Himpunan Konveks dan Fungsi Konveks

Teorema 2.33 Barisan turun dan terbatas ke bawah adalah konvergen. Bukti: Diberikan turun dan terbatas ke bawah. Karena : ∈ ℕ ≠ ∅ maka ter- dapat ∈ ℝ dan = inf : ∈ ℕ . Jadi, untuk setiap ∈ ℕ berlaku ≥ 2.5 Karena = inf : ∈ ℕ , maka untuk 0 yang diberikan terdapat : ∈ ℕ dan − • ≥ 2.6 Karena turun, maka mengingat 2.5 dan 2.6, untuk setiap ≥ : berlaku − • ≥ ≥ + 2.7 Jadi, diperoleh pernyataan bahwa untuk setiap 0 terdapat : ∈ ℕ sedemikian sehingga untuk setiap ≥ ℕ dan ≥ :, maka − . Jadi, konver- gen dan lim = = inf : ∈ ℕ .

B. Himpunan Konveks dan Fungsi Konveks

Definisi 2.34 Sebuah Fungsi B: ℝ → ℝ dikatakan kontinu pada … ∈ ℝ jika untuk setiap k 0 yang diberikan, terdapat 9 0 sedemikian sehingga jika − … 9 ma- ka B − B … k. Definisi 2.35 Limit B untuk mendekati ` adalah †, ditulis L x f c x = → lim jika dan hanya jika untuk setiap 0 yang diberikan, terdapat 9 0 sedemi- kian sehingga bila 0 − ` 9 berlaku B − † . Teorema 2.36 Misalkan ‡ adalah konstanta, B dan ˆ adalah fungsi-fungsi yang memiliki limit di `. Maka 1. k k c x = → lim ; 2. lim lim x f k x kf c x c x → → = ; 3. [ ] L K x g x f x g x f c x c x c x + = + = + → → → lim lim lim ; 4. [ ] L K x g x f x g x f c x c x c x − = − = − → → → lim lim lim ; Bukti: 1. Misalkan didefinisikan B = ‡ maka harus dibuktikan k x f c x = → lim . Misalkan 0, harus ditunjukkan bahwa dapat dicari 9 0 sedemikian se- hingga B − ‡ bila 0 − ` 9 Ambil sebarang 9 0 maka untuk 0 − ` 9 berlaku B − ‡ = ‡ − ‡ = 0 Jadi terbukti bahwa k k c x = → lim 2. Jika ‡ = 0 maka ‡B = 0, maka [ ] lim lim x f x f c x c x = = = → → Limit di atas adalah kasus khusus dari rumus 1, dengan ‡ = 0. Oleh karena itu, rumus 1 adalah benar untuk ‡ = 0. Asumsikan bahwa ‡ ≠ 0. Misalkan 0, K x f c x = → lim maka melalui definisi limit ada 9 1 0 sedemi- kian sehingga bila 0 − ` 9 berlaku B − ‡ ‡ Pilih 9 = 9 1 dan harus ditunjukkan bahwa bila 0 − ` 9 berlaku ‡B − ‡? Misalkan 0 − ` 9, maka ‡B − ‡? = ‡ B − ? ‡ ‡ = Jadi, terbukti bahwa lim lim x f k x kf c x c x → → = 3. Misalkan 0, K x f c x = → lim dan L x g c x = → lim maka ada 9 1 0 dan 9 2 sedemikian sehingga B − ? 2 bila 0 − ` 9 dan ˆ − † 2 bila 0 − ` 9 Pilih 9 = min 9 , 9 . Harus ditunjukkan bahwa bila 0 − ` 9 berlaku B + ˆ − ? + † Misalkan bahwa 0 − ` 9, maka B + ˆ − ? + † = B − ? + ˆ − † ≤ B − ? + ˆ − † 2 + 2 = Jadi terbukti bahwa [ ] L K x g x f x g x f c x c x c x + = + = + → → → lim lim lim 4. Untuk membuktikan rumus 4, akan digunakan informasi dari rumus-rumus se- belumnya. [ ] [ ] L K x g x f x g x f x g x f x g x f x g x f c x c x c x c x c x c x c x c x − = − = − + = − + = − + = − → → → → → → → → lim lim 2 rumus melalui lim 1 lim 3 rumus melalui 1 lim lim 3 rumus melalui 1 lim lim Teorema 2.37 Diberikan himpunan ‰ ⊂ m, fungsi B dan ˆ yang didefinisikan pada ‰ ke dalam m dan ‡ ∈ ℝ. Jika B dan ˆ kontinu di [], ], maka B − ˆ kontinu di [], ]. Bukti: Misalkan ` sebarang titik di [], ]. Akan dibuktikan [ ] lim c g c f x g x f c x − = − → Karena B dan ˆ kontinu di `, maka lim c f x f c x = → dan lim c g x g c x = → . Menurut teorema tentang limit fungsi diperoleh: [ ] lim lim lim c g c f x g x f x g x f c x c x c x − = − = − → → → Karena ` adalah sebarang titik di [], ] maka B − ˆ kontinu di setiap titik pada interval [], ]. Definisi 2.38 Andaikan n daerah asal dari B, yang memuat titik ` maka 1. B` adalah nilai maksimum B pada n jika B` ≥ B untuk semua ∈ n. 2. B` adalah nilai minimum B pada n jika B` ≤ B untuk semua ∈ n. 3. B` adalah nilai ekstrim B pada n jika merupakan nilai maksimum atau ni- lai minimum. Teorema 2.39 Teorema Titik Kritis Andaikan B terdefinisikan pada selang Š yang memuat titik `. Jika B` adalah nilai ekstrim, maka ` haruslah berupa suatu titik kritis; yakni ` berupa salah satu: 1. Titik ujung dari Š; atau 2. Titik stasioner dari B yakni titik ` sedemikian sehingga B′` = 0; atau 3. Titik singular dari B yakni titik ` sedemikian sehingga B′` tidak ada; Bukti: Misalkan B` berupa nilai maksimum B pada Š dan misalkan bahwa ` bukan ti- tik ujung atau pun titik singular. Harus diperlihatkan bahwa ` adalah titik sta- sioner. Karena B` adalah nilai maksimum, maka B ≤ B` untuk semua dalam Š, yaitu B − B` ≤ 0 Jadi, jika `, sehingga − ` 0, maka B − B` − ` ≥ 0 2.8 sedangkan jika `, maka B − B` − ` ≤ 0 2.9 Karena ` bukan titik singular maka B′` ada. Akibatnya, untuk → ` } maka lim Ž→• • B − B` − ` = B ‘ ` ≥ 0 dan untuk → ` ~ maka lim Ž→• ’ B − B` − ` = B ‘ ` ≤ 0 Jadi, dapat disimpulkan bahwa B ‘ ` = 0 atau ` merupakan titik stasioner. Teorema 2.40 Teorema Nilai Rata-rata Jika B kontinu pada selang tertutup [], ] dan terdiferensial dalam interval ], maka terdapat paling sedikit satu bilangan ` dalam ], dimana B ‘ ` = B − B] − ] atau ekuivalen dengan B − B] = B ‘ ` − ] Bukti: Pembuktian Teorema Nilai Rata-rata ini didasarkan pada analisis dari fungsi H = B − ˆ , yang akan diperlihatkan pada Gambar 2.1 Persamaan = ˆ ], B] dan , B dan melalui ], B] Selanjutnya dihasilk Perhatikan bahwa H Gambar 2.1 pada Gambar 2.1 adalah persamaan garis . Karena garis ini mempunyai kemiringan B − B] − ] ] maka bentuk kemiringan persamaannya adala ˆ − B] = B − B] − ] − ] ilkan rumus H = B − ˆ = B − B] − B − B] − ] H = H] = 0 dan untuk dalam ], H ‘ = B ‘ − B − B] − ] is yang melalui alah − ] Jika diketahui bahwa terdapat suatu bilangan ` dalam ], yang memenuhi H ‘ ` = 0 maka bukti selesai. Hal ini didasarkan pada persamaan terakhir bahwa 0 = B ‘ ` − B − B] − ] Karena B dan ˆ kontinu maka B − ˆ kontinu di [], ]. Oleh karena itu H ‘ ` ada untuk suatu ` dalam ], Berdasarkan sifat bahwa jika B kontinu pada interval tertutup [], ], maka B mencapai nilai maksimum dan minimum. Jadi H harus mencapai nilai maksimum ataupun nilai minimum pada [], ]. Jika kedua nilai ini kebetulan nol, maka H secara identik adalah nol pada [], ], akibatnya H ‘ = 0 untuk semua dalam ], . Jika salah satu nilai maksimum atau nilai minimum berlainan dengan nol, maka nilai tersebut dicapai pada sebuah titik dalam `, karena H] = H = 0. Karena H mempunyai turunan di setiap titik dari ], , sehingga dengan Teo- rema Titik Kritis H ‘ ` = 0. Definisi 2.41 Sebuah fungsi

B: ℝ → ℝ dikatakan terdiferensial secara kontinu pada ∈ ℝ ,