidikan Terakhir : (SD)

Pekerjaan Sebelumnya : Wiraswasta

Alamat Asal : Bandung

Ikut Keterampilan : Montir Motor Alamat Pondok : Aster

Hari Tanggal : Minggu, 21 Juni 2009

Dari mana anda mengetahui tentang keberadaan PSBK ini?

Saya mengetahui tentang keberadaan PSBK ini dari temen saya yang kebetulan dia dulu pernah menjadi WBS atau KBS di PSBK ini.

Kenapa anda tertarik untuk mengikuti pendidikan di PSBK ini?

Saya tertarik karena saya ingin mendapatkan arahan atau ilmu untuk masa depan.

Ketika seleksi apa saja yang menjadi persyaratan menjadi WBS di PSBK ini? Syarat-syaratnya yaitu saya harus mengikuti peraturan-peraturan yang ada disini.

Kegiatan apa saja yang anda dapatkan dan ikuti di PSBK ini?

Kalau kegiatan yang paling suka kegiatan bermacam-macam yaitu Apel Pagi, Pertemuan Pagi, Agama, keterampilan.

Apa saja yang anda pelajari dan dapatkan dari pendidikan di PSBK ini?

Saya mempelajari tentang kedisiplinan dan saya sedikit banyaknya mendapatkan ilmu.

Bagaimana harapan atau keinginan anda terhadap PSBK ini?

Mudah-mudahan PSBK itu bener-bener tempat untuk menolong atau membantu orang-orang yang membutuhkan ilmu.


(23)

Bagaimana pengaruh pendidikan dan pelatihan yang diberikan PSBK ini untuk diri anda kedepannya setelah keluar dari sini?

Banyak pengaruhnya ketika sudah keluar dari PSBK yaitu selain saya mendapatkan ilmu saya juga mendapatkan arahan atau jalan untuk masa depan.

Jenis pelatihan apa yang anda pilih? Dan kenapa memilih pelatihan tersebut?

Saya memilih montir motor karena menurut saya motor adalah kendaraan yang paling padat dan banyak yang memakainya.

Rencana kedepan dengan berbekal keterampilan tersebut apa?

Saya mau membuka bengkel motor kecil-kecilan ya, contohnya tambal ban atau servis karbulator.

Apa saran dan masukan dari anda untuk PSBK kedepannya?

Saran saya untuk PSBK ini agar supaya lebih teliti atau perhatian dibidang keterampilan khususnya, supaya WBS benar-benar memahami atau mencerna tentang apa keterampilan yang mereka inginkan dengan serius.


(24)

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK WBS ANGKATAN I 2009 PSBK “PANGUDI LUHUR” BEKASI

Nama : Saipul Kohar

Umur : 27 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki Status Pernikahan : Nikah Pendidikan Terakhir : SD Pekerjaan Sebelumnya : Pemulung Alamat Asal : Padang Pariaman Ikut Keterampilan : Pertukangan Las Alamat Pondok : Aster

Hari Tanggal : Minggu, 21 Juni 2009

1. Dari mana anda mengetahui tentang keberadaan PSBK ini? Dari temen yang pernah ikut pendidikan di PSBK ini.

2. Kenapa anda tertarik untuk mengikuti pendidikan di PSBK ini? Karena ingin dibimbing dan ingin mengikuti keterampilan.

3. Ketika seleksi apa saja yang menjadi persyaratan menjadi WBS di PSBK ini? Yang benar-benar gembel pengemis dan yang tidak mampu.

4. Kegiatan apa saja yang anda dapatkan dan ikuti di PSBK ini? Keterampilan dan bimbingan sosial dan lain lainnya.

5. Apa saja yang anda pelajari dan dapatkan dari pendidikan di PSBK ini? Semua pendidikan.

6. Bagaimana harapan atau keinginan anda terhadap PSBK ini? Lebih maju dan lebih bertanggung jawab.

7. Bagaimana pengaruh pendidikan dan pelatihan yang diberikan PSBK ini untuk diri anda kedepannya setelah keluar dari sini?


(25)

8. Jenis pelatihan apa yang anda pilih? Dan kenapa memilih pelatihan tersebut? Keterampilan pertukangan las.

9. Rencana kedepan dengan berbekal keterampilan tersebut apa? Berusaha untuk mencari kerja sesuai keterampilan yang saya miliki.

10.Apa saran dan masukan dari anda untuk PSBK kedepannya? Lebih memperhatikan WBS.


(26)

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK WBS ANGKATAN I 2009 PSBK “PANGUDI LUHUR” BEKASI

Nama : Firman Septiadi

Umur : 17 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki Status Pernikahan : Belum Nikah Pendidikan Terakhir : MTS

Pekerjaan Sebelumnya : Pelajar

Alamat Asal : Bandung Kp. Karang Anyer RT01/RW 01 Ikut Keterampilan : Tahu Tempe

Alamat Pondok : Cemara

Hari Tanggal : Minggu, 21 Juni 2009

1. Dari mana anda mengetahui tentang keberadaan PSBK ini? Dari surat edaran dari PSBK yang dikirim kekantor desa saya

2. Kenapa anda tertarik untuk mengikuti pendidikan di PSBK ini?

Awalnya saya tidak tertarik masuk ke PSBK ini di karenakan pada waktu itu saya dan saudara saya lagi pada sekolah, tetapi setelah saya bearada disini banyak suatu pengalaman disini yang tidak saya dapatkan di luar.

3. Ketika seleksi apa saja yang menjadi persyaratan menjadi WBS di PSBK ini?

Status pekerjaan harus benar-benar dari kalangan gepeng atau yang belum punya pekerjaan.

4. Kegiatan apa saja yang anda dapatkan dan ikuti di PSBK ini?

Kegiatan K3, yaitu diajarkan kepada kita agar selalu rajin dalam membersihkan lingkungan dan juga suatu keterampilan yang sangat bermanfaat karena tadinya belum bisa atau belum ahli sehingga menjadi bisa ddan juga sedikit ahli.

5. Apa saja yang anda pelajari dan dapatkan dari pendidikan di PSBK ini?

Diantaranya satu adalah saya belajar kesehatan seperti HIV/AIDS dan macam-macam vitamin dan lain-lain. Dua pelajaran kewirausahaan jadi saya mendapatkan motivasi, inspirasi dan dorongan dalam berwirausaha dan juga masalah etika dan budi pekerti.


(27)

6. Bagaimana harapan atau keinginan anda terhadap PSBK ini?

Harapan saya agar PSBK ini mengembangkan dalam memberikan pelajaran baik bimbingan mental sosial maupun keterampilan. Dalam pelajaran bimbingan mental sosial harus lebih berbobot yang bisa mengangkat semangat siswanya dalam menjalani kehidupannya dan dalam keterampilan itu bahan-bahan keterampilannya harus lebih ditingkatkan lagi.

7. Bagaimana pengaruh pendidikan dan pelatihan yang diberikan PSBK ini untuk diri anda kedepannya setelah keluar dari sini?

Pengaruhnya banyak bagi saya, diantaranya saya dapat lebih bersemangat dalam menjalani hari-hari di dalam kehidupan ini dan juga kalau ada peluang saya akan buka usaha dari bekal alat-alat dan keterampilan dari sini.

8. Jenis pelatihan apa yang anda pilih? Dan kenapa memilih pelatihan tersebut?

Tahu tempe, karena keterampilan ini lebih besar peluangnya untuk langsung berwirausaha sendiri di kampung kelak pulang nanti.

9. Rencana kedepan dengan berbekal keterampilan tersebut apa? Insya Allah ingin membuka usaha tahu tempe.

10.Apa saran dan masukan dari anda untuk PSBK kedepannya?

Saran saya agar PSBK ini lebih meningkatkan pembelajaran dalam membina WBSnya agar menjadi WBS yang cermat, rajin dan disiplin agar tidak terjadi keributan dan pertikaian antara WBS yang lain.


(28)

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK WBS ANGKATAN I 2009 PSBK “PANGUDI LUHUR” BEKASI

Nama : Panji Indrawanto

Umur : 24 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki Status Pernikahan : Belum Nikah Pendidikan Terakhir : SMU

Pekerjaan Sebelumnya : Berdagang Alamat Asal : Bandung Barat Ikut Keterampilan : Menjahit

Alamat Pondok : Cemara

Hari Tanggal : Sabtu, 20 Juni 2009

1. Dari mana anda mengetahui tentang keberadaan PSBK ini? Dari temen dan teman saya itu punya informasi dari kecamatan.

2. Kenapa anda tertarik untuk mengikuti pendidikan di PSBK ini? Karena semuanya gratis.

3. Kegiatan apa saja yang anda dapatkan dan ikuti di PSBK ini?

Bermacam-macam kegiatan, misalkan mengikuti bimbingan mental dan keterampilan yang kita ikuti.

4. Apa saja yang anda pelajari dan dapatkan dari pendidikan di PSBK ini?

Saya bisa mengenal kedisiplinan dan kegotong royongan antar WBS serta wawasan kita bertambah juga wawasan keterampilan bertambah.

5. Bagaimana harapan atau keinginan anda terhadap PSBK ini?

Harapan saya tentang PSBK ini supaya selalu terus ada jangan sampai hilang karena itu sangat berguna orang yang ada dari kalangan menengah kebawah atau orang-orang yang tidak mampu.


(29)

6. Bagaimana pengaruh pendidikan dan pelatihan yang diberikan PSBK ini untuk diri anda kedepannya setelah keluar dari sini?

Pengaruh pendidikan dan pelatihan yang diberikan PSBK ini kedepannya mungkin bisa merubah masa depan saya dengan keterampilan atau ilmu yang diberikan oleh PSBK ini.

7. Jenis pelatihan apa yang anda pilih? Dan kenapa memilih pelatihan tersebut?

Menjahit, karena mungkin pertama saya suka aja dan yang kedua karena ditempat saya kebanyakkan menjahit.


(30)

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK WBS ANGKATAN I 2009 PSBK “PANGUDI LUHUR” BEKASI

Nama : Ahmad Efendi

Umur : 19 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki Status Pernikahan : Nikah Pendidikan Terakhir : SMP

Pekerjaan Sebelumnya : pembuatan taman

Alamat Asal : Ds. Mimbaan RT 03/24 Kec. Panji Kab. Situbondo Ikut Keterampilan : Pertanian

Alamat Pondok : Cemara

Hari Tanggal : Minggu, 21 Juni 2009

1. Dari mana anda mengetahui tentang keberadaan PSBK ini? Dari teman yang pernah mengikuti pendidikan di PSBK ini

2. Kenapa anda tertarik untuk mengikuti pendidikan di PSBK ini?

Pertama ingin merubah nasib, yang kedua supaya lebih yakin kedepannya lewat bimbingan yang ada di PSBK ini.

3. Ketika seleksi apa saja yang menjadi persyaratan menjadi WBS di PSBK ini? Surat nikah dan berkelakuan baik

4. Kegiatan apa saja yang anda dapatkan dan ikuti di PSBK ini? Pertama bimbingan mental dan keterampilan

5. Apa saja yang anda pelajari dan dapatkan dari pendidikan di PSBK ini? Banyak, terutama dibidang sosial

6. Bagaimana harapan atau keinginan anda terhadap PSBK ini?


(31)

7. Bagaimana pengaruh pendidikan dan pelatihan yang diberikan PSBK ini untuk diri anda kedepannya setelah keluar dari sini?

Sangat bagus

8. Jenis pelatihan apa yang anda pilih? Dan kenapa memilih pelatihan tersebut?

Pertanian karena kalau ikut pertanian, kalau ada pemberangkatan transmigrasi kami akan diberangkatkan.

9. Rencana kedepan dengan berbekal keterampilan tersebut apa?

Mungkin sebelum ada pemberankatan transmigrasi alat atau keterampilan saya, tidak dapat saya fungsikan, tapi sambil menunggu ada transmigrasi saya akan kerja apa saja asalkan halal.

10. Apa saran dan masukan dari anda untuk PSBK kedepannya? Saran saya supaya PSBK kedepannya lebih baik lagi


(32)

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK WBS ANGKATAN I 2009 PSBK “PANGUDI LUHUR” BEKASI

Nama : Zainuddin

Umur : 27 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki Status Pernikahan : Sudah Menikah Pendidikan Terakhir : SMU

Pekerjaan Sebelumnya : Pengamen Alamat Asal : Jakarta Ikut Keterampilan : Menjahit

Alamat Pondok : Cemara III No.1 Hari Tanggal : Minggu, 21 Juni 2009

Dari mana anda mengetahui tentang keberadaan PSBK ini? Pemulung

Kenapa anda tertarik untuk mengikuti pendidikan di PSBK ini? Terpaksa karena keadaan ekonomi yang sulit

Ketika seleksi apa saja yang menjadi persyaratan menjadi WBS di PSBK ini? Orang-orang jalanan dan mau mengikuti pendidikan serta disiplin

Kegiatan apa saja yang anda dapatkan dan ikuti di PSBK ini? Bimbingan mental, fisik, rohani dan keterampilan

Apa saja yang anda pelajari dan dapatkan dari pendidikan di PSBK ini? Ilmu tentang etika kehidupan dan keterampilan

Bagaimana harapan atau keinginan anda terhadap PSBK ini? Hrapan saya agar PSBK lebih menyediakan anggaran untuk WBS


(33)

Bagaimana pengaruh pendidikan dan pelatihan yang diberikan PSBK ini untuk diri anda kedepannya setelah keluar dari sini?

Sangat berguna di kehidupan umum atau masyarakat

Jenis pelatihan apa yang anda pilih? Dan kenapa memilih pelatihan tersebut? Menjahit, karena saya ingin menjadi penjahit keliling

Rencana kedepan dengan berbekal keterampilan tersebut apa? Melayani vermak keliling

Apa saran dan masukan dari anda untuk PSBK kedepannya? Agar lebih mendisiplinkan WBS


(34)

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK WBS ANGKATAN I 2009 PSBK “PANGUDI LUHUR” BEKASI

Nama : Yanto

Umur : 35 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki Status Pernikahan : Kawin Pendidikan Terakhir : SMA Pekerjaan Sebelumnya :

Alamat Asal : Bogor

Ikut Keterampilan : Tahu dan Tempe Alamat Pondok : Angsana I No. I Hari Tanggal : Sabtu, 20 Juni 2009

Dari mana anda mengetahui tentang keberadaan PSBK ini? Dari petugas PSBK

Kenapa anda tertarik untuk mengikuti pendidikan di PSBK ini?

Kami tertarik mengikuti pendidikan di PSBK ini karena disamping mendapat pendidikan mental juga dibekali keterampilan untuk menjadi manusia yang mandiri.

Ketika seleksi apa saja yang menjadi persyaratan menjadi WBS di PSBK ini?

Yang menjadi persyaratan di PSBK terutama anak-anak jalanan, pemulung dan gepeng.

Kegiatan apa saja yang anda dapatkan dan ikuti di PSBK ini?

Kegiatan keagamaan, kegiatan bimbingan mental, kegiatan pertemuan pagi, kegiatan diskusi kelompok, kegiatan olah raga, kegiatan keterampilan, kegiatan PBB, kegiatan etika dan budi pekerti, kegiatan mengenai kesehatan.


(35)

Mempelajari keagamaan sehingga kita lebih menambah wawasan dan menjadikan kita orang yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT dan juga keterampilan yang bisa kita menjadikan kita manusia yang mandiri.

Bagaimana harapan atau keinginan anda terhadap PSBK ini?

Harapan saya sesuatu yang sudah ada sangat baik untuk fasilitas dan pengajarnya supaya dipertahankan.

Bagaimana pengaruh pendidikan dan pelatihan yang diberikan PSBK ini untuk diri anda kedepannya setelah keluar dari sini?

Pengaruhnya sangat besar yaitu kita bisa belajar hidup disiplin, sopan, santun dan menjadi manusia mandiri yang bisa membuka lapangan kerja sendiri.

Jenis pelatihan apa yang anda pilih? Dan kenapa memilih pelatihan tersebut?

Keterampilan tahu tempe, saya memilih keterampilan ini karena keterampilan ini sangat praktis bisa buka usaha dimana saja dan peralatannya pun sederhana.

Rencana kedepan dengan berbekal keterampilan tersebut apa?

Saya ingin mengembangkan keterampilan yang saya dapat secara bertahap dengan peralatan seadaanya.

Apa saran dan masukan dari anda untuk PSBK kedepannya?

Saran dan masukan saya agar keterampilan dan kegiatan yang ada supaya dipertahankan dan kalau bisa lebih ditingkatkan lagi.


(36)

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK WBS ANGKATAN I 2009 PSBK “PANGUDI LUHUR” BEKASI

Nama : Asep Karman

Umur : 26 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki Status Pernikahan : Nikah Pendidikan Terakhir : SMP Pekerjaan Sebelumnya : Menjahit

Alamat Asal : Kp. Pasir Gombong Ds. Padelarang Kab. Bandung Ikut Keterampilan : Menjahit

Alamat Pondok : Cemara

Hari Tanggal : M inggu, 21 Juni 2009

Dari mana anda mengetahui tentang keberadaan PSBK ini? Dari saudaraku yang bekerja PNS di Desa atau kecamatan.

Kenapa anda tertarik untuk mengikuti pendidikan di PSBK ini? Karena ingin mempunyai pengalaman dan ingin merubah nasib.

Ketika seleksi apa saja yang menjadi persyaratan menjadi WBS di PSBK ini? Nama, alamat, pekerjaan, status, pernikahan.

Kegiatan apa saja yang anda dapatkan dan ikuti di PSBK ini? Kegiatan apa saja yang saya ikuti termasuk keterampilan.

Apa saja yang anda pelajari dan dapatkan dari pendidikan di PSBK ini? Banyak sekali yang saya dapatkan, penidikan, ternasuk ilmu dan keterampilan.

Bagaimana harapan atau keinginan anda terhadap PSBK ini? Ingin mengharumkan atau membanggakan PSBK ini.

Bagaimana pengaruh pendidikan dan pelatihan yang diberikan PSBK ini untuk diri anda kedepannya setelah keluar dari sini?


(37)

Jenis pelatihan apa yang anda pilih? Dan kenapa memilih pelatihan tersebut?

Aku memilih keterampilan menjahit karena di tempat ku kebanyakannya buka menjahit.

Rencana kedepan dengan berbekal keterampilan tersebut apa? Ingin membuka tailor dengan berbekal keterampilan menjahit.

Apa saran dan masukan dari anda untuk PSBK kedepannya?

Adakan lagi olah raga main bola futsal, untuk menjalin prsaudaraan, asalnya kita tidak kenal menjadi kenal atau akrab.


(38)

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK WBS ANGKATAN I 2009 PSBK “PANGUDI LUHUR” BEKASI

Nama : Pipit Muhamad

Umur : 26 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki Status Pernikahan : Nikah Pendidikan Terakhir : SMA Pekerjaan Sebelumnya :

Alamat Asal : Bandung

Ikut Keterampilan : Montir Alamat Pondok : Cempaka 4

Hari Tanggal : Minggu, 21 Juni 2009

Dari mana anda mengetahui tentang keberadaan PSBK ini? Dari teman yang pernah ikut pendidikan di PSBK.

Kenapa anda tertarik untuk mengikuti pendidikan di PSBK ini? Karena ingin di bombing dan ingin mengikuti keterampilan.

Ketika seleksi apa saja yang menjadi persyaratan menjadi WBS di PSBK ini? Yang bener-bener gembel pengemis dan yang tidak mampu.

Kegiatan apa saja yang anda dapatkan dan ikuti di PSBK ini? Keterampilan dan bimbingan sosial.

Apa saja yang anda pelajari dan dapatkan dari pendidikan di PSBK ini? Semua pendidikan.

Bagaimana harapan atau keinginan anda terhadap PSBK ini? Lebih maju dan bertanggung jawab.

Bagaimana pengaruh pendidikan dan pelatihan yang diberikan PSBK ini untuk diri anda kedepannya setelah keluar dari sini?


(39)

Jenis pelatihan apa yang anda pilih? Dan kenapa memilih pelatihan tersebut? Keterampilan montir.

Rencana kedepan dengan berbekal keterampilan tersebut apa? Berusaha untuk mencari kerja sesuai keterampilan

Apa saran dan masukan dari anda untuk PSBK kedepannya? Lebih memperhatikan WBS.


(40)

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK WBS ANGKATAN I 2009 PSBK “PANGUDI LUHUR” BEKASI

Nama : Ramdani

Umur : 19 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki Status Pernikahan : Belum Nikah Pendidikan Terakhir : SMP

Pekerjaan Sebelumnya :

Alamat Asal : Kp Ciampelas Ikut Keterampilan : Menjahit Alamat Pondok : Cemara I

Hari Tanggal : Minggu, 21 Juni 2009

Dari mana anda mengetahui tentang keberadaan PSBK ini? Saya mengetahui dari teman.

Kenapa anda tertarik untuk mengikuti pendidikan di PSBK ini?

Karena saya ingin merubah nasib dan juga karena saya tertarik kepada keterampilannya.

Ketika seleksi apa saja yang menjadi persyaratan menjadi WBS di PSBK ini? Pengamen, pengangguran.

Kegiatan apa saja yang anda dapatkan dan ikuti di PSBK ini? Keterampilan, kewirausahaan, dan agama.

Apa saja yang anda pelajari dan dapatkan dari pendidikan di PSBK ini? Semuanya yang ada kegiatan di PSBK.

Bagaimana harapan atau keinginan anda terhadap PSBK ini?

Supaya lebih maju dan bermanfaat bagi masyarakat atau gelandangan.

Bagaimana pengaruh pendidikan dan pelatihan yang diberikan PSBK ini untuk diri anda kedepannya setelah keluar dari sini?


(41)

Jenis pelatihan apa yang anda pilih? Dan kenapa memilih pelatihan tersebut?

Saya memilih keterampilan menjahit karena menjahit salah satu yang banyak dibutuhkan di masyarakat.

Rencana kedepan dengan berbekal keterampilan tersebut apa? Saya ingin merubah nasib dengan berbekal keterampilan dari PSBK.

Apa saran dan masukan dari anda untuk PSBK kedepannya? Supaya lebih tegas dalam membimbing untuk para WBS.


(42)

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK WBS ANGKATAN I 2009 PSBK “PANGUDI LUHUR” BEKASI

Nama : Ipar Supartini

Umur : 45 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan Status Pernikahan : Kawin Pendidikan Terakhir : SMP

Pekerjaan Sebelumnya : Ibu Rumah Tangga

Alamat Asal : Bandung Kp Karang Anyar RT 01/01 Ikut Keterampilan : Olahan Pangan

Alamat Pondok : Cemara III No. 3 Hari Tanggal : Sabtu, 20 Juni 2009

Dari mana anda mengetahui tentang keberadaan PSBK ini? Dari surat edaran Kepala Desa Manggung Harja.

Kenapa anda tertarik untuk mengikuti pendidikan di PSBK ini? Karena ingin menambah pengetahuan dan ilmu.

Ketika seleksi apa saja yang menjadi persyaratan menjadi WBS di PSBK ini? 1. Status, 2. Pekerjaan, 3. KTP, 4. Surat tamat sekolah.

Kegiatan apa saja yang anda dapatkan dan ikuti di PSBK ini? Seperti K3 membersihkan lingkungan dan sekitarnya.

Apa saja yang anda pelajari dan dapatkan dari pendidikan di PSBK ini?

1. Keterampilan, 2. Kesehatan Masyarakat, 3. Etika dan Budi Pekerti, 4. Diskusi Kelomok, 5. Apel Pagi, 6. Pertemuan Pagi, 7. Kewirausahaan. Dan lain lainnya.

Bagaimana harapan atau keinginan anda terhadap PSBK ini?

Harapan saya PSBK semoga bertambah lebih meningkat dan lebih sosial terhadap binaannya dan menjadi teladan di PSBK Pangudi Luhur ini dan aman tentram sejahtera bebas dari kejahatan.


(43)

Bagaimana pengaruh pendidikan dan pelatihan yang diberikan PSBK ini untuk diri anda kedepannya setelah keluar dari sini?

Pengaruh dari sini mudah-mudahan saya menjadi orang yang sukses setelah keluar dari sini, harapan yang cemerlang untuk masa depan.

Jenis pelatihan apa yang anda pilih? Dan kenapa memilih pelatihan tersebut?

Saya pilih olahan pangan biar saya bisa menjadi penjual kue-kue yang digemari oleh masyarakat dan lingkungan sekitar kampung saya.

Rencana kedepan dengan berbekal keterampilan tersebut apa?

Rencana kedepan saya ingin buka usaha kecil-kecilan dan lama-lama menjadi besar dan menjadi bos pedagang usaha kue ternama dan bisa dikenang oleh orang-orang ternama.

Apa saran dan masukan dari anda untuk PSBK kedepannya?

Saran dari saya semoga PSBK Pangudi Luhur ini kedepannya di adakan sekolah supaya anak jangan sampai putus sekolah dan tertunda untuk sementara dan juga kebersihan agar diutamakan sekali.

BAB I PENDAHULUAN


(44)

A. Latar Belakang Masalah

Masalah kemiskinan mendapatkan prioritas utama dalam agenda Pembangunan setelah terjadi krisis ekonomi dan politik pada pertengahan tahun 1997. Hal ini tercermin dalam Program Pembangunan Nasional (Propenas 2001-2004) yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan menggunakan konsep pemberdayaan masyarakat.

Secara subtansial kemiskinan merupakan salah satu akar dari masalah kesejahteraan sosial disamping berbagai masalah sosial lainnya. Menurut Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk miskin di Indonesia pada tahun 1998 mencapai 79,4 juta jiwa atau 33,9 % dari jumlah penduduk Indonesia (BPS, 1998).1

Upaya pembangunan kesejahteraan rakyat saat ini menunjukan hasil yang cukup baik namun demikian disadari bahwa tujuan untuk mewujudkan keadilan sosial yang merata bagi keseluruhan rakyat Indonesia belum sepenuhnya tercapai mengingat cakupan permasalahan sosial begitu luas dan sangat kompleks seperti masalah kemiskinan, keterbelakangan, pengangguran, masalah kependudukan, kerawanan sosial, dan lain lain. Untuk itulah salah satu agenda dan prioritas utama RPJMN 2004-2009 : “Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat melalui Penanggulangan Kemiskinan”. Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada dibawah garis kemiskinan) di Indonesia pada bulan Juli 2008 sebesar 34,96 juta orang atau 15, 42% (BPS, 2008). Dibandingkan dengan penduduk miskin pada bulan Maret 2007 yang berjumlah 37,17 juta orang (16,58 %), berarti jumlah penduduk miskin tahun 2008 mengalami penurunan sebesar 2,21 juta orang. Jumlah pengangguran pada Februari 2008 sebesar 9,43 juta orang. Jumlah pengangguran pada tahun 2008 ini mengalami penurunan sebesar 1,12 juta orang dibandingkan dengan keadaan Februari 2007 yaitu 10,55 juta orang. Jumlah angka kerja di Indodnesia pada Februari 2008 mencapai 111,48 juta orang. Jumlah

1

Departemen Sosial RI. Masalah Sosial Di Indonesia. Badan Penelitian dan Pengembangan Sosial Pusat Penelitian Permasalahan Kesejahteraan Sosial. Jakarta 2005


(45)

angka kerja tahun 2008 ini betambah 3,35 juta orang dibandingkan jumlah angka kerja pada Februari 2007 sebesar 108,13 juta orang2.

Dampak positif dan negatif tampaknya semakin sulit dihindari dalam pembangunan, sehingga selalu diperlukan usaha untuk lebih mengembangkan dampak positif pembangunan serta mengurangi dan mengantisipasi dampak negatifnya. Gelandangan dan pengemis (gepeng) merupakan salah satu dampak negatif pembangunan, khususnya pembangunan perkotaan. Keberhasilan percepatan pembangunan di wilayah perkotaan dan sebaliknya keterlambatan pembangunan di wilayah pedesaan mengundang arus migrasi desa-kota yang antara lain memunculkan gepeng karena sulitnya pemukiman dan pekerjaan di wilayah perkotaan dan pedesaan.

Masalah umum gelandangan dan pengemis pada hakikatnya erat terkait dengan masalah ketertiban dan keamanan yang mengganggu ketertiban dan keamanan di daerah perkotaan. Dengan berkembangnya gepeng maka diduga akan memberi peluang munculnya gangguan keamanan dan ketertiban, yang pada akhirnya akan menggangu stabilitas sehingga pembangunan akan terganggu, serta cita-cita nasional tidak dapat diwujudkan. Jelaslah diperlukan usaha-usaha penanggulangan gepeng tersebut.3

Masalah sosial Gelandangan Pengemis (gepeng) merupakan fenomena sosial yang tidak bisa di hindari keberadaannya dalam kehidupan masyarakat, terutama yang berada di daerah perkotaan (kota-kota besar). Salah satu faktor yang dominan mempengaruhi perkembangan masalah ini adalah kemiskinan. Masalah kemiskinan di Indonesia berdampak negatif terhadap meningkatnya arus urbanisasi dari daerah pedesaan ke kota-kota besar, sehingga terjadi kepadatan penduduk dan daerah-daerah kumuh yang menjadi pemukiman para urban tersebut. Sulit dan terbatasnya lapangan pekerjaan yang tersedia, serta terbatasnya

2

Kementrian Kordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat. Penanggulangan Kemiskinan dan Pengurangan

Pengangguran. Diambil pada tanggal 21 Oktober 2009 dari http:/www.indonesiaontime.com

3

Saptono Iqbali, Studi Kasus Gelandangan-Pengemis (Gepeng). di Kecamatan Kubu Kabupaten Karangasem, Oktober 2006.


(46)

pengetahuan dan keterampilan menyebabkan mereka banyak yang mencari nafkah untuk mempertahankan hidup dengan terpaksa menjadi gelandangan dan pengemis.

Berdasarkan data dari pusat data dan informasi kesejahteraan sosial (pusdatinkesos) Departemen Sosial RI tahun 2004, Populasi gelandangan pengemis seluruh Indonesia berjumlah 87.356 orang. Kemudian tahun 2006 mengalami penurunan sehingga populasinya menjadi 68.648 orang. Jika permasalahan ini tidak ditangani secara komprehensif dan berkesinambungan akan menimbulkan masalah yang lebih kompleks.

Dampak dari meningkatnya Gelandangan dan Pengemis munculnya ketidak teraturan sosial (sosial disorders) yang ditandai dengan kesemrawutan, ketidaknyamanan, ketidaktertiban, serta mengganggu keindahan kota. Padahal disisi lain mereka adalah warga negara yang memiliki hak dan kewajiban yang sama, sehingga mereka perlu diberikan perhatian yang sama untuk mendapatkan penghidupan dan kehidupan yang layak.

Selama ini, berbagai upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat melalui pelayanan dan rehabilitasi sosial, baik dengan system panti maupun non panti, namun belum menunjukan hasil seperti yang diharapkan. Hal ini disebabkan antara lain karena besaran permasalahan yang tidak seimbang dengan jangkauan pelayanan, keterbatasan SDM, dana, sarana dan prasarana serta kualitas pelayanan yang masih bervariasi. Disamping itu, dampak dari pemberlakuan Otonomi Daerah yakni menimbulkan Keberagaman persepsi dan upaya pelayanan dan rehabilitasi sosial di berbagai daerah.

Untuk memperluas jangkauan pelayanan, Departemen Sosial RI juga berupaya melibatkan masyarakat dalam setiap pelayanan dan rehabilitasi sosial gelandangan dan pengemis namun hasilnya belum optimal.4

4

Direktorat Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Tuna Susila Direktorat Jendral Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Departemen Sosial RI (2007). Standar Pelayanan Minimal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Gelandangan dan


(47)

Istilah “gepeng” merupakan singkatan dari kata gelandangan dan pengemis. Menurut Depertemen Sosial R.I (1992), gelandangan adalah orang-orang yang hidup dalam keadaan tidak sesuai dengan norma-norma kehidupan yang layak dalam masyarakat setempat serta tidak mempunyai tempat tinggal dan pekerjaan yang tetap di wilayah tertentu dan hidup mengembara di tempat umum.

“Pengemis” adalah orang-orang yang mendapat penghasilan dari meminta-minta di muka umum dengan berbagai alasan untuk mengharapkan belas kasihan dari orang lain. 5

Ali, dkk,. (1990) menyatakan bahwa gelandangan berasal dari gelandang yang berarti selalu mengembara, atau berkelana (lelana). Dengan strata demikian maka gelandangan merupakan orang-orang yang tidak mempunyai tempat tinggal atau rumah dan pekerjaan yang tetap atau layak, berkeliaran di dalam kota, makan-minum serta tidur di sembarang tempat. 6

Menurut Mutholib dan Sudjarwo dalam Ali,dkk.,(1990) diberikan tiga gambaran umum gelandangan, yaitu :

1. Sekelompok orang miskin atau dimiskinkan oleh masyarakat, 2. Orang yang disingkirkan dari kehidupan khalayak ramai,

3. Orang yang berpola hidup agar mampu bertahan dalam kemiskinan dan keterasingan.7

Dengan mengutip definisi operasional sensus penduduk maka gelandangan terbatas pada mereka yang tidak memiliki tempat tinggal yang tetap, atau tempat tinggal tetapnya tidak berada pada wilayah pencacahan. Karena wilayah pencacahan telah habis membagi tempat hunian rumah tinggal yang lazim maka yang dimaksud dengan gelandangan dalam hal

5

Depertemen Sosial R.I (1992) dalam Studi Kasus Saptono Iqbali, gelandangan-Pengemis di Kecamatan kubu Kabupaten Karang Asem

6

Ali, dkk,. (1990) Gelandangan di kartasura, dalam Studi Kasus Saptono Iqbali, gelandangan-Pengemis di Kecamatan kubu Kabupaten Karang Asem

7


(48)

ini adalah orang-orang yang bermukim pada daerah-daerah bukan tempat tinggal, tetapi merupakan konsentrasi hunian orang-orang seperti dibawah jembatan, kuburan, pinggiran sungai, emperan toko, sepanjang rel kereta api, taman, pasar dan konsentrasi hunian gelandangan yang lain.

Pengertian gelandangan tersebut memberikan pengertian bahwa mereka termasuk golongan yang mempunyai kedudukan lebih terhormat dari pada pengemis. Gelandangan pada umumnya mempunyai pekerjaan tetapi tidak memiliki tempat tinggal yang tetap (berpindah-pindah). Sebaliknya pengemis hanya mengharapkan belas kasihan orang lain serta tidak menutup kemungkinan golongan ini mempunyai tempat tinggal yang tetap.

Beberapa ahli menggolongkan gelandangan dan pengemis termasuk ke dalam golongan sektor informal. Keith Harth (1973) mengemukakan bahwa dari kesempatan memperoleh penghasilan yang sah, pengemis dan gelandangan termasuk pekerja disektor informal. Sementara itu, Jan Breman (1980) mengusulkan agar dibedakan tiga kelompok pekerja dalam analisis terhadap kelas sosial di kota, yaitu :

1. Kelompok yang berusaha sendiri dengan modal dan memiliki keterampilan

2. Kelompok buruh pada usaha kecil dan kelompok yang berusaha sendiri dengan modal sangat sedikit atau bahkan tanpa modal, dan

3. Kelompok miskin yang kegiatannya mirip gelandangan dan pengemis. Kelompok kedua dan ketigalah yang paling banyak di kota dunia ketiga. Ketiga kelompok ini masuk kedalam golongan pekerja sektor informal.

Kebijakan penanggulangan gepeng yang dikembangkan adalah dengan lebih memacu pembangunan pedesaan agar serasi dengan pembangunan di daerah perkotaan. Pendekatan yang diperlukan adalah yang bersifat pendekatan holistic, yang tidak hanya terpaku pada pelaku gepeng itu sendiri tetapi berusaha menjangkau seluruh sub system yang mempengaruhi munculnya urbanisasi dan perilaku menggepeng, serta termasuk seluruh


(49)

sumber daya manusia yang ada. Sumber daya manusia yang ada di pedesaan diusahakan untuk dikembangkan sebagai subyek pembangunan yang mampu memanfaatkan peluang yang ada serta menggambarkan potensi yang dimiliki dengan memperhatikan kendala yang dihadapi.8

Perhatian pemerintah dan masyarakat secara umum terhadap perlunya standar kehidupan yang lebih baik, telah mendorong terbentuknya berbagai usaha kesejahteraan sosial. Usaha kesejahteraan sosial itu sendiri, pada dasarnya merupakan suatu program ataupun kegiatan yang didesain secara kongkrit untuk menjawab masalah, kebutuhan masyarakat ataupun meningkatkan taraf hidup masyarakat. Usaha kesejahteran sosial itu sendiri dapat ditujukan pada individu, keluarga, kelompok-kelompok dalam komunitas, ataupun komunitas secara keseluruhan (baik komunitas lokal, regional, maupun nasional).

Dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial, diperlukan peran masyarakat yang seluas-luasnya, baik perseorangan, keluarga, organisasi keagamaan, organisasi sosial kemasyarakatan, lembaga swadaya masyarakat, organisasi profesi, badan usaha, lembaga kesejahteraan sosial, maupun lembaga kesejahteraan sosial asing demi terselenggaranya kesejahteraan sosial yang terarah, terpadu, dan berkelanjutan.

Dari hal di atas, dapat dilihat bahwa kesejahteraan sosial sebagai suatu kondisi kehidupan yang diharapkan masyarakat tidak dapat terwujud bila tidak dikembangkan usaha kesejahteraan sosial. Karena itu berjalan atau tidaknya suatu usaha kesejahteraan sosial sangat dipengaruhi oleh organisasi atau lembaga yang menyediakan usaha kesejahteraan sosial yang memperhatikan masalah-masalah sosial dan masalah kesejahteraan sosial dalam arti sempit (seperti masalah yang terkait dengan prostitusi, anak jalanan, dll).9

8

Saptono Iqbali, Studi Kasus Gelandangan-Pengemis (Gepeng) di Kecamatan Kubu Kabupaten Karangasem.

Oktober 2006.

9


(50)

Dalam Penjelasan Atas Undang Undang Republik Indonsia Nomor 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial :

Pembangunan kesejahteraan sosial merupakan perwujudan dari upaya pencapaian tujuan bangsa yang diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Sila kelima Pancasila menyatakan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dan pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan negara untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

Permasalahan sosial yang berkembang dewasa ini menunjukan ada warga negara yang belum terpenuhi hak atas kebutuhan dasarnya secara layak karena belum memperoleh pelayanan sosial dari negara. Akibatnya, masih ada warga negara yang mengalami hambatan pelaksanaan fungsi sosial sehingga tidak dapat menjalani kehidupan secara layak dan bermartabat, terutama bagaimana meminimalisir gepeng di kota-kota besar. Padahal tidak sedikit lapangan pekerjaan yang tersedia, namun karena mereka tidak memiliki life skill dan berpendidikan rendah, maka mereka sebagai individu tidak mampu memberdayakan kemampunnya secara maksimal untuk mencapai kesejahteraan dalam kehidupan secara mandiri. Oleh karena itu, upaya pemberian Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial gepeng perlu dilakukan.

Dalam hal ini peningkatan usaha kesejahteraan sosial dilakukan oleh Panti Sosial Bina Karya (PSBK) Bekasi Timur Jawa Barat yang memberikan Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial yang meliputi : pembinaan fisik, mental, sosial, mengubah sikap dan tingkah laku, pelatihan keterampilan dan resosialisasi, serta pembinaan lanjut bagi penyandang masalah gelandangan dan pengemis agar mampu berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat. Visi dari Panti


(51)

Sosial Bina Karya (PSBK) Bekasi Timur Jawa Barat adalah “Mengembalikan fungsi sosial gelandangan, pengemis dan orang terlantar secara professional agar mampu berperan aktif, bermartabat yang memiliki kemandirian dalam kehidupan bermasyarakat” dan Misinya adalah :

1. Memberikan Pelayanan Rehabilitasi Sosial Terhadap Gelandangan dan Pengemis beserta Keluarganya.

2. Memberikan pencegahan agar orang tidak menggelandang dan pengemis.

3. Menyelenggarakan pengkajian model pelayanan Rehabilitasi Sosial dan sebagai fungsi Laboratorium penanganan Gelandangan dan Pengemis beserta keluarganya. 4. Memfasilitasi peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan Pelayanan

Rehabilitasi Sosial.

5. Mengembangkan sistem rujukan sebagai jaringan kerja dengan instansi terkait. Tujuannya adalah apabila mereka kembali ke kehidupan sosial yang normal, mereka dapat mengembangkan kemampuan yang dimiliki sebagai bekal hidup untuk mencari nafkah, serta diterima ditengah-tengah masyarakat untuk menjalani hidup sesuai dengan kemampuannya dan tidak kembali lagi ke profesinya semula. Dengan memberikan tahapan rehabilitasi sosial dan jenis-jenis pelayanan sosial. Dalam kaitannya dengan skripsi ini, fokus penelitian akan diarahkan hanya kepada Pelayanan Sosial di Panti Sosial Bina Karya “Pangudi Luhur” Bekasi Jawa Barat.

Dari latar belakang tersebut diatas, maka peneliti mencoba mengkaji, melakukan penelitian ilmiah di Panti Sosial Bina Karya (PSBK) “Pangudi Luhur” Bekasi Timur Jawa Barat. Penelitian tersebut akan peneliti tuangkan dalam skripsi berjudul : “ Pelayanan Sosial Bagi Gelandangan dan Pengemis di Panti Sosial Bina Karya (PSBK) “Pangudi Luhur” Bekasi Jawa Barat ”


(52)

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

Agar penelitian terarah dan tidak melebar, maka peneliti membatasi penelitian ini pada Panti Sosial Bina Karya “Pangudi Luhur” Bekasi sebagai suatu lembaga yang memberikan Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial yang meliputi : pembinaan fisik, mental, sosial, mengubah sikap dan tingkah laku, pelatihan keterampilan dan resosialisasi, serta pembinaan lanjut bagi penyandang masalah gelandangan dan pengemis agar mampu berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat. Penelitian ini dilakukan pada periode tahun 2009 kepemimpinan Bapak Drs. Sebak Singkali sebagai Kepala Panti Sosial Bina Karya “Pangudi Luhur” Bekasi.

2. Perumusan Masalah

Adapun masalah dalam perumusan penelitian ini adalah: Bagaimana Pelayanan Sosial Bagi Gelandangan dan Pengemis di Panti Sosial Bina Karya (PSBK) “Pangudi Luhur” Bekasi “. Adapun rinciannya dalah sebagai berikut :

a). Bagaimana langkah-langkah pelayanan dan rehabilitasi sosial yang diberikan terhadap gelandangan dan pengemis di Panti Sosial Bina Karya “Pangudi Luhur” Bekasi?

b). Apa saja jenis pelayanan sosial yang diberikan terhadap gelandangan dan pengemis di Panti Sosial Bina Karya “Pangudi Luhur” Bekasi?

c). Faktor pendukung dan penghambat dalam langkah-langkah dan jenis pelayanan sosial diberikan terhadap gelandangan dan pengemis di Panti Sosial Bina Karya “Pangudi Luhur” Bekasi?


(1)

3. Faktor banjir yang sering terjadi di PSBK jika hujan deras turun dan hal ini menjadi sedikit faktor penghambat dalam proses pelayanan di PSBK ini.

4. Faktor waktu pendidikan yang hanya 6 bulan karena untuk mengubah sikap normatif gelandangan pengemis tidaklah mudah membutuhkan waktu yang lama sehingga yang dihasilkan dari proses pelayanan di PSBK ini kurang maksimal dan banyak yang kembali lagi mengemis dan menggelandang setelah selesai proses pelayanan yang di berikan oleh PSBK.

B. Saran-saran

Tanpa mengurangi rasa hormat atas kerja keras yang dilakukan panti dan dengan disertai keterbatasan seorang peneliti sebagai manusia awam yang baru belajar tentang pelayanan sosial, dibawah ini dicatat beberapa saran dan rekomendasi yang barangkali dan mungkin mampu memberikan masukan bagi panti untuk memajukan kualitas, kinerja dan efektifitas proses pelayanan sosial dikemudian hari dan setelah peneliti melakukan penelitian sebelumnya juga dari bulam Maret 2009 menjalankan praktikum dan sampai saat ini penelitian skripsi terhitung hingga sampai dengan bulan Agustus 2009, maka peneliti mempunyai saran diantaranya :

1. Peraturan yang ada agar diperketat dan dipertegas lagi untuk kebaikan proses pelayanan yang diberikan kepada warga binaan sosial sehingga mereka terbiasa dapat menjalankan apa yang sudah menjadi aturan secara baik dan disiplin tidak semaunya dan seenaknya agar kedepannya mereka mengalami perubahan.

2. Memperbaiki kinerja para pegawai PSBK dalam segala hal misalnya kedisiplinan, etos kerja, sikap, tingkah laku, kepribadian dan lain sebagainya sehingga para pegawai dapat secara langsung menjadi contoh, panutan dan teladan yang baik kepada para warga binaan sosialnya.


(2)

3. Pelayanan pengasramaan di PSBK sudah sangat bagus dan layak huni apa lagi untuk mereka gelandangan pengemis namun kekurangannya tidak dilengkapi dengan kipas angina, ini yang membuat beberapa siswa kegerahan sehingga banyak yang tidur dilapangan terbuka dan jika ini terjadi terus menerus kebeberapa angkatan berarti tidak ada bedanya mereka selama dipanti dengan mereka dijalan. Semoga hal ini bisa diatasi sehingga mereka dapat dengan nyaman tinggal dipondoknya dan mengikuti pendidikan dan mendapatkan pelayanan panti dengan baik.

4. Pelayanan konseling yang dilalukan oleh PSBK sudah sangat baik dalam pemberian pelayanan tersebut dengan mempersilahkan para siswanya kapanpun bila ingin konseling atau shering dilayani oleh pembimbingnya. Semoga kedepannya dapat ditingkatkan dan disediakan seorang psikolog yang stand by atau minimal setiap hari ada dan bekerja sama dengan peksos di panti untuk mengatasi dan menangani siswa yang bermasalah dan perlu penanganan khusus.

5. Pelayanan kebutuhan pangan yang diberikan oleh PSBK harus perlu diperhatikan lagi pengawasan dan peraturan yang tegas karena banyak juga kebutuhan pangan yang diberikan oleh PSBK disalah gunakan oleh siswa dengan menjualnya atau menukarkan dengan tembakau / rokok. Semoga hal ini dapat diatasi walaupun lumayan sulit untuk merubah watak dicampur dengan kebutuhan mereka juga tapi setidaknya menjadi catatan untuk kedepannya memberikan sangsi atau peringatan tegas kepada warga binaan sosial.

6. Pelayanan bimbingan mental / keagamaan menyarankan kedepannya pembinaan dari segi agama Islam agar dapat ditingkatkan dengan adanya sebuah pemantauan dan benar-benar menekankan agar para WBS menjalankan ajaran Islam dengan baik, menjalankan printah Allah SWT dan menjauhi larangannya sehingga para WBS


(3)

perlahan-lahan memiliki akhlak yang baik. Dan juga sekali-kali mengadakan training motivasi seperti ESQ dan muhasabah/renungan demi perubahan mental mereka. 7. Mencari solusi terbaik dari penanganan banjir yang sering terjadi di PSBK saat hujan

deras agar tidak banjir lagi sehingga tidak mengganggu penyelenggaraan proses pelayanan.

8. Menambah fasilitas atau sarana prasarana seperti perpustakaan untuk warga binaan sosial tentang buku-buku keagamaan dan umum sehingga mereka dapat menambah ilmu dan wawasan dengan membaca buku dan fasilitas umum lainnya.

9. Membuat tempat untuk worshop IP (Instalasi Produksi) hasil keterampilan, jadi asil keterampilan yang dapat menjadi pemasukan dana agar dapat dikelola, diatur dan dikoordinir dengan baik karena itu menjadi nilai jual dan nilai tambah buat PSBK. 10.Lebih memperhatikan lagi warga binaan sosialnya dengan sering menemui dan

berkunjung serta berkumpul kepondoknya agar terjalin suasana yang akrab sehingga ketika mereka ada permasalahan yang mereka alami dengan mudah menceritakannya.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Adi, Isbandi Rukminto. (2003). Ilmu Kesejahteraan Sosial Dan Pekerjaan Sosial: Pengantar Pada Pengertian dan Beberapa Pokok Bahasan. Jakarta : Lembaga Penerbit FISIP UI PRESS h. 189

Akmal, Muhammad. (2009). Laporan Praktikum II Kesejahteraan Sosial, Laporan Akhir Semester. Jurusan Kesejahteraan Sosial. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ali, dkk,. (1990) Gelandangan di kartasura, dalam Studi Kasus Saptono Iqbali, gelandangan-Pengemis di Kecamatan kubu Kabupaten Karang Asem.

Brosur PSBK. Panti Sosial Bina Karya “Pangudi Luhur” Bekasi. Copy righ 2007

Depertemen Sosial R.I, Buku Saku Pekerja Sosial, (Jakarta: Depsos, 2004) h. 3

Depertemen Sosial R.I (1992) dalam Studi Kasus Saptono Iqbali, gelandangan-Pengemis di Kecamatan kubu Kabupaten Karang Asem.

Departemen Sosial RI. Masalah Sosial Di Indonesia. Badan Penelitian dan Pengembangan Sosial Pusat Penelitian Permasalahan Kesejahteraan Sosial. Jakarta 2005

Direktorat Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Tuna Susila Direktorat Jendral Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Departemen Sosial RI (2007). Standar Pelayanan Minimal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Gelandangan dan Pengemis, hal 1-2

DR. Bustanuddin Agus. Pengembangan Ilmi-Ilmu Sosial. GEMA INSANI PRESS. Jakarta 1999

Kementrian Kordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (2008). Penanggulangan Kemiskinan dan Pengurangan Pengangguran. Diambil pada tanggal 21 Oktober 2009 dari http:/www.indonesiaontime.com


(5)

Keputusan Mentri Sosial Republik Indonesia, tentang Organisasi dan Tata Kerja Panti Sosial di Lingkungan Departemen Sosial. Jakrta 2003

Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1998)

Liflet PSBK. Panti Sosial Bina Karya “Pangudi Luhur” Bekasi. Copy righ 2009

Prof. Dr. Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung : ALFABETA, 2005

Saptono Iqbali, Studi Kasus Gelandangan-Pengemis (Gepeng). di Kecamatan Kubu Kabupaten Karang Asem.

Suharto, Edi, “Pekerjaan Sosial dan Paradigma Baru Kemiskinan” Tim Penelitian Kemiskinan Depsos RI, 2006

UIN Jakarta“Pedoman Penulisan Karya Ilmiyah (Skripsi, Tesis dan Disertasi) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”, Jakarta: CeQDA, 2007


(6)