PENDAHULUAN STRUKTUR KULIT KAYU

I. PENDAHULUAN

Salah satu karakteristik kayu yang paling penting adalah sifatnya yang dapat diperbarui. Bahkan mungkin kayu tidak akan habis asalkan digunakan dengan pandangan masa depan dan perencanaan jangka panjang. Kayu sebagai sumberdaya alam yang dapat diperbaharui menjadi komoditi yang sangat penting sampai saat ini. Untuk menggunakan kayu secara bijaksana kita harus memiliki pengetahuan dasar tentang komposisi dan struktur kayu. Secara struktur kayu disusun oleh jaringan xylem dan phloem, kayu secara ilmiah adalah bagian xylem dan phloem lebih dikenal dengan bagian kulit kayu. Pemanfaatan kayu sudah tidak asing lagi bagi kita, namun pemanfatan kulit kayu merupakan hal yang belum banyak diketahui secara luas. Kulit kayu merupakan jaringan batang pohon yang paling penting kedua. Kulit kayu merupakan sekitar 10-20 dari batang tergantung pada spesies dan kondisi pertumbuhan. Melihat pohon secara keseluruhan bagian kulit yang paling tinggi adalah pada cabang dengan nilai 20-35; selanjutnya kulit bagian tunggal dan akar juga lebih tinggi dibandingkan kulit batang. Kulit menghasilkan sejumlah bahan kimia yang tinggi selama kayu diproses. Telah lama kulit dipandang sebagai limbah yang mengganggu dan biasanya hanya dibakar atau disimpan. Hanya kulit sejumlah kecil spesies kayu yang dimanfaatkan, misal kulit kayu oak dan chestnut untuk diektraksi zat penyamaknya. Dalam tahun-tahun terakhir kulit kayu telah menjadi pusat perhatian. Sejumlah studi mengenai kulit kayu telah mulai dilakukan dan mendapat perhatian dari berbagai bidang khususnya kehutanan. Sejumlah studi mengenai struktur dan komposisinya maupun percobaan penggunaanya telah dilakukan. Tulisan ini akan menguraikan mengenai struktur kulit kayu, komponen kimia penyusunnya dan pemanfaatan kulit yang sudah diketahui samapai saat ini dan beberapa penelitian terkait kulit kayu yang telah dilakukan. Ridwanti Batubara : Kimia Kulit Kayu, Potensi Dan Peluang Pemanfaatannya, 2008 USU e-Repository © 2008

II. STRUKTUR KULIT KAYU

Batas antara kayu dan kulit kayu adalah kambium. Lapisan sel hidup ini menghasilkan sel xylem kearah dalam batang dan sel floem kearah luar. Floem atau kulit dalam terdiri atas sel-sel pengangkut, sklerenkim dan parenkim mirip dengan xylem. Dalam floem pohon konifer unsur-unsur pengangkut adalah sel tapisan, sel yang relatif kecil dengan ujung-ujung runcing yang tersusun dalam deretan longitudinal. Dalam pohon yang berdaun lebar dibentuk pembuluh tapisan, yang terdiri atas unsur-unsur yang dihubungkan antara ujung dengan ujung. Dinding sel tapisan dan buluh tapisan keduanya berlubang-lubang dengan pori-pori kecil yang jumlahnya banyak dan tersusun dalam berbagai bidang tapisan. Serat kulit kayu dan sel batu adalah sel-sel sklerenkim. Serat kulit kayu adalah sel panjang berdinding tebal, dengan ujung-ujungnya runcing saling tumpang tindih, biasanya tersusun dalam deret tagensial. Sel batu atau sklereid mempunyai bentuk poligonal yang berasal dari sel parenkim, yang dindingnya telah menebal dan mengandung lignin. Kulit dalam floem sekunder adalah produk inisial kambium yang sama yang membelah untuk membentuk xylem kayu. Karena indukya sama maka beberapa tipe sel floem sangat serupa dengan tipe-tipe sel dalam kayu. Tipe-tipe sel yang lain yang terbentuk dari pembelahan inisial-inisial ini adalah unik untuk floem. Konsekuensinya struktur anatomi kulit kayu lebih komplek dari kayu. Kulit dalam spesis kayu keras sangat serupa dengan kulit dalam spesis kulit kayu lunak. Parenkim longitudinal, parenkim jari-jari dan serabut-serabut floem terdapat dalam kulit kayu keras, seperti halnya sel-sel yang dikenal sebagai unsur-unsur pembulu tapisan, yang serupa dengan sel-sel tapisan kayu lunak, meskipun unsur-unsur kayu keras memiliki struktur yang lebih tegas. Ridwanti Batubara : Kimia Kulit Kayu, Potensi Dan Peluang Pemanfaatannya, 2008 USU e-Repository © 2008 Gambar 1. Struktur Kulit Kayu Sanved, K. B, 1993 Satu hal yang aneh mengenai kulit dalam kayu keras adalah unsur-unsur parenkimmatis longitudinal yang dikenal sebagai sel pengiring. Sel-sel tipe ini selalu berpasangan dengan unsur-unsur pembulu tapisan dan rupanya dibentuk pada saat yang sama oleh inisial kambium yang sama. Kulit dalam kayu lunak dan kayu keras sangat tipis, berkisar dari kira-kira 0.5-15 mm tebalnya. Lapisan ini berfungsi sebagai jalan bergeraknya cairan batang kebawah dari daun. Lapisan kulit kayu yang dihasilkan oleh suatu pohon memiliki tebal berkisar 0.2-0.3 mm. Ridwanti Batubara : Kimia Kulit Kayu, Potensi Dan Peluang Pemanfaatannya, 2008 USU e-Repository © 2008

III. KOMPONEN KIMIA KULIT KAYU