Efek Bunyi Musik Musik - Bunyi-Bunyian

Untuk lebih memudahkan penafsiran dan pemahaman tentang musik dan bunyi- bunyian, berikut akan diperikan beberapa pengertian dan istilah tentang musik dan bunyi- bunyian tersebut. 5.Istilah Agar tidak terjadi kesimpangsiuran pemakaian istilah asing sebagai pedoman ,dalam praktek tata bunyi teater, di bawah ini dikemukakan beberapa istilah dalam bahasa kita sebagai berikut : • bunyi = sound • suara = voice • derau = noise • nada = tone • dengung = hume Suara adalah bunyi yang berasal dari makhuk hidup, seperti manusia dan binatang. Suara orang adalah media manusia untuk mengekspresikan bahasa agar dapat dipahami orang lain. Suara itu bisa menghidupkan bahasa, tetapi sebaliknya juga bisa menjadikan bahasa itu justru tak dipahami orang lain. Untuk memberi petunjuk praktis atas suasana hati maka kita mengartikan istilah di bawah ini sebagai berikut. Texture = kualitas suara yang dapat dirasakan senang, kasar, lancar dan sebagainya. Intonation = tinggi-rendahnya suara pada saat berbicara. Stress = tekanan suara pada kata-kata yang penting. Mood = perasaan suara yang menggambarkan keadaan girang, susah, marah, dan sebagainya. Pacing = pengucapan beberapa kata lebih cepat atau lebih lambat dari kata-kata yang lain. Accent = tekanan pada suatu bagian kata atau suku kata. Istilah-istilah tersebut di atas sangat diperlukan dalam menanggapi petunjuk- petunjuk pada dialog sehingga mampu mengekspresikan watak pelaku. Apabila kita bertugas mengiringi sebuah lakon, kita harus memperhatikan tiga masalah yang merupakan bahan-bahan yang harus digarap yaitu: dialog - efek bunyi - musik. Ketiga-tiganya bisa kita pergunakan secara bersama, kadang-kadang hanya dua atau hanya satu saja. Untuk ini kita harus memperhatikan agar volume ketiga bahan itu bisa diatur dengan tepat. Artinya bahwa volume apa yang harus dikeraskan atau dibuat perlahan. Di sini volume berfungsi seperti spotlight, yaitu apa yang diutamakan pad a adegan mendapat sorotan lebih, dan sebaliknya.

5.2 Efek Bunyi

Tiap-tiap efek bunyi membantu penonton lebih membayangkan apa yang terjadi di dalam lakon. Karena itu, penggunaan efek ini harus sesuai dengan tujuannya. Contoh beberapa macam efek bunyi dan cara membuatnya: 1. Bunyi pintu :umumnya bila pintu yang dibuka - ditutup akan kedengaran bunyi gerendel dan benturan daun pintu. Kita buat pintu dalam kota kecil yang dilengkapi dengan gerendel. Jika ini ditempatkan di dekan mikrofon, akan menyerupai bunyi yang sesungguhnya. e-USU Repository © 2004 Universitas Sumatera Utara 7 2. Bunyi jam: ambillah sebuah jam yang bunyinya keras. Jika tak ada gunakan kotak dari logam. Dengan pulpen atau alat keras yang digerakkan ke kiri dan ke kanan akan dihasilkan bunyi seperti jam. 3. Bunyi halilintar : ambillah seng, jatuhkan atau pukullah sehingga berbunyi seperti halilintar. 4. Bunyi tembakan: Pecahkan sebuah balon karet, atau barang keras lainnya yang dipukul. Dengarkan lewat mikirofon, pilih mana yang mirip dengan bunyi tembakan. 5. Bunyi kapal terbang : Yang paling baik ialah merekam bunyi di lapangan terbang. Atau lipatlah kertas, letakkan di dekat kipas angin listrik. Bila mikrofon didekatkan pada lipatan kertas, diperbanyak atau dikurangi, suara ini mirip baling-baling kapal terbang. 6. Bunyi kebakaran dan hujan: kertas selofan digosok-gosokkan atau diremas-remas di dekat mikrofon. Masih banyak contoh dan cara pembuatannya; ini hanya sebagian saja. Jika kita banyak bereksperimen dalam pembuatannya, kita mungkin akan menemukan bunyi-bunyi lain yang tidak kita duga sebelumnya.

5.2 Musik

Musik mempunyai peranan dalam teater. Dengan diperdengarkannya musik, penonton akan bertambah daya dan pengaruh imajinasinya. Musik yang baik dan tepat bisa membantu aktor membawakan warna dan emos; peranannya dalam adegan. Dalam pada itu, sutradara hendaklah memilih momen-momen ketika justru musik itu ditiadakan, karena dalam sementara naskah dramatik ada jenis adegan yang justru harus sepi dari segala macam efek bunyi. Musik juga dapat dipakai sebagai awal dan penutup adegan, sebagai jembatan antara adegan yang satu dengan yang lainnya. Dalam mempergunakan musik ini hendaklah kita berpedoman untuk memilih satu jenis tema musik saja. Jika pada permulaan memakai musik daerah, gunakan musik, daerah untuk seluruh lakon, jangan dicampur dengan musik barat atau asing lainnya, kecuali jika dalam suatu adegan memang diperlukan musik Barat. Cara lain menyusun musik ialah dengan merangkai variasi dalam kesatuan, yaitu merangkaikan berbagai musik atau lagu dengan kesamaan gaya dan dengan memperhitungkan asal musiknya sehingga hasil rangkaian itu tidak sedemikian menyolok pergantiannya.

5.3 Akustik Ruangan