Kerangka Teori Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori 1 Tinjauan Pustaka

Parera 2004:81 mendefinisikan bahwa polisemi ialah suatu ujaran dalam bentuk kata yang mempunyai makna berbeda-beda tetapi masih ada hubungan dan kaitan antar makna yang berlainan tersebut. Misalnya kata ‘kepala’ dapat bermakna ‘kepala manusia, kepala jawatan, dan kepala sarung’.

1.4.2. Kerangka Teori

Kerangka teori berfungsi sebagai pendorong proses berpikir deduktif yang bergerak dari alam abstrak ke alam konkret. Suatu teori yang dipakai oleh peneliti sebagai kerangka yang memberi pembatasan terhadap fakta-fakta konkret yang terbilang banyaknya dalam kenyataan kehidupan masyarakat yang harus diperhatikan. Dalam penulisan skripsi ini, penulis mempergunakan kerangka teori berdasarkan pendapat dari pakar-pakar bahasa yang diperoleh dari sumber pustaka sebagai berikut. Pengertian analisis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian dan pemahaman arti secara keseluruhan KBBI 1993:59 . Penelitian ini menggunakan pendekatan semantik yaitu teori semantik tentang makna. Semantik diterima secara luas sebagai cabang ilmu bahasa yang mengkaji tentang seluk beluk makna. Kata semantik berasal dari bahasa Inggris sema ntics yang memungutnya dari bahasa Yunani Semainein. Dalam bahasa Yunani, kata ini berarti makna. Oleh karena itu, kata semantik dapat diartikan sebagai ilmu tentang makna atau ilmu tentang arti. Chaer, 2005:2. Universitas Sumatera Utara Semantik adalah studi tentang makna tentang anggapan bahwa makna menjadi bagian dari bahasa. Dengan demikian, semantik merupakan bagian dari linguistik Aminuddin, 1988:15 Hubungan semantik dan linguistik sangat erat karena semantik dengan fenomena sosial dan kultur pada dasarnya memang sudah selayaknya terjadi. Disebut demikian karena aspek sosial dan kultur sangat berperan dalam menentukan bentuk-bentuk, perkembangan maupun perubahan makna kebahasaan Aminuddin, 1988:24. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan konsep semantik konteksual. Yaitu makna sebuah leksem atau kata yang berada didalam suatu konteks. Menurur Parera 2004:47, teori kontekstual sejalan dengan teori relativisme. Makna sebuah kata terikat pada lingkungan kultural dan ekologis pemakai bahasa tertentu itu. Makna konteks juga berkenaan dengan situasinya, yakni tempat, waktu dan lingkungan penggunaan bahasa tersebut. Dalam teori semantik digunakan jenis-jenis makna. Sebuah kata disebut mempunyai makna konotatif apabila kata itu mempunyai nilai rasa, baik positif maupun negatif Chaer, 2002:65. Makna adalah pengertian suatu konsep yang dimiliki atau terdapat pada tanda linguistik. Tanda linguistik bisa berupa kata atau leksem maupun morfem. Sutedi 2008:123 berpendapat bahwa dalam bahasa Jepang ada dua istilah tentang makna, yaitu kata imi 意 味 dan igi 意 義 . Kata imi digunakan untuk menyatakan makna hatsuwa tuturan yang merupakan wujud satuan dari parole, Universitas Sumatera Utara sedangkan igi digunakan untuk menyatakan makna dari bun kalimat sebagai wujud satuan dari langue. Penelitian ini bertujuan menguraikan suatu makna yang terkandung dalam suatu verba. Verba adalah kata yag dipakai untuk menyatakan sesuatu tentang seseorang atau sesuatu. Nesfield Chaedar, 1993:48. Sedangkan dalam bahasa Jepang verba adalah jenis kata yang termasuk dalam yougen dan menyatakan kegiatanaktivitas. Biasanya pada akhir kata selalu diakhiri dengan vokal u. Dalam penelitian ini, verba yang dimaksud adalah verba deru. 1.5. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.5.1. Tujuan Penelitian