91
perkawinan ango atau juelen dan bentuk perkawinan angkap sedang mengalami proses perubahan ke dalam bentuk perkawinan kuso kini.
Generasi muda sekarang menunjukkan suatu gejala untuk menghindari perkawinan dalam kedua bentuk perkawinan di atas tadi, yang dapat mengikat
mereka dengan belah. sering orang mengacaukan prinsip patrilineal dengan adanya perkawinan yang matrilokal di Gayo ini.
Menurut hemat saya, meskipun seseorang kawin secara patrilokal juelen, matrilokal angkap atau kuso-kini prinsip keturunannya tetap patrilineal.
Dalam adat istiadat, anak laki-laki dan anak perempuan yang nikah angkap berkewajiban membayar hutang orang tuannya tanpa menitik beratkan apakah orang
itu ada atau tidak, banyak atau sedikit meninggalkan warisan.
84
2. Ahli Waris
Ahli waris dalam adat Gayo pada dasarnya sama saja dengan yang tertera didalam hukum Islam yaitu dalam Al-Quran karena pada dasarnya hukum waris adat
di Gayo juga mengunakan hukum faraidh. Karena ada ungkapan dalam masyarakat Gayo yaitu Agama orom edet lagu zet urum sifet, yang artinya agama Islam dan adat
istiadat seperti zat dan sipat, yang tidak dapat dipisahkan antara yang satu dengan yang lainnya.
84
Mahmud Ibrahim hakim Aman Pinan Jilid 3, Op.cit, halaman 174
Universitas Sumatera Utara
92
Berdasarkan ayat 11 Surah An-Nisaa dan ayat-ayat lainnya serta hadist-hadist Rasullullha S.A.W. ada duapuluh lima orang yang berhak menerima warisan dilihat
dari siapa yang meninggal dan yang terhijab atau tidak terhijab, yaitu:
85
1. Anak laki-laki 2. Cucu laki-laki
3. Anak perempuan 4. Cucu perempuan dari anak laki-laki
5. Ayah 6. Kakek dari pihak ayah
7. Ibu 8. Nenek dari pihak ibu
9. Nenek dari pihak ayah 10. Saudara laki-laki kandung
11. Saudar perempuan kandung 12. Saudara laki-laki se ayah
13. Saudara perempuan se ayah 14. Saudara laki-laki se ibu
15. Anak perempuan se ibu 16. Anak laki-laki dari saudara laki-laki kandung
17. Anak laki-laki dari saudara laki-laki satu ayah 18. Paman kandung
19. Paman satu bapak 20. Anak paman kandung
21. Anak paman satu ayah 22. Suami
23. Isteri satu atau lebih
85
Ibit, halaman , 168
Universitas Sumatera Utara
93
24. Budak laki-laki 25. Budak perempuan
Jumlah bagian yang di terima oleh ahli waris telah ditentukan dalam Al- Quran Surat An-Nisaa ayat 11 dan 12 ada enam macam, yaitu:
1. Setengah 12 2. Seperempat 14
3. Seperdelapan 18 4. Dua pertiga 23
5. Sepertiga 13 6. Seperenam 16.
86
Adapun masalah status anak angkat dalam adat Gayo adalah anak tersebut harus masuk menajadi anggota keluarga yang mengangkatnya, namun anak angkat
tidak boleh diputuskan dari nasab keturunan orang tua kandungnya, tidak boleh menerima pusaka dari orang tua angkatnya dan bukan muhrim dari keluarga
angkatnya. Dalam adat Gayo ketentuan ini disebut dengan mangan kero sejuk yang artinya memakan nasi yang dingin, maksudnya dalam pewarisan anak angkat hanya
mendapat hibbah dari orang tua angkatnya menurut syari’at tidak boleh lebih dari 13 jumlah harta warisan.
87
Pembagian harta waris dalam adat Gayo tersebut, adakalanya ditambah jumlahnya dalam adat Gayo disebut pematang yaitu bagian untuk mengangkat
derajat ibu sehingga ibu tidak bekerja lagi mengurus harta pematang itu, tetapi
86
Amir Syarifuddin, Op.cit, halaman, 41
87
Mahmud Ibrahim Hakim Aman Pinan Jilid 2, Op.cit, halaman 140
Universitas Sumatera Utara
94
menerima hasilnya dari anak yang mengurus atau mengerjakannya. Harta waris pematang merupakan jaminan untuk kesejahteraan ibu selain bantuan anak-anaknya.
Kalau ibu janda usia lanjut dibiarkan anaknya bekerja mencari nafkah, maka dalam syari’at dan adat anak itu dipandang tidak berakhlak mulia bahkan dimasukkan ke
dalam katagori anak durhaka.
3. Harta warisan