Kepatuhan Wajib Pajak Tinjauan Pustaka

39 e. Mampu mensenyawakan sudut pandang Visi, nilai value dan keberanian secara konsisten. Visi memberikan arah kerja yang jelas, nilai memberikan bobot pada hal yang dikerjakan, dan keberanian memberikan semangat dan keyakinan pada pelaksanaan pekerjaan. Perpaduan antara visi, nilai dan keberanian akan membentuk pribadi yang mempunyai integritas profesional. Dari beberapa kriteria dan pengertian tentang profesionalisme di atas dapat disimpulkan bahwa profesionalisme dalam perpajakan adalah suatu tindakan perpajakan yang dilakukan oleh petugas pajak yang memenuhi standar kualitas, kuantitas, waktu dan biaya yang telah ditetapkan serta didasarkan pada peraturan pajak yang berlaku.

5. Kepatuhan Wajib Pajak

Berbagai upaya dilakukan agar tingkat kepatuhan wajib pajak meningkat. Salah satu tolak ukur untuk mengukur perilaku wajib pajak adalah tingkat kepatuhan wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban mengisi dan menyampaikan SPT secara tepat waktu. Semakin tinggi tingkat pemasukan SPT, diharapkan semakin tinggi pula tingkat kepatuhan wajib pajak dalam melaksanakan dan memenuhi kewajiban pajaknya Asikin, Noorjaya, dan Himawati, 1991 : 263. Asikin dan kawan-kawan mengatakan bahwa tidak terdapat satu rumusan yang pasti yang dapat dijabarkan untuk mengatasi problema- problema tentang kepatuhan wajib pajak. Suatu program perencanaan yang cermat, berupa program jangka pendek dan jangka panjang, yang meliputi 40 penyederhanaan sistem perpajakan, penanganan aparatur, pemberian pelayanan kepada wajib pajak, penertiban administrasi, pendidikan pajak dan penegakan hukum merupakan kegiatan-kegiatan yang akan memberikan dampak positif pada kepatuhan dan kerelaan wajib pajak untuk memenuhi kewajibannya. Dengan dilaksanakannya self assesment, maka kepatuhan wajib pajak merupakan suatu syarat yang harus dicapai. Dalam hal ini, seluruh jajaran Ditjen Pajak berusaha untuk mendorong dan mencapai tingkat kepatuhan wajib pajak setinggi-tingginya dengan cara meraih kepercayaan dari masyarakat terhadap integritas dan pelayanan pajak yang sebaik- baiknya. Wajib pajak yang berpendidikan dan memperoleh pengetahuan pajak berdasarkan kenyataan yang ada, akan lebih patuh dalam memenuhi kewajiban pajaknya daripada yang kurang memperoleh informasi. Belakangan ini telah dilakukan pemeriksaan pajak dari wajib pajak-wajib pajak besar, dimana hasilnya menunjukkan masih banyak pelanggaran berupa laporan keuangan yang dibuat sedemikian rupa seperti mengecilkan peredaran atau penghasilan, membuat perkiraan fiktif, memungut dan menyetorkan PPh 21, PPh 23, dan PPh 26 secara tidak benar, meninggikan biaya dengan cara memasukkan unsur-unsur bukan biaya sehingga penghasilan kena pajaknya menjadi lebih kecil dibanding dengan sebenarnya. Untuk itu perlu diamati secara sungguh-sungguh tingkat kepatuhan wajib pajak, misalnya perbedaan antara jumlah pajak yang seharusnya 41 diperkirakan dapat dihimpun dan realisasi penerimaannya, kepatuhan memasukkan SPT masa dan tahunan, banyaknya pelanggaran dan tindak pidana fiskal selama masa pemeriksaanpenyelidikan tertentu, perkembangan kegiatan pelayanan kepada wajib pajak, terutama berupa informasi mengenai pengetahuan pajak, serta banyaknya keberatan dan tunggakan pajak. Dalam hubungan dengan kepatuhan wajib pajak, maka program- program kerja yang perlu ditangani adalah : a. Pelayanan kepada wajib pajak dengan sebaik-sebaiknya b. Penyelenggaraan administrasi yang sesuai dengan perubahan ekonomi dan teknologi c. Memperlihatkan faktor sikap laku dan sikap fikir manusia antara lain tingkat kepercayaan kepada Pemerintah, persepsi tentang perlakuan yang sama terhadap wajib pajak, persepsi tentang penyelundupan pajak, persepsi tentang sanksi hukum serta efesiensi petugas pajak d. Kerjasama dengan berbagai instansi Pemerintah maupun swasta. Pengembangan kesadaran dan kepatuhan wajib pajak, dari selama ini diketahui ada enam poin yang sangat mempengaruhi. Dari keenam poin tersebut, terdapat empat poin yang berada dalam kewenangan Direktorat Jenderal Pajak, sedangkan dua poin berada di luar kewenangan Direktorat Jenderal Pajak. Empat poin yang berada dalam kewenangan Direktorat Jenderal Pajak adalah: 42 a. Tarif pajak yang ada di Indonesia sudah relatif murah jika dibandingkan dengan negara lain b. Pelaksanaan penagihan yang rapi, konsisten dan konsekuen c. Ada tidaknya sanksi bagi pelanggar d. Pelaksanaan sanksi secara konsisten, relevan dan adil.

B. Penelitian Terdahulu

Dokumen yang terkait

Upaya Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dan Wajib Pajak Badan Terhadap Pembayaran Pajak dan Pelaporan SPT Tahunan di Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur

5 119 74

Analisis Penerapan Sistem Perpajakan Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan

2 83 63

Pengaruh Reformasi Administrasi Perpajakan Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Di KPP Pratama Waingapu (Penyuluhan Pajak Sebagai Variabel Moderating)

0 49 128

Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Pembayaran Pajak Restoran Di Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan

8 117 68

Perbandingan Mekanisme Pendaftaran Wajib Pajak Dan Pelaporan Surat Pemberitahuan Pajak Secara Manual Dengan Secara Elektronik (Melalui Jasa Internet) Di Kantor Pelayanan Pajak Tebing Tinggi.

11 98 72

Pengaruh Adanya Sunset Policy 2008 Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Sumatera Utara I (DJP Sumut I)

1 51 59

Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Pembayaran Pajak Restoran Di Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan

7 69 68

PENGARUH PENERAPAN SISTEM ADMINISTRASI PERPAJAKAN MODERN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak ( Studi Kasus pada Wajib Pajak yang Terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratam

0 2 14

KEPATUHAN PELAPORAN WAJIB PAJAK

0 1 16

Upaya Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dan Wajib Pajak Badan Terhadap Pembayaran Pajak dan Pelaporan SPT Tahunan di Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur

0 0 15