TA : Rancang Bangun Aplikasi Penjadwalan Proyek Pada PT. Bintang Timur NGD Dengan Menggunakan Critical Path Method (CPM).

(1)

RANCANG BANGUN APLIKASI PENJADWALAN PROYEK PADA PT. BINTANG TIMUR NGD DENGAN MENGGUNAKAN CRITICAL PATH METHOD (CPM)

TUGAS AKHIR

Program Studi S1 Sistem Informasi

Oleh:

Wahyu Indra Setiawan 11.41011.0023

FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA

INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA STIKOM SURABAYA 2016


(2)

CRITICAL PATH METHOD (CPM)

TUGAS AKHIR

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana

Oleh :

Nama : Wahyu Indra Setiawan NIM : 11.41011.0023

Program : S1 (Strata Satu) Jurusan : Sistem Informasi

FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA

INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA STIKOM SURABAYA 2016


(3)

Dipersiapkan dan disusun oleh Wahyu Indra Setiawan

Nim: 11.410110023

Telah diperiksa, diuji dan disetujui oleh Dewan Penguji Pada : Agustus 2016

Susunan Dewan Penguji Pembimbing

I. Sulistiowati, S.Si., M.M

NIDN. 0719016801 ____________________

Agus Dwi Churniawan, S.Si., M.Kom

NIK. 140829 ____________________

Pembahas I. Dr. Jusak

NIDN. 0708017101 ____________________

Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana

Dr. Jusak

Dekan Fakultas Teknologi dan Informatika


(4)

ix

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

BAB IPENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 4

1.3 Batasan Masalah ... 4

1.4 Tujuan ... 5

1.5 Sistematika Penulisan ... 5

BAB IILANDASAN TEORI ... 7

2.1 Manajemen Proyek ... 7

2.2 Jaringan Kerja ... 8

2.3 Critical Path Method (CPM) ... 8

2.4 System Development Life Cycle (SDLC) ... 12

2.5 Pengertian Bagan Alir ... 13

2.6 Pengertian Data Flow Diagram ... 15

BAB IIIANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ... 18

3.1 Analisis Sistem ... 19

3.1.1 Wawancara ... 19

3.1.2 Observasi ... 19 Halaman


(5)

x

3.1.4 Identifikasi masalah ... 21

3.2 Menentukan Kebutuhan Informasi ... 21

3.2.1 Spesifikasi Kebutuhan Pengguna ... 22

3.2.2 Spesifikasi Kebutuhan Sistem ... 23

3.3 Perancangan Sistem ... 24

3.3.1 Model Pengembangan Sistem ... 25

3.3.2 System Flow (Alur Sistem) ... 26

3.3.3 Data Flow Diagram ... 34

3.3.4 Entity Relationsip Diagram (ERD) ... 38

3.3.5 Struktur Database ... 39

3.3.6 Desain Antar Muka ... 41

3.3.7 Desain Uji Coba ... 44

BAB IVIMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM ... 45

4.1 Kebutuhan Sistem ... 45

4.1.1Kebutuhan Hardware (Perangkat keras)………...45

4.1.2 Kebutuhan Software (Perangkat Lunak) ... 46

4.2 Implementasi Sistem ... 46

4.2.1 Form Login ... 46

4.2.2 Form Menu Utama ... 47

4.2.3 Form Master Proyek ... 48

4.2.4 Form Master Aktivitas ... 49

4.2.5 Form Hasil Perhitungan CPM ... 50

4.3 Evaluasi Sistem ... 51


(6)

xi

4.3.3 Uji Coba Form Perhitungan ... 56

4.3.4 Uji Coba Laporan Penjadwalan ... 57

4.4 Hasil Uji Coba Perhitungan ... 58

4.4.1 Uji Coba Perhitungan Aplikasi ... 59

4.4.2 Hasil Uji Coba Perhitungan Manual ... 60

BAB VPENUTUP ... 63

5.1 Kesimpulan ... 63

5.2 Saran ... 63

DAFTAR PUSTAKA ... 64


(7)

xii

Halaman

Gambar 2.1 Triple Konstrain Sumber: Djojowirono, Soegeng. 2002 ... 7

Gambar 2.2 Kegiatan Dummy ... 9

Gambar 2.3 Dua Kegiatan atau Lebih Bergabung : Husen, A. 2009 ... 11

Gambar 2.4 Dua Kegiatan atau Lebih Memecah : Husen, A. 2009 ... 12

Gambar 2.5 Bagan SDLC ... 12

Gambar 3.1 Bagan Tahapan Pembahasan Berdasarkan SDLC ... 18

Gambar 3.2 IPO Diagram Penjadwalan Proyek Dengan Metode CPM ... 24

Gambar 3.3 System Flow Penjadwalan Proyek Dengan Metode CPM ... 26

Gambar 3.4 System Flow Login ... 29

Gambar 3.5 System Flow Master Proyek ... 30

Gambar 3.6 System Flow Aktivitas. ... 31

Gambar 3.7 System Flow Aktivitas.Pedahulu ... 32

Gambar 3.8 Context Diagram ... 34

Gambar 3.9 Data Flow Diagram Level 0... 35

Gambar 3.10 Data Flow Diagram Level 1 Pengelolaan Data Master ... 36

Gambar 3.11 Data Flow Diagram Level 1 Penyusunan Penjadwalan ... 37

Gambar 3.12 Data Flow Diagram Level 1 Cetak Laporan ... 37

Gambar 3.13 CDM ... 38

Gambar 3.14 PDM ... 39

Gambar 3.15 Desain Antar Muka Halaman Login... 42


(8)

xiii

Gambar 3.18 Desain Antar Muka Halaman form master proyek... 44

Gambar 3.19 Desain Antar Muka Halaman form Urutan Aktivitas Proyek. ... 44

Gambar 3.20 Desain Antar Muka Halaman Data Perhitungan CPM. ... 45

Gambar 4.1 Form Login ... 48

Gambar 4.2 Form Menu Utama ... 48

Gambar 4.3 Form Master Proyek ... 49

Gambar 4.4 Form Tampil Proyek ... 49

Gambar 4.5 Form Master Aktivitas ... 50

Gambar 4.6 Form Tambah Pendahulu Langsung ... 50

Gambar 4.7 Form Tampil Urutan Aktivitas Proyek ... 51

Gambar 4.8 Form Jadwal Aktivitas Proyek ... 52

Gambar 4.9 Form Laporan Penjadwalan ... 52

Gambar 4.10 Hasil Uji Coba Textbox Password ... 53

Gambar 4.11 Uji Coba Mengelola Master Proyek... 54

Gambar 4.12 Uji Coba Mengelola Master Aktivitas proyek ... 55

Gambar 4.13 Uji Coba Mengelola Master Pendahulu Langsung. ... 56

Gambar 4.14 Uji Coba Pilih Proyek Perhitungan Jadwal . ... 57

Gambar 4.15 Hasil Uji Coba Perhitungan Jadwal. ... 57

Gambar 4.16 Hasil Uji Coba Cetak Laporan Penjadwalan. ... 58

Gambar 4.17 Hasil Uji Coba Perhitungan Aplikasi ... 59


(9)

xiv

Halaman

Tabel 3.1 Spesifikasi Kebutuhan Pengguna………... 22

Tabel 3.2 Proyek……… 40

Tabel 3.3 Master Aktivitas………. 40

Tabel 3.4 Aktivitas Pendahulu………... 41

Tabel 3.5 Result………. 41

Tabel 3.6 Desain Uji Coba Aplikasi……….. 45

Tabel 4.1 Hasil Uji Coba Form Login………... 53

Tabel 4.2 Hasil Uji Coba Master proyek………... 53

Tabel 4.3 Hasil Uji Coba Master aktivitas……… 54

Tabel 4.4 Hasil Uji Coba Master pendahulu langsung……….. 55

Tabel 4.5 Hasil Uji Coba Perhitungan Penjadwalan……….. 56

Tabel 4.6 Hasil Uji Coba Laporan Penjadwalan………57


(10)

1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Tuntutan pembangunan disegala bidang mulai dirasakan, terutama di Negara berkembang Hal ini dilakukan guna meningkatkan taraf hidup dan kesejateraan masyarakat. Dalam suatu proyek pembangunan, perencanaan kegiatan-kegiatan proyek merupakan masalah yang sangat penting. Dikarenakan perencanaan-perencanaan kegiatan merupakan dasar untuk proyek bisa berjalan dan proyek yang dilaksanakan selesai sesuai dengan jadwal. Perencanaan kegiatan-kegiatan tersebut bisa berupa jadwal, anggaran, pengisian personil, dan urutan langkah pelaksanaan kegiatan. Tanpa perencanaan yang tepat maka bukanlah tidak mungkin bila suatu proyek akan mengalami kegagalan yang kan merugikan perusahaan maupun pemilik proyek

Proyek adalah kegiatan yang berlangsung dalam jangka waktu yang terbatas dengan mengalokasikan sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk menghasilkan produk atau deliverable yang kreteria mutunya telah digariskan dengan jelas (Soeharto,1999). Kegiatan proyek dalam proses mencapai hasil akhirnya dibatasi oleh waktu dan biaya. Berbeda dengan kegiatan operasional, proyek sifatnya dinamis, tidak rutin, multi kegiatan dengan intensitas yang berubah-ubah, serta memiliki siklus yang pendek. Pelaksanaan proyek dalam organisasi pada umumnya dilakukan untuk mencapai tujuan khusus, aktivitasnya ditentukan dengan jelas kapan dimulai dan kapan berakhir, serta adanya


(11)

pembatasan dana untuk menjalankan aktivitas proyek tersebut. Proyek sendiri berkaitan dengan waktu dan biaya produksi, proyek pada umumnya memiliki batas waktu. Tak jarang proyek mengalami keterlambatan, kerugian, dan mutu yang jelek. Hal ini rasanya cukup tepat untuk menyebut perencanaan konsultan yang sering bermasalah dalam pelaksanaan proyeknya. Perencanaan pada saat awal kurang baik atau dilakukan setengah-setengah. Perencanaan yang baik yang dilakukan pada awal proyek sebelum proyek dilaksanakan akan menentukan keberhasilan proyek. Dalam manajemen proyek, fase perencanaan adalah sangat menentukan. Pada fase ini, perencanaan yang telah dilakukan pada saat tender direview dan didetailkan.

Proses perencanaan sendiri memang berjalan sejak awal proyek hingga proyek selesai. Namun porsi perencanaan harus lebih banyak di awal. Hal inilah yang tidak disadari oleh konsultan dan kontraktor proyek. Akhirnya mereka melakukan perencanaan sambil jalan, sehingga menimbulkan masalah dalam pelaksanaannya sebagai akibat perencanaan yang tidak baik.

Perencanaan kegiatan-kegiatan proyek merupakan masalah yang sangat penting karena perencanaan kegiatan merupakan dasar untuk proyek bisa berjalan dan agar proyek yang dilaksanakan dapat selesai dengan waktu yang optimal. Proyek mempunyai tahapan-tahapan yaitu perencanaan, penjadwalan, dan pengawasan. Pada tahapan perencanaan proyek, diperlukan adanya estimasi durasi waktu pelaksanaan proyek. Realita di lapangan menunjukkan bahwa waktu penyelesaian sebuah proyek bervariasi, akibatnya perkiraan waktu penyelesaian suatu proyek tidak bisa dipastikan akan dapat ditepati. Tingkat ketepatan estimasi


(12)

waktu penyelesaian proyek ditentukan oleh tingkat ketepatan perkiraandurasi setiap kegiatan di dalam proyek. Selain ketepatan perkiraan waktu, penegasan hubungan antar kegiatan suatu proyek juga diperlukan untuk perencanaan suatu proyek.

PT Bintang Timur Nangendi adalah perusahaan yang bergerak di bidang kontraktor bangunan yang khusus hanya menangani kontruksi di pemerintahan. Dalam melakukan usahanya PT. BIntang Timur Nangendi belum menggunakan diagram network dalam melakukan penjadwalan perencanaan proyek konstruksi. Dalam kurun waktu 10 tahun pelaksanaan proyek perusahaan hanya menggunakan pengalaman dalam menentukan perencanaan penjadwalan proyek dan menentukan biaya. Dalam hal ini perusahaan dituntut dapat menyelesaikan proyek sesuai kontrak yang telah disepakati. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah aplikasi dalam melakukan penjadwalan yang terintegrasi agar dapat melakukan perencanaan penjadwalan dan sesuai dengan tepat waktu.

Untuk mengatasi masalah-masalah yang telah diuraikan di atas, dibutuhkan sebuah aplikasi yang dapat membuat penjadwalan sesuai dengan kontrak proyek yang telah disepakati. Aplikasi dapat membuat jadwal yang sesuai dengan penawaran proyek yang telah disepakati dengan menggunakan metode Critical Path Method (CPM). Metode Critical Path Method (CPM) digunakan karena dapat menentukan jalur mana yang harus dipertahankan dari sebuah penjadwalan proyek, sehingga diketahui pekerjaan mana yang harus diutamakan dan perkerjaan mana yang boleh diabaikan. Aplikasi ini berbasis web dengan tujuan manajer untuk membuat penjadwalan dan mengawasi sebuah pekerjaan yang sudah diselesaikan sesuai dengan


(13)

jadwal yang sudah dibuat. Dengan adanya aplikasi penjadwalan berbasis web ini diharapkan PT. Bintang Timur Nangendi dapat membuat jadwal yang sesuai dengan kontrak yang disepakati.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, perumusan masalahnya adalah Bagaimana merancang dan membangun aplikasi penjadwalan proyek PT. Bintang Timur Nangendi dengan menggunakan metode Critical Path Method (CPM).

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan perumusan masalah di atas, adapun batasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Data yang digunakan di dalam analisis ini merupakan data yang berasal dari perusahaan yang sudah disusun berdasarkan umur proyek yang telah disepakati dalam kontrak.

2. Ketentuan penjadwalan yaitu dimulai dari input aktivitas proyek, menentukan kegiatan proyek dan waktu penyelesaiannya dan membuat laporan jadwal kegiatan beserta alokasi waktu kegiatan yang telah ditentukan.

3. Penelitian di dalam studi kelayakan ini hanya berfokus kepada aspek penjadwalan proyek dan tidak membahas tentang alokasi biaya dan sumber daya pada penjadwalan proyek.


(14)

4. Lokasi yang digunakan dalam penjadwalan proyek ini adalah PT. Bintang Timur Nangendi JL. Dharmahusada Utara, No. 8 Blok 1B.

5. Aplikasi yang dibangun berbasis web dengan ruang lingkup mulai dari proses input data aktivitas proyek sampai keluar hasil penjadwalan berupa Gant Chart.

1.4 Tujuan

Dengan melihat perumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai adalah menghasilkan rancang dan bangun aplikasi penjadwalan proyek PT. Bintang Timur Nangendi dengan menggunakan metode Critical Path Method (CPM).

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang digunakan dalam penyusunan laporan ini dibedakan dengan pembagian bab sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini dijelaskan tentang latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam bab ini dijelaskan tentang teori yang berkaitan dengan permasalahan dan teori yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yaitu pengertian studi kelayakan bisnis beserta tujuan, manfaat dan


(15)

aspek-aspeknya, pengertian metode Critical Path Method (CPM), serta konsep aplikasi yang akan dibangun.

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Dalam bab ini dijelaskan tentang uraian permasalahan, analisis permasalahan dan perancangan sistem yang dijabarkan dengan menggunakan Documen Flow, System Flow, Data Flow Diagram (DFD), Entity Relationship Diagram (ERD), struktur basis data dan desain input/output.

BAB IV EVALUASI DAN IMPLEMENTASI

Dalam bab ini dijelaskan tentang implementasi dari aplikasi yang dibuat secara keseluruhan dan memberikan penjelasan dari rancangan input dan output serta melakukan pengujian terhadap aplikasi yang dibuat untuk mengetahui apakah aplikasi tersebut telah dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapi sesuai dengan yang diharapkan.

BAB V PENUTUP

Dalam bab ini dijelaskan kesimpulan setelah program aplikasi selesai dibuat dan saran untuk proses pengembangan selanjutnya.


(16)

7

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Manajemen Proyek

Proyek adalah suatu tugas yang perlu didefinisikan dan terarah ke suatu sasaran yang dituturkan secara konkrit serta harus diselesaikan dalam kurun waktu tertentu dengan menggunakan tenaga manusia terbatas dan dengan alat-alat terbatas pula, dan demikian rumit atau barunya, sehingga diperlukan suatu jenis pimpinan dan bentuk kerjasama yang berlainan dari pada yang biasa digunakan (Djojowirono, Soegeng. 2002).

Menurut Ervianto, WULFRAMI. 2002, tiap proyek memiliki tujuan khusus dan di dalam proses pencapaian tujuan tersebut ada batasan yang harus dipenuhi yaitu besarnya biaya (anggaran) yang dialokasikan, jadwal, serta mutu yang harus dipenuhi. Ketiga hal tersebut merupakan parameter penting bagi penyelenggaraan proyek yang sering diasosiasikan sebagai sasaran proyek. Ketiga batasan di atas disebut tiga kendala (triple konstrain).


(17)

2.2 Jaringan Kerja

Metode jaringan kerja diperkenalkan menjelang akhir dekade 1950-an, oleh suatu tim engineer dan ahli matematika dari perusahaan Du-Pont bekerja sama dengan Rand Corporation, dalam usaha mengembangkan suatu sistem kontrol manajemen. Sistem ini dimaksudkan untuk merencanakan dan mengendalikan sejumlah besar kegiatan yang memiliki hubungan ketergantungan yang kompleks dalam masalah desain-engineering, konstruksi, dan pemeliharaan (Husen, A. 2009).

2.3 Critical Path Method (CPM)

Pada metode CPM dikenal adanya jalur kritis, yaitu jalur yang memiliki rangkaian komponen-komponen kegiatan dengan total jumlah waktu terlama dan menunjukan kurun waktu penyelesaian proyek paling cepat. Jadi, jalur kritis terdiri dari rangkaian kegiatan kritis, dimulai dari kegiatan pertama sampai pada kegiatan terakhir proyek (Husen, A. 2009).

Metode CPM akan menjelaskan beberapa sistematika penyusunan jaringan kerja dan istilah - istilah, float, dan jalur kritis yang diperlukan di dalam perhitungan CPM nantinya. Jalur kritis sangat penting bagi pelaksanaan proyek, karena pada jalur /lintasan ini terletak kegiatan-kegiatan yang bila pelaksanaannya terlambat akan menyebabkan keterlambatan pada proyek secara keseluruhan.

Dalam menyusun jaringan kerja dimulai dengan cara mengkaji serta mengidentifikasi lingkup proyek, lalu menguraikanya menjadi beberapa komponen. langkah kedua menyusun jaringan yang sesuai dengan logika ketergantungan yang dilanjutkan dengan memberikan perkiraan waktu


(18)

masing-masing kegiatan. Setelah itu mengidentifikasi jalur kitis waktu untuk penyelesaian proyek.

Beberapa langkah yang perlu dilakukan dalam menggambar jaringan kerja adalah sebagai berikut:

1. Buat anak panah dengan garis penuh dai kiri ke kanan dan garis putus-putus untuk dummy. Dummy adalah kegiatan fiktif yang tidak memerlukan waktu kegiatan dan untuk menunjukan hubungan ketergantungan kegiatan C bisa dimulai bila kegiatan A, B selesai sedangkan kegiatan D dimulai setelah kegiatan B selesai.

2. Usahakan ada bagian untuk tempat keterangan kegiatan dan kurun waktu. 3. Hindari garis yang saling menyilang. Panjang anak panah tidak ada kaitannya

dengan lamanya kurun waktu.

4. Peristiwa atau kejadian dilukis sebagai lingkaran dengan nomor yang bersangkutan, jika mungkin ditulis didalamnya.

5. Nomor peristiwa disebelah kanan lebih besar dari sebelah kiri.

Gambar 2. 2 Kegiatan Dummy

Setelah mengetahui langkah-langkah yang harus dilakukan, harus diketahui pula beberapa istilah yang dipakai dalam penyusunan jaringan kerja yaitu sebagai berikut:


(19)

1. EETi (Earliest Event Time) = ES (Earliest Start) = EST (Earliest Start Time), yaitu waktu mulai paling cepat dari event I atau waktu mulai paling awal suatu kegiatan.

2. LETi (Latest Event Time) = LS (Latest Start) = LST (Latest Start Time), yaitu waktu mulai paling lambat dari event I atau waktu mulai paling akhir suatu kegiatan.

3. EETj (Earliest Event Time) = EF (Earliest Finish) = EFT (Earliest Finish Time), yaitu waktu mulai paling cepat dari event j atuau waktu selesai paling awal suatu kegiatan.

4. LETj (Latest Event Time) = LF (Latest Finish) = LFT (Latest Finish Time), yaitu waktu mulai paling lambat dari event j atau waktu selesai paling akhir suatu kegiatan.

5. D (i-j), yaitu kurun waktu untuk melaksanakan kegiatan antara event I dan event j.

6. I dan j adalah Number Event.

Dalam metode CPM digunakan hitungan maju dan hitungan mundur. Hitungan maju dimaksudkan untuk mengetahui waktu paling awal untuk memulai dan mengakhiri masing-masing kegiatan tanpa penundaan waktu untuk itu diberikan beberapa rumus penyelesaian. Kecuali kegiatan awal, kegiatan baru dapat di mulai bila kegiatan yang mendahului telah selesai. Dimana:

EF : (Earliest Finish) waktu selesai paling awal ES : (Earliest Start) waktu mulai paling awal


(20)

D : kurun waktu kegiatan bersangkutan I : kegiatan awal atau sebelumnya J : kegiatan selanjutnya setelah i

Bila kegiatan memiliki dua atau lebih pendahulu yang bergabung, maka waktu mulai paling awal sama dengan waktu selesai paling awal yang terbesar kegiatan pendahulu. Sebagai contoh diberikan jaringan kerja dan alokasi waktu sebagai berikut:

Gambar 2.3 Dua Kegiatan atau Lebih Bergabung : Husen, A. 2009

Hitungan mundur dimaksudkan untuk mengetahui waktu paling akhir untuk dapat memulai dan mengakhiri masing-masing kegiatan tanpa menunda kurun waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan dari hasil hitungan mundur. Beberapa rumus yang dipakai dalam hitungan mundur yaitu. Dimana

LS : (Latest Start) waktu mulai paling akhir suatu kegiatan. LF : (Latest Finish) waktu selesai paling akhir.


(21)

Bila kegiatan pecah menjadi dua kegiatan atau lebih maka waktu selesai paling akhir (LF) kegiatan sama dengan waktu mulai paling akhir (LS) kegiatan berikutnya yang terkecil.

Gambar 2.4 Dua Kegiatan atau Lebih Memecah : Husen, A. 2009

2.4 System Development Life Cycle (SDLC)

Menurut Alan Dennis, (2013), dalam membangun sistem dengan menggunakan SDLC memiliki empat fase dasar yaitu perencanaan, analisis, desain, dan implementasi. Setiap fase itu sendiri terdiri atas serangkaian langkah dengan mengandalkan teknik sehingga menghasilkan produk.

Gambar 2.5 Bagan SDLC


(22)

a. Perencanaan

Fase perencanaan ini adalah proses dasar dalam memahami mengapa sistem informasi harus dibuat dan menjelaskan bagaimana tim proyek akan melakukannya.

b. Analisis

Fase analisis ini menjelaskan pertanyaan tentang siapa yang akan menggunakan sistem, apa yang akan dilakukan sistem, dimana dan kapan sistem tersebut digunakan. Di dalam fase ini tim proyek melakukan investigasi sistem saat ini, mengidentifikasi adanya perbaikan, dan mengembangkan konsep untuk sistem yang baru.

c. Desain

Fase desain ini menentukan bagaimana sistem akan beroperasi dengan perangkat keras, perangkat lunak, dan infrastruktur jaringan yang ada. Fase ini juga termasuk menentukan tampilan antarmuka, formulir, laporan yang akan digunakan, spesifikasi program, basis data, dan bahan-bahan yang dibutuhkan. d. Implementasi

Fase akhir di dalam SDLC adalah fase implementasi, dimana sistem ini sudah benar-benar dibangun. Ini adalah fase yang biasanya paling diperhatikan, karena ini adalah bagian yang terpanjang dan termahal di dalam proses pengembangan.


(23)

2.5 Pengertian Bagan Alir

Menurut Krismiaji (2010), Bagan alir merupakan teknik analitis yang digunakan untuk menjelaskan aspek-aspek sistem informasi secara jelas, tepat dan logis. Bagan alir menggunakan serangkaian simbol standar untuk menguraikan prosedur pengolahan transaksi yang digunakan oleh sebuah perusahaan, sekaligus menguraikan aliran data dalam sebuah sistem.

Terdapat beberapa jenis bagan alir yang biasa digunakan, yaitu sebagai berikut:

a. Bagan Alir Sistem (System Flowchart)

Bagan alir sistem (system flowchart) merupakan bagan yang menunjukkan arus pekerjaan secara keseluruhan dari sistem. Bagan ini menjelaskan urutan dari prosedur-prosedur yang ada di dalam sistem. Bagan alir sistem menunjukkan apa yang dikerjakan dalam sistem. Bagan alir sistem digambarkan dengan menggunakan simbol-simbol yang telah ditentukan.

b. Bagan Alir Dokumen (Document Flowchart)

Bagan alir dokumen (document flowchart) atau disebut dengan bagan alir formulir (form flowchart) atau paperwork flowchart merupakan bagan alir yang menunjukkan arus dari laporan dan formulir termasuk tembusan-tembusannya. Bagan alir dokumen ini menggunakan simbol-simbol yang sama dengan yang digunakan didalam bagan alir sistem.


(24)

Bagan alir skematik (schematic flowchart) merupakan bagan alir yang mirip dengan bagan alir sistem, yaitu menggambarkan prosedur dalam sistem. Perbedaannya adalah bagan alir skematik selain menggunakan simbol-simbol bagan alir sistem, juga menggunakan gambar-gambar komputer dan peralatan lainnya yang digunakan. Maksud penggunaan gambar-gambar ini adalah untuk memudahkan dalam menjelaskan simbol-simbol bagan alir kepada orang yang masih awam.

d. Bagan Alir Program (Program Flowchart)

Bagan alir program (program flowchart) terdiri dari dua macam, yaitu bagan alir logika program (program logic flowchart) dan bagan alir program komputer terinci (detailed computer program flowchart). Bagan alir logika program digunakan untuk menggambarkan tiap-tiap langkah di dalam program komputer secara logika. Bagan alir logika program ini dipersiapkan oleh analis sistem. e. Bagan Alir Proses (Process Flowchart)

Bagan alir proses (process flowchart) merupakan bagan alir yang banyak digunakan di teknik industri. Berguna bagi analis sistem untuk menggambarkan proses dalam suatu prosedur.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa bagan alir (flowchart) adalah suatu gambaran umum tentang sistem yang berjalan dan berfungsi sebagai alat bantu komunikasi serta untuk mendokumentasikan dan menyajikan kegiatan mulai dari manual, semi manual maupun komputerisasi.


(25)

2.6 Pengertian Data Flow Diagram

Menurut Hartono (2005), Data Flow Diagram (DFD) adalah diagram yang menggunakan notasi simbol untuk menggambarkan arus data sistem. Kita dapat menggunakan DFD untuk dua hal utama, yaitu untuk membuat dokumentasi dari sistem informasi yang ada, atau untuk menyusun dokumentasi untuk sistem informasi yang baru. Empat simbol yang digunakan yaitu:

Tabel 2.1 Simbol Data Flow Diagram

Simbol Keterangan

External Entity, merupakan kesatuan di lingkungan luars sistem yang bisa berupa orang, organisasi atau sistem lain.

Process, merupakan proses seperti perhitungan aritmatika penulisan suatu formula atau pembuatan laporan

Data Store (Simpan Data), dapat berupa suatu file atau database pada sistem komputer atau catatan manual

Data Flow (Arus Data), arus data ini mengalir di antara proses, simpan data dan kesatuan luar


(26)

Menurut Hartono (2005), ada beberapa simbol digunakan pada DFD untuk mewakili:

a. Kesatuan Luar (External Entity)

Kesatuan luar (external entity) merupakan kesatuan (entity) di lingkungan luar sistem yang dapat berupa orang, organisasi, atau sistem lain yang berada pada lingkungan luarnya yang memberikan input atau menerima output dari sistem. b. Proses (Process)

Proses (process) menunjukan pada bagian yang mengubah input menjadi output, yaitu menunjukan bagaimana satu atau lebih input diubah menjadi beberapa output. Setiap proses mempunyai nama, nama dari proses ini menunjukan apa yang dikerjakan proses.

c. Simpanan Data (Data Store)

Data Store merupakan simpanan dari data yang dapat berupa suatu file atau database pada sistem komputer.

d. Arus Data (Data Flow)

Arus Data (Data Flow) di DFD diberi simbol suatu panah. Arus data ini mengalir di antara proses, simpan data dan kesatuan luar. Arus data ini menunjukan arus dari data yang dapat berupa masukan untuk sistem atau hasil dari proses sistem.


(27)

18

BAB III

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Tahap analisis dan perancangan sistem merupakan tahap yang menjabarkan dalam perencanaan sistem yang digunakan untuk membuat aplikasi penjadwalan proyek pada PT. Bintang Timur Ngd, dengan menggunakan metode waterfall. Metode ini digunakan karena tahapan pengerjaannya dilakukan secara berurutan, mulai dari identifikasi masalah, menentukan kebutuhan informasi, analisis kebutuhan sistem, merancang sistem yang direkomendasikan, mengembangkan dan mendokumentasi perangkat lunak, serta menguji dan mempertahankan sistem.

Berikut merupakan urutan kerangka desain penelitian yang menggambarkan tahapan tersebut, dapat dilihat pada Gambar 3.1.


(28)

3.1 Analisis Sistem

Untuk mengetahui kebutuhan sistem, maka diperlukan untuk melakukan beberapa tahapan yaitu wawancara, observasi, studi literature, identifikasi masalah yang terkait dengan penelitian yang dilakukan.

3.1.1 Wawancara

Wawancara merupakan interaksi atau percakapan yang telah dirancang untuk narasumber tertentu agar bisa mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Responden yang menjadi narasumber adalah:

1. Manager Proyek merupakan orang yang berwenang terhadap semua proyek yang diterima oleh PT. Bintang Timur Ngd.

2. Bagian Administrasi, merupakan orang yang berwenang mengurusi atau mengolah bagian administrasi dan mengatur segala hal yang berhubungan dengan proyek yang diterima oleh PT. Bintang Timur Ngd.

3.1.2 Observasi

Observasi merupakan sebuah pengamatan yang dilakukan untuk meneliti situasi dan kondisi pada obyek yang telah ditentukan. Yang mana tempat observasi tersebut dilakukan pada bagian administrasi proyek, dan manager proyek. Dimana observasi ini bertujuan untuk mengumpulkan data sekaligus informasi yang berhubungan dengan alur penjadawalan proyek pada PT. Bintang Timur Ngd.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan, didapatkan beberapa informasi sebagai berikut:


(29)

1. Di dalam proses bisnis perusahaan tersebut melibatkan tiga orang internal perusahaan, yakni dengan jabatan sebagai manajer, admin, dan konsultan. 2. Untuk jabatan konsultan merupakan pihak yang tidak terikat di dalam

perusahaan, maka dari itu konsultan dapat berbeda orang dan tidak harus berada di kantor.

3. Admin bertugas untuk menentukan memilih proyek klien dan mengolah data.

3.1.3 Studi Literatur

Untuk mendapatkan gambaran dalam sebuah penelitian seperti yang telah dikerjakan oleh orang lain dan cara mengerjakannya, maka dibutuhkan sebuah studi literatur. Hal ini berfungsi agar meminimalisir kesalahan dari yang pernah dilakukan oleh orang lain tersebut, selain itu juga bisa menghemat waktu serta tenaga dalam melakukan penelitian selanjutnya. Pencarian dan pembelajaran literatur terkait dengan penelitian yang dilaksanakan tidak hanya dalam bentuk buku saja, melainkan bisa dari jurnal ilmiah, artikel maupun skripsi ataupun lainnya yang bertemakan sama dengan penelitian.

Penelitian tentang Rancang Bangun Aplikasi Penjadwalan Proyek pada PT. Bintang Timur Ngd akan membutuhkan literatur yang berkaitan dengan hal-hal berikut ini:

1. Manajemen Proyek

2. Crithical Path Metode(CPM)

3. System Development Life Cycle (SDLC)

Dalam melakukan penelitian ini membutuhakn studi literatur lebih banyak dengan membaca, meminjam dan mengunjungi di perpustakaan untuk


(30)

mendapatkan literatur yang bertemakan sama dengan penelititan, dan semua literatur atau sumber buku yang tercatat dalam buku ini akan di simpan dalam bentuk daftar pustaka sebagai acuan melakukan penelitian ini.

3.1.4 Identifikasi masalah

Berlandaskan hasil dari wawancara dan observasi yang telah dilakukan, maka selanjutnya dapat melakukan sebuah identifikasi masalah. Penjadwalan proyek merupakan sebuah kegiatan menjadwalkan sebuah proyek. Penjadwalan proyek pada PT. Bintang Timur Ngd, saat ini masih dilakukan secara manual tanpa menggunakan methode yaitu dengan menjadwalkan berdasarkan pengalaman. Dalam setiap penjadwalan PT. Bintang Timur kesulitan untuk mengawasi setiap aktivitas proyek karena dalam melakukan penjadwalan hanya berdasarkan pengalaman. Hal tersebut berdampak pada pelaksanaan proyek di lapangan sehingga waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek lebih lama dari deadline waktu yang telah ditentukan.

Dalam menyelesaikan permasalahan yang ada pada PT Bintang Timur

NGD penulis akan menggunakan metode Crithical Path Method(CPM).

Menurut(Soeharto, 1999).Crithical Path Metod(CPM)yaitujaluryangmemiliki rangkaian komponen-komponen kegiatandengantotaljumlah waktuterlama dan menunjukan kurun waktu penyelesaian proyek paling cepat. Jadi, jalur kritis terdiridari rangkaian kegiatan kritis, dimulai dari kegiatan pertama sampai pada kegiatan terakhir proyek.


(31)

3.2 Menentukan Kebutuhan Informasi

Aplikasi penjadwalan proyek pada penjadwalan proyek di PT. Bintang Timur Ngd membutuhkan data aktivitas, data proyek, data kegiatan. Berikut ini penjelasan mengenai kebutuhan informasi yang dibutuhkan oleh bagian project manager :

1. Data aktivitas

Data karyawan merupakan data yang berisi mengenai daftar aktivitas yang bersangkutan dengan proyek yang dimiliki PT. Bintang Timur Nangendi. 2. Data Kegiatan

Data kegiatan merupakan data yang berisi mengenai kegiatan pendahulu yang digunakan untuk membuat penjadwalan proyek dan untuk menyelesaikan.

3. Data Proyek

Data proyek merupakan data yang berisi mengenai proyek yang sudah disetujui dari pihak klien, digunakan untuk PT. Bintang Timur Ngd untuk membuat jadwal yang telah disetujui oleh pihak klien.

3.2.1 Spesifikasi Kebutuhan Pengguna

Spesifikasi kebutuhan pengguna atau analisis kebutuhan untuk pengguna merupakan suatu penjelasan tentang alur kebutuhan pengguna dalam menjalankan sistem yang nantinya akan dibuat aplikasi. Kebutuhan dari hasil analisis ini menghasilkan kebutuhan serta wewenang bagian yang nantinya akan menggunakan aplikasi.


(32)

Berdasarkan hasil analisis permasalahan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan penggunaan aplikasi serta wewenang dari setiap bagian perusahaan dapat dijelaskan sebagai berikut:

No Pengguna Kebutuhan Wewenang

1. Admin Mengelola Data Master 4. Input data Proyek 5. Cetak Laporan

Penjadwalan 2. Project

Manager

Mengelola data master 1. Input data Aktivitas 2. Input Aktivitas

Pendahulu 3. Project

Manager

Menyusun dan membuat Penjadwalan

Membuat penjadwalan dan laporan penjadwalan 4. Kordinator

Lapangan

Cetak Laporan Melihat Laporan

5. Manager Cetak Laporan Melihat Laporan

Gambar 3.1 Kebutuhan Pengguna 3.2.2 Spesifikasi Kebutuhan Sistem

Spesifikasi kebutuhan sistem atau analisis kebutuhan merupakan suatu pemenuhan kondisi di dalam suatu produk baru atau perubahan produk, yang mempertimbangkan berbagai kebutuhan antar pengguna. Kebutuhan dari hasil analisis ini harus dapat dilaksanakan, diukur, diuji, terkait dengan kebutuhan bisnis yang teridentifikasi, serta didefinisikan sampai tingkat detail yang memadai untuk desain sistem.


(33)

Berdasarkan hasil analisis permasalahan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan membutuhkan informasi berupa standar penjadwalan yang sesuai dengan metode Crithical Path Method (CPM).

3.3 Perancangan Sistem

Berdasarkan dari hasil analisis terhadap kebutuhan sistem yang telah dibuat, tahap berikutnya dari siklus pengembangan sistem adalah perancangan sistem. Pada tahap ini terdapat aktifitas pendefinisian kebutuhan fungsional dan persiapan untuk rancang bangun hingga implementasi dari sistem yang dibuat pada tahap ini juga akan dijelaskan tentang perancangan sistem yakni Blok Diagram, System Flow, Input-process-output (IPO), Context Diagram, Data Flow Diagram (DFD) yang merupakan aliran data pada sistem yang akan dibuat dan Entity Relationship Diagram (ERD) yang menggambarkan relasi antar tabel dalam basis data. Dalam ERD terdapat Conceptual Data Model (CDM) dan Physical Data Model (PDM) yang menggambarkan tabel-tabel basis data yang akan dibuat untuk menunjang penyimpanan data aplikasi.

3.3.1 Model Pengembangan Sistem

1. Pada tahap ini dilakukan proses maintenance kegiatan. Dimana tahap ini membutuhkan inputan data kegiatan, urutan proses dan akan menghasilkan output berupa diagram network.

2. Pada tahap ini dilakukan proses menghitung SPCj. Dimana pada tahap ini membutuhkan inputan diagram network, SPCi dan lama kegiatan yang akan menghasilkan outpu berupa SPCj.


(34)

3. Pada tahap ini dilakukan proses menghitung SPLj. Dimana pada tahap ini dibutuhkan inputan diagram network, SPLi dan lama kegiatan yang akan menghasilkan output SPLj.

4. Pada tahap ini dilakukan proses menentukan jalur kritis. Dimana pada tahap ini membutuhkan inputan diagram network, SPCj, SPLj yang akan menghasilkan output Laporan penjadwalan penyelesaian proyek

.

Gambar 3.2 IPO Diagram Penjadwalan Proyek Dengan Metode CPM 3.3.2 System Flow (Alur Sistem)

Setelah menentukan spesifikasi kebutuhan pengguna, spesifikasi kebutuhan sistem, dan model pengembangan sistem dalam pengembangan penjadwalan proyek dengan metode CPM, maka pada sub-bab ini akan dijelaskan

Input Proses output

Input Proses Output

Nama Kegiatan Urutan Proses SPCi SPLi Lama Kegiatan Maintanance Kegiatan

Menghitung SPCj SPCj= Max ( SPCi+Li)

Menghitung SPLj

SPLj= Min ( SPLi+ Li)

SPCi+ Li = SPCj dan SPCi +Li = SPLj Diagram Network SPCj SPLj Laporan Penjadwalan Penyelesain Proyek Lama Kegiatan


(35)

tentang alur yang ada di dalam sistem sesuai dengan spesifikasi kebutuhan dan model pengembangan sistem yang telah dibuat sebelumnya.

Pada alir sistem ini (System Flow) terdapat data-data masukkan, proses-proses, serta output yang akan dihasilkan pada setiap fungsi. Proses-proses yang ada tersebut pada system flow ini akan dijelaskan secara lebih rinci dalam bentuk flowchart sehingga lebih mudah dipahami. Berikut ini merupakan gambar bagan tahapan dari alur sistem yang ada untuk mengetahui urutan jalannya setiap sistem ketika digunakan.

Berdasarkan Gambar 3.3 System Flow Penjadwalan Proyek Dengan Metode CPM. Alur sistem dimulai dengan pilih data proyek yang dilakukan oleh project manager yang sudah tersimpan pada tabel data proyek. Setelah menampilkan data proyek, project manager melakukan input data aktivitas dan menyimpan pada tabel data aktivitas. Selanjutnya project manager melakukan input aktivitas pendahulu dan menyimpan pada tabel aktivitas pendahulu. Langkah selanjutnya melakukan proses perhitungan CPM yang hasilnya digunakan untuk melakukan penjadwalan. Dalam proses perhitungan CPM memiliki langkah perhitungan sebagai berikut :


(36)

System Flow Penjadwalan Proyek

System Project Manager

Start

End Laporan Penjadawalan

Data Proyek

Aktivitas Simpan Aktivitas

Menghitung Penjadwalan CPM

Result Jadwal Simpan Hasil jalur

kritis Jalur Kritis

CPM

Cetak Laporan Penjadwalan

Data Aktivitas Tersimpan

Pilih Data Proyek

Input Aktivitas

Input Aktv. Pendahulu

Menampilkan Data proyek Tampil Data

Proyek


(37)

1. Hitungan Maju (Forward Pass)

Dimulai dari Start (initial event) menuju Finish (terminal event) untuk menghitung waktu penyelesaian tercepat suatu kegiatan (EF), waktu tercepat terjadinya kegiatan (ES) dan saat paling cepat dimulainya suatu peristiwa (E). Aturan Hitungan Maju (Forward Pass)

Kecuali kegiatan awal, maka suatu kegiatan baru dapat dimulai bila kegiatan yang mendahuluinya (predecessor) telah selesai.

Waktu selesai paling awal suatu kegiatan sama dengan waktu mulai paling awal, ditambah dengan kurun waktu kegiatan yang mendahuluinya.

EF= ES + t

Bila suatu kegiatan memiliki dua atau lebih kegiatan-kegiatan terdahulu yang menggabung, maka waktu mulai paling awal (ES) kegiatan tersebut adalah sama dengan waktu selesai paling awal (EF) yang terbesar dari kegiatan terdahulu. 2. Hitungan Mundur (Backward Pass)

Dimulai dari Finish menuju Start untuk mengidentifikasi saat paling lambat terjadinya suatu kegiatan (LF), waktu paling lambat terjadinya suatu kegiatan (LS) dan saat paling lambat suatu peristiwa terjadi (L).

Aturan Hitungan Mundur (Backward Pass)

Waktu mulai paling akhir suatu kegiatan sama dengan waktu selesai paling akhir dikurangi kurun waktu berlangsungnya kegiatan yang bersangkutan.

LS = LF– t

Apabila suatu kegiatan terpecah menjadi 2 kegiatan atau lebih, maka waktu paling akhir (LF) kegiatan tersebut sama dengan waktu mulai paling akhir (LS) kegiatan berikutnya yang terkecil. Setelah melakukan perhitungan dengan 2 cara


(38)

yaitu hitungan maju (forward pass) dan hitungan mundur (backward pass), langkah selanjutnya mencari nilai slack. Dimana nilai slack untuk mengetahui aktivitas yang menjadi jalur kritis sebuah proyek dan juga dapat diketahui aktivitas yang mempunyai tingkat keterlambatan paling sedikit. Cara menghitung nilai slack yaitu :

Slack = EF-LF=0

Dari rumus diatas nilai slack didapat dengan cara mengurangi hasil perhitungan dari Forward Pass dan Backward Pass. Dengan mengetahui nilai slack maka dari proyek tersebut dapat diketahui jalur kritis sebuah proyek tersebut. Setelah menghasilkan jalur kritis sebuah proyek system melakukan cetak laporan penjadwalan.

A. System Flow Login

Gambar 3.4 System Flow Login

Login User

Surveyor/Admin/Manajer System

Memeriksa

Username dan

password

Start

End

User

Memasukan Username dan

Password.

Surveyo r

Menampilkan Halaman Home ses uai dengan

surveyor Tidak

YA

Menampilkan Halaman Home ses uai dengan

Admin

Menampilkan Halaman Home ses uai dengan

Manajer

Menampilkan Halaman Home ses uai dengan

Project Manager Halaman Home Manajer Halaman Home Admin Halaman Home Surveyor Halaman Home Project Manager


(39)

System flowchart Gambar 3.4 menjelaskan mengenai alir system login yang mengatur hak askses bagi pengguna aplikasi. Di dalam fungsi system login ini memiliki fungsi yang akan membedakan hak akses bagi yang melakukan login dengan halaman yang berbeda.

B. System Flow Proyek

System flowchart Gambar 3.5 menjelaskan mengenai alir sistemmaintenance data proyek. Di dalam fungsi master data proyek ini memiliki 2 fungsi yaitu input data proyek dan update data proyek.

Master Proyek

Admin System

Start

Data Proyek

Input Data Proyek

Menyimpan Data Proyek

End

Proyek

Gambar 3.5 System Flow Master Proyek


(40)

C. System Flow Aktivitas

System flowchart berikut ini menjelaskan mengenai alir sistem data aktvitas. Di dalam fungsi master data aktivitas ini memiliki 2 fungsi yaitu input data aktivitas dan update data aktivitas/tambah data aktivitas.

Master Aktivitas

Project Manager System

Menyimpan Data Aktivitas Start

Data Aktivitas

Input Data Aktivitas

End Aktivitas


(41)

D. System Flow Aktivitas Pendahulu

System flowchart berikut ini menjelaskan mengenai alir sistem data aktvitas. pendahulu. Di dalam fungsi master data aktivitas pendahulu ini memiliki fungsi yaitu input data aktivitas pendahulu dan update data aktivitas pendahulu/tambah data aktivitas pendahulu

Master Aktivitas Penahulu

Project Manager System

Start

Input Aktiv. Pendahulu

Menyimpan Data Urutan Aktiv.Pendahulu

End Data Aktv. Pendahulu Data

Master Aktivitas


(42)

3.3.3 Data Flow Diagram

Data Flow Diagram (DFD) merupakan gambaran perancangan sistem yang berorientasi pada alur data dengan konsep dekomposisi yang dapat digunakan untuk penggambaran analisa maupun rancangan sistem. Diagram ini menjabarkan secara lebih rinci tentang proses-proses yang terdapat pada diagram jenjang.

Dalam pembuatan DFD ini diawali dengan Context Diagram, lalu didekomposisikan menjadi DFD level 0, level 1, dan level 2. Berikut ini merupakan penjelasan selengkapnya tentang Context Diagram dan DFD yang dirancang untuk aplikasi penjadwalan proyek dengan menggunakan CPM.

A. Context Diagram

Diagram konteks atau Context Diagram merupakan tahap awal dari perancangan data flow diagram pada aplikasi penjadwalan proyek dengan menggunakan metode CPM. Pada diagram konteks ini terdapat terdapat empat entitas yang berinteraksi dengan sistem, yaitu klien, pelaksana, karyawan dan manager PT. Bintang Timur Ngd.

Pada diagram konteks ini digambarkan dengan adanya aliran data dari entitas-entitas ke sistem, dan sebaliknya dari sistem ke entitas-entitas. Selain itu, tiap entitas memiliki aliran data yang berbeda ke dalam sistem. Untuk lebih jelasnya diagram konteks tersebut dapat dilihat pada gambar 3.6 sebagai berikut.


(43)

Username & Password Laporan Penjadwalan

Username & Pasword Username & Password

Username & Password

Data User

Laporan Penjadwalan Data Aktivitas

Data Aktivitas Pendahulu

Laporan Penjadwalan Laporan Penjadwalan

Data Proyek 0

Sistem Informasi Penjadwalan Metode CPM

+

Owner

Admin Project Manager

Mandor Lapangan

Gambar 3.6 Context Diagram

Dari Gambar 3.7 alur dari diagram konteks admin melakukan input ke sistem berupa username & password, data proyek, dan data user. Sedangkan untuk output yang diterima admin yaitu berupa laporan penjadwalan. Aktor project manager melakukan input data aktivitas, data aktivitas pendahulu, dan username & password. Sedangkan untuk output yang diterima oleh project manager berupa laporan penjadwalan. Untuk aktor mandor lapangan dan owner melakukan input ke sistem berupa username & password. Sedangkan output yang diterima mandor lapangan dan owner berupa laporan penjadwalan.


(44)

B. Data Flow Diagram Level 0

DFD level 0 ini merupakan hasil dekomposisi dari diagram konteks yang telah dirancang sebelumnya. Di dalam diagram ini dijelaskan lebih rinci tentang proses-proses apa saja yang terjadi di dalam sistem. Di dalam DFD level 0 ini terlihat bahwa proses-proses yang ada saling berhubungan, sehingga dapat data output yang dihasilkan dipastikan berasal dari data yang telah di-input.

Pada DFD level 0 ini terdapat tiga proses utama, antara lain Pengelolaan Data Master, Penyusunan Penjadwalan dan Pembuatan Laporan. Berikut ini DFD level 0 lebih jelas dapat

Gambar 3.8 Data Flow Diagram Level 0

Usernam e & Password

Laporan Penj adwal an

Data User Usernam e & Pasword

Usernam e & Password Usernam e & Password

Data User Data User

Data Akti vi tas Pendahul u Data Akti vi tas Pendahul u

Laporan Penj adwal an Data Akti vi tas

Data Akti vi tas Pendahul u

Laporan Penj adwal an

Laporan Penj adwal an Data Perhi tungan

Data Perhi tungan

Data Akti vi tas Data akti vi tas

Data Proyek Data Proyek

Adm i n

Owner

Adm i n 1

M engel ol a Data M aster

+

1 Data Proyek

2 Data akti vi tas

2

Perhi tungan CPM

+

4 Resul t

3 Cetak Laporan + Proj ect M anager Proj ect M anager

Proj ect M anager

5 Data Akti vi tas Pendahul u Adm i n

Adm i n

Proj ect M anager

6 Data User

Owner

Proj ect M anager

Adm i n

4

M el akukan Logi n

+

M andor Lapangan M andor


(45)

C. Data Flow Diagram Level 1 Mengelola Master Data

Berikut ini merupakan hasil dekomposisi dari DFD level 0 pengelolaan Master data. Proses mengelola data master ini merupakan proses tahap kedua dari aplikasi penjadwalan yang menggunakan Crithical Path Method yang dimana proses ini berfungsi untuk menginput data-data yang diperlukan.

Data User Data User

Data Aktivitas Pendahulu Data Aktivitas

Data Aktivitas Pendahulu

Data aktivitas

Data Proyek Data Proyek

Admin

1 Data Proyek

2 Data aktivitas 1

Mengelola Data Master

2

Mengelola Data Master

3

Mengelola Data Master

+

Project Manager Project Manager

5 Data Aktivitas Pendahulu Admin

Admin

6 Data User

Gambar 3.9 Data Flow Diagram Level 1 Pengelolaan Data Master D. Data Flow Diagram Level 1 Penyusunan Penjadwalan

Berikut ini merupakan hasil dekomposisi dari DFD level 0 Penyusuna Penjadwalan. Proses penyusunan penjadwalan ini merupakan proses tahap kedua dari aplikasi penjadwalan menggunakan Crithical Path Method yang dimana proses ini berfungsi untuk input data yang diperlukan membuat penjadwalan.

Data Aktivitas Pendahulu

Data Perhitungan Data Aktivitas

2 Data aktivitas

4 Result 1

Perhitungan CPM 5 Data Aktivitas

Pendahulu


(46)

E. Data Flow Diagram Level 1 Cetak Laporan

Berikut ini merupakan hasil dekomposisi dari DFD level 0 Cetak Laporan. Proses cetak laporan ini merupakan proses tahap kedua dari aplikasi Penjadwalan proyek dengan menggunakan Crithical Path Method yang dimana proses ini berfungsi untuk menginput data-data yang diperlukan.

Laporan Penjadwalan

Laporan Penjadwalan

Laporan Penjadwalan

Laporan Penjadwalan Data Perhitungan

4 Result

Admin

Owner 1

Cetak Laporan

Project Manager Mandor Lapangan

Gambar 3.11 Data Flow Diagram Level 1 Cetak Laporan 3.3.4 Entity Relationsip Diagram (ERD)

Entity Relationship Diagram atau biasa disingkat ERD adalah suatu desain sistem yang digunakan untuk menggambarkan atau menentukan kebutuhan tabel- tabel database dalam sistem. Tabel ini akan digambarkan dalam bentuk entity dan memiliki atribut serta saling berhubungan atau relasi satu sama lain. Untuk lebih jelasnya desain ERD dapat dilihat pada gambar 3.11 dan 3.12 sebagai berikut :


(47)

a. Conceptual data model Mempinyai Memiliki Memiliki Aktivitas Hasil Perhitungan Memiliki Perhitungan MasterAktivitas ID_Aktivitas Deskripsi_aktivitas Durasi Satuan

<pi> Variable characters (10) Variable characters (200) Integer

Variable characters (20) <M>

ID_Aktivitas <pi> Proyek ID_Proyek Deskripsi

<pi> Variable characters (10) Variable characters (50)

<M> ID_Proyek <pi> Aktivitas ID_Pendahulu Pendahulu_langsung <pi> <Undefined> Variable characters (50)

<M> ID_Pendahulu <pi> Result Value_ES Value_EF Value_LS Value_LF Slack Jalur_Kritis Integer Integer Integer Integer Integer Byte (5)

Gambar 3.12 CDM

b. Physical data model

FK_MASTERAK_MEMPINYAI_PROYEK FK_AKTIVITA_MEMILIKI_MASTERAK FK_AKTIVITA_MEMILIKI__PROYEK FK_RESULT_HASIL_PER_PROYEK FK_RESULT_MEMILIKI__MASTERAK MasterAktivitas ID_Aktivitas ID_Proyek Deskripsi_aktivitas Durasi Satuan varchar(10) varchar(10) varchar(200) int varchar(20) <pk> <fk> Proyek ID_Proyek Deskripsi varchar(10) varchar(50) <pk> Aktivitas ID_Pendahulu ID_Aktivitas ID_Proyek Pendahulu_langsung <Undefined> varchar(10) varchar(10) varchar(50) <pk> <fk1> <fk2> Result ID_Aktivitas ID_Proyek Value_ES Value_EF Value_LS Value_LF Slack Jalur_Kritis varchar(10) varchar(10) int int int int int tinyint <fk2> <fk1>


(48)

3.3.5 Struktur Database

Struktur database merupakan uraian struktur fisik dari tabel-tabel yang terdapat pada database. Fungsinya adalah menyimpan data-data yang saling berhubungan. Adapun struktur database tersebut dapat dijelaskan lebih rinci sebagai berikut:

a. Tabel Proyek

Primary key : ID_Proyek Foreign key : -

Fungsi : Menyimpan data Proyek Tabel 3.1 Proyek

No Field Name Data Type Length Constraint

1 ID_Proyek Varchar 11 PK

2 Deskripsi Varchar 100

b. Tabel Master Aktivitas Primary key : ID_Aktivitas Foreign key : ID_Proyek

Fungsi : Menyimpan data aktivitas Tabel 3.2 Master Aktivitas

No Field Name Data Type Length Constraint

1 ID_Aktivitas Varchar 11 PK

2 ID_Proyek Varchar 11 FK

3 Deskripsi_aktivitas Varchar 100

4 Durasi int

5 Satuan Varchar 20

c. Tabel Aktivitas

Primary key : ID_Pendahulu

Foreign key : ID_Aktivitas, ID_Proyek


(49)

Tabel 3.3 Aktivitas Pendahulu

No Field Name Data Type Length Constraint

1 ID_Pendahulu Varchar 11 PK

2 ID_Aktivitas Varchar 11 FK

3 ID_Proyek Varchar 11

4 Pendahulu_langsung Varchar 100 d. Tabel Result

Primary key : ID_Result

Foreign key : ID_Aktivitas, ID_Proyek

Fungsi : Menyimpan data hasil perhitungan dengan metode CPM Tabel 3.4 Result

No Field Name Data Type Length Constraint

1 ID_Aktivitas Varchar 11 PK

2 ID_Proyek Varchar 11 FK

3 ID_Aktivitas Varchar 11 FK

4 Value_ES int

5 Value_EF int

6 Value_LS int

7 Value_LF int

8 Slack int

9 Jalur_kritis int 3.3.6 Desain Antar Muka

Pada sub bab ini akan dibahas tentang desain interface yang dibuat untuk aplikasi persebaran dan potensi bidang usaha perdagangan agar pengguna dapat berinteraksi dengan aplikasi tersebut. Interface yang dibuat mulai dari pendaftaran Surat Ijin Usaha Perdagangan sampai dengan pembuatan laporan.


(50)

a. Desain Antar Muka Halaman Login

Form Login

Username

Password

Gambar 3.14 Desain Antar Muka Halaman Login

Halaman login digunakan sebagai autentifikasi pengguna yang ingin masuk ke dalam sistem. Pada halaman ini login ke dalam sistem sesuai dengan hak akses pengguna aplikasi, kemudian apabila username dan password tersebut benar maka pengguna dapat membuka halaman utama dari kategori pengguna.

b. Desain Antar Muka Halaman Dashboard

Pada halaman dashboard yaitu adalah halaman menu utama dari web. Fungsi dari halaman dashboard ditujukan untuk memilih menu web bagi pengguna dalam menggunakan web tersebut. Desain antar muka halaman dashboard bisa dilihat pada gambar 3.14.


(51)

Gambar 3.15 Desain Antar Muka Dashboard

c.Desain Antar Muka Halaman Input Data Proyek

Pada halaman input data proyek memiliki fungsi untuk memasukan data proyek perusahaan dihalaman ini hanya project manager yang bisa mengakses halaman ini.

Input data Proyek

Tambah Proyek

Data Proyek

Gambar 3.16 Desain Antar Muka Halaman input data proyek d. Desain Antar Muka Halaman Form Input Master Proyek

Halaman form input master proyek digunakan untuk memasukan aktivitas proyek. Pada halaman ini project manager memasukan aktivitas proyek serta durasi penyelesain. Halaman input master proyek dapat dilihat pada gambar Gambar 3.16.

Dashboard

Input Data Proyek Data Aktivitas

Proyek

Data Perhitungan CPM


(52)

Form Master Proyek

Deskripsi Aktivitas: Durasi: Satuan:

Tambah Hapus

Simpan Reset

Gambar 3.17 Desain Antar Muka Halaman form master proyek.

e.Desain Antar Muka Halaman Form Data Urutan Aktivitas Proyek Pada halaman form data urutan aktivitas proyek merupakan output dari form master proyek. Halaman ini berfungsi untuk data perhitungan CPM. Halaman form data urutan aktivitas proyek bisa dilihat pada gambar 3.17.

Gambar 3.18 Desain Antar Muka Halaman form Urutan Aktivitas Proyek.

Data Urutan Aktivitas Proyek


(53)

f.Desain Antar Muka Halaman Data Perhitungan CPM

Halaman Data Perhitungan CPM merupakan output dari perhitungan metode CPM pada web. Halaman ini berfungsi untuk mengetahui hasil dari perhitungan CPM. Halaman Data perhitungan CPM bisa dilihat pada Gambar 3.18

.

Data Perhitungan CPM

No ID Aktivitas Deskripsi Aktivitas ES LS EF LF Slack Jalur Kritis

Gambar 3.19 Desain Antar Muka Halaman form Urutan Aktivitas Proyek. 3.3.7 Desain Uji Coba

Pengujian sistem dilakukan dengan melakukan berbagai percobaan terhadap beberapa fungsi yang tersedia untuk membuktikan bahwa aplikasi telah berjalan sesuai dengan tujuan. Pengujian sistem ini menggunakan metode Black Box Testing. Berikut ini adalah perancangan uji coba rancang bangun aplikasi penjadwalan dengan menggunakan metode CPM.


(54)

45

BAB IV

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM

4.1 Kebutuhan Sistem

Tahap implementasi sistem merupakan tahap yang berdasarkan pada hasil analisis dan perancangan sebelumnya diterjemahkan ke dalam suatu bentuk bahasa komputer untuk diolah, kemudian komputer akan menjalankan fungsi-fungsi yang telah didefinisikan sehingga mampu memberikan layanan-layanan kepada penggunanya. Adapun kebutuhan-kebutuhan dari aplikasi yang harus disiapkan sebelum diimplementasikan yaitu kebutuhan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software).

4.1.1 Kebutuhan Hardware (Perangkat Keras)

Kebutuhan hardware atau perangkat keras merupakan suatu komponen-komponen peralatan fisik yang mendukung komputer dalam menjalankan fungsinya. Hardware yang digunakan harus memiliki spesifikasi dan kinerja yang baik saat sistem dijalankan oleh komputer dan bisa berjalan dengan baik tanpa ada suatu masalah. Kebutuhan hardware adalah sebagai berikut:

a. Pentium® 4 Processor 2.60 GHz, 512K Cache, 400 MHz FSB. b. 2 Gygabytes RAM.

c. Kapasitas bebas pada harddisk 10 Gb. d. Monitor SVGA dengan resolusi 1366 X 768.


(55)

4.1.2 Kebutuhan Software (Perangkat Lunak)

Kebutuhan software atau perangkat lunak adalah suatu program yang diperlukan untuk merancang bangun sistem informasi persebaran dan potensi bidang usaha perdagangan. Kebutuhan software adalah sebagai berikut:

a. Sistem operasi menggunakan Microsoft® Windows® Seven.

b. Microsoft Visio® 2016 untuk membuat rancangan document dan system flow. c. Power Designer® 6 untuk membuat Context Diagram dan DFD.

d. Power Designer® 16 untuk membuat ERD (CDM - PDM). e. Microsoft SQL Server 2014 untuk membuat database sistem. f. XAMPP 1.7.7 sebagai compiler program.

g. Notepad++ untuk membuat sistem.

h. Browser Google Chrome untuk menjalankan aplikasi

4.2 Implementasi Sistem

Setelah semua komponen komputer yang mendukung proses sistem selesai dipasang, maka proses selanjutnya adalah implementasi atau penerapan sistem. Implementasi sistem ini merupakan proses penerapan penjadwalan proyek dengan menggunakan metode CPM. Form awal yang akan tampil dalam sistem ketika dijalankan adalah form login yang merupakan form keamanan bagi pengguna yang berhak untuk mengakses sistem.

4.2.1 Form Login

Form login digunakan untuk autoritas pengguna yang akan masuk ke dalam sistem dan sebagai proses keamanan sistem bagi pengguna yang berhak mengakses. Dalam form ini pengguna harus memasukkan username dan password


(56)

pada field yang telah disediakan. Selanjutnya tombol login untuk proses pemeriksaan Username dan password tersebut ke dalam database. Jika benar maka sistem akan menampilkan menu utama, sedangkan jika salah maka sistem akan menolak. Berikut adalah tampilan form login pada aplikasi.

Gambar 4.1 Form Login 4.2.2 Form Menu Utama

Form menu utama berisi menu-menu yang dapat digunakan oleh project manager. Dalam form menu utama digunakan untuk project manager untuk melakukan penjadwalan. Halaman menu utama bisa dilihat pada Gambar


(57)

4.2.3 Form Master Proyek

Form ini digunakan untuk memasukkan data proyek perusahaan untuk melakukan penjadwalan. Tombol simpan digunakan untuk menyimpan data proyek yang disimpan dalam database. Tombol tutup digunakan untuk membatalkan proses penyimpanann data ke dalam database. Model form master proyek dapat dilihat pada Gambar 4.3.

Gambar 4.3 Form Master Proyek

Data yang telah tersimpan akan ditampilkan pada halaman tampil data. Model halaman tampil data dapat dilihat pada Gambar 4.4.


(58)

4.2.4 Form Master Aktivitas

Form ini digunakan untuk memasukkan data aktivitas proyek perusahaan dalam awal mula melakukan penjadwalan. Tombol tambah digunakan untuk menambah field aktivitas. Tombol hapus untuk mengurangi data field aktivitas. Tombol simpan digunakan untuk menyimpan data aktivitas kedalam database. Tombol reset digunakan untuk mengulangi dalam memasukkan data aktivitas. Form master aktivitas dapat dilihat pada Gambar 4.5

Gambar 4.5 Form Master Aktivitas

Data yang telah tersimpan akandilanjutkan pada form tambah pendahulu langsung. Model halaman form tambah pendahulu langsung dapat dilihat pada Gambar 4.6.


(59)

Form ini digunakan untuk menambah aktivitas pendahulu langsung setelah menyimpan data aktivitas proyek. Tombol tambah digunakan untuk menambah field data penambah pendahulu langsung. Tombol hapus digunakan untuk mengurangi data field penambah pendahulu langsung. Tombol simpan digunakan untuk menyimpan data pendahulu langsung kedalam database. Tombol reset digunakan untuk menghapus data pendahulu langsung. Data yang telah tersimpan akan ditampilkan pada halaman tampil data. Model halaman tampil data dapat dilihat pada Gambar 4.7.

Gambar 4.7 Form Tampil Urutan Aktivitas Proyek 4.2.5 Form Hasil Perhitungan CPM

Form ini adalah hasil penjadwalan dengan menggunakan metode CPM. Tombol download digunakan untuk mengunggah laporan penjadwalan yang merupakan hasil dari perhitungan CPM. From halaman tersebut bisa dilihat pada Gambar 4.8.


(60)

Gambar 4.8 Form Jadwal Aktivitas Proyek

Data yang telah di download akan ditampilkan pada halaman tampil laporan penjadwalan. Model halaman tampil laporan penjadwalan dapat dilihat pada Gambar 4.9.

Gambar 4.9 Form Laporan Penjadwalan 4.3 Evaluasi Sistem

Tahap selanjutnya setelah melakukan implementasi sistem dan demo program adalah evaluasi sistem. Tujuan evaluasi sistem adalah untuk mengetahui apakah fungsi pada sistem informasi yang telah dibuat sudah berjalan dengan baik. Evaluasi sistem ini dibagi menjadi 3 bagian, yaitu evalusi sistem fungsi


(61)

master, fungsi transaksi dan fungsi laporan. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan metode black box. Berikut evaluasi uji coba yang akan dilakukan: 4.3.1 Uji Coba Form Login

Tabel 4.1 Hasil Uji Coba Form Login No Proses Input Output yang

diharapkan

Hasil Dokumentasi

1 Login aplikasi

Data username, password

Pengguna bisa mengakses aplikasi

Sukses Pengguna dapat

mengakses halaman utama aplikasi (Gambar 4.10)

Pengguna yang memiliki hak akses untuk menggunakan aplikasi bisa membuka aplikasi. Gambar 4.10 merupakan hasil uji coba pengguna yang sukses mengakses aplikasi.

Gambar 4.10 Hasil Uji Coba Textbox Password 4.3.2 Uji Coba Form Master


(62)

Tabel 4.2 Hasil Uji Coba Master proyek No Proses Input Output yang

diharapkan

Hasil Dokumentasi

1 Simpan data Proyek

Data proyek Data Proyek yang

tersimpan

Sukses

2 Tampil data proyek

Data proyek tampil dalam table.

Sukses Aplikasi dapat menampilkan data Proyek (Gambar 4.11)

Seluruh data proyek yang tersimpan pada database akan ditampilkan oleh aplikasi pada proses tampil data proyek. Gambar 4.11 merupakan hasil uji coba aplikasi menampilkan data proyek.

Gambar 4.11 Uji Coba Mengelola Master Proyek


(63)

Tabel 4.3 Hasil Uji Coba Master aktivitas No Proses Input Output yang

diharapkan

Hasil Dokumentasi

1 Simpan data aktivitas Data aktivitas Data aktivitas yang tersimpan Sukses

2 Ubah data aktivitas

Data aktivitas

Data aktivitas telah Diubah

Sukses Data

berhasil diubah

2 Tampil data aktivitas

Data aktivitas tampil dalam table.

Sukses Aplikasi dapat menampilkan data aktivitas (Gambar 4.12)

Seluruh data aktivitas yang tersimpan pada database akan ditampilkan oleh aplikasi pada proses tampil data aktivitas proyek. Gambar 4.12 merupakan hasil uji coba aplikasi menampilkan data aktivitas proyek

Gambar 4.12 Uji Coba Mengelola Master Aktivitas proyek Tabel 4.4 berikut ini merupakan hasil uji coba mengelola master pendahulu langsung.


(64)

Tabel 4.4 Hasil Uji Coba Master pendahulu langsung No Proses Input Output yang

diharapkan

Hasil Dokumentasi

1 Simpan data pendahulu langsung

Data pendahulu langsung

Data pendahulu langsung yang tersimpan

Sukses

2 Tampil data aktivitas proyek

Data aktivitas tampil dalam table.

Sukses Aplikasi dapat menampilkan data aktivitas (Gambar 4.13)

Seluruh data pendahulu langsung yang tersimpan pada database akan ditampilkan oleh aplikasi pada proses tampil data aktivitas proyek. Gambar 4.13 merupakan hasil uji coba aplikasi menampilkan data aktivitas proyek.


(65)

4.3.3 Uji Coba Form Perhitungan

Tabel 4.5 berikut ini merupakan hasil uji coba mengelola Perhitungan penjadwalan.

Tabel 4.5 Hasil Uji Coba Perhitungan Penjadwalan

No Proses Input Output yang

diharapkan

Hasil Dokumentasi

1 Hitung Penjadwalan Data Proyek, data Aktivitas proyek Data penjadwalan dengan perhitungan CPM.

Sukses Gambar 4.14

2 Tampil data

hasil Perhitungan Penjadwalan Data aktivitas tampil dalam table.

Sukses Aplikasi dapat menampilkan data aktivitas (Gambar 4.15)

Seluruh data perhitungan jadwal yang diproses pada database akan ditampilkan oleh aplikasi pada proses tampil perhitungan jadwal. Gambar 4.15 merupakan hasil uji coba aplikasi menampilkan data perhitungan penjadwalan dengan menggunakan CPM.


(66)

Gambar 4.14 Uji Coba Pilih Proyek Perhitungan Jadwal .

Gambar 4.15 Hasil Uji Coba Perhitungan Jadwal. 4.3.4 Uji Coba Laporan Penjadwalan

Tabel 4.6 berikut ini merupakan hasil uji coba Laporan penjadwalan. Tabel 4.6 Hasil Uji Coba Laporan Penjadwalan

No Proses Input Output yang

diharapkan

Hasil Dokumentasi

1 Cetak Laporan

Data Proyek, data aktivitas proyek

Laporan Penjadwalan .


(67)

Seluruh data perhitungan jadwal yang diproses pada aplikasi akan ditampilkan oleh aplikasi berupa laporan penjadwalan. Gambar 4.16 merupakan hasil uji coba Laporan Penjadwalan yang sudah diproses aplikasi sesuai dengan metode Crithical Path Method.

Gambar 4.16 Hasil Uji Coba Cetak Laporan Penjadwalan. 4.4 Hasil Uji Coba Perhitungan

Tahap selanjutnya setelah melakukan implementasi sistem, dan evaluasi sistem yaitu uji coba perhitungan. Uji coba perhitungan bertujuan untuk mengetahui akurasi perhitungan yang ada di aplikasi dan yang manual. Berikut uji coba perhitungan yang akan dilakukan :


(68)

4.4.1 Uji Coba Perhitungan Aplikasi

Gambar 4.17 Hasil Uji Coba Perhitungan Aplikasi

Gambar 4.18 Hasil Informasi dari Perhitungan Aplikasi

Dalam tampilan Gambar 4.19 & Gambar 4.20 tersebut adalah form hasil perhitungan aplikasi berdasarkan data yang telah tersedia. Dalam form


(69)

perhitungan kolom kolom EF didapat dari perhitungan ES + t, sedangkan kolom LS didapat dari perhitungan LF – t. Form tersebut merupakan perhitungan berdasarkan dengan Critical Path Method.

4.4.2 Hasil Uji Coba Perhitungan Manual

Tabel 4.7 Hasil uji coba perhitungan manual

Dari Tabel 4.7 hasil perhitungan manual telah didapat jalur kritis sebagai berikut : 1. Dalam perhitungan manual Tabel 4.7 untuk perhitungan dimulai dari

perhitungan maju (forward pass) dengan rumus EF= ES + t dimana dengan aturan bahwa aktivitas yang tidak memiliki predecessor start initial event dimulai dari 0.

Nama

Kegiatan Deskripsi

Kegiatan

Pendahulu Waktu

Paling Awal Paling Akhir Slack

(LF-EF) Mulai (ES) Selesai (EF) Mulai (LS) Selesai (LF)

A Rancangan Pak - 2 0 2 5 7 5

B Pesan Barang - 13 0 13 4 17 4

C Dirikan Kantor

Penjualan - 6 0 6 0 6 0

D Set - up Fasilitas

untuk Pengepakan A 10 2 12 7 17 5

E Pilih Distributor C 9 6 15 8 17 2

F Rekrut Tenaga

Penjualan C 4 6 10 6 10 0

G Training Tenaga

Penjualan F 7 10 17 10 17 0

H Pilih Agen Iklan C 2 6 8 13 15 7

I Rencanakan Strategi

Promosi H 4 8 12 15 19 7

J Lakukan Promosi I 10 12 22 19 29 7

K Pak Barang - Barang B 6 13 19 17 23 4

D 6 12 18 17 23 5

L Penjualan Distributor E 6 15 21 17 23 4

G 6 17 23 17 23 0

M Kirim Barang K 6 19 25 23 29 4


(70)

2. Aturan perhitungan forward pass aktivitas yang memiliki predecessor = >1, maka untuk waktu mulai tercepat (ES) diambil yang memiliki nilai terbesar. 3. Dari hasil perhitungan Tabel 4.7 EF didapat dari perhitungan ES + t seperti

contoh pada Tabel 4.7 kegiatan A EF = 2 + 0, maka hasil EF kegiatan A adalah 2 hari

4. Aturan perhitungan backward pass aktivitas yang memiliki predecessor lebih dari 1 , maka untuk selesai tercepat (LS) diambil yang memiliki nilai terkecil. 5. Dari hasil perhitungan Tabel 4.7 LS didapat dari perhitungan LF - t seperti

contoh pada Tabel 4.7 kegiatan M LS = 29 - 6, maka hasil LS kegiatan M adalah 23 hari

6. Dari hasil perhitungan Tabel 4.7 kegiatan C, F, G, L, M menjadi jalur kritis karena memiliki nilai slack = 0. Slack adalah jalur terpanjang dalam network diagram dan mempunyai kesalahan paling sedikit.


(71)

63

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil uji coba dan evaluasi sistem yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan dari Rancang Bangun Aplikasi Penjadwalan Proyek dengan menggunakan Crithical Path Method adalah Aplikasi ini dapat menghasilkan output berupa laporan penjadwalan proyek sesusai dengan Crithical Path Method dengan Model Gantt Chart.

5.2 Saran

Dalam pembuatan aplikasi ini masih terdapat banyak kekurangan, untuk pengembangan sistem lebih lanjut maka disarankan agar:

1. Rancang bangun aplikasi ini dikembangkan untuk perhitungan biaya dan percepatan aktivitas yang berada di jalur kritis.

2. Rancang bangun aplikasi ini dikembangkan untuk pembagian sumber daya manusia pada aktivitas proyek yang berada di jalur kritis ataupun tidak.


(72)

64

Dennis, Alan, Wixom, Barbara Haley, Roth, Roberta M, 2013. System Analysis and Design 5th edition. New Jersey: John Willey & Sons, Inc.

Djojowirono, Soegeng. 2002. MANAJEMEN KONSTRUKSI. Yogyakarta: ANDI.

Ervianto, WULFRAMI. 2002. MANAJEMEN PROYEK KONSTRUKSI. Yogyakarta: ANDI.

Hartono, J. (2005). Analisa dan Desain. Yogyakarta: Andi Yogyakarta. Hartono, Jogiyanto. 2003. Analisis dan Desain Sistem Informasi: Pendekatan

Terstruktur Teori dan Praktek aplikasi Bisnis. Yogjakarta: Andi. Husen, A. 2009. Manajemen Proyek Perencanaan, Penjadwalan, dan

PengendalianProyek. Yogyakarta: Andi.

Krismiaji. 2010.Sistem Informasi Akuntansi.Yogyakarta: UPP-STIM YKPN.

Santosa, B. 2009. Manajemen Proyek Konsep dan Implementasi.Yogyakarta: GrahaIlmu


(1)

Seluruh data perhitungan jadwal yang diproses pada aplikasi akan ditampilkan oleh aplikasi berupa laporan penjadwalan. Gambar 4.16 merupakan hasil uji coba Laporan Penjadwalan yang sudah diproses aplikasi sesuai dengan metode Crithical Path Method.

Gambar 4.16 Hasil Uji Coba Cetak Laporan Penjadwalan. 4.4 Hasil Uji Coba Perhitungan

Tahap selanjutnya setelah melakukan implementasi sistem, dan evaluasi sistem yaitu uji coba perhitungan. Uji coba perhitungan bertujuan untuk mengetahui akurasi perhitungan yang ada di aplikasi dan yang manual. Berikut uji coba perhitungan yang akan dilakukan :


(2)

59

4.4.1 Uji Coba Perhitungan Aplikasi

Gambar 4.17 Hasil Uji Coba Perhitungan Aplikasi

Gambar 4.18 Hasil Informasi dari Perhitungan Aplikasi

Dalam tampilan Gambar 4.19 & Gambar 4.20 tersebut adalah form hasil perhitungan aplikasi berdasarkan data yang telah tersedia. Dalam form


(3)

perhitungan kolom kolom EF didapat dari perhitungan ES + t, sedangkan kolom LS didapat dari perhitungan LF – t. Form tersebut merupakan perhitungan berdasarkan dengan Critical Path Method.

4.4.2 Hasil Uji Coba Perhitungan Manual

Tabel 4.7 Hasil uji coba perhitungan manual

Dari Tabel 4.7 hasil perhitungan manual telah didapat jalur kritis sebagai berikut : 1. Dalam perhitungan manual Tabel 4.7 untuk perhitungan dimulai dari

perhitungan maju (forward pass) dengan rumus EF= ES + t dimana dengan aturan bahwa aktivitas yang tidak memiliki predecessor start initial event dimulai dari 0.

Nama

Kegiatan Deskripsi

Kegiatan

Pendahulu Waktu

Paling Awal Paling Akhir Slack

(LF-EF) Mulai (ES) Selesai (EF) Mulai (LS) Selesai (LF)

A Rancangan Pak - 2 0 2 5 7 5

B Pesan Barang - 13 0 13 4 17 4

C Dirikan Kantor

Penjualan - 6 0 6 0 6 0

D Set - up Fasilitas

untuk Pengepakan A 10 2 12 7 17 5

E Pilih Distributor C 9 6 15 8 17 2

F Rekrut Tenaga

Penjualan C 4 6 10 6 10 0

G Training Tenaga

Penjualan F 7 10 17 10 17 0

H Pilih Agen Iklan C 2 6 8 13 15 7

I Rencanakan Strategi

Promosi H 4 8 12 15 19 7

J Lakukan Promosi I 10 12 22 19 29 7

K Pak Barang - Barang B 6 13 19 17 23 4

D 6 12 18 17 23 5

L Penjualan Distributor E 6 15 21 17 23 4

G 6 17 23 17 23 0

M Kirim Barang K 6 19 25 23 29 4


(4)

61

2. Aturan perhitungan forward pass aktivitas yang memiliki predecessor = >1, maka untuk waktu mulai tercepat (ES) diambil yang memiliki nilai terbesar. 3. Dari hasil perhitungan Tabel 4.7 EF didapat dari perhitungan ES + t seperti

contoh pada Tabel 4.7 kegiatan A EF = 2 + 0, maka hasil EF kegiatan A adalah 2 hari

4. Aturan perhitungan backward pass aktivitas yang memiliki predecessor lebih dari 1 , maka untuk selesai tercepat (LS) diambil yang memiliki nilai terkecil. 5. Dari hasil perhitungan Tabel 4.7 LS didapat dari perhitungan LF - t seperti

contoh pada Tabel 4.7 kegiatan M LS = 29 - 6, maka hasil LS kegiatan M adalah 23 hari

6. Dari hasil perhitungan Tabel 4.7 kegiatan C, F, G, L, M menjadi jalur kritis karena memiliki nilai slack = 0. Slack adalah jalur terpanjang dalam network diagram dan mempunyai kesalahan paling sedikit.


(5)

63

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil uji coba dan evaluasi sistem yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan dari Rancang Bangun Aplikasi Penjadwalan Proyek dengan menggunakan Crithical Path Method adalah Aplikasi ini dapat menghasilkan output berupa laporan penjadwalan proyek sesusai dengan Crithical Path Method dengan Model Gantt Chart.

5.2 Saran

Dalam pembuatan aplikasi ini masih terdapat banyak kekurangan, untuk pengembangan sistem lebih lanjut maka disarankan agar:

1. Rancang bangun aplikasi ini dikembangkan untuk perhitungan biaya dan percepatan aktivitas yang berada di jalur kritis.

2. Rancang bangun aplikasi ini dikembangkan untuk pembagian sumber daya manusia pada aktivitas proyek yang berada di jalur kritis ataupun tidak.


(6)

64

DAFTAR PUSTAKA

Dennis, Alan, Wixom, Barbara Haley, Roth, Roberta M, 2013. System Analysis and Design 5th edition. New Jersey: John Willey & Sons, Inc.

Djojowirono, Soegeng. 2002. MANAJEMEN KONSTRUKSI. Yogyakarta: ANDI.

Ervianto, WULFRAMI. 2002. MANAJEMEN PROYEK KONSTRUKSI. Yogyakarta: ANDI.

Hartono, J. (2005). Analisa dan Desain. Yogyakarta: Andi Yogyakarta. Hartono, Jogiyanto. 2003. Analisis dan Desain Sistem Informasi: Pendekatan

Terstruktur Teori dan Praktek aplikasi Bisnis. Yogjakarta: Andi. Husen, A. 2009. Manajemen Proyek Perencanaan, Penjadwalan, dan

PengendalianProyek. Yogyakarta: Andi.

Krismiaji. 2010.Sistem Informasi Akuntansi.Yogyakarta: UPP-STIM YKPN.

Santosa, B. 2009. Manajemen Proyek Konsep dan Implementasi.Yogyakarta: GrahaIlmu