UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT ATAS UTANG d

UNIVERSITAS INDONESIA

AUDIT ATAS UTANG dan MODAL PT CLS

(Industri Manufaktur)

KARYA AKHIR

ANDHIKA SUHUD 1206281921

PROGRAM VOKASI PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPOK JUNI 2014

UNIVERSITAS INDONESIA

AUDIT ATAS UTANG dan MODAL PT CLS (Industri Manufaktur) KARYA AKHIR

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya

ANDHIKA SUHUD 1206281921

PROGRAM VOKASI PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPOK JUNI 2014

LEMBAR PERSETUJUAN KARYA AKHIR

Karya akhir ini diajukan oleh : Nama

: Andhika Suhud

NPM

Program Studi

: Vokasi Akuntansi

Kekhususan

: Akuntansi Keuangan

Judul Karya Akhir : Audit atas Utang dan Modal PT CLS

Karya akhir ini diajukan sebagai salah satu prasyarat wajib untuk mengikuti ujian sidang karya akhir, serta telah disetujui dan ditandatangani dosen pembimbing yang bersangkutan.

Depok, 01 Juni 2015 Dosen Pembimbing

Birawani Dwi Anggraeni, SE., Ak., M.SM.

ii

Universitas Indonesia

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya Akhir ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.

Nama

: Andhika Suhud

NPM

Tanda Tangan

Universitas Indonesia

HALAMAN PENGESAHAN

Karya akhir ini diajukan oleh : Nama

: Andhika Suhud

NPM

Program Studi

: Vokasi Akuntansi Keuangan

Judul Karya Akhir : Audit atas Utang dan Modal PT CLS

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Ahli Madya pada Program Studi Vokasi Akuntansi Universitas Indonesia.

DEWAN PENGUJI

NAMA

TANDA TANGAN

Pembimbing : Birawani Dwi Anggraeni, SE., Ak., M.SM. (………………..)

Penguji : (………………..)

Ditetapkan di : Program Vokasi Universitas Indonesia

Tanggal : Juni 2015

iv

Universitas Indonesia

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena atas kasih karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan karya akhir yang berjudul “Audit atas Utang dan Modal PT CLS”. Maksud dan tujuan dibuatnya laporan magang ini adalah dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Ahli Madya Akuntansi pada Program Vokasi Akuntansi Universitas Indonesia.

Penulis menyadari bahwa penulis tidak akan dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini tanpa bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Ibu Sandra Aulia S.E., M.S.Ak., CA selaku Ketua Program Vokasi Akuntansi Universitas Indonesia, serta selaku pembimbing akademis selama masa kuliah di Program Vokasi Akuntansi Keuangan;

2. Ibu Birawani Dwi Anggraeni, SE., Ak., M.SM. selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan penulis dalam penyusunan karya akhir ini;

3. Bapa, Mama, dan Adik, P. Situmorang, Riasari G. Sianturi, Kaem, serta keluarga tercinta yang senantiasa selalu mendoakan, mendukung, dan memberikan dukungan moril serta material kepada penulis;

4. Seluruh dosen dan staf pengajar Program Vokasi Akuntansi Universitas Indonesia yang sudah berkontribusi memberikan ilmu yang bermanfaat selama masa perkuliahan.

5. KAP Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo, dan Rekan tempat penulis melakukan prosesi magang, yang telah memberikan kesempatan yang berharga dan pengalaman langsung menjadi auditor. Selaku Manager in charge, Pak Wisnu Adi Nugroho; Supervisor, Bang Vidi; Senior, Kak Kristin; Teman selama di klien Ekin dan Tiara yang telah memberikan arahan dengan sabar kepada penulis. Serta kepada Mba Lily selaku bagian hrd dan Pak Ngadiman selaku penjaga kantor yg selalu memberikan sapaan dan senyum semangat pagi kepada penulis.

6. Teman-teman selama magang di KAP KNTR dari vokasi maupun dari diluar vokasi yang membuat proses magang menjadi tidak terasa berat

Universitas Indonesia Universitas Indonesia

7. Sahabat-sahabat penulis selama di Vokasi Akuntansi terutama Rafi Gocer, Zae, Wildan, Gusti, Irvan, Ghani. Sahabat yang menemani saat membuat karya akhir Dyla, Resita, Qisty, Nisa, Dela. Sahabat Divisi Pendidikan Bimil, Fatakhi, Manda, Dhiyana, Hanan, Rafi Noer, Jefry, Tiqoh, Sarah Diba, Hana, Puspa dan lainnya. Teman-teman di AK B Dhia, Vania, Hesti, Icha Hayyu, Retno, Pance, Reza, Erni, Putri, Rindi, Angga, Rezki, dan lainnya atas segala doa serta dukungan, kasih sayang, serta canda tawa yang diberikan selama perkuliahan.

8. Seluruh Teman-teman Vokasi Akuntansi angkatan 2012 yang telah menjadi bagian dari keluarga dan memberikan motivasi dalam penyelesaian karya akhir serta memberikan bantuan dalam bidang akademis dan non-akademis selama masa perkuliahan.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari sempurna, karena itu penulis menghargai serta mengharapkan saran-saran perbaikan dan kritik yang membangun guna memperbaiki tugas akhir ini. Penulis berharap laporan karya akhir ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca dan membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.

Depok, Juni 2015

Andhika Suhud

vi

Universitas Indonesia

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya bertandatangan di bawah ini: Nama

Andhika Suhud

NPM

Program Studi

Vokasi Akuntansi Keuangan

Jenis Karya

Karya Akhir

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Non- Eksklusif (Non-exclusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:

AUDIT ATAS UTANG DAN MODAL PT CLS

Dengan Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/ format-kan, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data (database), medistribusikannya, dan menampilkan/ mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/ pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta dalam karya ilmiah ini menjadi tanggungjawab saya pribadi.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di

: Program Vokasi, Depok

Tanggal

: 01 Juni 2015

Yang menyatakan

(Andhika Suhud)

vii

Universitas Indonesia

ABSTRAK

Nama

: Andhika Suhud

Program Studi

: Vokasi Akuntansi Keuangan

Judul

: Audit atas Utang dan Modal PT CLS

Karya akhir ini berisi mengenai audit atas utang dan modal PT CLS yang bergerak dalam bidang manufaktur office equipment & supplies. PT CLS memiliki Going Concern yang masih diragukan untuk tahun kedepan, karena dalam perhitungan Debt to Equity Ratio dari hasil perhitungan utang yang dimiliki PT CLS tidak sebanding dengan struktur modal PT CLS. PT CLS memiliki saldo total utang setelah dilakukan audit sebesar Rp87.877.001.238 dan memiliki total struktur modal sebesar Rp(6.822.726.645). PT CLS telah melakukan pencatatan akuntansi dengan baik, karena semua bukti transaksi tersimpan dengan baik dan teratur. Pengendalian internal yang dimiliki oleh PT CLS sudah baik, tetapi PT CLS belum memiliki flowchart untuk setiap transaksi perusahaan. Prosedur audit yang dilakukan seperti, membuat lead schedule, melakukan analytical review, mengirimkan konfirmasi, dan melakukan tes kontrol bertujuan untuk memastikan perusahaan telah menyajikan akun utang dan modal secara benar dan wajar. Hasil dari laporan karya akhir ini menunjukkan bahwa PT CLS dinilai telah menyajikan dan melaporkan nilai utang dan modal dengan wajar pada laporan keuangan PT CLS periode 31 Desember 2014.

Kata kunci : Utang dan modal, Going Concern, Debt to Equity Ratio, Pengendalian internal, PT CLS

viii

Universitas Indonesia

ABSTRACT

Name

: Andhika Suhud

Study Program

: Vocational Financial of Accounting

Title

: Audit of Debt and Capital PT CLS

This final report contains the audit of debt and capital of PT CLS which engaged in the manufacture of office equipment and supplies. Going Concern of PT CLS is still doubtful for the next years ahead, because in the calculation of Debt to Equity Ratio from the calculation of debt is not comparable to the capital structure of PT CLS. From audited, PT CLS has a total debt balance of Rp. 87.877.001.238 and total capital structure of Rp. (6,822,726,645). PT CLS has implemented a good accounting records, because all the transaction evidences stored properly. Internal control of PT CLS is already good, but PT CLS didn’t have flowchart yet for each company transaction. Procedure of audit performed were making lead schedule, doing analytical review, sending confirmation and doing test of controls that aimed to ensure PT CLS had presented the debt and capital accounts with true and fair. The results of this final report indicated that PT CLS have presented and reported the value of debt and capital with reasonable (fair) in the Financial Report of December 31, 2014.

Key words : Debt and capital, Going Concern, Debt to Equity Ratio, Internal control, PT CLS

ix

Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengelolaan Perseroan Terbatas pada dasarnya bertujuan untuk membuat perusahaan memiliki nilai perusahaan yang tinggi dalam bidang bisnis perusahaan tersebut. Untuk mengembangkan perusahaan tentunya memerlukan modal dari para investor saham dalam sumber pendanaan perusahaan tersebut. Keberadaan entitas bisnis merupakan ciri dari sebuah lingkungan ekonomi yang dalam jangka panjang bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup (going concern) perusahaan. Kelangsungan hidup suatu usaha selalu dihubungkan dengan kemampuan manajemen dalam mengelola sumber pendanaan perusahaan agar bertahan hidup.

Going concern adalah kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya. Suatu entitas bisnis dalam menjalankan usahanya tidak hanya menghasilkan keuntungan seoptimal mungkin, tetapi juga bertujuan menjaga going concern perusahaan. Kelangsungan hidup perusahaan dipengaruhi oleh sumber modal atau pendanaan yang diterima untuk membuat perusahaan terus beroperasi secara maksimal.

Sumber pendanaan perusahaan sebagai modal dapat berasal dari pihak berelasi ataupun pihak ketiga. Sumber pendanaan dari pihak berelasi diterima dalam bentuk penanaman modal saham atau pemberian dana kepada entitas perusahaan. Sumber dana dari pihak ketiga dapat dilakukan dengan melakukan peminjaman uang ke bank dengan sebuah jaminan atau tanpa jaminan.

Utang dalam akuntansi adalah sebuah kewajiban yang harus dilunasi atau pelayanan yang harus dilakukan pada masa mendatang. Utang dibagi dalam dua golongan, yaitu : (a). Utang lancar, merupakan kewajiban yang dapat dilunasi dalam waktu jangka pendek; (b). Utang tidak lancar, merupakan kewajiban yang tidak dapat dipenuhi dalam satu tahun. Biasanya terdiri dari hutang jangka panjang, Utang obligasi, dll.

1 Universitas Indonesia

2 Utang diukur dengan Debt Equity Ratio (DER), karena DER menunjukkan

struktur permodalan suatu perusahaan, semakin besar DER menunjukan struktur permodalan usaha lebih banyak memanfaatkan hutang terhadap ekuitas. Semakin besar DER mencerminkan risiko perusahaan yang relatif tinggi.

PT CLS adalah perusahaan yang bergerak dalam usaha kawasan industri manufaktur. PT CLS sedang dalam proses tahap pengembangan dan pengolahan kawasan secara besar-besaran. Kawasan industri yang ingin dikembangkan oleh PT CLS menggunakan dana yang dipinjamkan oleh perusahaan induk, PT BCF pemegang saham terbesar, dan melakukan peminjaman dana ke pihak ketiga melalui Bank. Pengembangan kawasan industri yang dilakukan secara besar dikarenakan PT CLS menghindarai pencabutan atas hak guna usaha dan hak pakai atas tanah oleh Pemerintah.

PT CLS melakukan peminjaman dana dari pihak ketiga dengan sebuah jaminan deposito pemegang saham, karena PT CLS bertujuan untuk membayar hutang dan hutang bunga terhadap pemegang saham yang dimiliki sejak tahun 1999.

Salah satu kegiatan bisnis PT CLS untuk memperoleh pendapatan adalah memberikan fasilitas sewa gedung yang dimiliki kepada PT BCF selaku induk perusahaan. PT CLS memiliki aset tetap seperti tanah, gedung, dan instalasi listrik yang diklasifikasikan sebagai properti investasi, karena aset tetap tersebut menghasilkan pendapatan bagi perusahaan.

Dari uraian-uraian di atas, maka dapat dilihat pentingnya audit atas pencatatan hutang dan modal. Untuk itu, penulis tertarik untuk melakukan prosedur audit lebih lanjut mengenai masalah tersebut dengan mengambil judul “Audit atas Utang dan Modal PT CLS” yang bergerak di bidang manufaktur.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Apakah going concern PT CLS diragukan agar perusahaan dapat terus beroperasi?

Universitas Indonesia

2. Apakah dengan Debt to Equity Ratio (DER) yang tinggi PT CLS dapat menarik para investor untuk berinvestasi?

3. Apakah tindakan manajemen perusahaan yang dilakukan membayar utang pemegang saham?

4. Apakah tindakan dan tanggunga jawab auditor dalam melakukan audit kepada PT CLS?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dalam melakukan penulisan Laporan Akhir ini adalah :

1. Memberikan informasi mengenai going concern PT CLS untuk tahun berikutnya.

2. Untuk memberikan informasi tentang Debt to Equity Ratio yang memungkin para investor mau berinvestasi terhadap sebuah perusahaan.

3. Untuk memeriksa pengedalian internal atas utang dan modal yang dimiliki oleh PT CLS.

4. Untuk memeriksa apakah prosedur audit atas utang dan modal yang dilakukan auditor telah sesuai dengan standar audit.

5. Untuk memeriksa pengakuan dan pencatatan akuntansi terhadap utang dan modal yang dilakukan oleh PT CLS.

1.4 Ruang Lingkup Penulisan

Penulis mengawali kegiatan magang dengan mengikuti training singkat yang dilaksanakan selama 1 hari di kantor KAP KNTR untuk memberikan gambaran secara nyata standard yang diberlakukan oleh KAP tersebut. Selanjutnya, selama proses magang berlangsung penulis diberikan tugas untuk mengaudit 3 Perusahaan yang berbeda, yaitu PT BCF, PT BCV, dan PT CLS. 

PT BCF berlokasi di daerah Cakung, Jakarta Timur. PT BCF adalah perusahaan yang bergerak di bidang penjualan bahan – bahan pembuat steel door, office equipment, lemari besi. Penulis melaksanakan tugas audit di PT BCF mulai tanggal 6 Januari 2014 sampai dengan 16 Maret 2014. Proses audit dilakukan langsung di kantor perusahaan cabang Jakarta yaitu di PT BCF selama 3 bulan.

Universitas Indonesia

4 Prosedur audit yang dilakukan adalah membuat surat konfirmasi atas Account

Receivable, Capital Stock, Bank and Loans, vouching, rekap pajak, test of control & cut off pada penjualan dan pembelian, menyusun working paper, membuat lead schedule, menyiapkan draft laporan audit dan juga footing. 

PT BCV berlokasi di daerah Cakung, Jakarta Timur. PT BCV adalah perusahaan yang bergerak di bidang penjualan bahan – bahan pembuat teralis besi, pagar besi, dan kawat besi. Prosedur audit yang dilakukan adalah membuat surat konfirmasi atas Account Receivable, Capital Stock, Bank and Loans, vouching, rekap pajak.

 PT CLS berlokasi di daerah Purwakarta, Jawa Barat. PT CLS berkantor pusat di Cakung, Jakarta Timur. Proses audit dilakukan langsung di kantor pusat Jakarta yaitu di PT BCF selama 3 bulan. Prosedur audit yang dilakukan adalah membuat surat konfirmasi atas Account Receivable, Capital Stock, Bank and Loans, vouching, rekap pajak, menyusun working paper, membuat lead schedule, menyiapkan draft laporan audit dan juga footing.

1.5 Metodologi Penulisan Karya Akhir

Dalam memperoleh data yang dijadikan sebagai bahan penulisan karya akhir, Penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut: a)

Wawancara (Interview) Metode ini dilakukan dengan cara melakukan tanya jawab secara langsung dengan pihak yang terkait di PT CLS dengan masalah yang dihadapi. b)

Pengamatan (Observation) Pengamatan ini merupakan salah satu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati langsung kegiatan yang sedang dilakukan. Dalam hal ini dilakukan pengamatan terhadap ada atau tidaknya dokumen yang mendukung tentang hutang dan modal PT CLS c)

Tinjauan Pustaka (Library Research) Tinjauan pustaka merupakan metode yang dilakukan dengan cara membaca, mencatat, dan mengutip sehingga mendukung pengumpulan data yang berhubungan dengan penulisan dari buku-buku akuntansi, internet dan sumber bacaan lainnya.

Universitas Indonesia

1.6 Sistematika Penulisan Karya Akhir

Dalam penulisan karya akhir, Penulis membagi materi menjadi lima bab, dimana setiap bab dibagi menjadi beberapa sub-bab untuk mempermudah Penulis dalam menyelesaikan karya akhir serta pembacanya. Sistematika penulisan karya akhir sebagai berikut:

Bab 1 Pendahuluan

Di dalam bab ini penulis menjelaskan mengenai latar belakang masalah topik karya akhir, tempat dan waktu pelaksanaan penelitian, maksud dan tujuan penulisan laporan, ruang lingkup penulisan laporan dan juga sistematika penulisan laporan karya akhir.

Bab 2 Gambaran Umum Perusahaan

Bab ini penulis menguraikan mengenai profil perusahaan klien yang penulis angkat dalam laporan ini, yaitu PT CLS, lalu mengenai sejarah perusahaan, visi dan misi perusahaan, persentase pemiliki saham perusahaan, produk usaha perusahaan, jumlah karyawan perusahaan, ikhtisar laporan keuangan PT CLS, serta rasio keuangan mengenai hutang dan modal yang dimiliki PT CLS.

Bab 3 Landasan Teori

Bab ini menguraikan pengertian hutang dan modal, jenis-jenis utang, pengakuan utang dan modal, pengakuan penyajian utang dan modal, cara pencatatan utang, pengendalian internal, fase pelaksanaan audit, materialitas, dan tujuan audit terkait saldo pada akun utang dan modal.

Bab 4 Pembahasan

Bab ini berisi tentang klasifikasi utang dan modal oleh PT CLS, pencatatan akuntansi yang digunakan oleh PT CLS, pengendalian internal yang dilakukan oleh PT CLS, prosedur audit atas utang dan modal, serta hal-hal yang dijalankan penulis selama melakukan pemeriksaan akuntansi (audit) di PT CLS.

Bab 5 Kesimpulan dan saran

Bab ini berisi kesimpulan dari keseluran isi yang meliputi analisa gambaran umum perusahaan dan kegiatan yang dilakukan pada saat magang serta saran- saran membangun yang diberikan oleh penulis kepada PT CLS, Program Vokasi Akuntansi Universitas Indonesia dan KAP ACV&R berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang didapat oleh penulis selama magang.

Universitas Indonesia

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Perusahaan

PT CLS (“Perseroan”) didirikan di Indonesia berdasarkan akta Notaris Vathiah Selmi, S.H. No. 3 tanggal 16 November 1996. Akta Pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-11.263.HT.01.01.Th.96 tanggal 23 Desember 1996. Perubahan Anggaran Dasar terakhir dengan akta notaris Alang, S.H., No. 13 tanggal

28 September 2009 mengenai peningkatan modal dasar dan modal ditempatkan dan disetor penuh. Perubahan tersebut telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No.AHU- 52223.AH.01.02 tahun 2009 tanggal 28 Oktober 2009.

Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan, lingkup kegiatan Perseroan meliputi perdagangan umum, pemborong, pengangkutan, perwakilan/peragenan, jasa pelayanan, agrobisnis, pemukiman (real estate), pertambangan dan pengelolaan kawasan industri.

Perseroan berkedudukan di Jalan Raya Bekasi, Km. 24,5, Cakung, Jakarta Timur. Pada April 2014, Perseroan memulai kegiatan komersial berupa penyewaan bangunan pabrik dan melanjutkan proses pengolahan tanah dan pembangunan infrastruktur.

Pada tanggal 7 Desember 2011 dalam surat persetujuan prinsip yang dikeluarkan oleh Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, nomor 530/06223-BPMPTSP/IUKI/XII/2011, Pemerintah kabupaten Purwakarta, Perseroan mendapat perpanjangan ijin usaha kawasan industri dan ijin perluasan kawasan industri, dan berlaku selama Perseroan masih melaksanakan pengusahaan kawasan industri.

6 Universitas Indonesia

2.2 Profil Perusahaan Klien (PT CLS)

2.2.1 Struktur Grup Perusahaan

PT CLS merupakan salah satu perusahaan yang tergabung di dalam LIEM Group dan merupakan entitas anak dari PT BCF. Adapun struktur LIEM Group dijelaskan pada gambar 2.1.

Gambar 2.1 : Struktur LIEM Group

Sumber : Data klien yang telah diolah kembali

2.2.2 Struktur Organisasi Perusahaan

Pemegang saham mayoritas dan minoritas PT CLS berturut-turut dimiliki oleh PT. BCF (99,5%) dan Ny. ND (0,5%). Persentase kepemilikan saham PT CLS digambarkan pada gambar 2.2.

Gambar 2.2 : Persentase Kepemilikan Saham

Sumber : Data klien yang telah diolah kembali

Universitas Indonesia

PT CLS memiliki struktur organisasi yang terdiri dari komisaris, presiden direktur, dan direktur. Berikut rincian susunan komisaris dan direksi per 31 Desember 2014 :

• Komisaris

: ND

• Presiden Direktur

Struktur organisasi PT. CLS digambarkan pada gambar 2.3

Komisaris

ND

Presiden Direktur

Gambar 2.3 Struktur Organisasi PT CLS

Sumber : Data klien yang telah diolah kembali

PT CLS diawasi oleh seorang komisaris, ND, yang merupakan pemegang saham perusahaan. Komisaris adalah orang yang ditunjuk oleh anggota (pemegang saham dsb) untuk melakukan suatu tugas, terutama menjadi anggota perusahaan perusahaan (Kamus Besar Bahasa Indonesia). PT CLS dipimpin oleh seorang presiden direktur yang mempunyai tugas memberikan arahan dan bimbingan agar perusahaan dapat beroperasi dengan baik. Presiden direktur membawahi direktur yang berfungsi mengawasi kegiatan operasional dan

Universitas Indonesia Universitas Indonesia

2.2.3 Produk Usaha PT CLS

PT CLS menawarkan 10 jenis produk usaha office equipment and supplies yaitu Cable Support Systems, Cupboard Steel, Filing Cabinet, Horizontal Plan File Cabinet, Office Chair, Office Desk, Office Mobile Filing System, Office Panel, Racking System, dan Steel Locker. Tetapi PT CLS baru memulai kegiatan komersial perusahaan dengan menawarkan penyewaan bangunan pabrik. PT CLS masih melanjutkan proses pengolahan tanah dan pembangunan infrastruktur untuk dapat melakukan produksi sesuai dengan kegiatan pembuatan produk pemegang saham utama, PT BCF.

2.2.4 Jumlah Karyawan PT CLS

PT CLS dalam kegiatan operasinya di kantor pusat, Cakung, belum mempunyai karyawan tetap yang berkerja dalam perusahaan, selain komisaris dan direksi yang terdapat di struktur organisasi perusahaan. PT CLS hanya mempunyai 4 staff yang menjaga di Purwakarta per 31 Desember 2014.

2.2.5 Pangsa Pasar PT CLS

Dalam industri penjualan peralatan kantor dan pelat baja, PT CLS, belum memiliki persentase pangsa pasar yang berpengaruh di dalam negeri maupun internasional, karena PT CLS masih dalam tahap pengembangan. Perusahaan yang memiliki pangsa pasar signifikan dalam industri peralatan kantor dan pelat baja PT KST (46,31%), PT CTT (33,83%), dan PT BCF (3,75%) yang merupakan pemegang saham utama PT CLS.

2.3 Visi dan Misi Perusahaan Visi

Kami ingin menjadi produsen terkemuka dari hasil produk pelat baja dan sejenisnya di Indonesia untuk lokal serta pasar global, serta menjadi kawasan industri yang besar di Indonesia, demi kepuasan kualitas hidup.

Universitas Indonesia

Misi

Kami bertekad menjadi perusahaan terkemuka dalam menghasilkan produk-produk dari pelat baja dan sejenisnya melalui perencanaan yang baik, meningkatkan kualitas dan disain/model produk secara terus menerus, harga bersaing dan pelayanan yang cepat untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.

2.4 Ikhtisar Laporan Keuangan

2.4.1 Analisis Keuangan

Analisis keuangan penting dilakukan untuk mengetahui kinerja perusahaan selama tahun berjalan. Berikut adalah perhitungan analisis keuangan PT CLS yang terbagi menjadi analisis vertikal, horizontal, dan rasio keuangan.

2.4.1.1 Analisis Vertikal

a. Analisis Vertikal Laporan Posisi Keuangan

Analisis vertikal merupakan analisis yang dilakukan terhadap satu periode laporan keuangan saja. Analisis vertikal laporan posisi keuangan PT CLS, bertujuan untuk melihat masing-masing akun aset dinyatakan sebagai persen dari total aset. Akun kewajiban dan ekuitas dinyatakan sebagai persen dari total kewajiban dan ekuitas. Perhitungan analisis vertikal dapat dilihat pada tabel 2.1 di halaman 11 mengenai analisis vertikal laporan posisi keuangan.

Dari hasil analisis vertikal untuk laporan posisi keuangan PT CLS pada akun aset menunjukan bahwa yang mengalami peningkatan di tahun 2014 adalah aset tidak lancar yang terdiri dari properti investasi dan aset tetap (dari 99,25% di tahun 2013 naik menjadi 99,29% di tahun 2014) sedangkan aset lancar yang dimiliki PT CLS mengalami penurunan di tahun 2014. Selama tahun 2014, PT CLS cenderung menambah nilai properti investasi dengan cara melakukan pembangunan secara besar-besaran.

Universitas Indonesia

Tabel 2.1. Analisis Vertikal Laporan Posisi Keuangan PT CLS

PT CLS Laporan Posisi Keuangan 31-Des-14

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Diff. Analisa Vertikal 2014

ASET LANCAR

Kas dan bank

ASET TIDAK LANCAR

Properti investasi - neto

37.648.625.807 99,120% 99% Aset tetap - neto

Total Aset Tidak Lancar

TOTAL ASET

LIABILITAS DAN DEFISIENSI MODAL

52.500.000.000 64,77% 0,00% Biaya yang masih harus dibayar

LIABILITAS JANGKA PENDEK Utang bank

7.500.000 0,06% 0,10% Utang pajak

98.884.950 0,73% 1,14% Utang bunga

- 3,43% 6,45% Total Liabilitas Jangka Pendek

LIABILITAS JANGKA PANJANG

Pinjaman dari pemegang saham

(15.063.000.000) 39,33% 109,01% Jaminan sewa

75.000.000 0,09% 0,00% Total Liabilitas Jangka Panjang

Total Liabilitas

DEFISIENSI MODAL

- 0,37% 0,70% Defisit

Modal saham

370.399.197 -8,79% -17,40%

Defisiensi modal - Neto

370.399.197 -8,42% -16,70%

TOTAL LIABILITAS NETO SETELAH DIKURANGI DEFISIENSI MODAL

Sumber : Laporan Keuangan Klien yang telah diolah kembali

Utang milik PT CLS mengalami kenaikan yang signifikan, baik itu utang jangka pendek dan utang jangka panjang. Persentase terbesar kenaikan utang terjadi pada utang bank, yaitu sebesar 0% pada tahun 2013 menjadi 64,77% di tahun 2014. Selama tahun 2014 PT CLS memperoleh defisit sebesar Rp 7.122.726.645 hal ini menyebabkan ekuitas PT CLS mengalami peningkatan, yaitu sebesar 8,29% di tahun 2014 (di tahun 2013 sebesar -16,70%).

b. Analisis Vertikal Laporan Laba Rugi

Dalam analisis vertikal terhadap laporan laba rugi PT CLS,masing-masing pos dinyatakan sebagai persen dari total pendapatan. Analisis vertikal bertujuan untuk melihat beban paling signifikan yang dimiliki oleh PT CLS. Berikut ini tabel analisis vertikal dapat dilihat pada tabel 2.2 di halaman 12 mengenai analisis vertikal laporan laba rugi PT CLS :

Universitas Indonesia

Tabel 2.2 Analisis Vertikal Laporan Laba Rugi PT CLS

PT CLS Laporan Laba Rugi 31 Desember 2014 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Analisis Vertikal 2014 2014

Pendapatan Sewa

100,00% N/A

Beban Usaha

Beban Penyusutan Aset Tetap

11,34% N/A Beban Penyusutan Properti Investasi

42,36% N/A Beban Gaji

9,04% N/A Beban Pajak bumi dan bangunan

5,33% N/A Beban Honorarium tenaga ahli

2,00% N/A Beban Sumbangan dan perjamuan

1,76% N/A Beban Administrasi dan perijinan

0,72% N/A Beban Pajak karyawan

0,04% N/A Beban Perjalanan

0,01% N/A Denda pajak

0,00% N/A Beban Lain-lain – Neto

1,42% N/A

Total Beban

74,02% N/A

Laba (Rugi) Usaha

25,98% N/A

Penghasilan (Beban) Lain-lain

-3,51% N/A

Laba (Rugi) Sebelum Manfaat (Beban) Pajak Penghasilan

22,47% N/A

Beban Pajak Penghasilan

10,00% N/A

Laba (Rugi) Neto

12,47% N/A

Pendapatan Komprehensif Lain

0,00% N/A

Laba (Rugi) Neto Komprehensif

12,47% N/A

Sumber : Laporan keuangan klien yang telah diolah kembali

Analisis vertikal laporan laba rugi PT CLS menunjukan bahwa secara keseluruhan (pendapatan usaha, beban usaha, hingga laba bersih) mengalami kenaikan di tahun 2014. Pada tahun 2014 PT CLS memperoleh laba bersih sebesar Rp 370.399.197 dibandingkan dengan tahun 2013 PT CLS memperoleh rugi sebesar Rp 1.046.377.116.

2.4.1.2 Analisis Horizontal

Analisa horizontal dilakukan untuk melihat selisih tiap akun laporan keuangan dan laba rugi pada tahun berjalan dengan akun yang sama di periode sebelumnya untuk menentukan apakah ada kenaikan atau penurunan. Kenaikan atau penurunan tersebut dibagi dengan akun periode sebelumnya untuk mendapatkan persentase kenaikan atau penurunan. Berikut ini tabel analisis horizontal dapat dilihat pada tabel 2.3 di halaman 12 mengenai analisis horizontal laporan posisi keuangan PT CLS :

Universitas Indonesia

a. Analisis horizontal laporan posisi keuangan Tabel 2.3 Analisis Horizontal Laporan Posisi Keuangan PT CLS

PT CLS Laporan Posisi Keuangan 31-Des-14 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Analisa Horizontal Diff. 2014

ASET LANCAR

Kas dan bank

ASET TIDAK LANCAR

Properti investasi - neto

188,19% 100,00% 88,19% Aset tetap - neto

Total Aset Tidak Lancar

TOTAL ASET

LIABILITAS DAN DEFISIENSI MODAL LIABILITAS JANGKA PENDEK

Utang bank

100,00% 0,00% 100,00% Biaya yang masih harus dibayar

116,67% 100,00% 16,67% Utang pajak

120,16% 100,00% 20,16% Utang bunga

100,00% 100,00% 0,00% Total Liabilitas Jangka Pendek

LIABILITAS JANGKA PANJANG

67,91% 100,00% -32,09% Jaminan sewa

Pinjaman dari pemegang saham

100,00% 0,00% 100,00% Total Liabilitas Jangka Panjang

Total Liabilitas

DEFISIENSI MODAL

Modal saham

Defisiensi modal - Neto

TOTAL LIABILITAS NETO SETELAH DIKURANGI DEFISIENSI MODAL

Sumber : Laporan Keuangan klien yang telah diolah kembali

Dari hasil analisis horizontal untuk laporan posisi keuangan PT CLS pada akun aset menunjukan bahwa seluruh total aset mengalami peningkatan yang signifikan sebesar 88,21% atau sebesar Rp 37.988.784.147 di tahun 2014. Utang milik PT CLS mengalami peningkatan selama tahun 2014, terutama utang jangka pendek, yaitu sebesar 1587,38% atau sebesar Rp 52.606.384.950. Selama tahun 2014 PT CLS cenderung menambah utang dengan cara melakukan peminjaman ke bank. Utang bank yang dilakukan oleh PT CLS bertujuan untuk membayar utang pemegang saham yang dimiliki perusahaan. PT CLS memperoleh laba bersih sebesar Rp 370.399.197 di tahun 2014. Hal ini menyebabkan defisit pada ekuitas PT CLS mengalami penurunan sebesar 4,94%; persentase ini menunjukan bahwa PT CLS telah menghasilkan laba dari tahun sebelumnya.

Universitas Indonesia

b. Analisis horizontal laporan laba rugi Tabel 2.4 Analisis Horizontal Laporan Laba Rugi PT CLS

PT CLS Laporan Laba Rugi 31 Desember 2014 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Analisis Vertikal 2014 Keterangan

Pendapatan Sewa

Beban Usaha

Beban Penyusutan Aset Tetap

105,30% 100,00% 5,30% Beban Penyusutan Properti Investasi

8395,02% 100,00% 8295,02% Beban Gaji

180,00% 100,00% 80,00% Beban Pajak bumi dan bangunan

98,04% 100,00% -1,96% Beban Honorarium tenaga ahli

25,59% 100,00% -74,41% Beban Sumbangan dan perjamuan

317,27% 100,00% 217,27% Beban Administrasi dan perijinan

220,43% 100,00% 120,43% Beban Pajak karyawan

518,93% 100,00% 418,93% Beban Perjalanan

6,11% 100,00% -93,89% Denda pajak

0,00% 100,00% -100,00% Beban Lain-lain – Neto

Total Beban

Laba (Rugi) Usaha

Penghasilan (Beban) Lain-lain

Laba (Rugi) Sebelum Manfaat (Beban) Pajak Penghasilan

Beban Pajak Penghasilan

Laba (Rugi) Neto

Pendapatan Komprehensif Lain

Laba (Rugi) Neto Komprehensif

Sumber : Laporan keuangan klien yang telah diolah kembali

Dari hasil analisis horizontal untuk laporan laba rugi PT CLS menunjukan peningkatan yang signifikan pada pendapatan yaitu sebesar 100% di tahun 2014, karena perusahaan baru beroperasi dan memberikan jasa sewa gudang terhadap pemegang saham dimulai tahun 2014. Beban usaha yang ditanggung PT CLS juga mengalami kenaikan yaitu sebesar Rp 1.148.250.255 atau sebesar 109,35% dari tahun 2013, meskipun PT CLS mengalami penurunan pada beban honorarium tenaga ahli sebesar 74,41% dari tahun 2013. Laba bersih yang diperoleh PT CLS pada tahun 2014 sebesar Rp 370.399.197; hal ini menunjukan bahwa perusahaan dapat menghasilkan keuntungan dari kegiatan operasinya dibandingkan dari tahun 2013 yang mengalami kerugian.

Universitas Indonesia

2.4.1.3 Rasio keuangan terkait Utang dan Modal

Perhitungan rasio keuangan ditujukan untuk mengetahui kondisi keuangan klien serta melihat laporan dari pengguna laporan keuangan. Berikut disajikan gambaran kondisi keuangan PT CLS tahun 2014 terkait dengan utang dan modal sesuai dengan topik pada laporan magang ini yaitu Debt Ratio, Times Interest Earned, dan Debt to Equity Ratio.

Tabel 2.5 Rasio Keuangan PT CLS Tahun 2013 dan 2014

Debt Ratio

Total Liabilities

Total Assets

116,70% Times Interest Earned = EBIT + Interest Expenses =

Interest Expenses

Total Liabities

Debt/Equity Ratio

Total Equity

Sumber : Data klien yang telah diolah kembali

Debt Ratio adalah rasio yang digunakan untuk melihat apakah perusahaan dapat menyelesaikan utang yang dimiliki dengan menggunakan total aset yang dimiliki. Dari hasil perhitungan rasio dapat dilihat bahwa PT CLS mengalami penurunan Debt Ratio dari tahun 2013 (116,7%) ke tahun 2014 (108,41%). Dengan perhitungan rasio diatas PT CLS dapat membayar semua kewajibannya dengan total aset yang dimiliki apabila kontrak kewajiban telah jatuh tempo.

Times Interest Earned adalah rasio yang digunakan untuk melihat kesanggupan sebuah entitas membayar kewajiban jangka panjang perusahaan dari segi laporan laba rugi usaha. Dari hasil analisa rasio Times Interest Earned diatas bahwa PT CLS masih mampu melunaskan semua kewajiban yang dimiliki sesuai dengan jatuh tempo. PT CLS mempunyai beban bunga pada tahun 2014 yang telah dikapitalisasi menjadi properti investasi sebesar Rp 3.315.979.167.

Universitas Indonesia

Debt to Equity Ratio adalah rasio yang digunakan untuk melihat kemampuan perusahaan untuk melunaskan kewajiban jangka panjang dengan menggunakan ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan. Dari hasil analisa diatas PT CLS sangat diragukan untuk membayar kewajiban jangka panjangnya dikarenakan dari hasil perhitungan laba rugi perusahaan, PT CLS masih mengalami kerugian walaupun pada tahun 2014 PT CLS sudah menghasilkan laba.

Universitas Indonesia

BAB III LANDASAN TEORI

3.1 Utang

3.1.1 Pengertian Utang

Utang merupakan kewajiban entitas masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat. Utang bisa disebut juga suatu tugas atau tanggung jawab untuk bertindak atau untuk melaksanakan sesuatu dengan cara tertentu. (Akuntansi keuangan berdasarkan SAK berbasis IFRS, Hans Kartikahadi, Rosita Uli sinaga, dkk, Salemba empat: 2012)

Menurut Firdaus (2013) dalam bukunya Pengantar Akuntansi mendefinisikan utang sebagai berikut. “Liabilitas adalah hak atau klaim dari para kreditor atas kekayaan perusahaan.” (hlm. 9)

Menurut Kieso (2011) dalam bukunya Intermediate Accounting mengemukakan definisi utang sebagai berikut, “Claims against assets—that is, existing debts and obligations”.

3.1.2 Pengertian Utang Bank

Utang bank dalam istilah secara luas biasa diartikan sebagai kredit atau kredit bank. Dalam UU No. 10 tahun 1998 menyebutkan bahwa kredit adalah “Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.”

Dengan kata lain kredit bank bertujuan untuk menambah modal kerja sebuah entitas tetapi menimbulkan biaya pinjaman seperti bunga bank yang diatur didalam PSAK 26.

Dalam PSAK 26 (Revisi 2011) mendefinisikan biaya pinjaman sebagai bunga atau biaya lain yang ditanggung entitas sehubungan dengan peminjaman dana.

17 Universitas Indonesia

3.1.3 Pengertian Utang Bunga

Utang bunga adalah beban bunga yang telah dikeluarkan (sudah terjadi), tetapi belum dibayar pada tanggal neraca. (Jumlah bunga yang harus dibayarkan tidak termasuk bunga untuk periode waktu yang mengikuti tanggal neraca).

Dalam Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 249/PMK.05/2012 Pasal 1 Angka 6 menjelaskan utang bunga sebagai berikut, Utang bunga adalah biaya bunga yang telah terjadi dan belum dibayar yang harus diakui dan dicatat pada setiap akhir periode pelaporan sebagai bagian dari kewajiban yang berkaitan.

3.1.4 Pengertian Pinjaman dari Pemegang Saham

Utang kepada pemegang saham pada umumnya berasal dari pinjaman yang diberikan oleh pemegang saham diluar setoran modal. Utang kepada perusahaan afiliasi dapat berasal dari pinjaman atau dari transaksi-transksi lain, misalnya pembelian barang atau jasa.

3.2 Pengakuan Utang

Utang diakui dalam neraca apabila besar kemungkinan bahwa pengeluaran sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi akan dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban sekarang dan jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur dengan andal.

Lazimnya pengakuan utang berkaitan dengan pengakuan suatu aset atau beban. Dalam suatu transaksi pembelian kredit atau impor barang, perlu diperhatikan syarat perikatan jual beli untuk dapat menentukan kapan pengakuan atas hak milik barang telah pindah, dan kapan utang usaha yang terkait harus diakui sebagai liabilitas. Pengetahuan dasar hukum perdata dan hukum dagang khususnya tentang perikatan dan berbagai jenis transaksi jual beli atas barang atau benda dan jasa perlu dipahami dengan baik. Pengakuan timbulnya suatu aset dan liabilitas dari sudut akuntansi tentunya harus berdasarkan pada hukum dan peraturan perundangan yang berlaku, dan tidak mungkin terlepas berdiri sendiri.

Berdasarkan pengertian pengakuan yang dijabarkan diatas, bahwa pengakuan utang berkaitan dengan pengakuan aset atau beban, maka jurnal yang di catat perusahaan saat pertama kali adalah :

• Jurnal saat utang diakui sebagai pengakuan suatu aset : Dr.

Kas

xxx

Cr. Pinjaman dari Pemegang Saham xxx Dr.

Kas

xxx

Cr. Utang Bank xxx • Jurnal saat utang diakui sebagai pengakuan suatu beban :

Dr. Beban Bunga Bank

xxx

Cr. Utang Bunga Bank xxx Dr.

Beban Pajak Kini

xxx

Cr. Utang Pajak xxx

3.3 Pengklasifikasian Utang

Menurut PSAK 1 Revisi 2009 sebuah entitas diwajibkan untuk menyajikan utang dalam utang jangka pendek dan utang jangka panjang.

A. Kriteria Liabilitas Jangka Pendek menurut PSAK 1

Suatu liabilitas atau kewajiban yang diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka pendek apabila mempunyai kriteria sebagai berikut :

a) Entitas mengharapkan akan menyelesaikan utang tersebut dalam siklus operasi normalnya. Beberapa utang diharapkan oleh manajemen akan diselesaikan dalam siklus operasi normal entitas, yang merupakan bagian dari modal kerja, seperti

• Utang usaha, • Beban akrual untuk biaya karyawan • Biaya operasional lainnya.

Termasuk dalam kelompok liabilitas jangka pendek, walaupun jatuh tempo liabilitas tersebut lebih dari dua belas bulan.

b) Entitas memiliki liabilitas tersebut untuk tujuan diperdagangkan. Sama seperti aset lancar, manajemen mungkin saja memiliki utang dengan tujuan diperdagangkan, misalnya liabilitas keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual.

c) Liabilitas tersebut jatuh tempo untuk diselesaikan dalam jangka waktu dua belas bulan setelah periode pelaporan. Bisa saja terdapat liabilitas yang c) Liabilitas tersebut jatuh tempo untuk diselesaikan dalam jangka waktu dua belas bulan setelah periode pelaporan. Bisa saja terdapat liabilitas yang

• Utang bank yang jatuh tempo kurang dari 12 bulan, • Bunga bank, • Pajak penghasilan terutang • Utang deviden.

d) Entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian liabilitas selama sekurang-kurangnya dua belas bulan setelah periode pelaporan. Yang perlu ditekankan dari kriteria ini adalah hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian liabilitas. Manajemen perlu menganalisis, apakah pada tanggal laporan, entitas memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian liabilitas selama sekurang-kurangnya 12 bulan setelah periode pelaporan. Yang menjadi contoh liabilitas ini adalah:

• Deposito yang dapat dikembalikan (refundable deposito) • Liabilitas keuangan yang akan jatuh tempo dalam waktu 12 bulan

setelah periode pelaporan • Ketika entitas melanggar ketentuan perjanjian pinjaman jangka

panjang yang menyebabkan liabilitas tersebut harus segera dibayar ( Payable on demand).

B. Klasifikasi Liabilitas Jangka Pendek Sesuai IFRS

Suatu liabilitas, menurut IAS 1, masuk klasifikasi “Jangka Pendek” (atau Lancar) apabila:

a) Diharapkan bisa dilunasi dalam kurun waktu operasional normal perusahaan; atau

b) Jatuh tempo dalam jangka waktu tidak lebih dari 12 bulan dari tanggal laporan posisi keuangan; atau

c) Dimiliki untuk maksud diperdagangkan; atau c) Dimiliki untuk maksud diperdagangkan; atau

Jika tak satupun diantara keempat kriteria di atas terpenuhi, maka suatu liabilitas diklasifikasikan sebagai “liabilitas jangka panjang”. Liabilitas yang masuk dalam klasifikasi liabilitas jangka pendek, antara lain:

a) Kewajiban yang timbul dari pembelian barang atau jasa yang digunakan dalam operasional normal perusahaan, diantaranya • Utang Dagang • Utang Tertulis Jangka Pendek • Utang Upah dan Gaji Pegawai • Utang Pajak • Utang Lain-lain

b) Pembayaran diterima dimuka yang mengakibatkan timbulnya kewajiban untuk menyerahkan barang atau jasa di masa yang akan datang, misalnya:

• Pendapatan Diterima Dimuka • Deposit Dari Pelanggan • Sewa Diterima Dimuka

c) Kewajiban lain yang akan jatuh tempo di periode berjalan, misalnya: wesel yang akan segera jatuh tempo.

Lebih jauh lagi, liabilitas lainnya yang masuk klasifikasi jangka pendek adalah liabilitas tidak diselesaikan dalam siklus operasi normal tetapi jatuh tempo untuk diselesaikan dalam waktu dua belas bulan setelah periode pelaporan atau dimiliki untuk tujuan diperdagangkan. Misalnya:

• Liabilitas keuangan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk diperdagangkan;

• Pinjaman bank; • Bagian jangka pendek dari laibilitas keuangan jangka panjang; • Dividen terutang; • Pajak penghasilan terutang

Khusus “Liabilitas Keuangan”. IAS 1 mengijinkan perusahaan mengakui suatu liabilitas keuangan jangka pendek apabila liabilitas tersebut akan jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan setelah periode pelaporan, meskipun:

• Kesepakatan awal perjanjian pinjaman untuk jangka waktu lebih dari dua belas bulan; dan • Perjanjian untuk pembiayaan kembali atau penjadwalan kembali pembayaran, atas dasar jangka panjang telah diselesaikan setelah periode pelaporan dan sebelum tanggal penyelesaian laporan

keuangan.

C. Klasifikasi Liabilitas Jangka Panjang Sesuai IFRS

Kewajiban-kewajiban yang akan terselesaikan melebihi siklus operasional normal perusahaan masuk klasifikasi “Liabilitas Jangka Panjang”, antara lain: • Kewajiban yang timbul sebagai bagian dari strukturisasi modal perusahaan berjangka panjang, misalnya: o Pinjaman bank jangka panjang, o Obligasi, o Kewajiban sewa jangka panjang. o Pinjaman dari pemegang saham o Utang Bunga

• Kewajiban yang timbul tidak dari opersional normal perusahaan, misalnya: o Kewajiban premi pensiun, o Liabiltas pajak tangguhan yang penyelesaiannya belum diketahui.

3.4 Modal

3.4.1 Pengertian Modal

Menurut PSAK 50 Revisi 2010 Ekuitas atau modal adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas aset suatu entitas dikurangi dengan seluruh liabilitasnya.

Kieso (2011) dalam bukunya Intermediate Accounting menyatakan bahwa modal sebagai berikut, “Equity is Residual Interest and therefore its value is derived from the amount of the corporations”.

Meskipun ekuitas didefinisikan sebagai residual (PSAK 50 Revisi 2010), ekuitas dapat disubklasifikasikan dalam Laporan Posisi Keuangan. Misalnya, dalam perseroan terbatas, setoran modal oleh para pemegang saham, saldo labo (retained earning), penyisihan saldo laba, dan penyisihan penyesuaian pemeliharaan modal masing-masing disajikan secara terpisah.

Klasifikasi semacam itu dapat menjadi relevan untuk kebutuhan untuk pengambilan keputusan pemakai laporan keuangan apabila pos tersebut mengindikasikan pembatasan hukum atau pembatasan lainnya terhadap kemampuan entitas untuk membagikan atau menggunakan ekuitas.

3.4.2 Pengklasifikasian Modal

Klasifikasi modal saham dalam neraca harus diungkapkan dengan jelas. Penyajian modal saham dengan neraca harus mengungkapkan berapa jumlah modal dasar, modal yang ditempatkan dan modal yang ada dalam portofolio. Selisih antar jumlah yang disetor pemegang saham dengan nominal saham dicatat sebagai Premium Modal Saham. Nama lain dari akun ini adalah Agio Modal Saham.

Modal ditempatkan (modal statutair) atau disebut sebagai investasi pemegang saham (shareholder investment) adalah jumlah modal yang disebut dalam akte pendirian perseroan dan merupakan jumlah maksimum, atau modal ditempatkan itu merupakan jumlah total dari dua sumber utama modal para pemegang saham. Sumber utama modal ditempatkan (modal statutair) adalah sebagai berikut :

1. Modal yang disetorkan oleh pemegang saham dan pihak-pihak lain yang disebut dengan modal disetor (paid in capital). Sumber utama modal disetor ini dari penerbitan saham-saham atau sertifikat saham yang dapat dimiliki oleh masyarakat. Ada 2 jenis kelas saham yaitu saham biasa dan saham preferen. Modal yang disetorkan oleh pemegang saham ini dicatat dalam akun yang terpisah bagi masing-masing jenis/kelas saham, apabila hanya terdapat satu jenis saham atau satu kelas saham maka akun tersebut diberi nama saham biasa (common stock) atau modal saham (capital stock).

2. Laba bersih yang ditahan dalam perusahaan, yang dinamakan dengan laba ditahan (retained earnings). Laba ditahan berasal dari operasi perusahaan. Laba bersih meningkatkan laba ditahan sementara dividen mengurangi laba ditahan, jadi laba ditahan mencerminkan laba bersih kumulatif perseroan yang belum didistribusikan kepada para pemegang saham sebagai dividen.

Saldo Laba ditahan ini tidak boleh diintreprestasikan sebagai kas yang tersisa setelah dividen dibagikan karena laba yang ditahan dalam bisnis dan bagian kas dari laba tersebut biasanya digunakan oleh pihak manajemen apabila perusahaan membutuhkan modal yang lebih banyak untuk memperbaiki atau memperluas operasi perusahaan.

Namun untuk membedakan laba ditahan yang bebas digunakan dan yang dibatasi penggunaannya dibuat akun khusus yang diberi nama sesuai dengan maksud diadakan penyisihan tersebut.

Apabila perusahaan menyisihkan laba ditahan untuk ekspansi perusahaan, maka akun tersebut diberi nama “penyisihan ekspansi perusahaan”. Apabila dalam perseroan terdapat akun penyisihan maka laporan laba yang ditahan dibagi menjadi dua bagian, yaitu :

Menjelaskan bagian laba yang ditahan disisihkan, dan

(2) Menjelaskan bagian laba yang penggunaannya tidak dibatasi dan jumlah dari kedua bagian ini kemudian disajikan dalam neraca.

Berdasarkan pengertian pengklasifikasian modal yang dijabarkan diatas, bahwa pencatatan jurnal pada pada akun ekuitas terkait dengan penyetoran modal dan pencatatan laba bersih ditahan (retained earning) oleh perusahaan. Jurnal yang dicatat perusahaan adalah :

• Jurnal penyetoran modal pertama kali oleh investor Kas/Bank

xxx

Modal Saham

xxx

• Jurnal Penutup apabila laba ditahan perusahaan memperoleh laba Pendapatan Usaha

xxx

Beban Usaha

xxx

Ikhtisar Laba Rugi

xxx

Ikhtisar Laba Rugi

xxx

Laba ditahan (R/E)

xxx

• Jurnal Penutup apabila laba ditahan perusahaan memperoleh rugi Pendapatan Usaha

xxx

Ikhtisar Laba Rugi

xxx

Beban Usaha

xxx

Laba ditahan (R/E)

xxx

Ikhtisar Laba Rugi

xxx

3.5 Kerangka Konseptual (Conceptual Framework)