Konsistensi Perjuangan SBSU PT. Asia Karet Medan

71 pemberian uang pesangon kaum buruh karena adanya Pemutusan Hubungan Kerja PHK secara sepihak oleh perusahaan.

5.3 Konsistensi Perjuangan SBSU PT. Asia Karet Medan

Perjuangan yang dilakukan SBSU substansinya adalah berorientasi pada perubahan sosial disektor perburuhan, hal ini dikarenakan bentuk-bentuk eksploitasinya dan dominasi satu kelas terhadap kelas lain. Perubahan yang di cita-citakan oleh kaum buruh dapat terjadi dengan lambat,sedang atau keras tergantung situasi fisik, buatan, atau sosial yang mempengaruhinya. Sama halnya seperti perjuangan tersebut, baik secara internal maupu eksternal. SBSU dapat dikatakan cukup maksimal dalam melakukan perjuangan, mulai dari penyaran kelas, konsoloidasi, afiliasi terhadap organisasi lain dan melkukan gerakan sosialnya. Keterhambatan perjuangan SBSU yang dikarenakan oleh lemahnya peran pemerintah dalam mengintervensi perusahaa agar memenuhi hak-hak normatif kaum buruh, seperti yang dipaparkan Rismaida Sidabutar: “Pemerintah lamban dalam menyikapi persoalan ini, sehingga perusahaan juga tidak merespon tuntutan kami, adanya indikasi pemerintah berpihak pada perusahaan dan uang, pengadilan menjatuhkan putusan PHK terhadap mogok kerja, dan perusahaan memanipulasi data kerja ke pengadilan” Kondisi seperti yang dipaparkan Rismaida Sidabutar inilah yang menyebabkan perjunagan buruh harus memiliki konsistensi sampai tuntutan mereka terpenuhi.SBSU melakukan perjuangan cukup lama baik sebelum ada putusan PHK maupun sesudah ada putusan PHK.Sampai saat ini kaum buruh masih tetap melakukan perjuangan dan mendapatkan titik terang. Walaupun beberapa buruh sudah mendapatkan pekerjaan lain dan mengurangi aktivitas organisasinya, itu pun karena terhimpit faktor kebutuhan ekonomi, tetapi tetap dalam pertemuan-pertemuan penting mereka menghadirinya. Adaptation adaptasi, sistem harus menanggulangi situasi eksternal yang gawat.Sistem harus Universitas Sumatera Utara 72 menyesuaikan dirinya dengan lingkungan dan menyesuaikan lingkungan itu dengan kebutuhannya. Ketika buruh di PHK mereka pasti mencari pekerjaan lain demi keberlangsungan hidup. Beberapa aktivitas gerakan sosial yang berlangsung lama dari SBSU terhadap instansi terkai menyebabkan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia KOMNAS HAM menyikapi persoalan ini.Hal ini juga dikarenakan pihak SBSU dan koalisi untuk pebelaan pejuang organisasi buruh terindas di PT. Asia Karet Medan selalu melakukan pengaduan dan penyampaian informasi ke KOMAS HAM.Tim dari Komnas HAM yang dating ke Medan membuat pertemuan dan mengundang beberapa pihak terkait.Pertemuan yang dilaksanakan di Hotel Danau Toba Medan tersebut pada awalnya tidak ada kesepakatan, karena perbedaan pandangan dan data-data dari kedua belah pihak.Pada pertemuan selanjutnya melaui kesepakatan yang di afiliasi Komnas HAM, masa kerja yang sesuai, sebagian sudah dibayarkan hak normatifnya yaitu pesangon sesuai ketentuan. Penjelasan ini dikatakan oleh Aty Sidabutar: “Komnas HAM yang datang melakukan pertemuan dengan SBSU, dan pada akhirnya dalam pertemuan yang diafiliasi oleh Komnas HAM tersebut, masa kerja yang sesuai datanya, sebagian telah dibayarkan oleh perusahaan, dan kami masih konsisten sampai tercapainya hak-hak normatif kaum buruh.” Inilah titik terang dari keberhasilan konsistensi perjuangan SBSU, walaupun belum semua pesangon dibayarkan, tetapi itu semua dalam proses. Dikarenakan adanya perselisihan data kerja yang nantinya akan diputuskan di pengadilan Hubungan Industrial PHI. Inilah butuh sebuah konsistensi dari SBSU untuk melakukan pengawalan terhadap putusan pengadilan agar semua pesangon sesuai dengan ketentuan Undang-Undang bisa dibayarkan. Konsistensi dari perjuangan SBSU selama ini megantarkan pada proses hukum yang bermuara di Pengadilan Hubungan Industrial PHI, yang disebabkan adnya perbedaan Universitas Sumatera Utara 73 pendapat, mengakibatkan petentangan antara pengusaha dengan pekerjaburuh atau serikat pekerjaburuh karena adanya perselisihan mengenai hak, perselisihan kepentingan, perselisihan PHK dan perselisihan antar serikat pekerjaburuh dalam satu perusahaan. Perselisihan yang pada akhirnya terfokus pada perselisihan PHK, perselisihan yang timbul karena tidak adanya kesesuaian pendapat mengenai PHK yang dilakukan oleh satu pihak. Dari banyaknya kendala-kendala yang dihadapi SBSU, namun mereka meyakini bahwa apa yang mereka lakukan selama ini akan berhasil. Universitas Sumatera Utara 74 BAB VI PENUTUP

6.1 Kesimpulan