Pengertian Pajak Penghasilan Pasal 21 Subjek Pajak Penghasilan PPh Pasal 21

a. Perusahaan perseorangan adalah perusahaan swasta yang didirikan dan dimiliki oleh pengusaha perseorangan yang bukan badan hukum dapat berbentuk perusahaan dagang, jasa maupun industri. b. Persekutuan adalah suatu persekutuan perdata yang didirikan untuk menjalankan perusahaan dengan nama bersama. c. Perseroan terbatas adalah perusahaan akumulasi modal yang dibagi atas saham-saham, dan tanggung jawab sekutu pemegang saham terbatas pada jumlah saham yang dimilikinya.

G. Pengertian Pajak Penghasilan Pasal 21

Pajak Penghasilan Pasal 21 atau PPh Pasal 21 menurut Undang-Undang No 36 Tahun 2008 adalah Pajak Penghasilan yang dikenakan atas penghasilan berupa gaji, upah, honorium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama apa pun sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan yang dilakukan oleh Wajib Pajak Orang pribadi dalam negeri. Pajak Pengahasilan Pasal 21 dipotong, disetor, dan dilaporkan oleh pemotong pajak, yaitu pemberi kerja, bendaharawan pemerintah, dana pensiun, badan, perusahaan, dan penyelenggaraan kegiatan. Bagi pegawai atau orang pribadi yang memperoleh penghasilan lain selain pengahsilan yang pajaknya telah dibayar atau dipotong dan bersifat final, pada akhir tahun pajak diwajibkan untuk menyampaikan SPT tahunan PPh dan atas pajak penghasilan pasal 21 yang telah dipotong oleh pemberi kerja dapat Universitas Sumatera Utara dijadikan sebagai kredit pajak atas Pajak Penghasilan yang terutang pada akhir tahun.

H. Subjek Pajak Penghasilan PPh Pasal 21

Penerimaan penghasilan yang dipotong Pajak Penghasilan Pasal 21, yaitu sebagai berikut: 1. Pegawai, yaitu setiap orang melakukan pekerjaan berdasarkan suatu perjanjian atau kesepakatan kerja baik tertulis maupun tidak tertulis, termasuk yang melakukan perkerjaan dalam jabatan negeri dan Badan Usaha Milik Negara BUMN dan Badan Usaha Milik Daerah BUMD. 2. Penerima pensiun, yaitu orang pribadi atau ahli warisnya yang menerima atau memperoleh imbalan untuk pekerjaan yang dilakukan dimasa lalu, termasuk orang pribadi atau ahli warisnya yang menerima uang pensiun, Tabungan Hari Tua atau Tunjangan Hari Tua. 3. Penerima honorarium, yaitu orang pribadi yang menerima atau memperoleh imbalan sehubungan dengan jasa, jabatan atau kegiatan yang dilakukannya. 4. Penerima upah, yaitu orang pribadi yang menerima upah harian, upah mingguan, upah borongan, atau upah satuan. Universitas Sumatera Utara

I. Objek Pajak PPh Pasal 21

Penghasilan yang dipotong Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah sebagai berikut: 1. Penghasilan yang diterima atau diperoleh pegawai atau penerima pensiun secara teratur berupa gaji, uang pensiun bulanan, upah, honorarium, uang lembur, tunjangan pendidikan anak, tunjangan jabatan, dan penghasilan teratur lainnya. 2. Upah harian, pelatihan, atau pemagangan yang merupakan calon pegawai, dan upah para pegawai yang tidak tetap atau tenaga kerja lepas. 3. Penghasilan yang dipotong Pasal 21 di atas pada butir 1 dan 2 Wajib Pajak yang dikenakan Pajak Penghasilan yang bersifat final dan yang dikenakan Pajak Penghasilan berdasarkan Norma Perhitungan khusus demeed profit.

J. Tidak Termasuk Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 21