Bidang Keagamaan Kemajuan Masa Dinasti Umayyah a. Bidang Pemerintahan

Buku Siswa Kelas X 86 Habibah meninggal karena tersumbat sebuah anggur yang dilempar khalifah ke dalam mulutnya ketika sedang bercanda. Khalifah yang tengah dimabuk asmara itu sangat menyesal hingga meninggal dunia. Di bawah penguasa Yazid bin Mu’awiyah, penggunaan anggur menjadi sebuah tradisi. Pesta anggur biasanya dilakukan bersamaan dengan pesta musik. Permainan dadu dan kartu juga dipraktekkan di dalam kerajaan. Balapan kuda sangat populer di bawah kekuasaan Dinasti Umayyah. Musik dikembangkan dan sejumlah uang diberikan kepada para pemusik dan penyanyi. Demikian, pesta-pesta semacam itu tidak sepenuhnya kosong dari nilai budaya. Pesta-pesta itu menggugah perkembangan puisi, musik dan sisi kehidupan estetika secara umum, tidak hanya menjadi arena pesta pora. Selama periode kekuasaan Dinasti Umayyah, dua kota Hijaz, Makkah dan Madinah, menjadi tempat berkembangnya musik, lagu dan puisi. Sementara itu, kota kembar di Irak, Bashrah dan Kufah, berkembang menjadi pusat aktivitas intelektual di dunia Islam. Di sini, kajian ilmiah tentang bahasa dan tata bahasa Arab telah dimulai. Motif awalnya adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan bahasa para pemeluk agama Islam baru yang ingin mempelajari Al-Qur’an, menduduki posisi pemerintahan, dan bisa berinteraksi dengan para penakluk. Di samping itu, kesenjangan yang besar antara bahasa klasik Al-Qur’an dengan bahasa percakapan sehari-hari yang telah tercampur dengan bahasa Suriah, Persia dan bahasa serta dialek lain menjadi pemicu munculnya minat pengkajian bahasa. Oleh karena itu, bukan suatu kebetulan jika perintis tata bahasa Arab legendaris Abu al-Aswad al-Duwali wafat 688-M, berasal dari Baghdad. Al-Qur’an yang telah dikodiikasi pada zaman Abu Bakar dan ‘Usman bin ‘Affan ditulis tanpa titik. Menurut salah satu riwayat, ulama pertama yang memberikan baris dan titik pada huruf-huruf Al-Qur’an adalah Hasan al-Bashri 642-728 M atas perintah Abd al-Malik bin Marwan 685-705 M. Abd al-Malik bin Marwan menginstruksikan kepada al-Hajjaj untuk menyempurnakan tulisan Al-Qur’an. Lalu al-Hajjaj meminta Hasan al- Bashri untuk menyempurnakannya. Dalam hal ini, Hasan al-Bashri dibantu oleh Yahya bin Ya’mura murid Abu al-Aswad ad-Duwali. Dalam riwayat lain, dikatakan bahwa yang pertama membuat baris dan titik pada huruf-huruf Al-Qur’an adalah Abu al-Aswad ad-Duwali. Selanjutnya, pada masa Khalifah Umar bin ‘Abd al-‘Aziz, telah dipelopori juga untuk penulisan hadis. Beliau memerintahkan kepada Abu Bakar bin Muhammad bin Amr bin Hazm w. 120 H, Gubernur Madinah, untuk menuliskan hadis yang ada dalam hapalan-hapalan penghapal hadis.

f. Bidang Keagamaan

Pada masa Dinasti Umayyah, terdapat beberapa gerakan pemikiran keagamaa. Hal ini ditandai pada paruh pertama abad ke-8, di Bashrah hidup seorang tokoh terkenal bernama Di unduh dari : Bukupaket.com 87 Sejarah Kebudayaan Islam Kurikulum 2013 Washil bin ‘Atha wafat tahun 748-M, seorang pendiri mazhab rasionalisme yang disebut Mu’tazilah. Orang Mu’tazilah memperoleh sebutan itu, karena mendakwahkan ajaran bahwa siapa pun yang melakukan dosa besar dianggap telah keluar dari barisan orang beriman, tapi tidak menjadikannya kair. Dalam hal ini, orang semacam itu berada dalam kondisi pertengahan antara kedua status itu manzilah bainal manzilatain. Washil pernah belajar kepada Hasan al-Bashri, ia cenderung pada doktrin kebebasan berkehendak free will, yang kemudian menjadi doktrin utama dalam sistem keyakinan orang Mu’tazilah. Doktrin tersebut pada saat itu dianut kelompok Qadariyah free will, yang dibedakan dari kelompok Jabariyah fatalism. Orang Qadariyah merepresentasikan penentangan terhadap konsep takdir yang ketat dalam Islam, kekuasaan Tuhan yang sangat ditekankan dalam Al-Qur’an, dan pengaruh Yunani Kristen. Di samping itu, tumbuhnya gagasan dan pemikiran ilosois Arab pada waktu itu, tidak terlepas dari pengaruh tradisi Kristen dan ilsafat Yunani. Salah satu agen utama yang memperkenalkan Islam dengan tradisi Kristen dan pemikiran Yunani pada masa itu adalah St. John Santo Yahya dari Damaskus Joannes Damascenus, yang dijuluki Chrysorrhoas lidah emas, karena saat tinggal di Antokia ia dikenal dengan nama Chrysostom. Selain Mu’tazilah, sekte keagamaan lain yang tumbuh berkembang pada masa ini adalah kelompok Khawarij. Pada awalnya kelompok ini adalah pendukung setia Khalifah ‘Ali bin Abi Thalib, namun pada perkembangannya menjadi penentang Khalifah ‘Ali bin Abi Thalib yang paling berbahaya. Ini terjadi karena mereka menolak hasil perundingan antara Khalifah ‘Ali bin Abi Thalib dan Mu’awiyah, mereka melakukan pemberontakan dan melakukan kerusakan di muka bumi. Kelompok Khawarij merupakan orang-orang yang keras kepala dan menginginkan manusia hanya ada dalam dua kubu, yaitu kair dan mukmin. Barang siapa yang sesuai dengan pandangannya, dianggap sebagai orang mukmin. Sebaliknya, barang siapa yang dianggap tidak sesuai dengan pandangannya, dianggap sebagai orang kair. Sekte lain yang muncul pada masa Dinasti Umayyah adalah Murji’ah, yang mengusung doktrin irja’, yaitu penangguhan hukuman terhadap orang beriman yang melakukan dosa, dan mereka tetap dianggap Muslim. Menurut Murji’ah, kenyataan bahwa Dinasti Umayyah adalah orang Islam sudah cukup menjadi pembenaran bahwa mereka merupakan pemimpin umat. Secara umum, ajaran pokok Murji’ah berkisar pada toleransi. Di antara gagasan pemikiran Murji’ah yang terpenting adalah bahwa mukmin yang melakukan maksiat akan disiksa oleh Allah di akhirat nanti, dan setelah disiksa akan ditempatkan di surga. Kelompok lainnya adalah Syi’ah. Kegigihan kelompok Syi’ah dengan keyakinan utamanya terhadap Khalifah ‘Ali bin Abi Thalib dan putra-putranya, yang diklaim sebagai imam sejati, masih tetap menjadi karakteristik utama kelompok ini. Kelompok Di unduh dari : Bukupaket.com Buku Siswa Kelas X 88 ini lahir setelah gagalnya perundingan damai antara Khalifah ‘Ali bin Abi Thalib dengan Mu’awiyah bin Abi Sufyan. Dari peristiwa ini pengikut setia Khalifah ‘Ali bin Abi Thalib menganut suatu aliran dalam Islam yang disebut dengan Syi’ah. Kelompok ini meyakini Khalifah ‘Ali bin Abi Thalib beserta para keturunannya adalah pemimpin umat Islam setelah wafatnya Rasulullah Saw.

g. Bidang Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan