Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM

Berbicara mengenai pajak seringkali membuat kita resah dan protes dalam batin. Dengan enggan kita mengikuti aturan perpajakan yang ditetapkan oleh pemerintah, bahkan ada yang merasakan pajak sebagai beban hidup sehingga perlu untuk menghindarinya, padahal sesungguhnya, pajak adalah ungkapan rasa terima kasih masyarakat pada pemerintah yang telah menghidupi, menyediakan, dan menumbuhkembangkan berbagai fasilitas yang dibutuhkan oleh seluruh warga.Pemungutan pajak seharusnya dipandang sebagai hal yang positif dan wajar, yakni untuk kesejahteraan masyarakat pada umumnya. Semangat otonomi daerah ternyata telah sampai pada kebijakan Peraturan Perundang-undangan Perpajakan. Dengan harapan agar setiap daerah dapat mengembangkan potensi dan kemampuan daerah masing-masing demi pembangunan dan kemajuan daerah, pemerintah pusat telah mengeluarkan kebijakan dalam hal menetapkan kebijakan pajak daerah sebagai salah satu sumber pendapatan terbesar bagi daerah dalam pembangunan daerah. Dalam hal ini, mengacu pada Undang- undang Nomor 65 Tahun 2001 dan Undang-Undang Nomor 66 Tahun 2001, Pemerintah pusat telah memberikan kewenangan kepada Pemerintah daerah untuk menetapkan kebijakan perpajakan daerah dengan tetap mengacu pada peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh pemerintah pusat. Universitas Sumatera Utara Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah seperti yang dikatakan oleh Marihot P. Siahaan 1995;2 tidak terlepas dari pemberlakuan Undang-Undang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yaitu Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 yang merupakan penyempurnaan Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997, dimana undang- undang ini lahir sebagai upaya untuk mengubah sistem perpajakan daerah dan retribusi daerah yang berlangsung di Indonesia yang dulu banyak mengalami kendala dan hambatan. Berdasarkan Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 pasal 1 angka 6 kita dapat mengetahui bahwa pengertian pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh daerah pada orang pribadi atau badan tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah. Salah satu jenis pajak daerah yang saat ini dianggap mempunyai kontibusi yang amat besar dalam hal pemasukan keuangan daerah adalah pajak hiburan. Hal ini dikarenakan bahwa di Indonesia, khususnya di Kota Medan, industri hiburan sedang bertumbuh dengan cepatnya. Semakin tingginya kebutuhan masyarakat akan hiburan membuat perkembangan industri hiburan pun berkembang dengan amat signifikan. Hal ini tentunya mempengaruhi sektor perpajakan diamana dalam hal ini diharapkan dengan semakin bertumbuhnya sektor hiburan ini maka penerimaan pemerintah daerah melalui pajak hiburan akan meningkat pula. Universitas Sumatera Utara Melalui Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM ini, penulis ingin mengetahui seberapa besar target dan realisasi penerimaan pajak hiburan sebagai salah satu sumber penerimaan daerah, terkhususnya di Kota Medan. Oleh sebab itu, penulis mengambil judul “ TARGET DAN REALISASI PENERIMAAN PAJAK HIBURAN PADA DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA MEDAN “. Yang nantinya menjadi salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Program Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

B. Tujuan dan Manfaat PKLM 1. Tujuan PKLM