Deskripsi Siklus II

4.1.3.1 Tahap Perencanaan

Pada sub unit ini, akan menjelaskan mengenai perencanaan yang dilakukan oleh peneliti bersama dengan guru kolaborator sebelum pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan model pembelajaran Project Based Learning meliputi penyusunan RPP dan segala sesuatu yang menujang pelaksanaan tindakan pembelajaran yang akan dilaksanakan termasuk perencanaan tes evaluasi yang akan dilakukan pada pertemuan terakhir siklus II yaitu pada pertemuan ketiga. Tindakan pembelajaran pada siklus II merupakan hasil tindak lanjut dan upaya perbaikan dari pelaksanaan tindakan pada siklus I. Kegiatan pembelajaran pada siklus II dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan yaitu pertemuan pertama, kedua, dan pertemuan ketiga, masing-masing pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit, dengan rincian sebagai berikut: Pada sub unit ini, akan menjelaskan mengenai perencanaan yang dilakukan oleh peneliti bersama dengan guru kolaborator sebelum pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan model pembelajaran Project Based Learning meliputi penyusunan RPP dan segala sesuatu yang menujang pelaksanaan tindakan pembelajaran yang akan dilaksanakan termasuk perencanaan tes evaluasi yang akan dilakukan pada pertemuan terakhir siklus II yaitu pada pertemuan ketiga. Tindakan pembelajaran pada siklus II merupakan hasil tindak lanjut dan upaya perbaikan dari pelaksanaan tindakan pada siklus I. Kegiatan pembelajaran pada siklus II dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan yaitu pertemuan pertama, kedua, dan pertemuan ketiga, masing-masing pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit, dengan rincian sebagai berikut:

minggu ketiga bulan November. Materi yang akan dibahas pada pertemuan pertama siklus II ini mengenai pemecahan masalah yang berkaitan dengan luas bangun datar trapesium. Sebelum melakukan tindakan pembelajaran siklus II pertemuan pertama peneliti menyiapkan segala sesuatu yang dapat mendukung pembelajaran seperti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan model pembelajaran Project Based Learning dengan Kompetensi Dasar (KD) 3.2 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas bangun datar. Penyusunan RPP didiskusikan dengan Ibu Sri Budi Astuti S.Pd selaku guru kelas

5. Diskusi yang dilakukan meliputi penentuan waktu penelitian, penyusunan indikator dan tujuan pembelajaran serta alat-alat yang akan digunakan di dalam proses pembelajaran. Indikator pada pertemuan pertama antara lain (1) menghitung tinggi bangun trapesium jika diketahui luasnya, (2) menghitung salah satu sisi sejajar bangun trapesium jika diketahui luasnya (3) menghitung luas trapesium yang berhubungan dengan soal cerita. Setelah indikator dirumuskan kemudian peneliti menyusun tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada pertemuan pertama. Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada pertemuan pertama melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Project Based Learning adalah (1) dengan membuat tempat foto berbentuk trepesium siswa dapat menghitung tinggi bangun trapesium jika diketahui luasnya dengan benar (2) dengan mengerjakan latihan soal tentang bangun datar trapesium siswa dapat menghitung salah satu sisi sejajar bangun trapesium jika diketahui luasnya dengan benar (3)dengan mengerjakan latihan soal tentang bangun datar trapesium siswa dapat menghitung luas trapesium yang berhubungan dengan soal cerita dengan benar. Dilanjutkan dengan peneliti menyiapkan materi pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat yaitu tentang menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan luas bangun datar trapesium. Kemudian peneliti mempersiapkan media pembelajaran yaitu kertas karton, lem, dan gunting. Tempat foto yang akan dibuat berbentuk trapesium sama kaki. Selain itu peneliti juga mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti daftar presensi siswa, lembar 5. Diskusi yang dilakukan meliputi penentuan waktu penelitian, penyusunan indikator dan tujuan pembelajaran serta alat-alat yang akan digunakan di dalam proses pembelajaran. Indikator pada pertemuan pertama antara lain (1) menghitung tinggi bangun trapesium jika diketahui luasnya, (2) menghitung salah satu sisi sejajar bangun trapesium jika diketahui luasnya (3) menghitung luas trapesium yang berhubungan dengan soal cerita. Setelah indikator dirumuskan kemudian peneliti menyusun tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada pertemuan pertama. Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada pertemuan pertama melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Project Based Learning adalah (1) dengan membuat tempat foto berbentuk trepesium siswa dapat menghitung tinggi bangun trapesium jika diketahui luasnya dengan benar (2) dengan mengerjakan latihan soal tentang bangun datar trapesium siswa dapat menghitung salah satu sisi sejajar bangun trapesium jika diketahui luasnya dengan benar (3)dengan mengerjakan latihan soal tentang bangun datar trapesium siswa dapat menghitung luas trapesium yang berhubungan dengan soal cerita dengan benar. Dilanjutkan dengan peneliti menyiapkan materi pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat yaitu tentang menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan luas bangun datar trapesium. Kemudian peneliti mempersiapkan media pembelajaran yaitu kertas karton, lem, dan gunting. Tempat foto yang akan dibuat berbentuk trapesium sama kaki. Selain itu peneliti juga mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti daftar presensi siswa, lembar

b. Pertemuan Kedua Perencanaan pembelajaran pada pertemuan kedua merupakan tindak lanjut

pada pertemuan pertama, yang membedakannya ialah pada pokok bahasan yang dipelajari. Pada pertemuan kedua ini pokok bahasan yang dipelajari ialah menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan bangun datar layang-layang. Sebelum melakukan kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua, peneliti menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk pelaksanaan tindakan, diantaranya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan materi menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan bangundatar layang-layang, penyusunan RPP didiskusikan dengan Ibu Sri Budi Astuti, S.Pd selaku guru kelas

5. Diskusi yang dilakukan meliputi penyusunan indikator dan tujuan pembelajaran serta media gambar yang akan digunakan di dalam proses pembelajaran. Indikator pada pertemuan kedua antara lain (1) menghitung salah satu diagonal bangun layang-layang jika diketahui luasnya (2) menghitung luas layang-layang yang berhubungan dengan soal cerita. Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada pertemuan kedua melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Project Based Learning yaitu : (1) dengan menyelesaikan proyek siswa dapat menghitung salah satu diagonal bangun layang-layang jika diketahui luasnya dengan benar (2) dengan mengerjakan latihan soal tentang bangun datar layang-layang siswa dapat luas layang-layang yang berhubungan dengan soal cerita dengan benar. Setelah penyusunan tujuan kemudian dilanjutkan dengan peneliti menyiapkan materi pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat yaitu menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan bangun datar layang-layang. Selanjutnya peneliti mempersiapkan media pembelajaran, media pembelajaran yaitu kertas sampul warna coklat, bambu, lem, dan gunting, benang. Selain itu 5. Diskusi yang dilakukan meliputi penyusunan indikator dan tujuan pembelajaran serta media gambar yang akan digunakan di dalam proses pembelajaran. Indikator pada pertemuan kedua antara lain (1) menghitung salah satu diagonal bangun layang-layang jika diketahui luasnya (2) menghitung luas layang-layang yang berhubungan dengan soal cerita. Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada pertemuan kedua melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Project Based Learning yaitu : (1) dengan menyelesaikan proyek siswa dapat menghitung salah satu diagonal bangun layang-layang jika diketahui luasnya dengan benar (2) dengan mengerjakan latihan soal tentang bangun datar layang-layang siswa dapat luas layang-layang yang berhubungan dengan soal cerita dengan benar. Setelah penyusunan tujuan kemudian dilanjutkan dengan peneliti menyiapkan materi pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat yaitu menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan bangun datar layang-layang. Selanjutnya peneliti mempersiapkan media pembelajaran, media pembelajaran yaitu kertas sampul warna coklat, bambu, lem, dan gunting, benang. Selain itu

c. Pertemuan Ketiga Perencanaan pembelajaran pada siklus II pertemuan ketiga merupakan

tindak lanjut dari pertemuan sebelumnya. Pada pembelajaran siklus II pertemuan ketiga ini digunakan untuk pelaksanaan tes evaluasi siklus II, kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar mata pelajaran matematika setelah dilaksanakannya tindakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Project Based Learning pada siswa kelas 5 SD Negeri Candirejo 01 Kecamatan Tuntang. Materi yang diteskan ialah materi yang telah dipelajari oleh siswa pada pertemuan pertama sampai pertemuan kedua mengenai penyelesaian masalah yang berkaitan dengan bagun datar trapesium dan bangun datar layang- layang. Penyusunan soal evaluasi juga telah didiskusikan dengan guru kelas 5 yaitu Ibu Sri Budi Astuti, S.Pd selaku guru kelas 5. Soal yang diujikan pada siklus

II berjumlah 20 soal berbentuk pilihan ganda. Sebelum pelaksanaan kegiatan pembelajaran, peneliti menyiapkan hal-hal yang diperlukan untuk proses pembelajaran, diantaranya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar soal evaluasi yang terdiri dari 20 soal berbentuk pilihan ganda untuk 37 siswa, serta ruang atau lokasi yang akan digunakan untuk pelaksanaan tes evaluasi siklus

II yaitu di ruang kelas 5 SD Negeri Candirejo 01 kecamatan Tuntang. Sebelum mengadakan tes evaluasi guru mengulang materi tentang menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan bangun datar trapesium dan layang-layang yang telah dipelajari pada pertemuan pertama dan kedua. Setelah itu guru mengadakan tes evaluasi selama 35 menit.

4.1.3.2 Pelaksanaan Tindakan

Proses tindakan siklus II dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan pertama dilaksanakan, masing-masing pertemuan berlangsung selama 2 kali 35 menit. Rincian proses pelaksanaan tindakan sebagai berikut :

a. Pertemuan Pertama

1) Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa, 22 November 2016 pukul 07.00-08.10 WIB oleh peneliti sendiri sebagai pelaksananya karena peneliti sudah menjadi guru wiyata bakti di SD Candirejo 01. Guru yang menjadi observer adalah Dwi Wulandari S.Ag. Kegiatan awal pembelajaran pada pertemuan pertama diawali dengan mengucapkan salam, kemudian guru meminta perwakilan siswa untuk memimpin doa, dilanjutkan dengan melakukan presensi. Sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung guru

bertanya kepada siswa “Apa kalian pernah membuat tempat foto berbentuk trapesium? ”. Siswa mengungkapkan banyak jawaban, kemudian guru bertanya, “Bagaimana membuat tempat foto berbentuk trapesium jika belum diketahui tingginya?” Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini. Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, dilanjutkan dengan kegiatan inti. Pada kegiatan inti siswa dibentuk menjadi 5-6 kelompok berdasarkan undian yang telah disiapkan guru. Kemudian siswa mendengarkan aturan main proyek, aturan mainnya sebagai berikut, siswa mengambil 2 kertas karton yang telah disediakan guru. Kemudian kertas karton dipotong sesuai dengan petunjuk guru menjadi 2 bangun trapesium yang ukuran dan bentuknya sama. 1 bangun trapesium dipotong tengahnya, disisakan sisi atas, bawah, kanan dan kiri dengan ukuran 1,5 cm. Kemudian siswa memberi lem pada sisi bawah, kanan dan kiri. Kemudian siswa bebas memberi hiasan pada tempat foto yang telah dibuatnya. Perwakilan dari kelompok maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil proyeknya. Setelah itu, guru membahas cara mencari tinggi trapesium jika sudah diketahui luas trapesium berdasarkan dari proyek yang telah siswa buat. Guru memberikan soal bertanya kepada siswa “Apa kalian pernah membuat tempat foto berbentuk trapesium? ”. Siswa mengungkapkan banyak jawaban, kemudian guru bertanya, “Bagaimana membuat tempat foto berbentuk trapesium jika belum diketahui tingginya?” Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini. Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, dilanjutkan dengan kegiatan inti. Pada kegiatan inti siswa dibentuk menjadi 5-6 kelompok berdasarkan undian yang telah disiapkan guru. Kemudian siswa mendengarkan aturan main proyek, aturan mainnya sebagai berikut, siswa mengambil 2 kertas karton yang telah disediakan guru. Kemudian kertas karton dipotong sesuai dengan petunjuk guru menjadi 2 bangun trapesium yang ukuran dan bentuknya sama. 1 bangun trapesium dipotong tengahnya, disisakan sisi atas, bawah, kanan dan kiri dengan ukuran 1,5 cm. Kemudian siswa memberi lem pada sisi bawah, kanan dan kiri. Kemudian siswa bebas memberi hiasan pada tempat foto yang telah dibuatnya. Perwakilan dari kelompok maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil proyeknya. Setelah itu, guru membahas cara mencari tinggi trapesium jika sudah diketahui luas trapesium berdasarkan dari proyek yang telah siswa buat. Guru memberikan soal

Pada kegiatan penutup, guru bersama dengan siswa membuat kesimpulan hasil pembelajaran. Kemudian guru memandu refleksi tentang apa saja yang telah dipelajari hari ini, apa yang belum dipahami, dan bagaimana cara siswa belajar. Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam.

2) Observasi Kegiatan observasi dilakukan oleh Ibu Dwi Wulandari, S.Ag untuk

mengamati aktivitas selama proses pembelajaran berlangsung, baik itu aktivitas guru maupun aktivitas siswa pada siklus II pertemuan pertama. Hasil pengamatan proses pembelajaran diperoleh dari lembar observasi yang terdiri dari 14 indikator aktivitas guru dan 15 indikator aktivitas siswa. Masing-masing indikator dalam lembar observasi tersebut diberi skor 0-1. Skor 0 jika kegiatan tidak dilaksanakan dalam pembelajaran dan skor 1 jika kegiatan dilaksanakan dalam pembelajaran. Kemudian skor akan dijumlahkan dan diinterpretasikan berdasarkan kriteria penilaian.

Hasil observasi aktivitas guru pada siklus II pertemuan pertama dijelaskan dalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut :

Tabel 4.11 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan I

Skor Penilaian No

Aspek yang diamati Jumlah Skor

1 Pra Pembelajaran

2 Memulai dengan pertanyaan esensial

3 Membuat desain rencana proyek

4 Membuat jadwal

5 Memantau siswa dan kemajuan proyek 9 -

6 Menilai hasil

Sangat Baik

Berdasarkan tabel 4.11 hasil observasi aktivitas guru dapat diketahui hasil penilaian dari observer indikator aktivitas guru yang mendapat skor 0 sebanyak 2 item, indikator dengan jumlah skor 1 sebanyak 13 item sehingga jumlah skor yang diperoleh 13. Pada aspek pra pembelajaran terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 1 dan 2 memperoleh skor 1 sehingga jumlah skor aspek satu ialah 2 skor. Pada aspek tahap mulai dengan pertanyaan esensial terdiri dari 3 indikator yaitu indikator 3, 4 dan 5 memperoleh skor 1 sehingga jumlah skor aspek dua ialah 3 skor. Pada aspek membuat desain rencana proyek terdiri dari 2 indikator yaitu indikator 6 dan 7 memperoleh skor 1 sehingga jumlah skor aspek tiga ialah 2 skor. Pada aspek membuat jadwal terdiri dari 1 indikator yaitu indikator 8 memperoleh skor 1 sehingga jumlah skor aspek empat ialah 1 skor . Pada aspek memantau siswa dan kemajuan proyek terdiri dari 1 indikator yaitu indikator 9 memperoleh skor 0 sehingga jumlah skor aspek lima ialah 0 skor. Pada aspek menilai hasil terdiri dari 1 indikator yaitu indikator 10 memperoleh skor 1 sehingga jumlah skor aspek enam ialah 1 skor. Pada aspek refleksi terdiri dari 2 indikator yaitu indikator

11 dan 12 memperoleh skor 1 sehingga jumlah skor aspek tujuh ialah 2 skor.

Pada aspek penutup terdiri dari 2 indikator yaitu indikator 13 dan 14 mendapat skor 1 sehingga jumlah skor aspek delapan ialah 2 skor. Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitasguru siklus II pertemuan I dapat dilihat pada diagram 4.13 berikut ini :

Aspek yang diamati

Gambar 4.13 Diagram Aktivitas Guru siklus II Pertemuan I

Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi yang dapat dijelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.12 berikut :

Tabel 4.12 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan I

Skor Penilaian No

Aspek yang diamati Jumlah Skor

1 Pra Pembelajaran

1,2

2 Memulai dengan pertanyaan esensial

3,4,56

3 Membuat desain rencana proyek

7,8

4 Membuat jadwal

5 Memantau siswa dan kemajuan proyek 10 -

6 Menilai hasil

Sangat Baik

Berdasarkan tabel 4.12 hasil observasi aktivitas siswa dapat diketahui hasil penilaian dari observer indikator aktivitas siswa yang mendapat skor 0 sebanyak 1 item, indikator dengan jumlah skor 1 sebanyak 14 item sehingga jumlah skor yang diperoleh 14. Pada aspek pra pembelajaran terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 1 dan 2 memperoleh skor 1 sehingga jumlah skor aspek satu ialah 2 skor. Pada aspek tahap mulai dengan pertanyaan esensial terdiri dari 4 indikator yaitu indikator 3, 4, 5 dan 6 memperoleh skor 1 sehingga jumlah skor aspek dua ialah 4 skor. Pada aspek membuat desain rencana proyek terdiri dari 2 indikator yaitu indikator 7 dan 8 memperoleh skor 1 sehingga jumlah skor aspek tiga ialah 2 skor. Pada aspek membuat jadwal terdiri dari 1 indikator yaitu indikator 9 memperoleh skor 1 sehingga jumlah skor aspek empat ialah 1 skor . Pada aspek memantau siswa dan kemajuan proyek terdiri dari 1 indikator yaitu indikator 10 memperoleh skor 0 sehingga jumlah skor aspek lima ialah 0 skor. Pada aspek menilai hasil terdiri dari 1 indikator yaitu indikator 11 memperoleh skor 1 sehingga jumlah skor aspek enam ialah 1 skor. Pada aspek refleksi terdiri dari 2 indikator yaitu indikator

12 dan 13 untuk indikator 12 memperoleh skor 1 dan indikator 13 memperoleh skor 0 sehingga jumlah skor aspek tujuh ialah 1 skor. Pada aspek penutup terdiri dari 2 indikator yaitu indikator 14 dan 15 mendapat skor 1 sehingga jumlah skor aspek delapan ialah 2 skor. Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas siswa siklus II pertemuan I dapat dilihat pada diagram 4.14 berikut ini :

r ko 4 S

Aspek yang diamati

Gambar 4.14 Diagram Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan I Gambar 4.14 Diagram Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan I

1) Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan pada siklus II pertemuan kedua dilaksanakan pada

hari Rabu, 23 November 2016 pukul 07.00-08.10 oleh peneliti sendiri. Guru yang menjadi observer adalah Dwi Wulandari S.Ag. Kegiatan awal pada pembelajaran diawali dengan mengucapkan salam, kemudian guru menyuruh perwakilan siswa untuk memimpin doa. Guru mengecek kehadiran siswa. Sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung guru bertanya kepada siswa “Apakah kalian pernah membuat layang-layang ?”. Siswa mengungkapkan banyak jawaban, kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini. Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, dilanjutkan dengan kegiatan inti. Pada kegiatan inti siswa dibentuk menjadi 5-6 kelompok berdasarkan undian yang telah disiapkan guru. Kemudian siswa mendengarkan aturan main proyek, aturan mainnya sebagai berikut, siswa mengambil 2 bambu dan meletakkan kedua bambu secara menyilang dengan titik pertemuan pada 1/3 dari bambu yang paling panjang, rekatkan kedua bambu tersebut dengan menggunakan tali, hubungkan ke empat ujung bambu dengan tali. Setelah itu letakkan rangka layang-layang tersebut diatas kertas, rekatkan pada rangka dengan menggunakan isolasi. Siswa mencari tinggi layang-layang tersebut jika luasnya telah diketahui. Perwakilan dari kelompok maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil proyeknya. Setelah itu, guru menjelaskan cara mencari tinggi layang-layang jika diketahui luasnya berdasarkan dari proyek yang telah siswa buat. Siswa mengerjakan soal latihan yang diberikan oleh guru pada buku tulis. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum dipahami siswa.

Pada kegiatan penutup, guru bersama dengan siswa membuat kesimpulan hasil pembelajaran. Kemudian guru memandu refleksi tentang apa saja yang telah dipelajari hari ini, apa yang belum dipahami, dan bagaimana cara siswa belajar. Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam.

2) Observasi Kegiatan observasi dilakukan oleh Ibu Dwi Wulandari, S.Ag untuk mengamati aktivitas selama proses pembelajaran berlangsung, baik itu aktivitas guru maupun aktivitas siswa pada siklus II pertemuan kedua. Hasil pengamatan proses pembelajaran diperoleh dari lembar observasi yang terdiri dari 14 indikator aktivitas guru dan 15 indikator aktivitas siswa. Masing-masing indikator dalam lembar observasi tersebut diberi skor 0-1. Skor 0 jika kegiatan tidak dilaksanakan dalam pembelajaran dan skor 1 jika kegiatan dilaksanakan dalam pembelajaran. Kemudian skor akan dijumlahkan dan diinterpretasikan berdasarkan kriteria penilaian.

Hasil observasi aktivitas guru pada siklus II pertemuan kedua dijelaskan dalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel 4.13 berikut:

Tabel 4.13 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan II

Skor Penilaian No

Aspek yang diamati Jumlah Skor

1 Pra Pembelajaran

2 Memulai dengan pertanyaan esensial

3 Membuat desain rencana proyek

4 Membuat jadwal

5 Memantau siswa dan kemajuan proyek -

6 Menilai hasil

Sangat Baik

Berdasarkan tabel 4.13 hasil observasi aktivitas guru dapat diketahui hasil penilaian dari observer indikator aktivitas guru yang mendapat skor 0 sebanyak 0 item, indikator dengan jumlah skor 1 sebanyak 14 item sehingga jumlah skor yang diperoleh 14. Pada aspek pra pembelajaran terdiri dari 2 indikator yaitu indikator Berdasarkan tabel 4.13 hasil observasi aktivitas guru dapat diketahui hasil penilaian dari observer indikator aktivitas guru yang mendapat skor 0 sebanyak 0 item, indikator dengan jumlah skor 1 sebanyak 14 item sehingga jumlah skor yang diperoleh 14. Pada aspek pra pembelajaran terdiri dari 2 indikator yaitu indikator

11 dan 12 memperoleh skor 1 sehingga jumlah skor aspek tujuh ialah 2 skor. Pada aspek penutup terdiri dari 2 indikator yaitu indikator 13 dan 14 mendapat skor 1 sehingga jumlah skor aspek delapan ialah 2 skor. Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas guru siklus II pertemuan II dapat dilihat pada diagram

4.15 berikut ini :

Aspek yang diamati

Gambar 4.15 Diagram aktivitas Guru siklus II Pertemuan II

Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi yang dapat dijelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.15 berikut :

Tabel 4.14 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan II

Skor Penilaian No

Aspek yang diamati Jumlah Skor

1 Pra Pembelajaran

2 Memulai dengan pertanyaan esensial

3 Membuat desain rencana proyek

4 Membuat jadwal

5 Memantau siswa dan kemajuan proyek -

6 Menilai hasil

Sangat Baik

Berdasarkan tabel 4.14 hasil observasi aktivitas siswa dapat diketahui hasil penilaian dari observer indikator aktivitas siswa yang mendapat skor 1 sebanyak 1 item, indikator dengan jumlah skor 1 sebanyak 15 item sehingga jumlah skor yang diperoleh 14. Pada aspek pra pembelajaran terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 1 dan 2 memperoleh skor 1 sehingga jumlah skor aspek satu ialah 2 skor. Pada aspek tahap mulai dengan pertanyaan esensial terdiri dari 4 indikator yaitu indikator 3, 4, 5 dan 6 memperoleh skor 1 sehingga jumlah skor aspek dua ialah 4 skor. Pada aspek membuat desain rencana proyek terdiri dari 2 indikator yaitu indikator 7 dan 8 memperoleh skor 1 sehingga jumlah skor aspek tiga ialah 2 skor. Pada aspek membuat jadwal terdiri dari 1 indikator yaitu indikator 9 memperoleh skor 1 sehingga jumlah skor aspek empat ialah 1 skor . Pada aspek memantau siswa dan kemajuan proyek terdiri dari 1 indikator yaitu indikator 10 memperoleh skor 1 sehingga jumlah skor aspek lima ialah 1 skor. Pada aspek menilai hasil terdiri dari 1 indikator yaitu indikator 11 memperoleh skor 1 sehingga jumlah skor aspek enam ialah 1 skor. Pada aspek refleksi terdiri dari 2 indikator yaitu indikator

12 dan 13 untuk indikator 12 memperoleh skor 1 dan indikator 13 memperoleh 12 dan 13 untuk indikator 12 memperoleh skor 1 dan indikator 13 memperoleh

Aspek yang diamati

Gambar 4.16 Diagram Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan II

c. Pertemuan Ketiga Pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari

Kamis, 24 November 2016 pukul 07.00-08.10 WIB oleh peneliti. Kegiatan pembelajaran pada pertemuan keempat diawali dengan berdoa, presensi, dan dilanjutkan dengan tanya jawab oleh guru dan siswa untuk mengulas kembali materi yang telah dipelajari sebelumnya tentang menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan bangun datar trapesium dan layang-layang. Selanjutnya guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami oleh siswa. Setelah semua siswa paham tentang materi yang diajarkan, guru memberikan soal evaluasi selama 35 menit. Siswa mengerjakan tes evaluasi dengan tertib dan lancar. Bagi siswa yang telah selesai mengerjakan soal evaluasi tersebut, dapat segera mengumpulkan lembar jawaban serta soal dan kembali ke Kamis, 24 November 2016 pukul 07.00-08.10 WIB oleh peneliti. Kegiatan pembelajaran pada pertemuan keempat diawali dengan berdoa, presensi, dan dilanjutkan dengan tanya jawab oleh guru dan siswa untuk mengulas kembali materi yang telah dipelajari sebelumnya tentang menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan bangun datar trapesium dan layang-layang. Selanjutnya guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami oleh siswa. Setelah semua siswa paham tentang materi yang diajarkan, guru memberikan soal evaluasi selama 35 menit. Siswa mengerjakan tes evaluasi dengan tertib dan lancar. Bagi siswa yang telah selesai mengerjakan soal evaluasi tersebut, dapat segera mengumpulkan lembar jawaban serta soal dan kembali ke

4.1.3.3 Hasil Tindakan

Hasil tindakan penelitian berupa Nilai Matematika siswa kelas 5 SD Negeri Candirejo 01 Kecamatan Tuntang setelah pelaksanaan tindakan siklus I melalui model pembelajaran Project Based Learning, hasil belajar mata pelajaran Matematika kelas 5 SD Negeri Candirejo 01 Kecamatan Tuntang dengan Kompetensi Dasar (KD) 3.2 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas bangun datar disajikan pada tabel daftar nilai Matematika (terlampir) dan berikut disajikan pada tabel 4.15 yaitu tabel distribusi frekuensi nilai matematika siklus II siswa kelas 5 SD Negeri Candirejo 01 Kecamatan Tuntang Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017 sebagai berikut :

Tabel 4.15 Distribusi Frekuensi Nilai Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas 5 SD Negeri Candirejo 01 Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017 Siklus II

37 100 Nilai Rata-rata

Jumlah

85,54 Nilai Tertinggi

Nilai Terendah

Berdasarkan tabel 4.15 distribusi frekuensi nilai mata pelajaran Matematika, dapat dikatakan bahwa hasil belajar matematika siswa kelas 5 Berdasarkan tabel 4.15 distribusi frekuensi nilai mata pelajaran Matematika, dapat dikatakan bahwa hasil belajar matematika siswa kelas 5

II siswa kelas % SD Negeri Candirejo 01 Kecamatan Tuntang, pada rentang nilai 65-70 sejumlah 2 siswa dengan persentase 5,40% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai 71-76 sejumlah 4 siswa dengan persentase 10,81 % dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai 77-82 sejumlah 7 siswa dengan persentase 18,91% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai 83-88 sejumlah 10 siswa dengan persentase 27,02% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai 89-95 sejumlah 14 siswa dengan persentase 37,83%. Dari data tersebut diketahui nilai tertinggi yang diperoleh setelah pelaksanaan tindakan siklus II dengan menggunakan model Project Based Learning yaitu 95, sementara nilai terendah yang diperoleh siswa 70 yang semula pada siklus I 50 (daftar nilai siswa terlampir). Berdasarkan tabel 4.15 dapat dinyatakan dalam diagram 4.17 yaitu sebagai berikut :

iswa S l 8

Rentang Nilai

Gambar 4.17 Diagram Linear Hasil Perolehan Nilai Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas 5 SD Negeri Candirejo 01 Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017 Siklus II

Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥70) data hasil perolehan nilai pada siklus II dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.11 berikut ini :

Tabel 4.16 Ketuntasan Belajar Siklus II

Jumlah siswa No Ketuntasan Belajar

2 Belum Tuntas

Dari tabel 4.16 ketuntasan belajar siswa pada siklus II dapat dijelaskan bahwa siswa yang sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70)

sebanyak 37 siswa dengan persentase 100 % dari jumlah keseluruhan siswa. Hasil tersebut menunjukkan sudah adanya peningkatan hasil belajar Matematika, hasil yang diperoleh tersebut sudah memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditentukan peneliti sebesar 90 %. Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.16 dapat dilihat pada diagram 4.18 berikut :

100%

Tuntas

Gambar 4.18 Diagram Ketuntasan Belajar Siklus II

4.1.3.4 Refleksi Siklus II

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus II dari pertemuan pertama, kedua, dan ketiga, maka selanjutnya diadakan refleksi atas pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus II. Hasil refleksi diambil dari hasil observasi yang dilaksanakan pada siklus II. Refleksi ini digunakan sebagai bahan perbaikan dengan membandingkan hasil tindakan selama proses pembelajaran dengan

indikator aktivitas yang telah ditetapkan. Selain itu kegiatan refleksi juga dilakukan untuk mengetahui manfaat dari tindakan pembelajaran menggunakan model Project Based Learning. Kegiatan refleksi diadakan dalam bentuk diskusi, diskusi ini dilakukan oleh peneliti dan guru observer serta perwakilan dari beberapa siswa kelas 5. Kegiatan diskusi tersebut berisi tentang evaluasi pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model Project Based Learning, evaluasi tersebut ditujukan bagi peneliti dan guru observer serta siswa. Dari diskusi yang dilakukan diketahui bahwa dengan melaksanakan kegiatan guru telah menerapkan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Project Based Learning dengan sangat baik. Selain itu siswa dengan kegiatan membuat proyek, siswa merasa suasana pembelajaran lebih menyenangkan dan tidak membosankan lagi serta hasil belajar siswa meningkat.

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh melalui hasil observasi aktivitas guru pada siklus II pertemuan pertama aktivitas guru yang mendapat skor 0 sebanyak 1 item, indikator dengan jumlah skor 1 sebanyak 13 item sehingga jumlah skor yang diperoleh 13. Pada siklus II pertemuan kedua indikator aktivitas guru yang mendapat skor 0 sebanyak 0 item, indikator dengan jumlah skor 1 sebanyak 14 item sehingga jumlah skor yang diperoleh 14.

Hasil observasi dengan indikator penilaian aktivitas guru sebanyak 14 item, hasil persentase aktivitas guru pertemuan pertama sebesar 92,85 %, selanjutnya pertemuan kedua meingkat menjadi 100 %. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram 4.18 peningkatan persentase hasil observasi aktivitas guru siklus I pertemuan I dan II sebagai berikut :

Pertemuan I

Pertemuan II

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran NHT (Number Head Together) dan Model Pembelajaran TPS (Think Pair Share) terhadap Hasil Belajar Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat pada Siswa Kelas

0 0 17

BAB I PENDAHULUAN 1.1 - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Penerapan Model Pembelajaran VCT (Value Clarification Technique) dengan Pembelajaran Konvensional Ditinjau dari Hasil Belajar Ranah Afektif pada Mata Pelajaran

0 0 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di SD 2.1.1.1 Pengertian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Penerapan Model Pembelajaran VCT (Value Clarification Technique) denga

0 0 26

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis, Desain dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Penerapan Model Pembelajaran VCT (Value Clarification Technique) dengan Pembelajaran Konvens

0 1 18

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Penerapan Model Pembelajaran VCT (Value Clarification Technique) dengan Pembelajaran Konvensional Ditinjau dari Hasil Belajar Ranah Afektif pa

0 0 28

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Penerapan Model Pembelajaran VCT (Value Clarification Technique) dengan Pembelajaran Konvensional Ditinjau dari Hasil Belajar Ranah Afektif pada Mata Pelajaran PKn Kelas Tinggi SDN Ge

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Penerapan Model Pembelajaran VCT (Value Clarification Technique) dengan Pembelajaran Konvensional Ditinjau dari Hasil Belajar Ranah Afektif pada Mata Pelajaran PKn Kelas Tinggi SDN Ge

0 0 54

BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Proses dan Hasil Belajar Matematika Menggunakan Model Project Based Learning pada Siswa Kelas 5 SD Negeri Candirejo 01 Kecamatan Tuntang Semester I Tahun

0 0 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Proses dan Hasil Belajar Matematika Menggunakan Model Project Based Learning pada Siswa Kelas 5 SD Negeri Candirejo 01 Kecamatan Tuntang Semester I Ta

0 1 15

BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Proses dan Hasil Belajar Matematika Menggunakan Model Project Based Learning pada Siswa Kelas 5 SD Negeri Candirejo 01 Kecamatan Tuntang Semester

0 0 20