Proses Lapar dan Kenyang

20 Gambar 2.1.10.1 Faktor endokrin dan interaksinya Sumber: Sherwood, 2010 b. Cita rasa makanan. Gambar 2.1.10.2 Cita rasa makanan bisa mengubah sinyal dari faktor endokrin dan interaksinya sehingga bisa yang berakibat pada peningkatan nafsu makan salah satunya. 11 c. Sensor spesifik kenyang dan efek berbagai macam asupan makanan . Gambar 2.1.10.2 Yang dimaksud dengan sensor spesifik kenyang yaitu, perasaan kenyang yang dimiliki seseorang terhadap satu jenis makanan tetapi tidak untuk makanan yang lain. Faktor tersebut merupakan faktor penting banyaknya makanan yang dimakan dalam satu kali makan. Banyaknya jenis, rasa, dan tampilan dari berbagai makanan 21 pun merupakan faktor yang meningkatkan berlebihnya asupan makanan. 11 d. Jadwal makan yang teratur dan ketersediaan makanan. Jadwal makan yang sudah diatur sebelumnya menyebabkan seseorang makan walaupun dalam keadaan tidak lapar. Mudahnya mencari dan membuat suatu makanan juga berperan dalam peningkatan asupan makanan seseorang. 11 e. Tampilan dan porsi makanan : Tampilan makanan melalui sebuah iklan yang “menggoda” akan meningkatkan stimulus visual dan yang lainnya dan akan merangsang pusat makan di otak, hal ini ditingkatkan juga dengan jumlahnya yang banyak, maka akan berpengaruh pada asupan yang berlebih pula. 11 f. Kecepatan makan : Saat memulai makan maka akan timbul sinyal yang mengatur mulainya proses pencernaan, jika proses makan terlalu cepat, maka saluran pencernaan belum siap untuk menerima makanan sehingga sinyal kenyang yang dikirimkan ke otak akan lebih lama waktunya yang berakibat pada lebih banyaknya makanan yang dimakan oleh seseorang. 11 22 Gambar 2.1.10.2 Efek penglihatan, rasa, bau, dan sentuhan terhadap asupan makanan Sumber: E.T. Rolls, 2007

2.1.11 Proses Metabolisme Lemak dan Lipogenesis

2.1.11.1 Metabolime Lemak

Lemak yang paling banyak kandungannya pada diet sehari- hari adalah trigliserida, yang mengandung molekul gliserol yang diikat oleh molekul asam lemak. Lipase adalah sebuah enzim yang akan memisahkan trigliserida dan fosfolipid. Terdapat 3 jenis lipase yang akan berperan dalam proses pencernaan lemak yaitu : lingual lipase, gastric lipase, dan pancreatic lipase. Pencernaan lemak berlangsung paling banyak di usus halus dengan bantuan pancreatic lipase, trigliserida akan dipecah menjadi asam lemak dan monogliserida. 17 Terjadi proses emulsifikasi sebelum globus besar lemak yang mengandung trigliserida dapat dicerna di usus halus, emulsifikasi adalah proses pemecahan globus lemak yang besar menjadi misel lemak yang lebih kecil dibantu oleh garam empedu. Garam empedu memiliki sifat amphipathic yang artinya memiliki kandungan hydrophobic dan hydrophilic. Hydrophobic 23 pada asam empedu akan berinteraksi dengan globus lipid yang besar, sedangkan regio hidrofilik akan berinteraksi dengan kimus saluran pencernaan yang encer. Proses ini menyebabkan terpecahnya globus lemak tersebut menjadi misel, setelah proses emulsifikasi ini, area cerna akan lebih besar sehingga akan mempermudah kerja pancreatic lipase. Misel mengandung monogliserida dan asam lemak bebas, ketika misel tersebut mencapai sel epitel membran luminal, secara difusi pasif monogliserida dan asam lemak bebas tersebut melepaskan diri dari misel dan menuju bagian interior sel epitelial membran luminal. 1,17 Garam empedu melakukan fungsinya sebagai pelarut lemak sepanjang usus halus hingga seluruh lemak telah diabsorpsi. Sementara itu, garam empedu akan direabsorpsi di ileum melalui transport aktif. Monogliserida dan asam lemak bebas yang berada pada interior sel epitelial luminal diresintesis kembali menjadi trigliserida. Trigliserida tersebut kemudian membentuk suatu gumpalan yang diselimuti oleh lipoprotein disintesis oleh retikulum endoplasma sel epitelial. Gumpalan trigliserida yang diselimuti oleh lipoprotein ini dinamakan kilomikron dan bersifat larut air. Melalui proses eksositosis oleh sel epitelial, kilomikron ditekan menuju cairan intersisial dalam villus. Sesudah itu kilomikron akan masuk ke dalam pembuluh limfe, kilomikron tidak masuk ke pembuluh darah karena membran basalis darah mengandung polisakarida. Saat berada dalam pembuluh limfe, kilomikron baru mengalami penyerapan secara langsung. 1 24 Gambar 2.1.11.1.1 Proses absorpsi lemak Sumber: Sherwood, 2010

2.1.11.2 Lipogenesis

Lipogenesis merupakan proses deposisi lemak dan meliputi proses sintesis asam lemak dan kemudian kemudian sintesis trigliserida yang terjadi di hati pada daerah sitoplasma dan mitokondria dan jaringan adiposa. Lipogenesis dirangsang oleh diet tinggi karbohidrat, gula, dan lemak. 9 Asam lemak, dalam bentuk trigliserida dan asam lemak yang terikat pada albumin didapat dari asupan makanan atau hasil sintesis lemak di hati. Trigliserida yang dibentuk dari kilomikron atau lipoprotein akan dihidrolisis menjadi gliserol dan asam lemak bebas oleh enzim lipoprotein lipase LPL yang dibentuk oleh adiposit dan disekresi ke dalam sel endotelial yang berdekatan dengannya. Aktivasi LPL dilakukan oleh apoprotein C-II yang dikandung oleh kilomikron dan lipoprotein VLDL. 25 Kemudian asam lemak bebas akan diambil oleh sel adiposit sesuai dengan derajat konsentrasinya oleh suatu protein transmembran. Bila asam lemak sudah masuk ke dalam adiposit maka akan membentuk pool asam lemak. Pool ini akan mengandung asam lemak yang berasal baik dari yang masuk maupun yang akan ke luar. 9

2.1.12 Evaluasi dan Dampak Obesitas

2.1.12.1 Evaluasi Obesitas

Hal yang dilakukan jika anak datang dengan keluhan obesitas adalah mengukur terlebih dahulu menggunakan salah satu dari tiga cara yang sudah disebutkan sebelumnya. Apabila kriteria obesitas sudah ditegakkan dengan menggunakan satu dari tiga cara tersebut maka perlu dilakukan penelusuran riwayat obesitas dalam keluarga dan faktor pendukung lainnya aktivitas fisik dan pola makan, selanjutnya melakukan juga penelusuran dampak penyakit yang mungkin terjadi. Penyakit yang terjadi pada seseorang yang mengalami obesitas bergantung juga pada tingkat keparahan obesitasnya, makin parah obesitasnya makin parah juga kemungkinan komplikasi yang akan terjadi. 4,18

2.1.12.2 Dampak Obesitas

Hal-hal yang perlu diperhatikan sebagai dampak dari obesitas meliputi, penilaian risiko kardiovaskuler, obstructive sleep apnea syndrome OSAS, gangguan fungsi hati, masalah ortopedik terutama yang berkaitan erat dengan berat badan yang berlebih, kelainan kulit, potensi timbulnya gangguan psikiatri. 4 Faktor risiko kardivaskuler pada seseorang yang menderita obesitas harus memiliki tiga dari faktor lain yaitu : riwayat keluarga dengan penyakit jantung atau kematian pada usia dini 55 tahun, dislipidemia LDL-kolesterol 160 mgdL, HDL-

Dokumen yang terkait

Gambaran Pola Makan Dan Kejadian Obesitas Pada Remaja Di SMP Harapan 1 Medan Dan SMP Negeri 10 Medan Tahun 2004

0 32 88

Pengaruh Perilaku Makan Dan Aktivitas Fisik Terhadap Kejadian Obesitas Pada Pelajar Smu Methodist Medan Tahun 2009

2 53 114

Hubungan tingkat aktivitas dan perilaku makan dengan kejadian obesitas pada siswa-siswi Madrasah Ibtida’iyah Pembangunan Jakarta

4 38 83

Hubungan Tingkat Aktivitas dan Perilaku Makan dengan Kejadian Obesitas Pada Siswa-Siswi Madrasah Ibtida’iyah Pembangunan Jakarta. 2014.

0 14 83

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Selera Makan di Rumah pada Siswa/Siswi Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta Tahun 2015

2 34 143

HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS PADA MAHASISWA FAKULTAS KEGURUAN DAN Hubungan Antara Pola Makan Dengan Kejadian Obesitas Pada Mahasiswa Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 1 16

HUBUNGAN POLA MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN OBESITAS ANAK PADA SISWA SD DEK PADANG TAHUN 2011.

0 0 10

HUBUNGAN POLA MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN OBESITAS MAHASISWA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES ACEH

0 1 5

HUBUNGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE GENITAL DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA SISWI MADRASAH ALIYAH MUHAMMADIYAH KUDUS

1 2 8

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT OBESITAS DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA SISWA-SISWI DI MAN 2 SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Antara Tingkat Obesitas dengan Tingkat Depresi Pada Siswa-Siswi Di MANA 2 Sleman Yogyakarta - DIGILIB UNISAYOGYA

0 0 13