Klasifikasi Utang dan Struktur Modal di PT CLS
4.1 Klasifikasi Utang dan Struktur Modal di PT CLS
PT CLS merupakan perusahaan yang bergerak dibidang perdagangan office equipment & supplies yang mempunyai kantor pusat di Cakung, Jakarta Timur. PT CLS telah berdiri dan diaudit oleh KAP sejak tahun 2012 saat perusahaan memulai pembangunan kawasan industri di Purwakarta, Jawa Barat. PT CLS mulai beroperasi dan memperoleh pendapatan pada tahun 2014.
Sebagai perusahaan yang bergerak pada bidang industri manufaktur dan dalam tahap pengembangan pembangunan pabrik, PT CLS membutuhkan dana dari pihak internal (pemegang saham) maupun dana dari pihak ketiga atau dana dari bank dalam proses pembangunan kawasan industri yang telah direncanakan oleh manajemen PT CLS maupun manajemen pemegang saham. Sehingga PT CLS mempunyai kewajiban yang diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang, serta memiliki modal yang diklasifikasikan sebagai modal saham dan laba ditahan perusahaan. Berikut ini penjelasan lebih lanjut mengenai klasifikasi mengenai kewajiban dan modal tersebut :
39 Universitas Indonesia
1. Kewajiban Jangka Pendek
Kewajiban jangka pendek PT CLS merupakan utang yang sebagian timbul dari transaksi dengan pihak ketiga maupun PT BCF. Kewajiban jangka pendek PT CLS dibagi menjadi :
• Utang Bank Utang bank PT CLS merupakan utang yang dimiliki sejak Januari 2014.
PT CLS mengajukan kredit kepada PT Bank MB dengan jangka waktu 1 (satu) tahun untuk biaya pembangunan infrastruktur pabrik di Purwakarta. PT CLS mengajukan kredit dengan menjaminkan deposito perusahaan pemegang saham mayoritas, PT BCF.
• Biaya yang masih harus dibayar Biaya yang masih harus dibayar PT CLS merupakan kewajiban yang
timbul atas pembayaran jasa profesional dalam melakukan audit terhadap PT CLS.
• Utang Pajak Utang pajak merupakan kewajiban PT CLS atas PPh Pasal 23 sejak tahun 2013 yang diperoleh dari adjustment auditor independen.
• Utang bunga Utang bunga PT CLS merupakan kewajiban yang diperoleh perusahaan sejak tahun 1998 dari PT BCF atas pinjaman yang diberikan kepada PT CLS. Utang bunga telah ditentukan sesuai dengan perhitungan yang dilakukan oleh PT BCF.
2. Kewajiban Jangka Panjang
Kewajiban jangka panjang berasal dari transaksi antara PT CLS dengan PT BCF mengenai pembiayaan pembangun yang sedang berlangsung di Purwakarta. Kewajiban jangka panjang PT CLS dibagi menjadi :
• Pinjaman dari Pemegang saham Pinjaman dari pemegang saham merupakan kewajiban yang diperoleh dari PT BCF untuk melakukan proses pembelian tanah dan pembangunan bangunan dan infrastruktur perseroan. Pinjaman terhadap pemegang saham ini tidak mempunyai jaminan dan tanpa jadual pengembalian yang tetap. Pinjaman dari pemegang saham sudah terjadi sejak tahun 2012 silam.
Universitas Indonesia
Kewajiban jangka panjang ini timbul karena PT BCF hanya memberikan modal setoran awal, dijelaskan, tetapi dalam proses pengembangan pembangunan PT BCF memberikan pinjaman kepada PT CLS. Berikut ini rincian penjelasan mengenai pinjaman dari pemegang saham pada tahun 2012-2014.
Tabel 4.1. Pinjaman dari Pemegang Saham tahun 2012-2014
Pinjaman dari Pemegang Saham Jumlah
Tahun (Rp)
Sumber : Data klien yang telah diolah kembali
Dari tabel pinjaman dari pemegang saham menunjukan pada tahun 2012 ke tahun 2013 pinjaman PT CLS mengalami peningkatan, tetapi pada tahun 2013 ke tahun 2014 pinjaman dari pemegang saham telah menurun karena PT CLS telah membayar pinjaman dari pemegang saham. Berikut ini rincian pinjaman yang dilakukan PT CLS pada tahun 2014 kepada pemegang saham.
Tabel 4.2. Rincian Pinjaman dari Pemegang Saham tahun 2014
Rincian Pinjaman dari PT BCF Tahun 2014 Jumlah
Bulan
(Rp)
Januari 202.500.000 May
Sumber : Data klien yang telah diolah kembali
Universitas Indonesia
PT CLS melakukan pinjaman kepada pemegang saham pada bulan-bulan tertentu saja pada saat invoices dari kontraktor pembangunan ditagihkan kepada PT CLS. Tetapi pada tahun 2014 telah membayar pinjaman kepada PT BCF sebesar Rp45.000.000.000 pada bulan Januari 2014.
• Jaminan sewa Jaminan sewa merupakan kewajiban yang timbul dari transaksi dengan PT
BCF. Jaminan sewa merupakan dana yang diberikan dari PT BCF terhadap PT CLS dikarenakan PT BCF melakukan sewa gudang dengan jangka waktu 5 tahun di Purwakarta, Jawa Barat.
3. Modal Perusahaan
Struktur modal perusahaan yang dimiliki PT CLS terdiri dari modal saham serta laba ditahan yang diperoleh sejak tahun 2012 silam. Penjelasan struktur modal PT CLS sebagai berikut :
• Modal Saham Modal Saham merupakan setoran modal pertama yang diperoleh dari
pemegang saham pada saat perusahaan berdiri. Modal saham PT CLS pada tanggal 31 Desember 2014 senilai Rp 300.000.000. Pemegang modal saham mayoritas PT CLS adalah PT BCF senilai Rp 298.500.000 dan Ny. ND sebagai pemegang saham minoritas senilai Rp 1.500.000, seperti halaman 8 pada gambar 2.2 .
• Laba ditahan Laba ditahan merupakan akumulasi laba/defisit yang diperoleh PT CLS semenjak melakukan kegiatan operasional maupun pembangunan infrastruktur perusahaan. Pada tahun 2014 PT CLS mendapatkan laba sebesar Rp370.399.197 (Audited), tetapi laba ditahan perusahaan masih defisit karena pada tahun 2013 PT CLS masih mendapatkan kerugian sebesar Rp4.995.417.228 (Audited) dari kegiatan usaha yang dilakukan. Berikut perhitungan laba/defisit pada tahun 2014 (Unaudited) pada tabel
4.3 di halaman 43 :
Universitas Indonesia
Tabel 4.3. Perhitungan Laba/Defisit tahun 2014
Perhitungan Laba/Defisit Tahun 2014 (Unaudited)
Laba / Defisit
Lain-lain
Rp 2.772.000.000 - Rp 4.451.812.946 + Rp 26.941.976 = Rp (1.652.870.970) Sumber : Data klien yang telah diolah kembali
Pada tabel 4.3 di atas dari hasil perhitungan awal sebelum diaudit oleh auditor, PT CLS mengalami kerugian sebesar Rp1.652.870.970 karena beban yang dimiliki PT CLS sebesar Rp4.451.812.946 sedangkan pendapatan yang diperoleh dari sewa gudang Purwakarta hanya sebesar Rp2.772.000.000.