UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.3 Bioautografi
Bioautografi merupakan metode yang spesifik untuk mendeteksi bercak pada kromatogram hasil kromatografi lapis tipis KLT atau
kromatografi kertas yang mempunyai aktivitas sebagai antibakteri, antibiotik, antifungi, dan antiviral. Bioautografi juga dapat digunakan untuk mendeteksi
senyawa antibiotik yang belum diketahui yang mana dengan pereaksi warna spesifik digunakan sebagai pembanding bioautografi sehingga kedua metode
tersebut saling melengkapi Stahl, 1969. Pada metode bioautografi, hal-hal yang dilakukan yaitu: 1 persiapan
dan penerapan bahan alam pada plat kromatografi lapis tipis; 2 persiapan dan penerapan inokulum bakteri pada plat KLT; 3 inkubasi; dan 4 deteksi
pertumbuhan dengan uji pewarnaan INT dan pengukuran daya hambat pertumbuhan bakteri. Plat KLT yang telah ditotol dengan bahan ektrak
dicelupkan ke dalam suspensi bakteri selama 5 detik, kemudian diinkubasi selama 15-24 jam pada temperature 37
o
C. Setelah diinkubasi, plat disemprot dengan larutan p-iodonitrotetrazolium INT lalu diinkubasi lagi selama 30
menit-4jam. Zona hambat terlihat dengan daerah bening di antara latar belakang ungu. Larutan p-iodonitrotetrazolium INT digunakan sebagai
indikator pertumbuhan bakteri. INT digunakan karena selain dari hasilnya yang baik dan kontras karena memberikan warna ungu juga penyiapannya
yang mudah yaitu cukup dilarutkan dalam etanol 70 Choma, 2006; Valgas et al., 2006.
Bioautografi merupakan metode yang dapat digunakan untuk skrining ekstrak kasar dengan kelebihan mudah dilakukan, cepat, hasil bagus, dan
dapat dilakukan dengan sekaligus pada banyak sampel Harborne, 1991.
2.4 Antibiotik
Antibiotik merupakan suatu substansi yang dihasilkan oleh satu mikroorganisme yang dalam jumlah yang sangat sedikit dapat menghambat
pertumbuhan jasad renik lain Pelczar and Chan, 2007. Antibiotik memiliki banyak efek samping. Dari sekian banyak antibiotik yang telah berhasil
ditemukan, hanya beberapa saja yang cukup tidak toksik untuk dipakai dalam
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
pengobatan. Antibiotik yang kini banyak dipergunakan kebanyakan diperoleh dari genus Bacillus, Penicillum dan Streptomyces Warsa, 1993.
Antibiotik jenisnya sangat beragam dan digolongkan menjadi beberapa kelompok. Tiap kelompok memiliki mekanisme kerja yang berbeda.
Antibiotik mengganggu interfere bagian-bagian yang peka di dalam sel, yaitu: 1 sintesis dinding sel; 2 fungsi membran; 3 sintesis protein; 4
metabolisme asam nukleat; dan 4 metabolisme intermedier Chatim, 1993. Kloramfenikol adalah salah satu antibiotik yang memiliki mekanisme
kerja dengan mengganggu sintesis protein bakteri. Kloramfenikol bersifat bakteriostatik, aktif terhadap sejumlah kuman posititf dan negatif Gram,
riketsia dan klamidia Chatim, 1993. Kebanyakan bakteri gram positif dihambat pada konsentrasi 1-10 µgmL, dan banyak bakteri gram-negatif
dihambat pada konsentrasi 0,2-5µgmL. Haemophilus influenzae, Neisseria meningitidis, dan beberapa strain bakteri juga rentan terhadap kloramfenikol,
dan mungkin bersifat bakterisidal Katzung, 2008.
Gambar 2.3 Struktur Umum Kloramfenikol Brunton et al., 2008
Kloramfenikol menghambat sintesis protein pada bakteri, terutama pada sel eukariotik. Kloramfenikol berikatan secara reversible pada subunit
ribosom 50S di dekat situs pengikatan untuk antibiotic makrolida dan klindamisin. Obat ini mencegah terjadinya ikatan ujung tRNA aminoasil yang
mengadung asam amino pada tempat akseptor di subunit ribosom 50S. Interaksi yang terjadi antara peptidil transferase dengan susbtrat asam amino
terhalangi, sehingga menghambat terjadinya ikatan peptida Brunton et al., 2008.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Gambar 2.4
Penghambatan sintesis protein bakteri oleh kloramfenikol. Kloramfenikol berikatan dengan subunit ribosom 50S pada tempat peptidiltransferase dan menghambat reaksi
transpeptidasi. Kloramfenikol berikatan dengan subunit ribosom 50S di dekat tempat kerja klindamisin dan makrolida Brunton et al., 2008.
2.5 Bakteri patogen