Partisipasi masyarakat Partisipasi Masyarakat dalam Perumusan Kebijakan Publik di Daerah.

47 PKn Kelas IX

B. Partisipasi Masyarakat dalam Perumusan Kebijakan Publik di Daerah.

1. Partisipasi masyarakat

Keberhasilan pelaksanaan otonomi daerah tidak akan pernah lepas dari partisipasi masyarakat. Kalian tentu memahami tujuan penerapan otonomi daerah adalah mewujudkan masyarakat sejahtera, maka dari itu masyarakat harus ikut serta dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah. Dengan pelaksanaan otonomi daerah diharapkan masyarakat tidak lagi menjadi obyek akan tetapi menjadi subyek. Artinya, masyarakat bukan lagi dilihat sebagai sasaran pembangunan namun menjadi pelaku pembangunan. Sebelum lebih jauh, sebaiknya kita pahami dulu apa yang dimaksud dengan partisipasi. Partisipasi dapat diartikan sebagai pengambilan bagian dari kegiatan bersama. Partisipasi juga dapat diartikan sebagai suatu kesadaran masyarakat untuk membantu pemerintah dalam mewujudkan tujuan suatu program yang telah ditetapkan dengan tidak mengorbankan kepentingannya sendiri. Pendapat dari Dwi Tiyanto 2006 ahli komunikasi politik Universitas Sebelas Maret, mencatat beberapa arti partisipasi sebagai berikut: 1 Kontribusi sukarela tanpa ikut serta dalam pengambilan keputusan, 2 Kepekaan masyarakat dalam menerima dan melaksanakan program, 3 Proses aktif dalam mengambil inisiatif, 4 Pemantapan dialog antara masyarakat setempat dengan pelaksana program dari luar, 5 Keterlibatan sukarela masyarakat dalam perubahan yang ditentukannya sendiri, 6 Keterlibatan masyarakat dalam pembangunan diri, kehidupan dan lingkungan mereka sendiri Di era otonomi daerah ini, masyarakat dituntut untuk berpartisipasi, terutama dalam perumusan kebijakan publik, mengapa demikian? Untuk menjawabnya coba kalian ikuti ilustrasi cerita berikut. Dalam kehidupan sehari-hari kalian tentu mempunyai keinginan- keinginan. Misalnya ingin mempunyai sepatu untuk berolahraga. Tentu saja ketika memilih sepatu yang tepat kalian akan mempertimbangkan ukuran yang pas, warna yang sesuai Pendapat lain tentang partisipasi dikemukakan oleh Davis yang diterjemahkan oleh Inu Kencana Syafiie 2001: 142 Partisipasi adalah penentuan sikap dan keterlibatan hasrat setiap individu dalam situasi dan kondisi organisasinya, sehingga pada akhirnya mendorong individu tersebut untuk berperan serta dalam pencapaian tujuan organisasi serta ambil bagian dalam setiap pertanggungjawaban bersama. Di unduh dari : Bukupaket.com 48 PKn Kelas IX dengan kebutuhan dan pilihan kalian. Orang tua sifatnya hanya membantu dan mengarahkan. Begitu juga dalam pelaksanaan otonomi daerah. Masyarakat lebih tahu akan kebutuhan atau permasalah yang dihadapinya sehingga dalam menentukan kebijakan partisipasi masyarakat sangatlah penting. Pemerintah berperan dalam memberikan arahan dan membantu dalam perumusan kebijakan. Proses ini penting karena setiap kebi- jakan publik apabila dalam perumusannya mengikutsertakan masyarakat, maka kebi- jakan publik yang dihasilkan akan lebih sesuai dengan keinginan dan berpihak pada kepen- tingan masyarakat. Bahkan masyarakat akan dengan terbuka ikut serta dalam pelaksanan kebijakan tersebut. Jika demikian maka akan menumbuhkan semangat persa- tuan serta kerja keras masyarakat. Partisi- pasi masyarakat terhadap pemerintah maupun pada lembaga legislatif DPRD juga bermanfaat bagi kehidupan masyarakat. Diantaranya memupuk budaya demokrasi, menumbuhkan masyarakat yang sadar hukum, bermoral dan berakhlak mulia.

2. Kebijakan publik a. Pengertian