rekam medis, adanya teguran dari atasan bila tidak melakukan rekam medis secara baik, adanya pengawasan dari manajemen dalam proses melakukan rekam medis;
semuanya mempunyai pengaruh yang positif terhadap perilaku pencatatan rekam medis.
Tim kerja dari WHO Notoatmojo, 2003 menganalisa bahwa yang menyebabkan seseorang itu berperilaku tertentu adalah karena adanya 4 alasan pokok
yang salah satunya adalah orang penting sebagai referensi. Perilaku orang lebih banyak dipengaruhi oleh orang-orang yang dianggap penting. Apabila seseorang itu
penting untuknya, maka apa yang ia katakan atau perbuat cenderung untuk dicontoh. Sebagai rumah sakit pendidikan, maka dokter spesialis di RSUP H Adam
Malik adalah tenaga pendidik yang mendidik calon dokter ataupun calon dokter spesialis yang disebut PPDS. Dengan demikian, dokter spesialis menjadi orang yang
penting bagi PPDS baik untuk mendapat ilmu maupun menentukan kelulusan. Perilaku dokter spesialis yang tidak terlalu memperhatikan pencatatan rekam medis
menjadi modelling bagi PPDS untuk berbuat yang sama.
5.3 Pengaruh Faktor Pendukung Terhadap Pencatatan Rekam Medis Di
RSUP H. Adam Malik Medan
Faktor pendukung yang diteliti adalah fasilitas sarana dan peraturan- peraturan yang diduga berpengaruh terhadap pencatatan rekam medis. Kebanyakan
para dokter menyatakan bahwa fasilitas dan sarana yang mendukung pelaksanaan
Purnamawati : Pengaruh Faktor Predisposisi, Pendorong Dan Pendukung Terhadap Pencatatan Rekam Medis…, 2008 USU Repository © 2008
pencatatan rekam medis adalah cukup baik dokter spesialis 64,7, PPDS 65,0. Namun beberapa dokter menyatakan bahwa sarana yang terbatas membuatnya sering
menunda melakukan rekam medis; begitu juga ada dokter yang menyatakan bahwa tidak ada tempat yang nyaman untuk melakukan rekam medis secara teliti. Dalam
pengamatan lapangan memang terlihat bahwa diruang rawat pasien tidak terdapat tempat atau meja yang khusus untuk para dokter menulis rekam medis. Proses ini
dilakukan dokter sambil berdiri ataupun di nurse station. Berdasar hasil wawancara dengan ketua subkomite rekam medis, fasilitas susunan berkas rekam medis masih
belum teratur. Menurut Green Green dan Marshall, 2005 faktor pendukung termasuk
ketersediaan fasilitas dan sarana serta peraturan merupakan faktor yang dapat memungkinkan realisasi dari motivasi dan aspirasi seseorang.
Peraturan-peraturan tentang rekam medis yang tersosialisasi secara relatif baik dokter spesialis 70,6, PPDS 66,7 serta adanya penerapan sanksi juga tidak
berpengaruh. Diantara peraturan yang ada adalah Undang-Undang RI nomor 29 tentang Praktik Kedokteran yang mewajibkan dokter dan dokter gigi untuk membuat
rekam medis serta sanksi bagi yang tidak melaksanakan berupa sanksi pidana kurungan dan denda. Peraturan-peraturan yang ada di rumah sakit sebenarnya
merupakan alat utama dalam proses pengendalian dan pengawasan termasuk pedoman rekam medis. Peneliti berasumsi, sanksi yang diterapkan hanya berupa
teguran-teguran yang tidak memberi perubahan yang bermakna terhadap perubahan
Purnamawati : Pengaruh Faktor Predisposisi, Pendorong Dan Pendukung Terhadap Pencatatan Rekam Medis…, 2008 USU Repository © 2008
perilaku staf. Secara bersama-sama serempak faktor pendukung ini tidak berpengaruh terhadap pencatatan rekam medis.
Teori determinan perilaku menurut Green Green dan Marshall, 2005 menyatakan bahwa perilaku seseorang ditentukan atau terbentuk oleh 3 tiga faktor
yaitu faktor-faktor predisposisi yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai; faktor pendorong yang terwujud dalam dukungan
petugas lain; dan faktor pendukung yang terwujud dalam fasilitas dan sarana serta peraturan-peraturan.
Dalam penelitian ini, yang berpengaruh secara signifikan terhadap pencatatan rekam medis hanyalah faktor sikap dan faktor pendorong yaitu dukungan petugas
lain. Berdasarkan pengamatan peneliti di ruangan rawat inap bedah terlihat
bahwa dokter yang melakukan pelayanan diruangan rawat inap yang sebagian besar adalah peserta program pendidikan dokter spesialis 77,9 tidak menyadari
pentingnya melengkapi berkas rekam medis. Hal ini disebabkan oleh karena dokter spesialis bedah sebagai senior dan guru yang mestinya sebagai panutan seperti
pernyataan yang dikeluarkan oleh WHO yang dikutip dalam Notoatmojo 2003 juga tidak terlalu mementingkan kelengkapan rekam medis.
Pada umumnya mereka lebih mengutamakan pelayanan medis, tidak memperhatikan pelayanan administrasi termasuk pencatatan rekam medis.
Disamping tidak menyadari akan pentingnya pencatatan rekam medis,
Purnamawati : Pengaruh Faktor Predisposisi, Pendorong Dan Pendukung Terhadap Pencatatan Rekam Medis…, 2008 USU Repository © 2008
khusus PPDS kemungkinan merasa tidak terlalu bermanfaat bagi dirinya. Hal ini disebabkan oleh karena mengisi rekam medis lengkap atau tidak lengkap tidak ada
bedanya. Sebagai peserta didik, PPDS tidak pernah menerima sanksi yang tegas akibat tidak melengkapi rekam medis ataupun menerima reward karena mengisi
rekam medis dengan lengkap. Dilain pihak, perawat yang 24 jam ada diruangan juga kadang-kadang tidak mengingatkan para dokter untuk mengisi lengkap rekam medis.
Termasuk disini perawat yang ditugaskan sebagai Pengaman Rekam Medis. Seharusnya petugas pengaman rekam medis ini dapat memeriksa berkas rekam medis
terlebih dahulu sebelum dikembalikan ke Subbagian Rekam Medis. Bila terdapat rekam medis yang masih belum lengkap segera dicari dokter yang merawat dan
memintanya untuk melengkapi. Bagi dokter bedah konsultan, setelah melakukan pembedahan hanya tinggal
menandatangani laporan operasi yang biasanya sudah dituliskan asistennya yang dalam hal ini adalah PPDS. Tentang nama jelas yang harus dicantumkan , mereka
tidak terlalu perduli. Padahal bagi PPDS, dokter-dokter konsultan adalah orang-orang yang penting dalam proses pendidikannya, Menurut analisa tim kerja dari WHO yang
menyebabkan seseorang itu berperilaku tertentu adalah karena adanya 4 alasan pokok yang salah satunya adalah orang penting sebagai referensi. Perilaku orang lebih
banyak dipengaruhi oleh orang-orang yang dianggap penting. Apabila seseorang itu penting untuknya, maka apa yang ia katakan atau perbuat cenderung dicontoh.
Perilaku dokter bedah konsultan yang tidak terlalu perduli tentang pencatatan rekam
Purnamawati : Pengaruh Faktor Predisposisi, Pendorong Dan Pendukung Terhadap Pencatatan Rekam Medis…, 2008 USU Repository © 2008
medis, menjadi contoh bagi PPDS untuk berperilaku sama. Hal ini menyebabkan yang paling banyak tidak diisi adalah nama jelas dan tanda tangan dokter.
Peranan Subkomite Rekam Medis belum terlihat. Sebagai salah satu subkomite dibawah Komite Medis yang berkaitan dengan masalah rekam medis,
mestinya subkomite ini aktif melihat bagaimana rekam medis yang ada di RSUP H Adam Malik terutama hubungannya dengan pencatatan yang dilakukan oleh tenaga
medis. Ketua Komite Medis seharusnya mengevaluasi kinerja Subkomite-subkomite yang ada dibawahnya, termasuk Subkomite Rekam Medis secara rutin. Fungsi
Subkomite Rekam Medis untuk menganalisa secara berkala laporan yang dibuat oleh subbagian rekam medis dan memberikan umpan balik pada SMFInstalasi harus
dibuktikan dengan laporan secara rutin kepada Ketua Komite Medis. Berdasarkan laporan-laporan yang dibuat subkomite rekam medis, Komite Medis dapat membuat
dan memperbaharui kebijakan, peraturan, prosedur tentang rekam medis yang akan direkomendasikan kepada direktur RS HAM.
Dari hal diatas dapat dilihat bahwa sistem di RS HAM tidak berjalan dengan baik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan para dokter mengenai rekam
medis dan Undang-Undang no 29 tahun 24 tentang praktik kedokteran adalah baik dan sikapnya tentang rekam medis juga relatif baik. Buku Pedoman Rekam Medis
sebagai petunjuk untuk pelaksanaan sudah tersedia, tapi sistem pencatatan rekam medis tidak berjalan dengan semestinya. Sementara itu dari hasil penelitian juga
diketahui bahwa dukungan petugas lain secara signifikan sangat berpengaruh terhadap perilaku dalam hal pencatatan rekam medis. Dengan perkataan lain agar
Purnamawati : Pengaruh Faktor Predisposisi, Pendorong Dan Pendukung Terhadap Pencatatan Rekam Medis…, 2008 USU Repository © 2008
system dapat berjalan, faktor dukungan berupa pelaksanaan peraturan-peraturan harus dijalankan dengan benar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan peraturan-
peraturan belum dilaksanakan sebagaimana mestinya. Untuk mendapatkan rekam medis yang lengkap dan baik, para
pimpinandireksi RS HAM harus mempunyai komitmen menjalankan sistemmekanisme yang ada secara benar. Mengingat pentingnya kelengkapan rekam
medis di rumah sakit semua yang bertanggungjawab terhadap pengelolaan rekam medis seperti yang tercantum pada buku pedoman hendaknya segera diaktifkan
kembali sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing. Rekam medis yang tidak lengkap akan mempengaruhi banyak hal di rumah sakit. Selain mutu pelayanan,
pengaruh ini berdampak tidak baik pada sistem keuangan oleh karena mulai September 2008 Departemen Kesehatan RI akan memberlakukan sistem tarif
pelayanan kesehatan masyarakat miskin berdasarkan Ina-DRGs Indonesia Diagnostic Related Groups. Besaran tarif ini sangat ditentukan oleh lengkap atau
tidaknya berkas rekam medis oleh karena besar kecilnya tarif pelayanan di rumah sakit akan dilihat dari pencatatan rekam medis terutama tentang diagnosa utama,
diagnosa sekunder, komplikasi dan prosedurtindakan yang dilakukan terhadap pasien.
Purnamawati : Pengaruh Faktor Predisposisi, Pendorong Dan Pendukung Terhadap Pencatatan Rekam Medis…, 2008 USU Repository © 2008
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil beberapa kesimpulan, sebagai berikut:
1. Pencatatan rekam dalam penelitian ini belum dapat dikategorikan baik, sebab
masih ditemukan 28 dokter PPDS 46,7 yang belum lengkap dalam pencatatan rekam medis demikian juga halnya pada dokter spesialis terdapat 7 orang 41,2
yang tidak lengkap dalam pengisian rekam medis ini. 2.
Pengetahuan dokter dalam penelitian ini menunjukkan sebagian besar dokter spesialis 15 orang 88,2 berada pada kategori baik begitu juga halnya dengan
pengetahuan dokter PPDS tentang pengisian rekam medis berada pada ketegori baik yaitu sebanyak 53 orang 88,3.
3. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa sikap dokter spesialis berada pada
kategori sedang dalam pengisian rekam medis hal ini ditunjukkan dengan sebanyak 14 orang 82,4 berada pada kategori ini. Demikian juga halnya
dengan sikap dokter PPDS dimana sikap dokter PPDS terbanyak pada kategori sedang yaitu 44 orang 73,3.
4. Pada penelitian ini terlihat bahwa ada sebanyak 14 orang 82,4 dokter spesialis
yang menyatakan dukungan petugas baik, sedangkan menurut dokter PPDS yang menyatakan dukungan petugas baik hanya 37 orang 61,7.
Purnamawati : Pengaruh Faktor Predisposisi, Pendorong Dan Pendukung Terhadap Pencatatan Rekam Medis…, 2008 USU Repository © 2008