BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Kondisi Awal
Sebelum pelaksanaan penelitian dengan tidak menggunakan model pembelajaran AIR, rata-rata hasil belajar matematika semester I kelas III SD
Negeri Dewi Sartika 1 menunjukkan nilai 59,81 dengan persentase ketuntasan hasil belajar 15. Kondisi tersebut menjadikan indikator pada penelitian ini
bahwa kemampuan belajar matematika siswa kelas III SD Negeri Dewi Sartika 1 adalah rendah. Rendahnya kemampuan siswa tersebut di atas disebabkan karena
siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari matematika. Berdasarkan hasil observasi pada waktu guru mengajar, menunjukkan bahwa pembelajaran yang
terjadi cenderung bersifat monoton, satu arah, kurang komunikatif, cenderung bersifat ceramah, serta siswa kurang terlibat aktif.
Berdasarkan kajian awal tersebut, maka perlu suatu pendekatan pembelajaran yang mampu meningkatkan situasi kelas yang kondusif, siswa
terlibat aktif dalam belajar, terjadinya komunikasi dua arah, serta siswa meningkat motivasinya untuk belajar. Pembelajaran yang dimaksud adalah pembelajaran
dengan model pembelajaran AIR.
4.2 Gambaran Umum Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan melalui 3 siklus, siklus tersebut yaitu 1 Pra Siklus, 2 Siklus I, 3 Siklus II. Dalam pra siklus, guru sebagai peneliti menerima
kondisi awal siswa sebelum diberikan perlakuan pembelajaran. Dengan kata lain,
guru belum memberikan model pembelajaran yang akan digunakan. Rata-rata nilai yang diperoleh siswa adalah 59,81 dengan persentase ketuntasan belajar
sebesar 15. Selanjutnya pada siklus I, guru mulai memberikan model pembelajaran
yang digunakan tetapi menitik beratkan pada belajar dengan mendengar dan mengemukakan pendapat Auditory dan belajar dengan berpikir Intellectually.
Sedangkan pemberian soal-soal latihan repetition tidak menjadi fokus utama pada siklus ini. Rata-rata nilai yang diperoleh siswa adalah 69,44 dengan
persentase ketuntasan hasil belajar sebesar 56. Hasil tersebut menandakan adanya peningkatan hasil belajar siswa, namun peningkatan yang terjadi belum
signifikan. Pada siklus II tidak terlalu berbeda dengan siklus I, hanya pada siklus ini
pemberian soal-soal latihan yang bertujuan untuk memperdalam pemahaman siswa repetition menjadi fokus utama dalam kegiatan pembelajaran. Hasil yang
diperoleh menunjukan peningkatan hasil belajar siswa yang signifikan. Rata-rata nilai yang diperoleh siswa adalah 80,56 dengan persentase ketuntasan hasil belajar
sebesar 89. Hasil pengamatan di dalam kelas menunjukan peningkatan pula. Pada
siklus I hasil pengamatan menunjukan persentase sebesar 80, kemudian pada siklus II menunjukan persentase sebesar 93. Dengan demikian, hipotesis dalam
penelitian ini berhasil dibuktikan bahwa model pembelajaran AIR dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
4.3 Deskripsi Pelaksanaan Per Siklus