Defenisi Pajak Daerah Defenisi Pajak Hiburan Dasar Hukum Masa Pajak, Tahun Pajak, Saat Terutang Pajak Dan Wilayah Pemungutan Pajak Hiburan.

BAB III GAMBARAN DATA PKLM

A. Defenisi Pajak Defenisi Pajak menurut Rachmat Soemitro adalah iuran rakyat kepada kas

Negara berdasarkan Undang-undang yang dapat dipaksakan dengan tidak mendapat imbalan kontraprestasi, yang langsung dapat ditunjukkan dan digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Suandy, 2005 : 11 Menurut beliau pajak juga memiliki dua fungsi, yaitu :

1. Fungsi Budgeter

Pajak sebagai alat untuk memasukkan uang ke kas negara yang digunakan sebagai dana pembiayaan pengeluaran negara.

2. Fungsi Reguler

Pajak yang dilakukan untuk kebijaksanaan negara dalam lapangan ekonomi, sosial atau menentukan politik perekonomian dengan sasaran untuk mencapai tujuan tertentu yamg letaknya diluar bidang keuangan.

B. Defenisi Pajak Daerah

Defenisi Pajak Daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan Universitas Sumatera Utara berdasarkan perundang-undangan yang berlaku yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah.

C. Defenisi Pajak Hiburan

Pajak Hiburan adalah pajak atas penyelenggaraan hiburan yang ditonton atau dinikmati dengan dipungut bayaran. Sedangkan hiburan adalah semua jenis pertunjukan, permainan dan atau keramaian dengan nama dan bentuk apapun yang ditonton atau dinikmati oleh setiap orang dengan dipungut bayaran.

D. Dasar Hukum

Pemungutan Pajak Hiburan didasarkan atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 yang diubah dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Keputusan Walikota Medan Nomor 9 Tahun 2004 tentang Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 12 Tahun 2003 tentang Pajak Daerah Kota Medan.

E. Subjek dan Objek Pajak Hiburan 1. Subjek Pajak Hiburan

Subjek Pajak Hiburan adalah orang pribadi atau badan yang menonton danatau menikmati hiburan, sedangkan wajib pajak hiburan adalah orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan hiburan. Penyelenggara hiburan adalah orang atau badan yang bertindak baik untuk atas namanya sendiri atau untuk atas pihak lain yang Universitas Sumatera Utara menjadi tanggungannya menyelenggarakan suatu hiburan. Sedangkan penonton adalah setiap orang yang menghadiri suatu hiburan untuk melihat, mendengarkan, menikmati atau mempergunakan fasilitas yang disediakan oleh penyelenggara hiburan kecuali arti, karyawan, dan petugas yang menghadiri untuk melakukan tugas pengawasan.

2. Objek Pajak Hiburan

Objek dari Pajak Hiburan adalah hiburan, yang dapat berupa tontonan film, kesenian, pagelaran musiktari, diskotik, karaoke, klab malam, permainan billiard, permainan ketangkasan, panti pijat, mandi uap, dan pertandingan olah raga. Pengecualian Pajak Hiburan Objek Pajak Hiburan dikecualikan terhadap penyelenggaraan hiburan yang tidak dipungut bayaran seperti hiburan yang diselenggarakan dalam rangka pernikahan, upacara adapt atau kegiatan keagamaan.

F. Cara Perhitungan Pajak Hiburan 1. Tarif Pajak

Tarif pajak yang dikenakan atas pajak hiburan ditetapkan berdasarkan Keputusan Walikota Medan Nomor 9 Tahun 2004 menetapkan tarif pajak hiburan untuk Pajak Tontonan Bioskop adalah 30. Universitas Sumatera Utara Dan untuk pajak hiburan Insidentil dibagi lagi dalam beberapa jenis, yaitu : a. Pertunjukan kesenian antara lain kesenian tradisional, pertunjukan sirkus, pameran seni : 1. Diruangan memakai AC dipungut pajak sebesar 15 dari HTM. 2. Diruangan tidak memakai AC dipungut pajak sebesar 10 dari HTM. b. Untuk pameran busana, kontes kecantikan, pertunjukan musik dan tari : 1. Diruangan memakai AC dipungut pajak sebesar 25 dari HTM 2. Diruangan tidak memakai AC dipungut pajak sebesar 20 dari HTM c. Untuk diskotik, bar, karaoke, klab malam dan sejenisnya ditetapkan sebesar 30 dari HTM atau jumlah pembayaran untuk menonton dan atau menikmati hiburan diluar harga makananminuman yang telah dikenakan pajak hotel dan atau pajak hiburan.

2. Dasar Pengenaan Pajak Hiburan

Dasar pengenaan pajak hiburan adalah jumlah pembayaran atau yang seharusnya dibayar untuk menonton dan atau menikmati hiburan. Pengertian yang seharusnya dibayar termasuk pemberian potongan harga dan tiket cuma-cuma.

3. Perhitungan Pajak HIburan

Besarnya Pokok Pajak Hiburan yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif pajak dengan dasar pengenaan pajak. Secara umum perhitungan Pajak Hiburan adalah sesuai dengan rumus berikut : Universitas Sumatera Utara Pajak Terutang = Tarif Pajak x Dasar Pengenaan Pajak

G. Masa Pajak, Tahun Pajak, Saat Terutang Pajak Dan Wilayah Pemungutan Pajak Hiburan.

Pada pajak hiburan, masa pajak merupakan jangka waktu yang lamanya sama dengan satu bulan takwim atau jangka waktu lain yang ditetapkan dengan Keputusan BupatiWalikota. Dalam pengertian masa pajak bagian dari bulan dihitung satu bulan penuh. Tahun pajak adalah jangka waktu yang lamanya satu tahun takwim, kecuali apabila wajib pajak menggunakan tahun buku yang tidak sama dengan tahun takwim. Pajak yang terutang merupakan Pajak Hiburan yang harus dibayar oleh wajib pajak pada suatu saat, dalam masa pajak atau tahun pajak menurut ketentuan peraturan daerah tentang pajak hiburan yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah KabupatenKota setempat. Saat terutang pajak dalam masa pajak terjadi pada saat penyelenggaraan hiburan. Jika pembayaran diterima penyelenggara hiburan sebelum hiburan diselenggarakan, pajak hiburan terutang dalam masa pajak terjadi pada saat pembayaran. Pajak Hiburan yang terutang dipungut di wilayah KabupatenKota tempat hiburan diselenggarakan. Hal ini terkait dengan kewenangan Pemerintah KabupatenKota yang hanya terbatas atas setiap tempat pajak hiburan yang berlokasi dan terdaftar dalam lingkup wilayah administrasi. Universitas Sumatera Utara

H. Pengelolaan Pemungutan Pajak Hiburan