Kerangka Berfikir KAJIAN TEORI

2.3 Kerangka Berfikir

Setiap individu memiliki keinginan untuk dapat hidup lebih baik dari pada kehidupanya saat ini. Hal ini memang merupakan manifestasi dari sifat manusia yang tidak pernah putus asa dengan apa yang sudah dimilikinya. Keinginan-keinginan inilah yang nantinya berubah menjadi minat, harapan, cita-cita dan tujuan hidup. Untuk dapat mencapai hal tersebut, dibutuhkan suatu perencanaan untuk masa yang akan datang. Bagi remaja, perencanaan masa depan ini tidak hanya suatu cara untuk bisa mencapai hal-hal yang lebih baik, tetapi juga merupakan suatu hasil dari adanya harapan-harapan ataupun tugas-tugas yang mereka terima dari lingkungan. Perencanaan merupakan salah satu tahapan dari proses pembentukan orientasi masa depan. Salah satu tugas perkembangan yang harus dipenuhi remaja adalah memiliki orientasi masa depan dalam area pekerjaan. Pembentukan orientasi masa depan dalam area pekerjaan adalah penting karena merupakan persiapan remaja sebelum memasuki masa dewasa. Meskipun demikian tidak dapat dipungkiri bahwa pengalaman dan pengetahuan remaja tentang kehidupan dimasa mendatang sangat terbatas. Untuk itu, remaja sangat membutuhkan bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, terutama orang tua. Dalam hal ini Nurmi, 1991, menjelaskan bahwa meskipun teman sebaya dan lingkungan sekolah memberikan pengaruh yang besar terhadap perkembangan remaja, namun sesungguhnya orang tua tetap menjadi bagian yang penting bagi kehidupan mereka. Orang tua masih sangat dibutuhkan remaja dalam memberikan saran dan nasehat ketika hendak membuat suatu keputusan yang bersifat jangka panjang, yang penting tetapi sulit dilakukan, seperti keputusan tentang jenis pekerjaan yang hendak ditekuninya dimasa depan. Singkatnya, dukungan orang tua masih sangat dibutuhkan oleh remaja dalam memutuskan rencana masa depanya. Mengacu pada Pendapat Gottlieb dalam Desmita, 2005, dukungan orang tua terhadap pembentukan orientasi masa depan remaja dapat dilakukan melalui pemberian informasi atau nasehat verbal dan non-verbal, bantuan nyata atau tindakan yang mempunyai manfaat emosional bagi remaja. Sementara itu, sesuai dengan pendapat Sarafino 2002, dukungan orang tua dapat diwujudkan dalam lima bentuk, yaitu: pertama, dukungan emosional; mencakup ungkapan empati, kepedulain dan perhatian orang tua terhadap remaja; kedua, dukungan penghargaan; terjadi lewat ungkapan penghargaan positif terhadap remaja, dorongan untuk maju atau persetujuan dengan gagasan atau perasaan, dan membangkitkan harga diri remaja; ketiga, dukungan instrumental; mencakup bantuan langsung secara materi atau pemberian fasilitas dan pelayanan pada remaja, seperti: pemberian dana, pemenuhan buku-buku sarana pendidikan lainya, serta kesediaan orang tua meluangkan wakttu untuk berdialog atau senantiasa siap memberikan pertolongan ketika dibutuhkan oleh remaja. dan keempat, dukungan informative; mencakup pemberian nasehat, petunjuk- petunjuk, saran-saran atau umpan balik mengenai bagaimana remaja seharusnya bertindak, mengenali dan menyelesaikan masalah secara lebih mudah, sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki oleh orang tua. Kelima dukungan jaringan seperti membantu memperluas jaringan relasi dengan orang-orang yang memiliki minat yang sama. Seperti yang telah diungkapkan oleh Trommsdroff dalam Desmita, 2005 telah menunjukan betapa dukungan dan interaksi sosial yang terbina dalam keluarga akan memberikan pengaruh yang sangat penting bagi pembentukan orientasi remaja, terutama dalam pembentukan sikap optimis dalam memandang masa depanya. Remaja yang mendapatkan kasih sayang dan dukungan dari orang tua nya, akan mengembangkan rasa percaya dan sikap yang positif terhadap masa depan, percaya akan keberhasilan yang akan dicapainya, serta lebih termotivasi untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan dimasa depan. Sebaliknya, remaja yang kurang mendapat dukungan dari orang tua, akan tumbuh menjadi individu yang kurang optimis, kurang memiliki harapan tentang masa depan, kurang percaya atas kemampuannya merencanakan masa depan, dan pemikiranya pun menjadi kurang sistematis dan kurang terarah. Berdasarkan pemahaman diatas, dapat dilihat bahwa ada kecendrungan pengaruh antara dukungan orang tua terhadap orientasi masa depan dalam area pekerjaan. Hal ini dikarenakan orang tua merupakan lembaga pertama dalam kehidupan remaja sehingga dukungan orang tua dapat menumbuhkan sikap optimis dalam memandang masa depanya. Berdasarkan penjelasan di atas, di bawah ini adalah skema dari kerangka berpikir pada penelitian ini: D. Orang tua Demografis D. Emosi D.Penghargaan D. Instrument D. Informasi D. Jaringan Usia Jenis kelamin sosioekonomi Orientasi masa depan

2.4 HIPOTESIS PENELITIAN