7. Surat Pemberitahuan Objek Pajak yang selanjutnya disebut SPOP
adalah surat yang digunakan oleh wajib pajka untuk melaporkan data objek pajak menurut ketentuan Peraturan Daerah ini.
8. Surat Pemberitahuan Pajak Terutang selanjutnya disebut SPPT adalah
surat yang dikgunakan oleh Bupati atau Pejabat yang dihunjuk untuk memberitahukan besarnya pajak terutang kepada Wajib Pajak
Adapun yang menjadi Dasar Hukum pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan sektor Perdesaan dan Perkotaan telah diatur pada Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dan Peraturan Daerah Kabupaten Langkat Nomor 4 Tahun 2012 tentang Pajak Bumi dan
Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan.
B. Objek dan Subjek Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan
1. Objek Pajak Bumi dan Bangunan sektor Perdesaan dan Perkotaan
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Langkat Nomor 4 Tahun 2012 Pasal 2, Objek pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan
adalah Bumi danatau Bangunan yang dimiliki, dikuasai, danatau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau badan, kecuali kawasan yang
digunakan untuk
kegiatan usaha
perkebunan, perhutanan,
dan pertambangan. Yang termasuk dalam pengertian Bangunan adalah :
a. Jalan lingkungan yang terletak dalam satu kompleks bangunan seperti
hotel, pabrik, dan emplasmennya, yang merupakan suatu kesatuan dengan kompleks Bangunan tersebut.
b. Jalan tol,
c. Kolam renang,
d. Pagar mewah,
e. Tempat Olahraga,
f. Galangan kapal, dermaga,
g. Taman mewah
h. Tempat penampungan kilang minyak, air dan gas, pipa miyak, dan
i. Menara.
Objek Pajak yang tidak dikenakan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan adalah objek pajak yang :
a. digunakan oleh Pemerintah dan Daerah untuk penyelenggaraan Pemerintahan,
b. digunakan semata – mata untuk melayani kepentingan umum di bidang
ibadah, sosial, kesehatan, pendidikan dan kebudayaan nasional, yang tidak dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan,
c. digunakan untuk kuburan, peninggalan purbakala, atau yang sejenis dengan itu,
d. merupakan hutan lindung, hutan suaka alam, hutan wisata, taman nasional, tanah penggembalaan yang dikuasai oleh desa, dan
tanah negara yang belum dibebani suatu hak, e. digunakan oleh perwakilan diplomatik dan konsultan berdasarkan asas
perlakuan timbal balik, f. digunakan oleh badan atau perwakilan lembaga internasional yang
ditetapkan dengan Peraturan Menteri Keuangan. 2. Subjek Pajak Bumi dan Bangunan sektor Perdesaan dan Perkotaan
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Langkat Nomor 4 Tahun 2012 pasal 3
a. Subjek Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan adalah orang
pribadi atau badan yang secara nyata mempunyai suatu hak atas Bumi danatau memperoleh manfaat atas Bumi, danatau memiliki, menguasai
danatau memperoleh manfaat atas Bangunan. b.
Wajib Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan adalah Orang Pribadi atau Badan yang secara nyata mempunyai suatu hak atas Bumi
danatau memperoleh manfaat atas Bumi, danatau memiliki, menguasai danatau memperoleh manfaat atas Bangunan.
C. Dasar Pengenaan, Tarif Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan Kabupaten Langkat
1. Dasar Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan sektor Perdesaan