Penghimpunan dan Pengelolaan Lembaga Wakaf Al-Azhar

akad sebelumnya. Begitu pula dengan Lembaga Wakaf Al-Azhar, yang memiliki kewajiban untuk menjalankan program-program pengelolaan wakafnya. Program pengelolaan wakaf yang dijalankan oleh Lembaga Wakaf Al- Azhar antara lain, yaitu 43 : 1. Wakaf Khairi Wakaf khairi adalah wakaf patungan dengan cara menitipkannya kepada pengelola wakaf untuk dibelikan aset baik alat transportasi atau property atau usaha pertanian maupun perkebunan, agar kemudian aset tersebut dikelola dan diambil manfaatnya. Cara penyerahan wakaf dari wakif kepada pengelola, ada 3 tiga cara, yaitu secara kontan, berjangka bertahap atau seumur hidup. 2. Wakaf Dinar Dirham Produk wakaf Al Azhar, dengan cara mewakafkan harta dalam nilai yang mutlak melalui dinar dan dirham sebagai patungan untuk wakaf produktif dalam investasi di bidang transportasi, property, pertanian, perkebunan mulai dari 0.7 misqal dinar setara 1 dirham, mulai Rp.1.375.360,00 0.7 misqal dinar setara 1 dirham. 43 Wakaf Al-Az har, “Produk Wakaf”, artikel diakses pada 17 September 2014 dari http:www.wakafalazhar.comindex.phpgeraiprodukindex 3. Wakaf Perkebunan Produk wakaf ini bertujuan untuk membantu masyarakat di sekitar perkebunan kelapa sawit, karet, dll dengan lapangan pekerjaan baru, dengan Rp. 15.000,- m 2 Rp 10.000,-m 2 tanah + Rp 5.000,- operasional. 4. Wakaf Pohon Jabon Salah satu produk Wakaf Al Azhar, yaitu wakaf pohon jabonjati kebon. Produk ini adalah salah satu bentuk upaya memproduktifkan lahan wakaf agar segera berdaya guna bagi masa depan pendidikan dan dakwah sesuai dengan cita-cita besar Wakaf Produktif Al Azhar yang berada dibawah naungan Yayasan Pesatren Al Azhar. Teknis pelaksanaannya melalui kerjasama Agribisnis penanaman pohon jabonjati kebon dan Singkong di tanah wakaf yang berlokasi di Ciseeng Bogor, yang kesepakatannya telah ditandatangani pada bulan Oktober 2012. Kerjasama ini akan berlangsung selama delapan tahun dimana penanaman pohon jabonjati kebon dan singkong akan dilakukan secara tumpang sari selama kurun 5-8 tahun dan 2 tahun. Sebagai permulaan, Wakaf Al Azhar telah mendayagunakan tanah Wakaf Al Azhar yang terletak di Desa Cibentang Kecamatan Parung Kabupaten Bogor seluas lebih kurang 2 hektar untuk ditanami 2.500 pohon jabon jati kebon dan 31.250 tanaman singkong. 5. Wakaf Family Produk wakaf family bertujuan untuk mengakomodir berbagai manfaat dan perlindungan dunia akhirat bagi seluruh anggota keluarga tercinta. 6. Wakaf Manfaat Wakif dapat menjanjikan kepada Wakaf Al Azhar untuk mewakafkan Manfaat dari aset yang sedang diusahakannya, seperti mobil, rumah, ruko atau apartemen yang sedang disewakannya. 7. Wakaf Transportasi Produk wakaf Al Azhar yang memproduktifkan harta benda wakaf dengan cara membeli saham yang nantinya diwakafkan untuk pembelian alat-alat transportasi, seperti bus, kapal, dan pesawat. 8. Wakaf Wasiat Polis Asuransi Wakaf Polis Asuransi adalah mewakafkan sebagian nilai yang akan diterima jika polis asuransi yang wakif miliki telah dicairkan. Wakaf Polis Asuransi yang diserahkan kewakaf Al – Azhar menggunakan dua akad : Akad Wakaf untuk wakaf produktif sebagaian dari nilai Polis Asuransi yang meliputi Uang Pertanggungan UP dan Nilai Tunai saat jatuh tempo. Akad Amal Kebaikan Charity ; untuk kepentingan wakif, keluarga wakif, kepentingan umum, sebagaian dari nilai Polis Asuransi UP dan Nilai Tunai saat jatuh tempo. 9. Wakaf Wasiat Property Wakaf wasiat property adalah salah satu produk wakaf Al Azhar, dimana wakif dapat mewakafkan assetproperty yang dimilikinya, akan tetapi tidak melebihi 13 dari total assetproperty yang dimiliki oleh si wakif. 10. Wakaf Wasiat Perusahaan Produk wakaf wasiat perusahaan tujuannya adalah mengajak para wakif yang memiliki perusahaansaham untuk mewakafkan hartanya, dengan nilai maksimal 13. Dari penjalasan diatas penulis menyimpulkan bahwa seluruh produk wakaf Al Azhar tujuannya adalah untuk di produktifkan dan untuk kesejahteraan masyarakat. Hal ini sesuai dengan UU No. 41 Tahun 2004 tentang wakaf yang tertera pada Pasal 42 yang berbunyi Nazhir wajib mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf sesuai dengan tujuan, fungsi, dan peruntukannya. Demikianlah penjelasan diatas mengenai penghimpunan dan pengelolaan wakaf pada Lembaga Wakaf Al-Azhar yang meliputi sejarah dan perkembagan, visi dan misi, struktur organisasi, penghimpunan dan pengelolaan pada Lembaga Wakaf Al-Azhar. 49

BAB IV PEMANFAATAN HASIL WAKAF PRODUKTIF

DI LEMBAGA WAKAF AL-AZHAR

A. Mekanisme Pemanfaatan Wakaf Produktif Melalui Program Sosial

Keagamaan 15 juli 2010, Lembaga Wakaf Al-Azhar resmi didirikan di Jakarta, hal tersebut menandai dimulainya pengelolaan wakaf secara profesional dibawah naungan Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar Indonesia. Pendirian Lembaga Wakaf Al-Azhar juga menjadi babak baru dari harapan dan doa yang di ucapkan oleh Syekh Jami Al-Azhar yaitu Prof. Dr. Mahmoud Syaltout yang juga merupakan sahabat dari Buya Hamka sekitar 60 tahun yang lalu. Beliau yang saat itu memberikan sambutan saat kunjungannya, memberikan nama Masjid Al-Azhar, dimana sebelumnya Masjid tersebut bernama Masjid Kebayoran Baru, yang didasari pada lokasi pendiriannya. Pemberiaan nama Al-Azhar sebagai nama masjid tersebut, diharapkan Masjid Al-Azhar di Indonesia bisa berkembang dan menjadi pionir peradaban Islam di dunia seperti Al-Azhar yang ada di Kairo Mesir. Universitas A-Azhar Mesir yang sudah berdiri sejak ribuan tahun yang lalu mampu memberikan ribuan beasiswa kepada mahasiswa dari seluruh dunia setiap tahunnya dan telah mengirim ribuan dai ke berbagai negara. Hal tersebut menjadi latar belakang dari didirikannya Lembaga Wakaf Al-Azhar, dimana diharapkan dapat menyediaan pendidikan yang berkualitas dan memberikan kontribusi bagi berkembangnya dakwah Islam seperti yang dilakukan oleh Al-Azhar Kairo Mesir. Hal itulah yang menjadi tugas pokok yang di berikan Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar kepada Lembaga Wakaf Al-Azhar. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa Yayasan Pesantren Islam Al- Azhar telah mendirikan beberapa sekolah serta sebuah Universitas yang berkualitas. Namun kualitas yang diberikan oleh sekolah-sekolah Al-Azhar tersebut berbanding lurus dengan biaya pendidikannya yang cukup mahal. Sehingga sangat sulit dijangkau oleh masyarakat luas. Dan hal ini lah yang menjadi tugas Lembaga Wakaf Al-Azhar untuk menyediakan sarana pendidikan yang berbasis beasiswa namun memiliki kualitas yang sama dengan sekolah- sekolah Al-Azhar yang sudah ada. Pada struktur organisasi Lembaga Wakaf Al-Azhar, masing-masing divisi memiliki tanggung jawab masing-masing, dimana pada proses penghimpunan dana wakaf dilakukan oleh divisi marketing. Selanjutnya setelah dana wakaf dihimpun, dilakukan proses rekapitulasi oleh divisi keuangan. Selanjutnya dana wakaf yang dihimpun dialokasikan sesuai dengan peruntukkannya. Setelah dana diputar pada program wakaf produktif maka didapat keuntungan yang disebut hasil wakaf produktif. Sedangkan tanggung jawab pengelolaan hasil wakaf merupakan program kerja dari divisi program. 44 44 Wawancara Pribadi dengan Muhammad Rofiq, Direktur Eksekutif Lembaga Wakaf Al-Azhar. Jakarta, 11 Agustus 2014. Untuk proporsi pemanfaatan hasil wakaf pada Lembaga Wakaf Al-Azhar sendiri, telah di tetapkan sebagai berikut 45 : Gambar.4.1 Proporsi Pemanfaatan Hasil Wakaf Dua puluh persen 20 hasil wakaf produtif di gunakan untuk operasional nazhir dari Lembaga Wakaf Al-Azhar. Operasional nazhir meliputi sewa kantor, biaya listrik, biaya telepon, pembelian perangkat komputer, ATK, biaya Internet, pengadaan transportasi dan akomodasi nazhir. Namun alokasi dua puluh persen 20 operasional nazhir tersebut bukan ditujukan untuk membayar gaji pegawai nazhir Lembaga Wakaf Al-Azhar, hal tersebut dikarenakan nazhir wakaf Al-Azhar mendapatkan gaji langsung dari Yayasan Pesantren Islam Al- Azhar. 45 Wawancara Pribadi dengan Abdur Rochman, Direktur Keuangan Lembaga Wakaf Al-Azhar. Jakarta, 2 September 2014. Oprasional Nazhir 20 Maintenance Asset 30 Mauqufalaih 50