Sektor Industri Pengolahan Pembahasan Persektor Perekonomian Kabupaten Simalungun

PDRB sektor ini dalam perekonomian Simalungun selama periode 2001-2010 adalah sebesar Rp 7,08 milyar. Tabel 4.7 Hasil Analisis Sektor Pertambangan dan Penggalian No Aspek Parameter Makna 1 Tipologi Klassen Kuadran III Sektor Potensial atau dapat berkembang 2 Loqation Quotient 1 Sektor non basis 3 Mij Negatif Tumbuh relatif lambat diprovinsi 4 Cij Positif Pertumbuhan lebih cepat dibanding Provinsi Jadi berdasarkan analisis terhadap sektor pertambangan dan penggalian, maka kesimpulan yang diperoleh adalah bahwa sektor ini belum bisa digolongkan sebagai sektor unggulan di Kabupaten Simalungun, karena sektor ini masih termasuk dalam klasifikasi sektor potensial atau dapat berkembang. Walaupun tingkat pertumbuhannya lebih cepat bila dibandingkan ditingkat Provinsi, tetapi sektor ini bukanlah sektor basis karena memiliki kisaran nilai LQ yang sangat rendah, berada lebih kecil dari satu 1.

4.3.3 Sektor Industri Pengolahan

Dikabupaten Simalungun, sektor Industri Pengolahan ini adalah sangat menarik untuk diamati. Sebagai sektor dengan rata-rata kontribusi terhadap PDRB selama 2001-2010 adalah sebesar 16,48, menjadikan sektor ini sebagai sektor dengan kontribusi terbesar dalam PDRB Simalungun. Tetapi walaupun sebagai kontributor terbesar kedua, itu tak menjamin sektor ini menjadi sektor basis di Kabupaten Simalungun. Hal ini disebabkan karena, walaupun kontribusinya terhadap PDRB Simalungun cukup tinggi, namun bila Universitas Sumatera Utara dibandingkan dengan kontribusi sektor yang sama terhadap PDRB Sumatera Utara, rata-rata kontribusi sektor ini masih lebih kecil. Begitupun juga dengan rata-rata laju pertumbuhannya, rata-rata pertumbuhan sebesar 1,62 ternyata lebih kecil bila dibandingkan dengan pertumbuhan ditingkat Provinsi. Sehingga dengan nilai kontribusi lebih kecil dan laju pertumbuhan yang lebih kecil juga, maka sektor ini dapat diklasifikasikan sebagai sektor relatif tertinggal. Jika dilihat dari analisis LQ, selama kurun waktu 2001-2010, nilai LQ sektor industri pengolahan tidak terlalu besar. Rata-rata nilai LQ sektor ini adalah sebesar 0,6962 1, hal ini menunjukkan bahwa sektor ini tidak termasuk sebagai sektor basis. Dilihat dari pertumbuhan LQ nya, nilai LQ sektor ini cenderung mengalami9 penurunan. Sumber: Data diolah dari Tabel 4.4 Gambar 4.4 Grafik Perkembangan Nilai LQ Sektor Industri Pengolahan 0.7615 0.7314 0.7188 0.7054 0.6981 0.6764 0.6634 0.6681 0.6664 0.6727 0.6 0.62 0.64 0.66 0.68 0.7 0.72 0.74 0.76 0.78 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Nilai LQ Rata-rata Nilai LQ Universitas Sumatera Utara Dilihat dari hasil analisis Shift Share, industri pengolahan memiliki nilai Proportional Shift Component Mij sebesar -93,11397681 yang berarti bahwa sektor ini tumbuh relatif lambat di Provinsi Sumatera Utara. Dan dengan nilai Differential Shift Component Cij sebesar -256,26439 menunjukkan bahwa sektor ini adalah salah satu sektor dengan daya saing menurun, sehingga pertumbuhannya lebih lambat dibandingkan dengan pertumbuhan di Provinsi. Sementara itu Nilai Nij sebesar 459,6783671 berarti bahwa Provinsi Sumatera Utara memiliki perananan positif dalam pertumbuhan sektor ini. Serta nilai Dij sebesar 110,3 menjelaskan bahwa jumlah perubahan nilai PDRB sektor industri pengolahan selama periode 2001-2010 adalah sebesar Rp 110,03 milyar. Tabel 4.8 Hasil Analisis Sektor Industri pengolahan No Aspek Parameter Makna 1 Tipologi Klassen Kuadran IV Sektor Relatif Tertinggal 2 Loqation Quotient 1 Sektor non basis 3 Mij Negatif Tumbuh relatif lambat diprovinsi 4 Cij Negatif Pertumbuhan lebih lambat dibanding Provinsi Jadi kesimpulan dari hasil analisis terhadap sektor industri pengolahan adalah, bahwa sektor ini tidak termasuk sektor unggulan. Hal ini disebabkan karena sektor industri pengolahan berada dalam klasifikasi sektor yang relatif tertinggal, sektor non basis dan pertumbuhannya relatif lambat serta tidak kompetitif. Universitas Sumatera Utara

4.3.4 Sektor Listrik, Gas dan Air Minum