Saran tanggung jawab direksi bank

18 Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 30271KEPDIRtanggal 6 Maret 1998 dan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 31176KEPDIR tanggal 31 Desember 1998. Sanksi Perdata diatur dalam Pasal 85 ayat 3 dan Pasal 1365 KUH Perdata. B. PENUTUP

1. Simpulan

a. Perjanjian mudharabah memilki unsur kepercayaan, tenggang waktu, degrre of riski dan prestasi. Dari keempat unsur tersebbut, kepercayaan merupakan unsur yang utamaterpenting, yaitu kepercayaan dari shahibul mal kepada mudharib. Dikatakan sebagai unsur terpenting karena dalam transaksi mudharabah, shahibul mal tidak boleh meminta jaminan atau agunan dari mudharib. Shahibul mal juga tidak boleh ikut campur dalam pengelolaan proyek atau usaha. Mudharib mengelola dan menjalankan usaha atau proyek tersebut tanpa campur tangan dari shahibul mal. Syarat perjanjian mudharabah adalah modal harus jelas jumlahnya, usahanya tertentu, pembagian labarugi, shahibul mal tidak boleh ikut campur dalam manajemen usaha. Kerugian finansial menjadi tanggung jawab shahibul mal, mudharib hanya menanggung kerugian berupa kehilangan waktu, tenaga dan keuntungan yang akan diperoleh. b. Perjanjian mudharabah diterapkan dalam perbankan syariah sesuai dengan fungsi bank sebagai financial intermediary lembaga perantara keuangan, yaitu dalam penghimpunan dana masyarakat funding dan penyaluran dana kepada masyarakat yaitu tabungan yang dimaksudkan untuk tujuan khusus seperti tabungan haji, tabungan qurban, dan sebagainya, deposito biasa, dan deposito spesial special investmen. Pada sisi pembiayaan, mudharabah diterapkan untuk pembiayaan modal kerja seperti modal kerja perdagangan dan jasa dan investasi khusus yang disebut mudharabah muqoyyadah. c. Direksi bank syariah sebagai mudharib pada bank yang berbadan hukum PT tidak bertanggung jawab atas kerugian yang diderita oleh bank sebagai pihak pengelola dan masyarakat nasabah penyimpan dana. Namun ketentuan ini tidak berlaku jika kerugian yang diderita oleh bank syariah tersebut dikarenakan oleh kesalahan, kelalaian, atau ketidakhati-hatian direksi bank. Jika kerugian tersebut terbukti dikarena kesalahan, kelalaian, atau ketidakhati- hatian direksi misalnya karena direksi melanggar standar of care atau prudential principle maka direksi harus bertanggung jawab secara pribadi. Hal ini sebagaimana diatur dalam pasal 85 UU Perseroan Terbatas.

2. Saran

19 a. Asas itikad baik dan asas tanggung jawab yang merupakan kewajiban direksi Perseroan terbatas yang diatur dalam Pasal 85 ayat 1 UUPT, tidak memberikan penjabaran lebih jauh dan rinci. Untuk itu perlu disusun acuan mengenai maksud dan konsep asas itikad baik dan asas tanggung jawab tersebut yaitu, semacam standard of care atau standar kehati-hatian dalam bentuk peraturan perundang-undangan. b. Sebagai pedoman bagi para hakim, pengadilan Indonesia semestinya aktif mengembangkan standard of care atau standar kehati-hatian tersebut melalui pelbagai putusan pengadilan. c. Untuk mendukung perkembangan bank syariah di Indonesia, perlu disusun peraturan perundang-undangan mengenai instrumen moneter yang sesuai dengan prinsip syariah. DAFTAR PUSTAKA - Arifin, Zainun, Memahami Bank Syariah, Lingkup, Peluang, Tantangan, dan Prospek, AlvaBet. Jakarta. 1999 - Antonio, Syafi’i. Bank Syariah Suatu Pengenalan Umum. Tazkia Institute. Jakarta. 2000. - Annabani, Taqyudin. Membangun Sistem Ekonomi Alternatif, Perspektif Islam, Risalah Gusti, Surabaya, 1996. - Djumhana, Muhammad, Hukum Perbankan di Indonesia. Citra Aditya Bahkti. Bandung. 2000. - Fauzi, Yuslam. Peluang Perbankan Syariah di Indonesia. Makalah pada Seminar Nasional Menyongsong Era Double Banking System. Islamic Studies Economic Group. FE UNPAD. Bandung. 24 Maret 2001. - Fuady. Munir. Hukum Perbankan Modern. Citra Aditya Bhakti. Bandung. 1999. - Karim, Adiwarman. Perspektif Sejarah, Makro dan mikro Ekonomi Bank Syariah, makalah pada Seminar Nasional Menyongsong Era Double Banking System. Islamic Studies Economic Group. FE UNPAD. Bandung. 24 Maret 2001. - Lubis, Ibrahim, Ekonomi Islam Suatu Pengantar. Kalam Mulia. Jakarta. 1995. - Manan, Abdul. Teori dan Praktek Ekonomi Islam. Dana Bhakti Wakaf. Yogyakarta. 1995. - Rahman, Afzakur. Doktrin Ekonomi Islam Jilid 4. Dana Bhakti Wakaf. Yogyakarta. 1996. - Remy Sjahdaeni, Sutan. Perbankan Islam dan kedudukannya dalam Tata Hukum Perbankan Indonesia. Pustaka Utama Grafiti. Jakarta. 1999. - ------------------ . Tanggung Jawab Pribadi Direksi dan Komisaris. Artikel pada Jurnal Hukum Bisnis. Volume 14. Juli 2000. 20 - Republika, 12 Mei 2001. - Suyatno, Thomas. Dasar-dasar Perkreditan. Gramedia. Jakarta. 1990. Peraturan Perundang-undangan KUH Perdata UU No. 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan