Pelaksanaan Penelitian

2.3 Uji sebar pasta mortar

Syarat diameter rata-rata (dr) dari hasil uji sebar adalah 1 1,15 kali diameter semula (ds). Diameter cincin meja uji sebar adalah 100 mm, jadi diameter rata-rata maksimum yang diijinkan adalah 115 mm. Langkah-langkah dalam uji sebar mortar adalah sebagai berikut:

a. Setelah pasta mortar sudah diaduk dan siap digunakan, siapkan alat uji sebar mortar.

b. Letakkan cincin sebar di atas meja sebar, lalu isi dengan pasta mortar hingga kurang lebih ½ dari cincin, padatkan dengan alat pemadat kurang lebih 20 kali tumbukan. Pengisian dilakukan dalam 2 lapis, setiap lapis harus dipadatkan.

c. Ratakan permukaan atas mortar dalam cincin sebar dan bersihkan mortar yang menempel pada sisi luar cincin dan pada meja sebar.

d. Angkat cincin sebar perlahan-lahan sehingga di atas meja sebar terbentuk kerucut terpancung.

e. Meja sebar digetarkan sebanyak 25 kali selama 15 detik dengan tinggi jatuh meja ½ inchi atau 12,7 mm.

f. Ukur diameter bawah mortar di atas meja sebar, minimal dari 4 arah yang berbeda, lalu hitung diameter rata-rata (dr) mortar.

g. Jika hasil diameter rata-rata mortar lebih dari 115 mm, maka pengujian diulangi dengan menambah atau mengurangi pemakaian air dalam mortar.

2.4 Pembuatan benda uji mortar

Setelah pembuatan adukan mortar selesai dilakukan tahap selanjutnya adalah pembuatan benda uji mortar. Langkah pembuatan benda uji mortar adalah sebagai berikut ( Andoyo,2002 ) :

a. Mengaduk kembali mortar yang ada didalam mangkok dengan sendok pengaduk selama ± 15 menit.

b. Memasukkan mortar kedalam cetakan kubus, pengisian cetakan dilakukan sebanyak 2 lapis dan setiap lapis dipadatkan ± 32 kali. Pencetakan kubus mortar harus sudah dimulai paling lama 2 ½ menit setelah pengadukan.

c. Meratakan permukaan kubus mortar dengan menggunakan sendok perata.

d. Setelah itu cetakan dibuka dan mortar dibiarkan selama 24 jam.

e. Mengumpulkan kubus kubus mortar untuk disimpan di tempat tertentu untuk masa perawatan benda uji.

3. Perawatan Benda Uji Mortar

Perawatan benda uji mortar dilakukan selama 90 hari dengan menyimpannya di tempat yang lembab. Masa perawatan diperkirakan sekitar 90 hari karena mortar tersebut menggunakan bahan tambah pozolan, di mana bahan yang mengandung pozolon bila dipakai sebagai pengganti semen portland laju kenaikan kekuatannya lebih lambat daripada beton normal, dan baru dapat lebih tinggi kekuatanya sesudah umur 90 hari (Tjokrodimuljo,1996).

4. Pengujian Mortar

4.1 Pengujian kuat tekan mortar

Langkah langkah pengujian tekan kubus mortar adalah sebagai berikut :

a. Masing-masing benda uji diukur panjang, lebar, tingginya dan ditimbang beratnya serta hitung luas bidang tekannya ( A )

b. Letakkan benda uji pada mesin uji tekan secara simetris, Jalankan mesin tekan dengan penambahan berat yang konstan. Perhatikan jarum manometer yang menunjukkan kenaikan kuat tekan yang terjadi.

Mesin Penekan

Plat Landasan

Mortar

Plat Landasan

Gambar 3.1 Pengujian Kuat Tekan Mortar

c. Lakukan pembebanan sampai benda uji hancur (beban maksimum), kemudian baca beban maksimum yang dapat ditahan benda uji dengan melihat jarum manometer.

4.2 Pengujian serapan air mortar

Langkah langkah pengujian serapan air mortar adalah sebagai berikut :

a. Mortar yang telah berumur 90 hari direndam dalam air selama 24 jam setelah 24 jam

benda uji diangkat dan dilap kemudian ditimbang (W 2 )

b. Benda uji dimasukkan oven dengan suhu 110 o

C selama 24 jam.

c. Setelah 24 jam, mortar dikeluarkan dari oven dan didinginkan selama beberapa menit,

dibiarkan kering udara kemudian ditimbang beratnya (W 1 ).

4.3 Pengujian kuat tarik mortar

Langkah langkah pengujian kuat tarik mortar adalah sebagai berikut :

a. Membuat mortar seperti angka delapan dengan 5 buah benda uji untuk masing masing variasi

b. Setelah mortar berumur 90 hari dilakukan pengujian tarik dengan alat uji Cement Briquettes .

Gambar 3.2 Alat uji tarik mortar (Cement Briquettes)

5. Perhitungan Hasil Penelitian

5.1 Berat Jenis Pasir

BulkSpesif ikGrafity

( .................................. (3-1)

BulkSpesif ikGrafity SSD =

( .................................. (3-2)

Apparent Spesifik Grafity =

( ................................... (3-3)

Absorbsi

x 100 % ................................... (3-4)

Dimana, W 3 = Berat piknometer berisi pasir dan air (gram)

W 2 = Berat pasir setelah kering oven (gram) W 1 = Berat piknometer berisi air (gram) W 0 = Berat pasir 500 gram dalam keadaan kering permukaan (gram)

5.2 Kandungan Lumpur Pada Pasir

Kandungan Lumpur = x 100 % ................................... (3-5)

Dimana : W 1 = Berat pasir kering oven (gram)

W 2 = Berat pasir kering setelah di cuci (gram)

W 3 = berat piknometer berisi trass dan air (gram) W 4 = berat piknometer berisi air (gram)

5.6 Kadar Air Tras

Kadar air trass = x 100 % ............................... (3-13)

Dimana : W 1 = berat trass sebelum dioven (gram) W 2 = berat cawan berisi trass setelah kering oven (gram) W 3 = berat cawan (gram)

5.7 Kuat Tekan Mortar

fc = ...................................................................................... (3-14) A

Dimana :

fc 2 = kuat tekan mortar (kg/cm ) P = beban maksimum (kg)

A 2 = luas penampang mortar (cm )

5.8 Serapan Air Mortar

W 2 − W 1 Serapan air =

x 100 % ................................................ (3-15) W 1

Dimana : W 1 = Berat mortar dalam keadaan kering mutlak (dioven) (kg)

W 2 = Berat mortar setelah direndam (kg)

5.9 Kuat Tarik Mortar

f trk = .................................................................................... (3-16) A

Dimana :

F 2 trk = kuat tekan mortar (kg/cm ) P = beban maksimum (kg)

A 2 = luas penampang mortar (cm )