yang diucapkan bahkan sampai jutaan. Makna hiperbola sejuta kata maaf adalah penyesalan yang mendalam.
20 “...Air mata penyesalan mengalir deras itu pun tak bisa kembalikan dirimu...”
Pada penggalan lirik lagu “Tak Mungkin Lagi” di atas, gaya bahasa hiperbola terdapat pada kalimat air mata penyesalan mengalir deras. Suatu hal yang dilebih-
lebihkan mengingat sesuatu yang dapat mengalir deras, misalnya air hujan, air sungai. Maksud hiperbola air mata penyesalan mengalir deras adalah „kesedihan
yang mendalam‟.
2.3.3 Litotes
Litotes adalah gaya bahasa yang berupa pernyataan mengenai sesuatu dengan cara menyangkal atau mengingkari kebalikannya Tarigan, 1985: 242.
Litotes terdapat pada lagu “Lagu Rindu” dan “Tak Mungkin Lagi”. 21 ...Walau hanya nada sederhana
izinkan ku ungkap segenap rasa dan kerinduan Pada penggalan lirik lagu “Lagu Rindu” tersebut, gaya bahasa litotes terdapat pada
kalimat walau hanya nada sederhana. Pencipta lagu merendahkan diri dengan menganggap syair yang ia buat tidak istimewa, padahal liriknya sangat menyentuh.
Maksud litotes walau hanya nada sederhana adalah apa adanya. 22 “...Ku maklumi ketidaksabaranmu menanti
bejana cinta yang ku tinggal sesaat ...”
Penggalan lirik lagu “Tak Mungkin Lagi” di atas mengandung gaya bahasa litotes. Walaupun memaklumi, namun sebenarnya si pencipta lagu sangat kecewa terhadap
kekasihnya. Maksud litotes ku maklumi ketidaksabaranmu menanti bejana cinta yang ku tinggal sesaat
adalah „memberi maaf‟.
2.3.4 Paradoks
Paradoks adalah gaya bahasa yang mengandung pertentangan yang nyata dengan fakta-fakta yang ada Tarigan, 1985: 243. Gaya bahasa paradoks
terdapat pada lagu “Lagu Rindu” dan “Tapi Bukan Aku”. 23 Bintang malam katakan padanya
Aku ingin melukis sinarmu di hatinya... Pada penggalan lirik lagu “Lagu Rindu” tersebut, gaya bahasa paradoks terdapat
pada kalimat aku ingin melukis sinarmu di hatinya. Hal itu merupakan hal yang tidak mungkin terjadi. Bagaimana bisa sebuah sinar dilukis di dalam hati seseorang.
Maksud paradoks aku ingin melukis sinarmu di hatinya adalah ketidakmungkinan. 24 ...Sejuta kata maaf terasa kan percuma
sebab rasa ku tlah mati untuk menyadarinya...
Pada penggalan lagu “Tapi Bukan Aku” di atas, gaya bahasa paradoks terdapat pada kalimat rasaku tlah mati untuk menyadarinya. Hal itu sangat bertentangan dengan
kenyataan, di mana sebuah perasaan yang dimiliki seseorang tidak akan pernah mati atau hilang sebelum meninggal dunia. Perasaan adalah anugerah dari Tuhan.
Maksud paradoks rasaku tlah mati untuk menyadarinya adalah putus asa.
2.3.5 Inuendo
Inuendo adalah gaya bahasa yang berupa sindiran dengan mengecilkan kenyataan yang sebenarnya Tarigan, 1985: 240. Gaya bahasa inuendo terdapat
pada lagu “Tak Mungkin Lagi”.