Analisis Komparatif
4.2 Analisis Komparatif
Pada sub judul analisis komparatif ini, akan menguraikan tentang perbandingan hasil belajar, ketuntasan belajar dan aktivitas belajar IPA siswa kelas
5 SD Negeri Kalicacing 02 Salatiga pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II sehingga dapat diketahui peningkatan hasil belajar, ketuntasan belajar dan aktivitas belajar IPA yang diperoleh siswa kondisi awal atau sebelum pelaksanaan tindakan dan setelah pelaksanaan tindakan yaitu pada pra siklus, siklus I dan siklus II. Penigkatan ketuntasan belajar IPA ditunjukkan pada tabel 4.12 berikut:
Tabel 4.12 Perbandingan Ketuntasan Belajar IPA Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
Siklus II Ketuntasan No
Siklus I
0 0 Tuntas Jumlah
< 70
2 11,11
18 100 Rata-rata
18 100
77,78
88,89
Berdasarkan tabel 4.8 tentang perbandingan ketuntasan belajar IPA, dapat diketahui bahwa terdapat peningkatan hasil belajar dari siklus I ke siklus II. Pada pelaksanaan tindakan siklus I terlihat peningkatan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 16 siswa dengan persentase siswa tuntas 88,89%, sementara 2 siswa lainnya masih memperoleh nilai di bawah KKM dengan persentase 11,11%, pada siklus I rata-rata hasil belajar IPA 77,78 dari hasil pelaksanaan tindakan siklus I diketahui bahwa secara klasikal nilai rata-rata siswa belum tercapai, ketuntasan belajar siswa belum mampu mencapai indikator keberhasilan tindakan penelitian yang telah ditentukan sehingga masih diperlukan pperbaikan pada siklus II. Kemudian tindakan dilanjutkan dengan pelaksanaan tindakan siklus II agar ketuntasan belajar IPA siswa bisa mencapai indikator keberhasilan yang diharapkan yaitu sejumlah 90% dari total keseluruhan siswa. Setelah pelaksanaan tindakan pembelajaran pada siklus II jumlah siswa yang memperoleh nilai mencapai KKM ≥ 70 yaitu sebanyak 18 siswa dengan besar persentase 100%, nilai rata-rata hasil belajar IPA siklus II mencapai 88,89. Dari hasil belajar IPA dan ketuntasan belajar siswa siklus II tersebut dapat diketahui bahwa indikator keberhasilan tindakan penelitian menggunakan pendekatan pembelajaran Science, Environment, Technology, and Society yang telah ditentukan oleh peneliti sudah tercapai (ketuntasan belajar siswa ≥ 90%). Dengan peningkatan hasil belajar sebesar 0,14
didapat dari rata-rata nilai siklus II dikurangi rata-rata nilai siklus I dibagi rata-rata siklus I.
Diketahui bahwa setelah pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan pembelajaran Science, Environment, Technology, and Society, hasil belajar mata pelajaran IPA yang diperoleh siswa semakin baik dan mencapai rata- rata KKM ≥ 70 yang telah ditentukan. Kondisi yang demikian terbukti dari perolehan nilai hasil tes evaluasi dari masing-masing siklus, baik siklus
I maupun siklus II. Peningkatan rata-rata hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri Kalicacing 02 Salatiga setelah pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II dapat diketahui dalam tabel 4.9 sebagai berikut:
Tabel 4.13 Perbandingan Rata-rata Hasil Belajar IPA Siklus I, dan Silkus II
Hasil Tindakan
Siklus I
Siklus II
Rata-rata Hasil Belajar
88,89 IPA
Berdassarkan tabel 4.13 tentang perbandingan rata-rata hasil belajar, diketahui pada pelaksanaan tindakan siklus I nilai rata-rata siswa mencapai 77,78. Dari perolehan data hasil tindakan penelitian tersebut dapat dinyatakan bahwa tindakan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I sudah menunjukkan peningkatan hasil belajar mata pelajaran IPA, hasil yang diperoleh sudah memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditentukan oleh peneliti yaitu minimal rata-rata
75 nilai dari KKM ≥ 70, namun masih diupayakan perbaikan agar hasil perolehan rata-rata hasil belajar semakin meningkat. Setelah pelaksanaan tindakan pada siklus
II, diketahui bahwa hasil belajar IPA semakin menunjukkan peningkatan yang signifikan, nilai rata-rata hasil belajar IPA yang diperoleh siswa 88,89. Kondisi yang demikian menunjukkan bahwa hasil pelaksanaan tindakan pada siklus II telah memenuhi indikator keberhasilan tindakan penelitian yang telah ditetapkan oleh peneliti minimal rata-rat 75 nilai dari KKM ≥ 70.
Diketahui bahwa setelah pelaksanaan tindakan dengan menerapkan pembelajaran kontekstual melalui pendekatan Science, Environment, Technology, and Society, aktivitas belajar mata pelajaran IPA yang diperoleh siswa semakin baik dan mencapai indikator yang telah ditentukan yaitu signifikan 10%. Kondisi yang demikian terbukti dari perolehan skor hasil observasi aktivitas guru dan siswa dari siklus I dan siklus II. Peningkatan proses belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri Kalicacing 02 Salatiga setelah pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II dapat diketahui dalam tabel 4.10 sebagai berikut :
Tabel 4.14
Perbandingan Analisis Rata-rata Observasi
Siklus I dan Siklus II
No Ketuntasan
Siklus II Belajar
Siklus I
Rata-rata Persentase Rata-rata Persentase
1 Aktivitas Guru
2 Aktivitas Siswa
Berdasarkan tabel 4.14 tentang perbandingan analisis rata-rata skor observasi aktivitas guru dan siswa dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan aktivitas guru dan siswa dari siklus I dan siklus II dengan penerapan pembelajaran kontekstual melalui pendekatan Science, Environment, Technology, and Society. Setelah pelaksanaan tindakan siklus I rata-rata pemberian keterangan “Ya” dari observer pada aktivitas guru mencapai 19 dengan persentase 86,36%, itu berarti masih ad a 6 aspek yang diberi keterangan “Tidak”. Pada siklus II rata-rata pemberian keterangan “Ya” pada aktivitas guru mengalami peningkatan menjadi