Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

peraturan hukum positif Indonesia berupa Peraturan Pemerintah No. 28 tahun 1977 tentang perwakafan tanah milik. 3 Sepanjang sejarah Islam, wakaf memiliki peran yang sangat penting dalam mengembangkan kegiatan-kegiatan sosial, ekonomi dan kebudayaan masyarakat Islam. Selain itu, keberadaan wakaf juga telah banyak memfasilitasi para sarjana dan mahasiswa dengan berbagai sarana dan prasarana yang memadai untuk melakukan riset dan pendidikan, sehingga dapat mengurangi ketergantungan dana pada pemerintah. Kenyataan menunjukan, institusi wakaf telah menjalankan sebagian dari tugas-tugas pemerintah. Berbagai bukti mudah kita temukan bahwa sumber-sumber wakaf tidak saja digunakan untuk membangun perpustakaan, ruang-ruang belajar, tetapi juga untuk membangun perumahan siswa boarding, riset, jasa-jasa photo copy, pusat seni, usaha-usaha produktif dan lain-lain. 4 Sebagai suatu lembaga yang telah diatur oleh Islam, wakaf telah dikenal dan dilaksanakan oleh umat islam sejak agama Islam masuk di Indonesia. Menurut Departemen Agama terakhir pada tahun 2012 terdapat kekayaan tanah wakaf di Indonesia sebanyak 420.003 lokasi dengan luas 3.492.045.754 M2. Dari 3 Direktorat Pemberdayaan Wakaf, Perkembangan Pengelolaan Wakaf di Indonesia, Jakarta: Direktorat Pemberdayaan Wakaf Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Departemen Agama RI, 2006, h.14. 4 Direktorat Pemberdayaan Wakaf, Pedoman Pengelolaan dan pengembangan wakaf, h.79. total jumlah tersebut 75 diantaranya sudah bersertifikat wakaf dan sekitar 10 memiliki potensi ekonomi tinggi, dan masih banyak lagi yang belum terdata. 5 Hal lain yang cukup penting untuk diperhatikan adalah bahwa pengelolaan wakaf secara profesional dan bertanggung jawab oleh pengelola nadzir baik yang berbentuk perseorangan maupun badan hukum akan meningkatkan kepercayaan masyarakat dan juga akan kesadaran masyarakat untuk berwakaf. 6 Kehadiran nadzir sebagai pihak yang diberikan kepercayaan dalam pengelolaan harta wakaf sangatlah penting. Walaupun para mujtahid tidak menjadikan nadzir sebagai salah satu rukun wakaf, namun para ulama sepakat bahwa wakif harus menunjuk nadzir wakaf, baik yang bersifat perseorangan maupun kelembagaan badan hukum. Pengangkatan nadzir wakaf ini bertujuan agar harta wakaf tetap terjaga dan terurus, sehingga harta wakaf itu tidak sia-sia. 7 Oleh sebab itu wakaf salah satu bagian yang sangat penting dari hukum Islam. Ia mempunyai jalinan hubungan antara kehidupan spiritual dengan bidang sosial ekonomi masyarakat muslim. Wakaf selain dimensi ubudiyah ilahiyah. Ia juga berfungsi sosial kemasyarakatan, ibadah wakaf merupakan manifestasi dari rasa keimanan seseorang yang mantap dan rasa sosialitas yang tinggi terhadap 5 Bimbingan masyarakat Islam, “Luas Tanah Wakaf di Indonesia”, artikel diakses pada 28 september 2013 dari http:bimasislam.kemenag.go.idinformasiberita35-berita660- luas-tanah-wakaf-di-indonesia-3492045373754-m2.html . 6 Dadan Muttaqien dkk., Peradilan Agama dan Kompilasi Hukum Indonesia, Yogyakarta:UII Press, 1999, h. 298. 7 Direktorat Pemberdayaan Wakaf, Paradigma Baru Wakaf di Indonesia, Jakarta: Direktorat Pemberdayaan Wakaf Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Departemen Agama RI,2007, h. 49. sesama umat manusia. Wakaf sebagai perekat hubungan, “hablum minallah, wa hablum minanas”. Hubungan vertikal kepada Allah dan hubugan horisontal kepada sesama manusia. 8 Upaya untuk mengembangkan cita-cita dari tujuan perwakafan tersebut, salah satu dari sekian banyak lembaga atau yayasan di Indonesia adalah Yayasan Pesantren Islam al- Azhar dengan total aset wakaf selama 3 tahun ini sebesar 37 milyar rupiah, yang mencoba mengelola dan mengembangkan wakaf sebagai wahana pengembangan umat, baik dengan cara pengembangan tempat-tempat peribadatan ataupun pengembangan pendidikan keagamaan dan pengembangan berbagai usaha ekonomi. Dari sebagian besar program Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar adalah bersifat sosial dengan maksud untuk membantu masyarakat yang memerlukan bantuan baik itu di bidang pendidikan, dakwah maupun kesehatan. Selain itu, Al- Azhar juga meringankan masyarakat mampu dengan cara menyalurkan hartanya kepada program-program keagamaan yang di kelola oleh Yayasan Pesantren Islam Al-azhar. Berdasarkan pemaparan di atas, penyusun tertarik meneliti lebih jauh dalam skripsi ini mengenai : “PEMANFAATAN HASIL WAKAF PRODUKTIF MELALUI PROGRAM SOSIAL KEAGAMAAN PADA LEMBAGA WAKAF AL-AZHAR ”. 8 Abdul Halim, Hukum Perwakafan di Indonesia, Jakarta: Ciputat Press, 2005, h.3.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan mengenai pemanfaatan hasil wakaf produktif melalui program sosial keagamaan pada Lembaga Wakaf Al-Azhar sebagai berikut : 1. Bagaimanakah pelaksanaan program sosial keagamaan di Lembaga Wakaf Al-Azhar? 2. Bagaimanakah dampak pemanfaatan hasil wakaf terhadap kesejahteraan bagi penerima manfaat hasil wakaf produktif di Lembaga Wakaf Al- Azhar? 3. Apakah nazhir memiliki kemampuan dalam pengelolaan wakaf produktif? 4. Bagaimanakah cara lembaga wakaf Al Azhar mengevaluasi hasil wakaf produktif? 5. Bagaimanakah peran serta masyarakat dalam mensukseskan program wakaf Al Azhar? 6. Bagaimanakah model pemberdayaan wakaf yang dilakukan oleh lembaga wakaf Al Azhar?

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang penyusun paparkan di atas agar lebih fokus dan tidak terjadi pelebaran dalam pembahasannya, maka penyusun membatasi permasalahan mengenai pemanfaatan hasil wakaf produktif melalui program sosial keagamaan pada Lembaga Wakaf Al-Azhar.Diantaranya program dakwah dan beasiswa. Adapun pokok masalah yang dapat diidentifikasikan agar mempermudah dalam menyusun skripsi ini adalah : 1. Bagaimana mekanisme pemanfataan hasil wakaf produktif melalui program sosial keagamaan di Lembaga Wakaf Al-Azhar? 2. Bagaimana pengaruh pemanfaatan hasil wakaf terhadap keberhasilan program sosial keagamaan di Lembaga Wakaf Al-Azhar?

D. Tujuan dan Manfaat penelitian

Setelah memperhatikan judul serta latar belakang masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui mekanisme pemanfataan hasil wakaf produktif melalui program sosial keagamaan di Lembaga Wakaf Al-Azhar. 2. Mengetahui dampak pemanfaatan hasil wakaf terhadap keberhasilan program sosial keagamaan di Lembaga Wakaf Al-Azhar. Adapun tujuan akhir dan manfaat dari penelitian ini diharapkan akan berguna : 1. Bagi Akademisi, sebagai asset pustaka yang diharapkan dapat dimanfaatkan oleh seluruh kalangan akademisi, baik itu dosen maupun mahasiswa, dalam upaya memberikan pengetahuan, informasi, dan sebagai proses pembelajaran mengenai mekanisme wakaf. 2. Bagi Praktisi, Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah agar para Nazhir di Lembaga Wakaf Al-Azhar Jakarta jangan pernah henti untuk mengembangakan ide-ide yang cemerlang agar tanah wakaf di Yayasan al- Azhar Jakarta tersebut selalu Produktif. 3. Bagi Masyarakat, Menambah wawasan masyarakat mengenai wakaf yang berkembang.

E. Studi Riview Terdahulu

Sebelum penulis mengadakan penelitian lebih lanjut dan menyusunnya menjadi sebuah karya ilmiah, maka langkah awal yang penulis terapkan adalah mengkaji terdahulu skripsi-skripsi yang mempunyai judul hampir sama dengan yang akan penulis lakukan. Maksud dari pengkajian ini adalah agar dapat diketahui bahwa apa yang penulis teliti berbeda dengan penelitian skripsi sebelumnya. No Nama penulis Judul skripsi, jurnal Tahun Subtansi Perbedaan dengan Penulis 1. Nurul Aini,” pengelolaan dana dan hasil wakaf tunai tabung wakaf Dalam skripsi ini bertujuan untuk mengetahui hasil pengelolaan wakaf Dalam penelitian ini membahas tentang hasil wakaf produktif Lembaga Wakaf Al-