Sikap Attitude Pengetahuan dan Sikap 1. Pengetahuan Knowledge

Andy : Pengetahuan Dan Sikap Remaja SMA Santo Thomas 1 Medan Terhadap Jerawat, 2009. 2.2. Pengetahuan dan Sikap 2.2.1. Pengetahuan Knowledge Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dari proses penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera menusia. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang overt behavior. Karena itu dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan Notoatmodjo, 2007. Notoatmodjo mengungkapkan pendapat Rogers bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru berperilaku baru di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni: a. Awareness kesadaran, dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus. b. Interest merasa tertarik terhadap stimulus atau objek tersebut. Di sini sikap subjek sudah mulai terbentuk. c. Evaluation menimbang-nimbang terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi. d. Trial, dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus. e. Adoption, dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus. Namun demikian dari penelitian selanjutnya Rogers menyimpulkan bahwa perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap-tahap tersebut di atas.

2.2.2. Sikap Attitude

Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Menurut Maramis 2006, sikap adalah suatu predisposisi umum untuk berespons atau bertindak secara positif atau negatif terhadap suatu objek atau orang disertai emosi positif atau negatif. Dari berbagai batasan tentang sikap, Andy : Pengetahuan Dan Sikap Remaja SMA Santo Thomas 1 Medan Terhadap Jerawat, 2009. dapat disimpulkan bahwa manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu. Newcomb, salah seorang ahli psikologi sosial menyatakan bahwa sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksana motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, tetapi merupakan predisposisi tindakan atau perilaku. Dalam bagian lain, Notoatmodjo 2007 menjelaskan bahwa menurut Allport 1954, sikap itu mempunyai 3 komponen pokok, yakni: a. Kepercayaan keyakinan, ide dan konsep terhadap suatu objek. b. Kehidupan emosional dan evaluasi emosional terhadap suatu objek. c. Kecendrungan untuk bertindak. Ketiga komponen ini secara bersama membentuk sikap yang utuh total attitude. Dalam penentuan sikap ini, pengetahuan, berpikir, keyakinan, dan emosi memegang peranan penting. Suatu contoh misalnya, seorang remaja telah mendengar tentang akne penyebabnya, akibatnya, pengobatannya, dan sebagainya. Pengetahuan ini akan membawa remaja untuk berpikir dan menemukan apa yang harus dilakukan terhadap akne yang dideritanya. Dalam berpikir ini, komponen emosi dan keyakinan ikut bekerja sehingga remaja tersebut berniat akan mencari pengobatan untuk menyembuhkan aknenya. Seperti halnya pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan Notoatmodjo, 2007, yakni: 1. Menerima Receiving Subjek mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan objek. 2. Merespon Responding Memberikan jawaban apabila ditanya serta mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan. Lepas jawabab dan pekerjaan itu benar atau salah adalah berarti orang menerima ide tersebut. Andy : Pengetahuan Dan Sikap Remaja SMA Santo Thomas 1 Medan Terhadap Jerawat, 2009. 3. Menghargai Valuing Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan terhaap suatu masalah. 4. Bertanggung jawab Responsible Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya merupakan tingkat sikap yang paling tinggi. Pengukuran sikap dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau pernyataan responden terhadap suatu objek Notoatmodjo, 2007. Secara tidak langsung dapat dilakukan dengan pertanyaan-pertanyaan hipotesis, kemudian ditanyakan pendapat responden sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju. 2.3. Remaja Secara Umum 2.3.1. Definisi Remaja