Respon Buruh Terhadap Program Bpjs Ketenagakerjaan Dampingan Solidaritas Buruh Sumatera Utara (Sbsu)

(1)

(2)

BAB III

METODE PENELITIAN

1.1 Tipe Penelitian

Penelitian ini tergolong penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian deskritif adalah penelitian yang dilakukan dengan tujuan menggambarkan atau mendeskrisikan objek dan fenomenal yang ingin diteliti. Termasuk didalamnya bagaimana unsur-unsur yang ada dalam variabel penelitian itu berinteraksi satu sama lain dan ada pula produk interaksi yang berlangsung (Siagian 2011:52)

Penelitian deskriptif bersifat menggambarkan dan melukiskan sesuatu hal yang didapat dari lapangan dan kemudian mejelaskannya dengan kata-kata. Melalui penelitian deskriptif, penulis ingin membuat gambaran secara menyeluruh tentang Respon Buruh terhadap Program BPJS Ketenagakerjaan Dampingan Solidaritas Buruh Sumatera Utara (SBSU).

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Solidaritas Buruh Sumatera Utara (SBSU) yaitu berada di Jalan Abdul Hakim Pasar satu Gang Tengah Nomor 6 Medan. Penulis mengambil di DPP Solidaritas Buruh Sumatera Utara (SBSU) dikarenakan


(3)

3.3.1 Populasi

Secara sederhana populasi dapat diartikan sebagai sekumpulan objek, benda, peristiwa ataupun Individu yang akan dikaji dalam suatu penelitian (Siagian,2011:155). Berdasarkan pengertian tersebut maka yang akan menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh buruh yang menjadi dampingan Solidaritas Buruh Sumatera Utara yang mengikuti program BPJS Ketenagakerjaan adalah sebanyak 330 (tiga ratus tiga puluh) orang.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari yang bersifat representatif dari populasi yang datanya diambil secara langsung (Siagian, 2011:156). Jika jumlah sampel lebih dari 100 maka yang diambil adalah 10-20% dari jumlah populasi dan dianggap representatif. Maka yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah 10% dari populasi buruh dampingan Solidaritas Buruh Sumatera Utara (SBSU) yang mengikuti program BPJS ketenagakerjaan.

Adapun teknik penentuan sampel dalam penelitian ini adalah teknik penarikan sampel acak proposional (propotional random sampling technique). Teknik penarikan sampel acak proporsional digunakan peneliti karena populasi terdiri dari beberapa sub populasi yang tidak homogen dan tiap-tiap sub populasi akan diwakili dalam penelitian. Peneliti menetapkan kriteria-kriteria populasi yaitu, perusahaan dengan resiko kerja tinggi, perusahaan dengan gaji buruh sesuai UMSK,


(4)

Berdasarkan ketentuan tersebut, maka sampel yang diambil peneliti berjumlah 20 orang.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan informasi atau data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut:

1. Studi kepustakaan, yaitu pengumpulan data atau informasi yang menyangkut

masalah yang akan diteliti melalui penelaahan buku, surat kabar, jurnal dan karya tulis yang ada kaitannya terhadap masalah yang diteliti.

2. Studi lapangan, yaitu pengumpulan data atau informasi melalui kegiatan

turun ke lokasi penelitian untuk mencari fakta-fakta yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. Adapun alat-alat yang digunakan dalam rangka studi lapangan ini, yaitu:

a. Observasi, yaitu pengamatan terhadap objek atau fenomena yang

berkaitan dengan penelitian.

b. Wawancara, yaitu percakapan atau tanya jawab yang dilakukan

pengumpul data dengan responden untuk memberikan data atau informasi yang diperlukan dalam penelitian.

c. Penyebaran kuesioner, yaitu kegiatan mengumpulkan data dengan


(5)

Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan pengukuran skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Subjek penelitian dihadapkan pada pernyataan positif dan negatif dalam jumlah yang berimbang, dan mereka meinta untuk menyatakan apakah setuju, kurang setuju, atau tidak setuju (faisal, 2005:143)

Pemberian skor data dilakukan mulai respon negatif menuju respon yang positif, yakni:

1. Skor tidak setuju (negatif) adalah -1 2. Skor kurang setuju (netral) adalah 0 3. Skor setuju (positif) adalah 1

Adapun langkah-langah analisis yang dilakukan adalah:

a. Pengkodingan, yaitu mengklasifikasi jawaban-jawaban menurut

macamnya.

b. Memberi kategori untuk mengklasifikasikan jawaban sehingga mudah

dianalisa serta disimpulkan untuk menjawab masalah yang dikemukakan dalam penelitian.

c. Tabulasi, yaitu menggunakan tabel tunggal untuk mengetahui jawaban


(6)

������������� (�) =Nilai Tertinggi (H)− Nilai Terendah (L) Banyak Kelas (K)

=1−(−1) 3 = 0,66

Menetukan kategori respon positif, netral maupun respon negatif dengan adanya nilai batasan sebagai berikut:

a. -1,00 sampai dengan 0,33 = respon negatif

b. - 0,33 sampai dengan 0,33 = respon netral


(7)

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.1 Sejarah Singkat Solidaritas Buruh Sumatera Utara (SBSU)

Penelitian ini dilaksanakan di Solidaritas Buruh Sumatera Utara (SBSU) yakni di Jalan Abdul Hakim Pasar satu Gang Tengah Nomor 6 Medan, dan didirikan pada tanggal 26 Juli 1999 oleh aktivis dan mantan aktivis serta mahasiswa Medan didasari oleh idealisme dan semangat untuk melakukan perubahan bersama-sama buruh. Juga berdasarkan keyakinan dan analisis politik ketika itu bahwa Pemerintahan yang baru lahir dari kandungan reformasi bukan menjadi akan terjadinya perubahan terhadap nasib buruh yang lebih baik, akan tetapi buruh sendirilah sebagai pusat dan sebagai pelaku (subjek) perubahan. Perubahan nasib buruh menjadi lebih sejahtera, adil, bermartabat, demokratis dan lebih manusiawi tidak bisa diserahkan kepada elit politik dan elit penguasa yang ada.

Sebagai organisasi serikat buruh yang relative baru di Sumatera Utara, maka ketika itu para aktivis buruh yang ada di SBSU berupaya untuk menjadikan SBSU sebagai sebuah Serikat Buruh yang kuat, berpengaruh, demoktaris, mandiri, rapi, dan keberadaannya sungguh-sungguh dirasakan oleh kaum buruh sebagai Organisasi Perjuangan yang benar-benar membela dan memperjuangkan kepentingan dan hak-hak kaum buruh dan keluarganya di Sumatera Utara. Untuk itu dalam rentang waktu tahun 1999-2009 berbagai upaya, strategi dan taktik telah dijalankan dalam


(8)

menerus), pengorbanan dan keyakinan ideology yang kuat, serta proses belajar yang tiada henti.

Pada rentang waktu hampir 10 tahun telah banyak keberhasilan dan kemajuan yang telah diukir dan diraih SBSU dalam memperjuangkan nasib kaum buruh di Sumatera Utara. Walaupun disisi lain berbagai masalah dan tantangan selalu muncul dalam proses membangun gerakan, yang bersumber dari eksternal dan internal organisasi. Masalah internal seperti keorganisasian, kepemimpinan, keanggotaan, kepengurusan, program, keuangan, kaderisasi, konflik, advokasi dan lain-lain. Selain masalah internal, SBSU juga dihadapkan dengan masalah eksternal organisasi yang dapat menghambat dan menjadi ancaman serius bagi masa depan kaum buruh dan organisasi serikat buruh. Masalah eksternal organisasi yang dimaksud adalah kuatnya pengaruh dan cengkraman ideology neoliberarisme terhadap sistem kehidupan masyarakat, sistem pemerintahan, sistem kenegaraan, sistem ekonomi dan politik di Indonesia. Paham ini meyakini betul perlunya dilakukan liberalisasi ekonomi yaitu menyerahkan sepenuhnya kegiatan ekonomi kepada mekanisme pasar tanpa campur tangan Negara.

4.2 Tujuan Solidaritas Buruh Sumatera Utara (SBSU)

Solidaritas Buruh Sumatera Utara yang didirikan pada 26 Juli 1999 dalam rangka mewujudkan keadilan dan kesejahteraan kaum buruh. Memiliki dua tujuan


(9)

a. Terlindungi dan terbelanya kepentingan dan hak-hak kaum buruh serta terjadinya perbaikan terhadap kondisi kerja maupun syarat-syarat kerja yang lebih baik dan manusiawi.

b. Mengupayakan kesejahteraan kaum buruh dan keluarganya.

c. Terbangunnya rasa persaudaraan dan persatuan sesame kaum

buruh.

d. Mengupayakan kecerdasan dan kesedaran sejati kaum buruh

dibidang hukum,perburuhan atau hak-hak buruh, politik, sosial, budaya, ekonomi dan pendidikan.

e. Terjadinya kesadaran masal kaum buruh untuk berorganisasi

dalam serikat-serikat buruh.

f. Terjadinya perubahan dan pembaharuan kebijakan perburuhan

yang berpihak kepada kepentingan dan kesejahteraan kaum buruh. 2. Tujuan jangka panjang SBSU

a. Dalam kerangka penciptaan kesejahteraan yang hakiki

membentuk dan membuat PKB di PUB tingkat perusahan.

b. Penguasaan alat produksi, dengan cara kepemilikan saham

kolektip kaum buruh atas perusahaan, diaman hal ini buruh tidak lagi sebagai objek, tetapi sudah menjadi subjek pemilik yang berhak atas keuntungan perusahaan.


(10)

4.3 Program Solidaritas Buruh Sumatera Utara

1. Pemeberdayaan buruh perempuan

Memperkuat posisi buruh perempuan, membangun kesadaran dan keterlibatan kritis buruh perempuan dala, membangun serikat buruh, memperjuangkan kepentingan, hak-hak dan kesejahteraan kaum buruh perempuan dan keluarganya serta kebijakan perburuhan yang melindungi kepentingan buruh perempuan. Program ini diintegrasikan dalam semua program SBSU.

2. Pengorganisasian

Memperbanyak anggota dan membentuk serikat buruh ditingkat perusahaan/basis (Pimpinan Unit Basis). Prioritas pengorganisasian buruh industri , perkebunan dan jasa

3. Pendidikan dan latihan

Membangun kesadaran sejati, kecerdasan dan daya kritis kaum buruh. Pendidikan yang membuat kaum buruh tahu sebab ketertindasannya. Tahu hak-haknya dan cara mendapatkannya. Mendapatkan pendidikan dan latihan untuk meningkatkan keterampilan berorganisasi sehingga timbul kesadaran akan pentingnya berorganisasi.

4. Pemberdayaan ekonomi kaum buruh

Upaya peningkatan kesejahteraan kaum buruh. Terbentuknya koperasi-kopersai buruh ditingkat PUB dan program lembaga keuangan buruh (LKB).


(11)

Memberikan bantuan hukum dan pembelaan dalam perselisihan perburuhan. Terbentuknya Biro Bantuan Hukum serikat buruh yang kuat untuk melayani kepentingan anggota-anggotanya.

6. Membangun Jaringan Kerja

Berdasarkam kemitraan, kesetaraan dan saling menghormati, jaringan kerja yang dibangun internasional, nasional, regional dan dengan organisasi-organisasi kemasyarakatan atau kelompok lokal. SBSU menjadi bagian dari gerakan buruh nasional.

7. Melakukan kajian terhadap buruh dan kebijakan perburuhan

Melakukan kajian tentang persoalan kaum buruh dan kebijakan atau peraturan perundang-undangan serta kajian-kajian untuk pengembangan dan penguatan serikat buruh SBSU.

8. Media komunikasi dan informasi

Pengadaan media-media komunikasi dari dan untuk kaum buruh dan non buruh. Penyebaran informasi mengenai kegiatan SBSU, situasi perburuhan dan non perburuhan ke dalam dan keluar oragansisasi SBSU.

4.4 Struktur Organisasi dan Kepengurusan SBSU 4.4.1 Struktur Organisasi


(12)

SBSU (Solidaritas Buruh Sumatera Utara) adalah organisasi serikat buruh yang berbentuk Federasi (gabungan) dari serikat-serikat buruh sektoral di unit kerja (perusahaan) dan serikat buruh berdasarkan tempat tinggal, dengan struktur organisasi sebagai berikut


(13)

KONGRES MPO

DPP

Ketua Umum Sekretaris

Humas

Bendahara Keuangan

Kadiv PEK

Kadiv Diklat Kadiv

INDOK Kadiv

Advokasi

Kadiv Pengorganisasian

DPC DPC DPC

PUB PUB

PUB

Anggota Anggota


(14)

Keterangan:

MPB : Majelis Pertimbangan Buruh

DPP : Dewan Pergerakan Pusat

Humas : Hubungan Masyarakat

Kadiv : Ketua Divisi

PEK : Pengembangan Ekonomi dan Koperasi

INDOK : Informasi dan Dokumentasi

Diklat : Pendidikan dan Pelatihan

DPC : Dewan Pergerakan Cabanng

PUB : Pimpinan Unit Basis

4.4.2 Kepengurusan Solidaritas Buruh Sumatera Utara Majelis Pertimbangan Organisasi

Ketua : Agus Arifin, S.Sos

Sekretaris : Dadang Dermawan, M.Si

Anggota : Jupri Antono, S.Sos

Anggota : KM. Simanjuntak, S.Sos

Anggota : Salman, S.Sos


(15)

1. Divisi Advokasi

Ketua : Sakti Makmur Siregar, SH

Anggota : Sutanto, SH 2. Divisi pengorganisasian

Ketua : Alimsyah Karo-Karo

Anggota : Midian Simanjuntak Anggota : Muliadi Sihite

3. Divisi Pengembangan Ekonomi dan Koperasi

Ketua : Rudianto Pasaribu

Anggota : Hotlan Siregar Amggota : Rosda Br. Pasaribu 4. Divisi Informasi dan Dokumentasi

Ketua : M. Fadli Siregar, SH

Anggota : Ihsan Anggota : Sugiono

5. Divisi Pendidikan dan Pelatihan

Ketua : Indra Suhada

Anggota : Nurcahaya Br. Nainggolan Anggota : Tomi Octarji Panjaitan 6. Divisi Seni, Budaya dan Olahraga


(16)

BAB V ANALISIS DATA 5.1. Pengantar

Pada bab ini penulis akan menganalisis data-data yang telah diperoleh dari hasil penelitian dengan menyebearkan angket (Kuesioner) kepada sebanyak 20 responden. Menganalisis data merupakan suatu upaya untuk menata dan mengelompokan data menjadi satu bagian-bagian tertentu berdasarkan jawaban responden. Analisis data yang dimaksud adalah interprestasi langsung berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dilapangan. Adapun data-data yang di analisis pada bab ini adalah sebagai berikut :

5.2. Kharakteristik Umum Responden

Tabel 5.1

Distribusi Responden Berdasarkan Usia

No Usia Frekuensi (F) Persentase (%)

1 2 3

34 – 41 42 – 49 50 – 57

10 4 6

50 20 30


(17)

responden (30%) berada pada rentang usia antara 50 tahun sampai dengan 57 tahun. Jika melihat rentang usia terakhir responden jelas kita ketahui jika pada rentang usia ini merupakan rentang usia yang sudah tidak produktif untuk bekerja disebuah perusahaan, namun perusahaan pada kenyataan masih mempekerjakan mereka yang usianya sudah tidak produktif lagi. Bahkan untuk buruh yang berusia 55 tahun pada usia tersebut sudah masuk pada kategori pada usia pensiun untuk beristirahat dari pekerjaan, namun walaupun usia responden yang sudah berada pada usia tidak produktif mereka masih tetap dapat bekerja. Oleh karena itu perusahaan masih mempekerjakan mereka.

Tabel 5.2

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Frekuensi (F) Persentase (%) 1

2

Laki-laki Perempuan

14 6

70 30

Jumlah 20 100

Sumber: Data primer, Desember 2015

Berdasarkan data yang disajikan oleh table 5.2 dapat diketahui jenis kelammin responden. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui jika mayoritas


(18)

Tabel 5.3

Distribusi Responden Berdasarkan Agama

No Agama Frekuensi (F) Persentase (%)

1 2

Islam Protestan

12 8

60 40

Jumlah 20 100

Sumber: Data primer, Desember 2015

Berdasarkan data yang disajikan pada table 5.3 dapat diketahui agama yang dianut oleh responden. Buruh dampingan Solidaritas Buruh Sumatera Utara memiliki agama yang berbeda, adapun agama yang dianut oleh buruh adalah islam dan protestan. Meskipun para buruh tersebut memiliki keyakinan yang berbeda-beda namun mereka tetap menjalin hubungan yang baik dalam hubungan pertemanan maupun dalam bidang pekerjaan. Berdasarkan data tersebut diketahui mayoritas responden menganut agama islam sebanyak 12 responden (60%). Responden lainnya menganut agama protestan sebanyak 8 responden (40%).


(19)

Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 2 3

SD SMP SMA

1 9 10

5 45 50

Jumlah 20 100

Sumber: Data primer, Desember 2015

Pendidikan merupakan hal terpenting dan merupakan modal utama yang wajib dimiliki oleh setiap Individu karena tujuan dari pendidikan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan Individu itu sendiri. Berdasarkan data yang disajikan pada table 5.4 dapat diketahui pendidikan formal terakhir yang ditempuh oleh responden.

Berdasarkan data tersebut dapat diketahui jika mayoritas dari responden telah menyelesaikan pendidikan formalnya sampai kejenjang sekolah menegah atas, yaitu sebanyak 10 responden (50%), dan 9 responden (45%) menyelesaikan pendidikan sampai kejenjang sekolah menegah pertama. Sementara itu hanya 1 responden (5%) yang menamatkan sekolahnya hingga jenjang sekolah dasar saja, satu responden yang tamat di sekolah dasar tersebut diterima bekerja di perusahaan merupakan buruh lama yang ketika pada masanya pendidikan terakhir tidak menjadi perhatian


(20)

Tabel 5.5

Distribusi Responden Berdasarkan Suku

No Suku Frekuensi (F) Persentase (%)

1 2 3

Batak Jawa Lainnya

10 7 3

50 35 15

Jumlah 20 100

Sumber: Data primer, Desember 2015

Berdasarkan data yang disajikan pada tebel 5.5 dapat diketahui suku dari para responden. Buruh yang merupakan dampingan Solidaritas Buruh Sumatera Utara memiliki keberagaman suku. Seperti suku batak, jawa, nias dan aceh. Berdasarkan data tersebut dapat dilihat jika suku batak merupakan suku mayoritas yaitu sebanyak 10 responden (50%), sebanyak 7 responden (35%) adalah suku jawa, 1 responden (5%) merupakan nias dan 2 responden (10%) adalah aceh.


(21)

Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Anak

No Jumlah Anak Frekuensi (F) Persentase (%) 1 2 3 4 5 6 Satu Dua Tiga Empat Lima Tidak ada 3 5 6 2 2 2 15 25 30 10 10 10

Jumlah 20 100

Sumber: Data primer, Desember 2015

Berdasarkan data yang disajikan pada table 5.6 dapat diketahu distribusi responden berdasarkan jumlah anak. Jumlah minimal anak yang dimiliki responden adalah satu orang anak dan jumlah maksimal yang dimiliki responden adalah lima orang anak, serta responden yang tidak memiliki anak. Berdasarkan data pada table sebanyak 3 responden (15%) menyatakan bahwa mereka hanya memiliki satu orang anak, umunya responden yang memiliki satu anak ini adalah mereka yang baru berumah tangga. Kemudian 5 responden (25%) menyatakan bahwa merekan memiliki dua orang anak, kelima responden ini mengaku mengikuti program keluarga berencana yang menyatakan jika dua anak lebih baik. Sementara itu 6


(22)

5.3. Kharakteristik Jawaban Responden 5.3.1. Sosialisasi

1. Persepsi

Tabel 5.7

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Mengenai Program BPJS Ketenagakerjaan

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%) 1

2

Tahu Kurang tahu

17 3

85 15

Jumlah 20 100

Sumber: Data primer, Desember 2015

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.7 dapat diketahui jumlah

responden yang mengetahui mengenai program BPJS Ketenagakerjaan. Sebanyak 17 responden (85%) mengetahui mengenai program BPJS Ketenagakerjaan, sementara itu 3 responden (15%) kurang mengetahui. Hal tersebut dikarenakan penyebaran informasi melalui sosialisasi kepada responden yang kurang merata, sehingga mengakibatkan sebagian dari responden tidak benar-benar mengetahui program BPJS Ketenagakerjaan tersebut. Sarana pengetahuan mengenai program BPJS


(23)

Distribusi Responden Berdasarkan perolehan informasi pertama mengenai program BPJS Ketenagakerjaan

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%) 1

2 3

SBSU Perusahaan Lainnya

14 1 5

70 5 25

Jumlah 20 100

Sumber: Data primer, Desember 2015

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.8 dapat diketahui sumber informasi pertama yang diperoleh oleh responden mengenai program BPJS Ketanagakerjaan. Pada tabel tersebut dapat diketahui bahwa informasi yang paling banyak didapat oleh responden adalah dari SBSU, hal tersebut dapat dilihat dari 14 responden (70%) yang menjawab sumber informasi pertamanya mengenai program BPJS Ketenagakerjaan adalah SBSU (Solidaritas Buruh Sumatera Utara) yang mana dalam penyampaian informasi ini SBSU sebagai pihak pendamping sangat mengedepankan pengetahuan buruh mengenai program BPJS Ketenagakerjaan. Sementara itu 4 responden (20%) mengetahui informasi pertama mengenai program BPJS Ketenagakerjaan dari media massa, 1 responden (5%) mengetahui informasi pertama mengenai program BPJS Ketenagakerjaan melalui buruh lain, dan 1


(24)

Tabel 5.9

Distribusi Responden Berdasarkan Perolehan Sumber Informasi Lainnya Mengenai Program BPJS Ketenagakerjaan

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%) 1

2 3

BPJS SBSU Lainnya

4 6 10

20 30 50

Jumlah 20 100

Sumber: Data primer, Desember 2015

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.9 dapat diketahui sumber informasi lainnya yang diperoleh oleh responden mengenai program BPJS Ketanagakerjaan. Pada tabel tersebut dapat diketahui bahwa informasi lainnya yang paling banyak didapat oleh responden adalah dari Media massa dan SBSU, hal tersebut dapat dilihat dari 6 responden (30%) yang menjawab sumber informasi lainnya mengenai program BPJS Ketenagakerjaan adalah Media massa, dan 6 responden (30%) menjawab sumber informasi lainnya mengenai program BPJS Ketenagakerjaan adalah SBSU (Solidaritas Buruh Sumatera Utara) yang mana dalam penyampaian informasi lainnya ini SBSU sebagai pihak pendamping sangat mengedepankan pengetahuan buruh mengenai program BPJS Ketenagakerjaan.


(25)

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan pemberian informasi Petugas BPJS Ketenagakerjaan Terhadap Buruh di Perusahaan

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%) 1

2

Tidak tahu Tidak ada

5 15

25 75

Jumlah 20 100

Sumber: Data primer, Desember 2015

Sebelum dilaksanakan sebuah program, akan lebih baik jika program tersebut diinformasikan terlebih dahulu. Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.10 dapat diketahui apakah para responden sebagai peserta program BPJS Ketenagakerjaan mengetahui jika sebelumnya pihak BPJS Ketenagakerjaan memberikan informasi terlebih dahulu mengenai program tersebut kepada peserta.

Berdasarkan data yang diperoleh banyak diantara para responden mengaku tidak ada petugas BPJS Ketenagakerjaan yang menginformasikan program BPJS Ketenagakerjaa di tempat para buruh bekerja, hal tersebut dapat dilihat dari 15 responden yang mengaku tidak ada. Bahkan 5 responden mengatakan tidak tahu bahwa ada petugas yang menginformasikan mengenai program BPJS Ketenagakerjaan. Hal ini menggambarkan bahwa pemberitahuan kepada peserta program BPJS akan sosialisasi program tersebut tidak merata.


(26)

Table 5.11

Distribusi Responden Berdasarkan Pemahaman Informasi No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 2

Paham

Kurang paham

17 3

85 15

Jumlah 20 100

Sumber : Data primer, Desember 2015

Berdasarkan data yang disajikan pada table 5.11 dapat diketahui sejauh mana pemahaman para responden mengenai program BPJS Ketenagakerjaan setelah diberikan sosialisasi oleh petugas BPJS Ketenagakerjaan. Melihat persentase pada table tersebut dapat terlihat masi ada dari peserta program BPJS tersebut kurang paham.

Sebanyak 17 responden (85%) dapat memahami program tersebut setelah mendapatkan sosialisasi dari BPJS Ketenagakerjaan, kemudian sebanyak 3 responden (15%) mengaku kurang paham mengenai program BPJS Ketenagakerjaan, hal tersebut dikarenakan responden merasa sosialisasi yang diberikan oleh perusahaan kmasih kurang jelas.


(27)

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Manfaat Program BPJS Ketenagakerjaan

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%) 1

2

Tahu

Kurang tahu

17 3

85 15

Jumlah 20 100

Sumber: Data primer, Desember 2015

Manfaat dari sosialisasi program terlebih dahulu adalah agar para peserta sebelum mengikuti program tersebut dapat mengetahui apa manfaat dari pelaksanaan program BPJS Ketenagakerjaan. Berdasarkan data yang disajikan pada table 5.12 dapat diketahui bagaimana pemahaaman para responden mengenai manfaat dari pelaksanaan program BPJS Ketenagakerjaan setelah mendapatkan sosialisasi.

Berdasarkan data pada tebel tersebut diketahui bahwa dari 20 responden, sebanyak 17 responden (85%) mengaku mengetahui manfaat dari pelaksanaan program setelah mandapat informasi dari sosialisasi, selain itu terdapat 3 (15%) yang kurang tahu manfaat dari pelaksanaan program BPJS Ketenagakerjaan tersebut, hal ini disebabkan karena penyampaian informasi ketika sosialisasi yang kurang dapat dipahami oleh responden


(28)

Tabel 5.13

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Mengenai Tujuan Program BPJS Ketenagakerjaan

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%) 1

2

Tahu Kurang tahu

17 3

85 15

Jumlah 20 100

Sumber: Data primer, Desember 2015

Tujuan dari sosialisasi program terlebih dahulu adalah agar para peserta sebelum mengikuti program tersebut dapat mengetahui apa manfaat dari pelaksanaan program BPJS Ketenagakerjaan. Berdasarkan data yang disajikan pada table 5.12 dapat diketahui bagaimana pemahaaman para responden mengenai tujuan dari pelaksanaan program BPJS Ketenagakerjaan setelah mendapatkan sosialisasi.

Berdasarkan data pada tebel tersebut diketahui bahwa dari 20 responden, sebanyak 17 responden (85%) mengaku mengetahui tujuan dari pelaksanaan program setelah mandapat informasi dari sosialisasi, selain itu terdapat 3 (15%) yang kurang tahu tujuan dari pelaksanaan program BPJS Ketenagakerjaan tersebut, hal ini disebabkan karena penyampaian informasi ketika sosialisasi yang kurang dapat dipahami oleh responden.


(29)

Distribusi Responden Berdasarkan Pelaksanaan Program BPJS Ketenagakerjaan di SBSU

No Ketegori Frekuensi (F) Persentase (%) 1

2 3

Tahu

Kurang tahu Tidak tahu

10 8 2

50 40 10

Jumlah 20 100

Sumber : Data primer, Desember 2015

Berdasarkan data yang disajikan oleh table 5.14 dapat diketahui bahwa pengetahuan responden mengenai sejak kapan program BPJS Ketenagakerjaan dilaksanakan di Solidaritas Buruh Sumatera Utara (SBSU). Berdasarkan pada table, sebanyak 10 responden (50%) mengetahui program BPJS Ketenagakerjaan, kemudian sebanyak 8 reponden (40%) mengaku kurang tahu dan 2 responden (10%) menyatakan bahwa mereka tidak tahu kapan program BPJS Ketenagakerjaan dilaksanakan di SBSU.


(30)

Tabel 5.15

Distribusi Responden Berdasakan Alasan Pelaksanaan Program BPJS Ketenagakerjaan di SBSU

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%) 1

2 3

Tahu Kurang tahu Tidak tahu

10 8 2

50 40 10

Jumlah 20 100

Sumber: Data primer Desember 2015

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.15 dapat diketahui apakah responden mengetahui alasan dilaksanakannya program BPJS Ketenagakerjaan di Solidaritas Buruh Sumatera Utara (SBSU). Sebanyak 10 responden (50%) mengetahui program BPJS Ketenagakerjaan, kemudian sebanyak 8 reponden (40%) mengaku kurang tahu dan 2 responden (10%) menyatakan bahwa mereka tidak tahu kapan program BPJS Ketenagakerjaan dilaksanakan di SBSU. Responden yang mengetahui alasan dilaksanakannya program BPJS Ketenagakerjaan di SBSU adalah mereka yang mengikuti sosialisasi program BPJS Ketenagakerjaan. Alas an utama dilaksanakannya program BPJS Ketenagakerjaan adalah untuk kesejahteraan kariyawan dengan memberikan jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian,


(31)

Ketenagakerjaan

Berdasarkan data yang di dapat diketahui bahwa 20 responden (100%) mengaku mengetahui tentang Iuran program BPJS Ketenagakerjaan. Pembayaran Iuran setiap bulannya merupakan kewajiban setiap orang yang menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan, pembayaran iuranpun bermacam-macam, dapat dilakukan dari potongan gaji diperusahaan tempat buruh bekerja, bisa pula dibayarkan melalui agen-agen yang bekerja sama dengan BPJS Ketenagakerjaan.

Table 5.16

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Pengecekan Saldo No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 2 3

Tahu Kurang tahu Tidak tahu

7 7 6

35 35 30

Jumlah 20 100

Sumber: Data primer, Desember 2015

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.16 dapat diketahui apakah responden mengetahui mengenai pengecekan saldo yang dapat dilakukan secara


(32)

mengenai pengecekan saldo secara online diakui responden karena informasi yang diterima ketika sosialisasi mengenai pengecekan saldo tersebut masih kurang jelas dan ada juga beberapa dari responden yang tidak terlalu mau tau mengenai pengecekan saldo tersebut.

2. Sikap

Tabel 5.17

Distribusi Rezponden Berdasarkan Penilaian Mengenai Sosialisasi Program BPJS Ketenagakerjaan

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%) 1

2

Baik

Kurang baik

17 3

85 15

Jumlah 20 100

Sumber: Data primer, Desember 2015

Sosialisasi informasi program BPJS Ketenagakerjaan merupakan gerbang utama bagi para peserta untuk mengetahui lebih jauh mengenai teknis pelaksanaan program tersebut. Karena penyampaian informasi dalam sosialisasi yang kurang baik akan berdampak pada kurang baik pula informasi yang dipahami oleh para


(33)

program BPJS Ketenagakerjaan.

Tabel 5.18

Distribusi Responden Berdasarkan Penilaian Mengenai Program BPJS Ketenagakerjaan

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%) 1

2

Baik

Kurang baik

17 3

85 15

Jumlah 20 100

Sumber: Data primer, Desember 2015

Program BPJS Ketenagakerjaan merupakan suatu wadah untuk para perkrja atau Buruh agar kehidupan yang dijalani dapat lebih sejahtera dan memiliki jaminan dikemudian hari. Baiknya program BPJS Ketenagakerjaan sangat mempengaruhi penilaian peserta dan mempengaruhi kehidupan peserta itu sendiri. Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.18 dapat diketahui bagaimana penilaian responden mengenai program BPJS Ketenagakerjaan. Sebanyak 17 responden (85%) menyatakan bahwa program BPJS Ketenagakerjaan sudah baik, sementara itu masih ada 3 responden (15%) menyatakan bahwa program BPJS Ketenagakerjaan masih kurang baik.


(34)

Tabel 5.19

Distribusi Responden Berdasarkan Penilaian Mengenai Dana Premi yang Harus di Bayar

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%) 1

2 3

Murah Mahal

Terlalu mahal

7 8 5

35 40 25

Jumlah 20 100

Sumber: Data primer, Desember 2015

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.19 dapat diketahui bagaimana penilaian responden mengenai dana premi atau Iuran yang harus dibayar. Sebanyak 7 responden (35%) menyatakan dana premi atau Iuran yang harus dibayar termasuk murah, sementara itu 8 responden (40%) menyatakan bahwa Iuran atau dana premi yang harus dibayarkan tersebut tergolong mahal, dan 5 responden (25%) menyatakan bahwa dana premi tersebut terlalu mahal untuk dibayar setiap bulannya. Jumlah dana premi yang harus dibayar setiap bulannya oleh masing-masing peserta tersebut berbeda-beda jumlahnya.


(35)

Distribusi Responden Berdasarkan Penilaian Mengenai Sosialisasi Pengecekan Saldo

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%) 1

2 3

Baik

Kurang baik Tidak baik

14 3 3

70 15 15

Jumlah 20 100

Sumber: Data primer, Desember 2015

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.20 dapat diketahui bagaimana penilaian responden mengenai sosialisasi pengecekan saldo secara online, mobile dan SMS. Sebanyak 14 responden (70%) menyatakan bahwa pengecekan saldo tersebut baik dan lebih memudahkan mereka, sementara itu ada 3 responden (15%) yang menyatakan pengecekan saldo tersebut kurang baik, dan 3 responden (15%) menyatakan bahwa pengecekan saldo secara online, mobile, SMS tidak baik, penilaian tersebut disebabkan responden yang tidak mengerti cara menggunakan media online, mobile maupun SMS untuk melakukan pengecekan saldo. Sementara itu responden yang menyatakan hal tersebut baik, mengaku lebih memudahkan mereka untuk memantau secara langsung saldo mereka sendiri.


(36)

Tabel 5.21

Distribusi Responden Berdasarkan Tanggapan Mengenai Kelanjutan Program BPJS Ketenagakerjaan

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%) 1

2 3

Setuju

Kurang setuju Tidak setuju

17 2 1

85 10 5

Jumlah 20 100

Sumber: Data primer, Desember 2015

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.21 dapat diketahui bagaimana tanggapan responden mengenai kelanjutan program BPJS Ketenagakerjaan. Sebanyak 17 responden (85%) menanggapi setuju jika program BPJS Ketenagakerjaan dilanjutkan karena mereka merasa sangat terbantu dengan adanya program tersebut. 2 responden (10%) menanggapi kurang setuju terhadap kelanjutan program BPJS Ketenagakerrjaan, sedangkan 1 reponden (5%) memberi tanggapan tidak setuju terhadap kelanjutan program BPJS Ketenagakerjaan.


(37)

Tabel 5.22

Distribusi Responden Berdasarkan Keikutsertaan Dalam Sosisalisasi Program BPJS Ketenagakerjaan

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%) 1

2 3

Sering Jarang Tidak pernah

3 8 9

15 40 45

Jumlah 20 100

Sumber: Data primer, Desember 2015

Sebelum program BPJS Ketenagakerjaan dilaksaankan pada buruh dampingan SBSU (Solidaritas Buruh Sumatera Utara), terlebih dahulu pengurus SBSU melakukan sosialisasi kepada seluruh buruh. Sosialisasi ini bertujuan untuk memperkenalkan program kepada peserta agar peserta mengetahui lebih jauh mengenai program BPJS Ketenagakerjaan

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.22 terlihat hanya 3 responden (15%) saja yang sering mengikuti sosialisasi yang diadakan. Sementara itu 8 responden (40%) mengaku jarang mengikuti sosialisasi dan sebanyak 9 rseponden (45%) mengaku tidak mengikuti sosialisasi tersebut dengan alasan yang


(38)

bermacam-Tabel 5.23

Distribusi Responden Berdasarkan jumlah Keikutrsertaan dalam Sosialisasi Program BPJS Ketenagakerjaan

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%) 1

2 3

Dua dan tiga kali Satu kali

Tidak pernah

6 5 9

30 25 45

Jumlah 20 100

Sumber: Data primer, Desember 2015

Sebelum program BPJS Ketenagakerjaan dilaksaankan pada buruh dampingan SBSU (Solidaritas Buruh Sumatera Utara), terlebih dahulu pengurus SBSU melakukan sosialisasi kepada seluruh buruh. Sosialisasi ini bertujuan untuk memperkenalkan program kepada peserta agar peserta mengetahui lebih jauh mengenai program BPJS Ketenagakerjaan.

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.23 terlihat 5 responden (25%) mengikuti satu kali acara sosialisasi program BPJS Ketenagakerjaan, 3 responden (15%) mengikuti dua kali acara sosialisasi program BPJS Ketenagakerjaan, dan 3 responden (15%) mengaku sudah tiga kali mengikuti sosialisasi program BPJS Ketenagakerjaan, namun 9 rseponden (45%) mengaku tidak pernah sekalipun ikut


(39)

1. Persepsi

Tabel 5.24

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Mengenai Pendaftaran Online No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 2 3

Tahu

Kurang tahu Tidak tahu

9 6 5

45 30 25

Jumlah 20 100

Sumber: Data primer, Desember 2015

Tujuan dari diberlakukannya pendaftaran online adalah agar orang yang ingin menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan dapat dengan mudah mendaftar tanpa harus berdesak-desakan untuk menjadi peserta jaminan sosial ini. Berdasarkan tabel 5.24 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden mengetahui mengenai pendaftaran online, ini menujukan bahwa sebagian dari responden sudah mengikuti sosialisasi dan memahaminya.

Berdasarkan data pada tabel tersebut diketahui bahwa dari 20 responden sebanyak 9 responden (45%) sudah mengetahui mengenai pendaftaran online tersebut, dan 6 responden (30%) mengaku kurang tahu mengenai pendaftaran online,


(40)

Tabel 5.25

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan mengenai Pendaftaran Langsung di Kantor BPJS Ketenagakerjaan

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%) 1

2 3

Tahu

Kurang tahu Tidak tahu

17 2 1

85 10 5

Jumlah 20 100

Sumber: Data primer, Desember 2015

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.25 dapat diketahui pengetahuan responden mengenai pendaftaran langsung di kantor BPJS Ketenagakerjaan. Sebanyak 17 responden (85%) sudah mengetahui mengenai pendaftaran langsung dikantor BPJS Ketenagakerjaan, hal ini terlihat bahwa hampir seluruh buruh atau responden sudah paham dan mendapatkan informasi sosialisasi dengan baik. Sementara 2 reponden (10%) mengaku kurang tahu mengenai cara pendaftaran tersebut dan 1 responden (5%) mengaku sama sekali tidak tahu mengenai cara pendaftaran lansung di kantor BPJS Ketenagakerjaan.


(41)

Distribusi Responden Berdasarkan Perolehan Informasi Mengenai Pendaftaran Online

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%) 1

2 3

Petugas BPJS dan SBSU Lainya

Belum tahu

9 6 5

45 30 25

Jumlah 20 100

Sumber: Data primer, Desember 2015

Tujuan dari diberlakukannya pendaftaran online adalah agar orang yang ingin menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan dapat dengan mudah mendaftar tanpa harus berdesak-desakan untuk menjadi peserta jaminan sosial ini. Informasi sosialisasi sangat dibutuhkan khususnya untuk pendaftaran agar orang yang akan mendaftar memahami program dari jaminan sosial yang akan dia gunakan.

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.26 dapat diketahui dari mana saja para buruh memperoleh informasi mengenai pendaftaran online. Sebanyak 4 responden (20%) mengaku mengetahui informasi mengenai pendaftaran online melalui media massa, baik itu dari surat kabar maupun televisi. Kemudian 4 responden (20%) mengaku memperoleh informasi mengenai pendaftaran online melalui SBSU, sementara 2 responden (10%) mengaku memperoleh informasi


(42)

Tabel 5.27

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Mengenai Petugas yang Menginformasikan Pendaftaran Online

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%) 1

2 3

Tahu

Kurang tahu Tidak tahu

5 9 6

25 45 30

Jumlah 20 100

Sumber: Data primer, Desember 2015

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.27 dapat diketahui apakah responden mengetahui adanya petugas yang menginformasikan pendaftaran online. Sebanyak 5 responden (25%) mengaku mengetahui adanya petugas yang menginformasikan mengenai pendaftaran online, kemudian 9 responden (45%) mengaku kurang tahu mengenai adanya petugas yang menginformasikan pendaftaran online dan 6 responden (30%) menyatakan tidak tahu sama sekali mengenai petugas yang menginformasikan pendaftaran online. Berbeda-bedanya pengetahuan responden mengenai adanya petugas yang menginformasikan pendaftaran online diakuin sebagian responden tidak terlalu mau tau mengenai pendaftaran online disebabkan mereka sudah secara otomatis didaftarakan oleh perusahan.


(43)

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Mengenai Petugas yang Menginformasikan Pendaftaran Lansung

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%) 1

2 3

Tahu

Kurang tahu Tidak tahu

11 7 2

55 35 10

Jumlah 20 100

Sumber: Data primer, Desember 2015

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.28 dapat diketahui apakah responden mengetahui adanya petugas yang menginformasikan pendaftaran langsung ke kantor BPJS Ketenagakerjaan. Sebanyak 11 responden (55%) mengetahui adanya petugas yang menginformasikan pendaftaran langsung ke kantor BPJS Ketenagakerjaan, kemudian 7 responden (35%) mengaku kurang mengetahui mengenai adanya petugas yang menginformasikan pendaftaran langsung ke kantor BPJS, dan 2 responden (10%) menyatakan tidak tahu sama sekali mengenai adanya petugas yang menginformasikan pendaftaran langsung ke kantor BPJS Ketenagakerjaan


(44)

2. Sikap

Tabel 5.29

Distribusi Responden Berdasarkan Penilaian Mengenai Pendaftaran Online No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 2 3

Mudah Biasa saja Sulit

2 5 13

10 25 65

Jumlah 20 100

Sumber: Data primer, Desember 2015

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.29 dapat diketahui bagaimana penilaian responden mengenai pendaftaran online. Dari 20 responden, hanya 2 responden (10%) yang mengatakan pendaftaran online mudah. Sementara itu 5 responden (25%) mengakui biasa saja mengenai pendaftaran online tersebut dan 13 responden (65%) mengakui bahwa pendaftaran online tergolong sulit. Berdasarkan keterangan para buruh, rata-rata dari mereka kurang dapat mengendalikan komputer sehingga mereka merasa mendaftar secara online terlalu sulit bagi orang-orang seusia mereka.


(45)

Tabel 5.30

Distribusi Responden Berdasarkan Penilaian Mengenai Pendaftaran Langsung Ke Kantor BPJS Ketenagakerjaan

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%) 1

2 3

Baik

Kurang baik Tidak baik

15 3 2

75 15 10

Jumlah 20 100

Sumber: Data primer, Desember 2015

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.30 dapat diketahui bagaimana

penilaian responden mengenai pendaftaran langsung ke kantor BPJS

Ketenagakerjaan. Dari 20 responden, 15 responden (75%) menilai baik mengenai pendaftaran langsung ke kantor BPJS Ketenagakerjaan, kemudian 3 responden (15%) menilai pendaftaran langsung ke kantor BPJS Ketenagakerjaan kurang baik dan 2 responden (10%) menilai pendaftaran lansung ke kantor BPJS Ketenagakerjaan tidak baik. Berdasarkan keterangan para responden yang menilai pendaftaran langsung ke kantor BPJS Ketenagakerjaan kurang baik dan tidak baik, diakuin responden bahwa mendaftar lansyng ke kantor BPJS Ketenagakerjaan terlalu lama dan petugas yang kurang ramah.


(46)

Tabel 5.31

Distribusi Responden Berdasarkan Penilain Mengenai Cara Pendaftaran yang Lebih Baik

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%) 1

2

Pendaftaran langsung

Pendaftaran online

16

4

80

20

Jumlah 20 100

Sumber: Data primer, Desember 2015

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.31 dapat diketahui penilain responden mengenai cara pendaftaran yang lebih baik antara pendaftaran online atau pendaftaran langsung ke kantor BPJS Ketenagakerjaan. Sebanyak 16 responden (80%) menilai pendaftaran langsung ke kantor BPJS Ketenagakerjaan adalah yang lebih baik, sementara 4 responden (20%) menilai pendaftaran online merupakan yang lebih baik.

3. Partisipasi


(47)

Ketenagakerjaan. Sebanyak 20 responden (100%) menyatakan mereka didaftarkan langsung oleh perusahaan ditempat mereka masing-masing bekerja.

5.3.3 Pelayanan 1. Persepsi

Tabel 5.32

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Mengenai Pelayanan yang Diberiakan Oleh BPJS Ketenagakerjaan

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%) 1

2

Tahu Kurang tahu

17 3

85 15

Jumlah 20 100

Sumber: Data primer, Desember 2015

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.32 dapat diketahui apakah responden mengetahui mengenai pelayanan yang diberikan oleh BPJS Ketenagakerjaan. Sebanyak 17 responden (85%) mengaku mengetahui pelayanan yang diberikan oleh BPJS Ketenagakerjaan, dimana responden menjawab jaminan kecelakan kerja, jaminan hari tua, dan jaminan kematian. Sementara 3 responden


(48)

Tabel 5.33

Distribusi Responden Berdasarkan Perolehan Pelayanan yang Diberikan BPJS Ketenagakerjaan

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%) 1

2 3

Pelayanan JHT Pelayanan JKK Pelayanan Kesehatan

3 2 15

15 10 75

Jumlah 20 100

Sumber: Data primer, Desember 2015

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.33 dapat diketahu jumlah responden yg sudah pernah memperoleh pelayanan yang diberikan oleh BPJS Ketenagakerjaan. Sebanyak 3 responden (15%) menyatakan sudah pernah memperoleh pelayanan JHT, kemudian 2 responden (10%) mengaku memperoleh pelayanan JKK dan 15 responden (75%) mengaku memperoleh pelayanan kesehatan.


(49)

Distribusi Responden Berdasarkan pengetahuan perolehan pelayanan No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 2 3

Pelayanan JHT Pelayanan JKK Pelayanan JK

10 8 2

50 40 10

Jumlah 20 100

Sumber: Data primer, Desember 2015

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.34 dapat diketahui jumlah responden yang mengetahui jenis pelayanan yang pernah didapatkan atau diperoleh oleh keluarga, teman kerja, atau orang terdekat. Sebanyak 10 responden (50%) mengatakan pernah mengetahui orang terdekat mendapatkan pelayanan JHT, kemudian 8 responden (40%) mengatakan pernah mengetahui orang terdekat memperoleh jaminan JKK, dan 2 responden (10%) mengetahui orang terdekat pernah mendapat pelayanan JK oleh BPJS Ketenagakerjaan.


(50)

Tabel 5.35

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Mengenai Pelayanan Klaim JHT

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%) 1

2 3

Tahu

Kurang tahu Tidak tahu

15 3 2

75 15 10

Jumlah 20 100

Sumber: Data primer, Desember 2015

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.35 dapat diketahui apakah responden mengetahui mengenai pelayanan klaim atau pencairan dana pada Program JHT (Jaminan Hari Tua). Dari 20 responden, 15 responden mengaku mengetahui mengenai pelayanan klaim atau pencairan dana Jaminan Hari Tua. Sementara itu 3 responden menyatakan kurang tahu mengenai pelayanan pencairan dana JHT tersebut dan 2 responden mengaku sama sekali tidak mengetahui mengenai pencairan dana tersebut. Berdasarkan data tersebut dapat kita lihat jika masih ada responden yang tidak mengetahui mengenai klaim dana JHT. Hal tersebut disebabkan peralihan program yang dulunya dikenal dengan Jamsostek dengan yang dekrang menjadi BPJS Ketenagakerjaan. Dengan berubahnya program tersebut, maka berubah pula


(51)

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Mengenai Ketentuan Pelayanan Klaim Pada Program JHT

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%) 1

2 3

Tahu

Kurang tahu Tidak tahu

15 3 2

75 15 10

Jumlah 20 100

Sumber: Data primer, Desember 2015

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.36 dapat diketahui bagaimana pengetahuan responden mengenai ketentuan dan persyaratan dalam pelayanan dana klaim pada program Jaminan Hari Tua (JHT). Dari 20 responden, 15 responden mengaku mengetahui mengenai ketentuan dan persyaratan pelayanan dana klaim pada program Jaminan Hari Tua. Sementara itu 3 responden menyatakan kurang tahu mengenai ketentuan dan persyaratan pelayanan pencairan dana JHT tersebut dan 2 responden mengaku sama sekali tidak mengetahui. Besar kecilnya dana klaim yang diterima oleh peserta tentunya berbeda-beda, hal ini dipengaruhi oleh seberapa lama buruh tersebut bekerja dan jumlah iuran yang buruh bayarkan.


(52)

Tabel 5.37

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Ketentuan dalam Pelayanan Program JKK

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%) 1

2 3

Tahu

Kurang tahu Tidak tahu

12 5 3

60 25 15

Jumlah 20 100

Sumber: Data primer, Desember 2015

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.37 dapat diketahui apakah responden mengetahui mengenai ketentuan dan persyaratan dalam pelayanan program Jaminan Kecelakaan Kerja. Sebanyak 12 responden mengetahui mengenai ketentuan pelayanan Program JKK tersebut. Kemudian 5 responden mengaku kurang tahu mengenai ketentuan tersebut dan 3 responden mengaku sama sekali tidak tahu mengenai ketentuan dan persyaratan dalam pelayanan program Jaminan Kecelakaan kerja Tersebut.


(53)

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Mengenai Pelayanan Kesehatan

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%) 1

2 3

Tahu

Kurang tahu Tidak tahu

11 5 4

55 25 20

Jumlah 20 100

Sumber: Data primer, Desember 2015

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.38 dapat diketahui apakah responden mengetahui mengenai pelayanan kesehatan pada program Jaminan Kecelakaan Kerja. Sebanyak 11 responden (55%) mengetahui pelayanan kesehatan pada program Jaminan Kecelakaan Kerja, sementara 5 responden (25%) mengaku kurang mengetahui dan 4 responden (20%) menyatakan bahwa mereka ama sekali tidak tahu mengenai pelayanan kesehatan pada program Jaminan Kecelakaan Kerja.


(54)

Tabel 5.39

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Mengenai Pelayanan Program Jaminan Kematian

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%) 1

2 3

Tahu

Kurang tahu Tidak tahu

14 3 3

70 15 15

Jumlah 20 100

Sumber: Data primer, Desember 2015

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.39 dapat diketahui apakah responden mengetahui mengenai pelayanan program Jaminan Kematian (JK). Sebanyak 14 responden (70%) mengaku mengetahui mengenai pelayanan program Jaminan Kematian, sementara itu 4 responden (20%) menyatakan kurang mengetahui dan 4 responden (20%) menyatakan sama sekali tidak mengetahui mengenai pelayanan program Jaminan Kematian.


(55)

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Mengenai Pelayanan Program Jaminan Pensiun

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%) 1

2 3

Tahu

Kurang tahu Tidak tahu

5 4 11

25 20 55

Jumlah 20 100

Sumber: Data primer, Desember 2015

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.40 dapat diketahu apakah responden mengetahui tentang pelayanan program Jaminan Pensiun. Dari 20 responden, hanya 5 responden (25%) yang mengetahui tentang pelayanan program Jaminan Pensiun. Sementara itu 4 responden (20%) menyatakan kurang mengetahui dan sebanyak 11 responden (55%) mengaku sama sekali tidak mengetahui mengenai pelayanan program Jaminan Pensiun tersebut.


(56)

Tabel 5.41

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Mengenai Pelayanan Pembayaran Iuaran Dapat Dilakukan Melalui Bank atau Agen No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 2 3

Tahu

Kurang tahu Tidak tahu

11 5 4

55 25 20

Jumlah 20 100

Sumber: Data primer, Desember 2015

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.41 dapat diketahui pengetahuan responden mengenai pelayanan pembayaran iuran yang dapat dilakukan melalui bank atau agen. Sebanyak 11 responden (55%) mengetahui mengenai pelayanan pembayaran iuran yang dapat dilakukan melalui bank atau agen. Sementara 5 responden (25%) mengaku kurang mengetahui dan 4 responden (20%) menyatakan sama sekali tidak mengetahui mengenai pelayanan pembayaran iuran yang dapat dilakukan melalui bank atau agen tersebut.


(57)

Tabel 5.42

Distribusi Responden Berdasarkan Penilaian Mengenai Pelayanan BPJS Ketenagakerjaan

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%) 1

2 3

Baik

Kurang baik Tidak baik

16 2 2

80 10 10

Jumlah 20 100

Sumber: Data primer, Desember 2015

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.42 dapat diketahui bagaimana penilaian responden mengenai pelayanan yang diberikan oleh BPJS Ketenagakerjaan. Sebanyak 16 responden (80%) menyatakan pelayanan yang diberikan oleh BPJS Ketenagakerjaan baik. Sementara 2 responden (10%) menilai kurang baik dan 2 responden (10%) menilai pelayanan yang diberikan oleh BPJS Ketenagakerjaan tidak baik.


(58)

Tabel 5.43

Distribusi Responden Berdasarkan Penilaian Mengenai Pelayanan Klaim Pada Program JHT

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%) 1

2 3

Baik

Kurang baik Tidak Baik

14 4 2

70 20 10

Jumlah 20 100

Sumber: Data primer, Desember 2015

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.43 dapat diketahui bagaimana penilaian responden mengenai pelayanan klaim atau pencairan dana pada pelayanan program Jaminan Hari Tua (JHT). Sebanyak 14 responden (70%) menilai pelayanan klaim atau pencairan dana pada pelayanan program Jaminan Hari Tua adalah baik. Sementara 4 responden (20%) menilai kurang baik dan 2 responden (10%) menilai tidak baik terhadap pelayanan klaim dan pencairan dana pada pelayanan program Jaminan Hari Tua. Bagi responden yang menyatakan jika pelayanan dana klaim nerjalan baik, karena dalam hal ini pihak lembaga sebagai petugas penyelenggara dapat dengan baik melaksanakan tugasnya melayani peserta. Sementara itu bagi responden yang menyatakan kurang baik dan tidak baik hal tersebut dikarenakan menurut responden yang mengajukan klam harus melalui proses yang rumit.


(59)

Distribusi Responden Berdasarkan Penilaian Mengenai Waktu Pemberian Dana Klaim

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%) 1

2 3

Tepat waktu

Kurang tepat waktu Tidak pernah

7 4 9

35 20 45

Jumlah 20 100

Sumber: Data primer, Desember 2015

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.44 dapat diketahui ketepatan waktu dalam pembayaran dana klaim. Dari 20 responden hanya 7 responden (35%) yang mengatakan tepat waktu, kemudian 4 responden (20%) mengatakan kurang tepat waktu dan 9 responden (45%) mengatakan tidak pernah melakukan klaim. Bagi responden yang menyatakan jika pembayaran dana klaim tersebut kurang tepat waktu, hal tersebut berdasarkan pengalaman responden tersebut yang membutuhkan waktu berbulan-bulan dalam pencairan dana klaimnya. Waktu dalam pencairan dana klaim memang berbeda-beda tergantung bagaimana pemrosesan berkas-berkas yang bersangkutan.


(60)

Tabel 5.45

Distribusi Responden Berdasarkan Kecukupan Pemberian Dana Klaim No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 2 3

Cukup

Kurang cukup Tidak pernah

4 7 9

20 35 45

Jumlah 20 100

Sumber: Data primer, Desember 2015

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.45 dapat diketahui cukup atau tidaknya dana klaim yang didapat untuk menutupi kebutuhan sehari-hari akibat penghasilan yang hilang. Dari 20 responden hanya 4 responden (20%) yang menyatakan jika besarnya dana klaim yang diberikan kepada responden yang sudah melakukan klaim cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari akibat penghasilan mereka yang hilang.

Kemudian sebanyak 7 responden (35%) mengaku jika dana klaim yang diterima kurang cukup dan 9 responden (45%) lainnya mengaku belum pernah mengklaim dana. Tujuan utama dari program BPJS bahwa adanya jaminan bagi para buruh yang bekerja diperusahaan ketika menderita sakit, kecelakaan kerja atau sudah tidak dapat bekerja sehingga dapat memenuhi kebutuhan hidupnya ketika tidak


(61)

Distribusi Responden Berdasarkan Penilaian Terhadap Pelayanan Kesehatan Pada Program JKK

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%) 1

2 3

Baik

Kurang baik Tidak pernah

11 6 3

55 30 15

Jumlah 20 100

Sumber: Data primer, Desember 2015

Bedasarkan data yang disajikan pada tabel 5.46 dapat diketahui nagaimana penilaian responden mengenai pelayanan kesehatan pada program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK). Sebanyak 11 responden (55%) menyatakan baik terhadap pelayanan kesehatan pada program Jaminan Kecelakaan Kerja tersebut, sementara itu 6 responden (30%) menyatakan kurang baik dan 3 responden (15%) mengaku tidak pernah menggunakan pelayanan kesehatan pada program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK).


(62)

Tabel 5.47

Distribusi Responden Berdasarkan Penilaian Terhadap Pelayanan Jaminan Kematian

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%) 1

2 3

Baik

Kurang baik Tidak tahu

13 4 3

65 20 15

Jumlah 20 100

Sumber: Data primer, Desember 2015

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.47 dapat diketahui penilaian responden terhadap pelayaan Jaminan Kematian yang diketahui responden pernah diperoleh rekan kerja ataupun orang terdekat. Sebanyak 13 responden (65%) menilai baik terhadap pelayaan Jaminan Kematian tersebut, sementara itu 4 responden (20%) menilai kurang baik dan 3 responden (15%) tidak tahu karena tidak memiliki teman kerja ataupun kerabat dekat yang perna memperoleh Pelayanan Jaminan Kematian.


(63)

Distribusi Responden Berdasarkan Penilaian Terhadap Pelayanan Jaminan Pensiun

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%) 1

2 3

Baik

Kurang baik Tidak ada

7 2 11

35 10 55

Jumlah 20 100

Sumber: Data primer, Desember 2015

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.48 dapat diketahui bagaimana penilaian responden terhadap pelayanan Jaminan Pensiun yang pernah diperoleh rekan kerja atau kerabat dekat. Dari 20 responden, hanya 7 responden (35%) yang menilai baik terhadap pelayanan Jaminan Pensiun tersebut, sementara itu 2 responden (10%) menilai kurang baik dan 11 responden (55%) mengatakan belum ada dari rekan kerja maupun kerabar dekat yang memperoleh pelayanan Jaminan Pensiun.


(64)

Tabel 5.49

Distribusi Responden Berdasarkan Penilaian Mengenai Pembayaran Iuran Melalui Bank atau Agen

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%) 1

2 3

Baik

Kurang baik Tidak baik

9 9 2

45 45 10

Jumlah 20 100

Sumber: Data primer, Desember 2015

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.49 dapat diketahui bagaimana penilaian responden mengenai pembayaran iuran yang dapat dibayarkan melalui bank atau agen. Dari 20 responden, 9 responden (45%) menilai baik terhadap pembayaran iuran melalui bank atau agen, sementara 9 responden (45%) menilai kurang baik dan 2 responden menilai tidak baik melakukan pembayaran iuran melalui bank atau agen.


(65)

Distribusi Responden Berdasarkan Kemudahan Pembayaran Iuran Melalui Bank atau Agen

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%) 1

2 3

Mudah

Kurang mudah Tidak mudah

9 9 2

45 45 10

Jumlah 20 100

Sumber: Data primer, Desember 2015

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.50 dapat diketahui bagaimana penilain kemudahan pembayaran iuran melalui bank atau agen. Dari 20 responden, 9 responden (45%) mengatakan mudah melakukan pembayaran iuran melalui bank atau agen, sementara 9 responden (45%) mengatakan kurang mudah dan 2 responden menyatakan tidak mudah melakukan pembayaran iuran melalui bank atau agen.


(66)

3. Partisipasi

Tabel 5.51

Distribusi Responden Berdasarkan Keiukutsertaan Dalam Melakukan Klaim Pada Pelayanan Program JHT

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%) 1

2

Jarang Tidak pernah

5 15

25 75

Jumlah 20 100

Sumber: Data primer, Desember 2015

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.51 dapat diketahui pernah tidaknya responden melakukan klaim atau pencairan dana pada pelayanan program Jaminan Hari Tua. Dari 20 responden, hanya 5 responden (25%) yang mengaku jarang melakukan klaim atau pencairan dana pada pelayanan program Jaminan Hari tua, sementara itu 15 responden (75%) mengaku tidak pernah melakukan klaim atau pencairan dana tersebut.


(67)

Distribusi Responden Berdasarkan Proses Klaim Dana Pada Pelayanan Program JHT

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%) 1

2

Kurang cepat Tidak pernah

5 15

25 75

Jumlah 20 100

Sumber: Data primer, Desember 2015

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.52 dapat diketahui bagaimana proses responden melakukan klaim atau pencairan dana pada pelayanan program Jaminan Hari Tua. Dari 20 responden, hanya 5 responden (25%) yang menyatakan prosesnya kurang cepat dalam melakukan klaim atau pencairan dana pada pelayanan program Jaminan Hari tua, sementara itu 15 responden (75%) mengaku tidak pernah melakukan klaim atau pencairan dana tersebut.


(68)

Tabel 5.53

Distribusi Responden Berdasarkan Penggunaan Pelayanan JKK No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 2

Jarang Tidak pernah

11 9

55 45

Jumlah 20 100

Sumber: Data primer, Desember 2015

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.53 dapat diketahui pernah tidaknya responden menggunakan pelayanan Jaminan Kecelakaan Kerja. Sebanyak 11 responden (55%) mengaku jarang menggunakan pelayanan Jaminan Kecelakaan Kerja, sementara itu 9 responden (45%) tidak pernah menggunakan pelayanan Jaminan Kecelakaan Kerja tersebut.

Distribusi Responden Berdasarkan Pembayaran Dana Premi atau Iuran

Pembayaran dana premi atau iuran merupakan satu syarat untuk tetap menjadi anggota atau peserta BPJS Ketenagakerjaan, dimana pembayaran tersebut yang akan digunakan untuk klaim buruh kedepannya. Maka dari itu setiap peserta wajib untuk membayarkan dana premi atau iuran pada setiap bulannya. Bedasarkan


(69)

Distribusi Responden Berdasarkan Pengecekan Saldo BPJS Ketenagakerjaan No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 2

Kantor BPJS Perusahaan

8 12

40 60

Jumlah 20 100

Sumber: Data primer, Desember 2015

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.54 dapat diketahui bagaimana responden melakukan pengecekan saldo BPJS Ketenagakerjaan. Dari 20 responden, hanya 8 responden (40%) yang melakukan pengecekan saldo melalui kantor BPJS Ketenagakerjaan, sementara itu sebanyak 12 responden (60%) menyatakan melakukan pengecekan saldo melalui perusahaan tempat masing-masing responden bekerja.

5.4 Analisis Data Kuantitatif Terhadap Program BPJS Ketenagakerjaan

Setelah hasil respon buruh terhadap program BPJS Ketenagakerjaan telah dianalisis dari kuesioner yang telah dibagikan, maka pada bagian ini variabel yang sama akan dianalisis secara kuantitatif melalui pemberian skor dengan menggunakan skala likert. Pemberian skor data dilakukan mulai dari respon negatif, respon netral, dan respon positif, yakni:


(70)

Untuk mendapatkan hasil respon buruh terhadap program BPJS Ketenagakerjaan dampingan SBSU, dilakukan melalui pemberian skor berdasarkan tiga variabel yaitu sosialisasi, pendaftaran dan pelayanan. Dari jawaban responden yang telah dianalisis kemudian dapat diklasifikasikan apakah sosialisasi, pendaftaran, dan pelayanan negatif, netral atau positif dengan menentukan interval kelas seperti yang dijelaskan dibawah ini:

������������� (�) =Nilai Tertinggi (H)− Nilai Terendah (L) Banyak Kelas (K)

=1−(−1) 3 = 0,66

Menetukan kategori respon positif, netral maupun respon negatif dengan adanya nilai batasan sebagai berikut:

d. -1,00 sampai dengan 0,33 = respon negatif

e. - 0,33 sampai dengan 0,33 = respon netral

f. 0,33 sampai dengan 1,00 = respon positif

5.4.1 Sosialisasi Terhadap Buruh Dampingan SBSU

Pemberian skor variabel sosialisasi terhadap program BPJS Ketenagakerjaan ini merupakan variabel awal dalam mengukur respon. Hasil skor variabel sosialisasi


(71)

batasan nilai pada skala likert, yaitu sebagai berikut: = 147 : (18x20)

= 147 : 360 = 0,40

Keterangan:

∑ skor variabel sosialisasi = 147

Jumlah sub variabel sosialisasi = 18

Jumlah responden = 20

Hasil skor variabel sosialisasi (V1) = 0,40

(Sosialisasi positif yaitu 0,40 karena berada diantara 0,33 sampai 1)

Berdasarkan hasil skala likert tersebut dapat diketahui bahwa sosialisasi mendapatkan respon positif karena responden telah memahami program BPJS Ketenagakerjaan, tujuan program, manfaat program yang diberikan oleh BPJS Ketenagakerjaan kepada buruh dampingan SBSU.

5.4.2 Pendaftaran Buruh Dampingan SBSU Terhadap Program BPJS Ketenagakerjaan

Pemberian skor variabel pendaftaran terhadap program ini merupakan variabel kedua dalam mengukur respon. Hasil skor variabel pendaftaran (V2)


(72)

negatif, maka dilakukan analisis dengan memberikan nilai 1 pada respon positif, nilai 0 untuk respon netral, dan -1 untukrespon negatif, lalu dibagi dengan jumlah total responden.

Hasil akhir dapat dilihat apakah pendaftaran positif atau negatif dengan adanya batasan nilai pada skala likert yaitu sebagai berikut.

= 74 : ( 9 x 20 ) = 74 : 180 = 0,41 Keterangan:

∑ skor variabel sosialisasi = 74

Jumlah sub variabel sosialisasi = 9

Jumlah responden = 20

Hasil skor variabel sosialisasi (V1) = 0,41

( pendaftaran positif yaitu 0,41 karena berada diantara 0,33 sampai 1 )

Berdasarkan hasil skala likert tersebut dapat diketahui bahwa pendaftaran mendapatkan respon positif karena responden setuju dengan dilaksanakannya program BPJS Ketenagakerjaan dan mengaharapkan program tersebut tetap berjalan dan bermanfaat bagi buruh dampingan SBSU.


(73)

analisis dengan memberikan nilai 1 pada respon positif, nilai 0 untuk respon netral, dan -1 untuk respon negatif, lalu dibagi dengan jumlah total responden.

Hasil akhir dapat dilihat apakah pelayanan positif atau negatif dengan adanya batasan nilai pada skala likert yaitu sebagai berikut.

= 147: ( 24 x 20 ) = 147 : 480 = 0,30 Keterangan:

∑ skor variabel sosialisasi = 147

Jumlah sub variabel sosialisasi = 24

Jumlah responden = 20

Hasil skor variabel sosialisasi (V3) = 0,30

( pelayanan negatif yaitu 0,30 karena berada diantara -1 sampai 0,33 )

Berdasarkan hasil skala likert tersebut dapat diketahui bahwa pelayanan mendapatkan respon negatif karena sebagian besar dari responden tidak merasakan palayanan yang diberikan oleh BPJS Ketenagakerjaan dan mengaharapkan program tersebut dapat diperbaiki sehingga dapat berjalan dan bermanfaat bagi buruh dampingan SBSU

jika kuantitatif data dilakukan secara menyeluruh dengan menggunakan skala likert, maka dapat dilihat rata-rata respon secara keseluruhan dari penelitian respon


(74)

= ( 0,40 + 0.41 + 0,30 ) : 3 = 1.11 : 3

= 0.37

Maka hasil keseluruhan antara sosialisasi, pendaftaran, dan pelayanan yaiut 0,37. Karena berada diantara 0,33 sampai 1, maka respon buruh dampingan SBSU terhadap program BPJS Ketenagakerjaan adalah positif.

(Jadi, respon buruh dampingan SBSU terhadap program BPJS Ketenagakerjaan adalah positif karena berada diantara 0,33 sampai 1)


(75)

PENUTUP

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data, dapat dirumuskan hasil penellitan dalam bentuk kesimpulan sebagai berikut

1. Dari aspek sosialisasi, hasil analisis data dapat diketahui bahwa sosialisasi mendapatkan respon yang positif dari responden sebagai peserta program BPJS Ketenagakerjaan. Hal tersebut dapat dilihat melalui pengetahuan serta pemahaman peserta mengenai program BPJS Ketenagakerjaan, meskipun informasi yang didapat dari sosialisasi masih kurang namun beberapa peserta berusaha mencari informasi lain seperti dari media masa dan sesama buruh 2. Dari aspek pendaftaran hasil analisis data dapat diketahui bahwa pendaftaran

mendapatkan respon positif dari responden sebagai peserta program BPJS Ketenagakerjaan. Hal tersebut dapat dilihat dari responden yang setuju terhadap pendaftaran program BPJS Ketenagakerjaan dan mengaharapkan program tersebut tetap berjalan dan bermanfaat bagi buruh dampingan Solidaritas Buruh Sumatera Utara (SBSU)

3. Dari aspek pelayanan, hasil analisis data dapat diketahui bahwa pelayanan mendapatkan respon negatif dari reponden sebagai peserta program BPJS Ketenagakerjaan. Hal tersebut dapat dilihat dari tingkat kepuasan buruh yang


(76)

6.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah disajikan sebelumnya, penulis mengajukan saran sebagai berikut :

1. Pelaksanaan program BPJS Ketenagakerjaan kepada buruh dampingan

Solidaritas Buruh Sumatera Utara (SBSU) diharapkan kedepannya agar dapat berjalan lebih baik lagi dalam hal pembayaran dana klaim untuk

menggantikan pendapatan yang hilang akibat resiko yang dialami pekerja serta program ini juga dapat terus dilaksanakan dalam upaya peningkatan kesejahteraan pekerja atau buruh

2. Kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh petugas dari SBSU atau petugas BPJS Ketenagakerjaan seperti sosialisasi dan kegiatan lainnya dapat dilaksanakan secara maksimalmdan secara rutin. Agar para peserta mendapatkan informasi mengenai program dan pengetahuan yang bermanfaat.


(77)

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Respon

2.1.1 Pengertian Respon

Respon berasal dari kata response yang berarti jawaban, balasan, atau tanggapan. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, respon adalah berupa tanggapan, reaksi, dan jawaban (http//kbbi.wen.id). Perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya rangsangan itu disebut tingkah laku-balas atau response (Sarwono, 2008:15).

Respon adalah istilah yang digunakan oleh psikologi untuk menamakan rangsangan yang terjadi terhadap panca indera. Respon biasanya diwujudkan dalam bentuk perilaku yang dimunculkan setelah dilakukan perangsangan. Teori Behaviorisme mengunakan istilah respon yang dipasangkan rangsangan dalam menjalankan proses terbentuknya prilaku. Respon adalah perilaku yang muncul dikarenakan adanya rangsangan dari lingkungan. Jika rangsangan dan respon dipasangkan atau dikondisikan maka akan membentuk tingkah laku baru terhadap rangsangan yang dikondisikan (http//id.wikipedia.org diakses pada tanggal 02 November 2015 Pukul 17:45 WIB).

Menurut Scheerer, respon (balas) adalah proses pengorganisasian rangsang. Rangsang proksimal diorganisasikan sedemikian rupa sehingga terjadi representasi fenomenal dari rangsang proksimal itu. Proses inilah yang disebut respon. Orang


(78)

yang terjadi diluar. Proses yang berlangsung secara rutin inilah yang oleh Hunt dinamakan respon (Sarwono, 2008:87)

2.1.2 Proses Terjadinya Respon

Dalam hal ini ada beberapa gejala terjadinya respon, mulai dari yang paling berperaga dengan berpangkal pada pengamatan, sampai ke yang paling tidak berperaga yaitu berfikir. Gejala tersebut menurut Suryabrata adalah sebagai berikut:

1. Pengamatan, yakni kesan-kesan yang diterima sewaktu perangsang mengenai

indera dan perangsangnya masih ada. Pengamatan ini adalah produk dari kesadaran dan pikiran yang merupakan abstraksi yang dikeluarkan dari arus kesadaran.

2. Bayangan pengiring, yaitu bayangan yang timbul setelah kita melihat sesuatu warna. Bayangan pengiring itu terbagi menjadi dua macam, yaitu bayangan pengiring positif yakni bayangan pengiring yang sama dengan warna objeknya, serta bayangan pengiring negatif adalah bayangan pengiring yang tidak sama dengan warna objeknya, melainkan seperti warna komplemen dari warna objek.

3. Bayangan eiditik, yaitu bayangan yang sangat jelas dan hidup sehingga

menyerupai pengamatan. Respon, yakni bayangan yang menjadi kesan yang dihasikan dari pengamatan. Respon diperoleh dari penginderaan dan pengamatan.


(79)

(http//a-research.upi.edu diakses pada tanggal 02 November Pukul 18.00 WIB). 2.1.3 Indikator Respon

Respon dalam penelitian ini akan diukur dari tiga aspek, yaitu persepsi, sikap dan partisipasi. Persepsi menurut McMahon adalah proses menginterprestasikan rangsangan (input) dengan menggunakan alat penerima informasi (sensory information). Sedangkan menurut Morgan, King, dan Robinson persepsi menunjukan pada bagaimana kita melihat, mendengar, merasakan, mengecap dan mencium dunia disekitar kita, dengan kata lain persepsi dapat pula didefenisikan sebagai segala sesuatu yang dialami oleh manusia. Berdasarkan hal tersebut William James menyatakan bahwa persepsi terbentuk atas dasar data-data yang kita peroleh dari lingkungan yang diserap oleh indera kita, serta sebagian lainnya diperoleh dari pengelolahan ingatan (memory) kita (diolah kembali berdasarkan pengalaman yang kita miliki) (Adi, 1994:105-106).

Persepsi didefenisikan sebagai proses yang kita gunakan untuk menginterprestasikan data-data sensoris. Salah satu defenisi menyatakan bahwa

persepsi merupakan proses yang kompleks dimana orang memilih,

mengorganisasikan dan menginterprestasikan respon terhadap suaru rangsangan ke dalam situasi masyarakat dunia yang penuh arti dan logis. Bennet, Hoffman, dan Prakash menyatakan bahwa persepsi merupakan aktivitas aktif yang melibatkan pembelajaran, pembaruan cara pandang, dan pengaruh timbal balik dalam


(80)

Empat aspek dari persepsi yamg menurut Berlyne dapat membedakan persepsi dari berpikir adalah:

1. Hal-hal yang diamati dari sebuah rangsangan bervariasi, tergantung pola dari keseluruhan dimana rangsangan tersebut menjadi bagiannya.

2. Persepsi bervariasi dari orang ke orang dan dari waktu ke waktu. 3. Persepsi bervariasi tergantung dari arah (fokus) alat-alat indra.

4. Persepsi cenderung berkembang kearah tertentu dan sekali terbentuk

kecenderungan itu biasanya akan menetap (Sarwono, 2008:88).

Sikap pada dasarnya adalah tendensi kita terhadap sesuatu. Sikap adalah rasa suka atau tidak suka kita atas sesuatu. Sikap penting sekali karena ia mempengaruhi tindakan. Perilaku seseorang juga sering ditentukan oleh sikap mereka. Konsep lain yang terkait dengan sikap adalah keyakinan, atau pernyataan-pernyataan yang dianggap benar oleh seseorang (Severin & Tankard, 2005:177).

Beberapa defenisi penting sikap adalah sebagai berikut:

1. Sikap pada dasarnya adalah suatu cara ”pandang” terhadap sesuatu (Murphy, Murphy, dan Newcomb).

2. Kesiapan mental dan sistem syaraf, yang diorganisasikan melalui

pengalaman,menimbulkan pengaruh langsung atau dinamis pada respons-respons seseorang terhadap objek dan situasi terkait (Allport).


(81)

dalam mengukur suatu respon. Partisipasi sering diberi makna keterlibatan orang secara sukarela tanpa tekanan dan jauh dari perintah. Ada bermacam-macam faktor yang mendorong kerelaan ini, bisa karena kepentingan, bisa karena solidaritas, bisa karena memang mempunyai tujuan yang sama, bisa juga karena ingin melakukan langkah yang sama walaupun tujuannya berbeda. Apapun faktor yang mendorong, partisipasi akhirnya harus membuahkan kesepatan yang hendak dicapai dan tindakan yang akan dilakukan bersama (Sumarto, 2003:188).

2.2 Tenaga Kerja

2.2.1 Pengertian Tenaga Kerja

Menurut pasal 1 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1969 tentang Ketentuan-ketentuan pokok mengenai tenaga kerja, yang dimaksud dengan tenaga kerja adalah ”tiap orang yang mampu melakukan pekerjaan” (didalam atau diluar hubungan kerja) guna menghasilkan barang-barang dan atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Mereka yang telah bekerja pada instansi-intansi Pemerintah terkait oleh Undang-Undang Kepegawaian sedang mereka yang telah bekerja pada perusahan-perusahan terikat dan atau dilindungi oleh Undang-Undang perburuhan atau yang lazim disebut Hukum Perburuhan (Sunindhia & Widianti, 1987:15).

2.2.2 Tindakan-tindakan Perusahaan Terhadap Tenaga Kerja


(82)

dan kecakapan untuk menjalankan tugas kerja tersebut, tanpa membeda-bedakan golongan,keturunan dan agama.

b. Dalam pelaksanaan perekrutan tenaga kerja tersebut, sudah seyogyanya pihak pengusaha mengutamakan jalan yang harus ditempuh, yaitu dengan melalui Kantor Dapertemen Tenaga Kerja setempat Bidang Penyidian dan penggunaan tenaga kerja (dahulu Jawatan Penempatan Tenaga Kerja) yang dari padanya pihak pengusaha akan memperoleh pengiriman-pengiriman tenaga kerja yang dibutuhkan, diiamana segala persyaratan yang diperlukan telah dipenuhinya.

c. Mereka para tenaga kerja yang berhasil dapat diterima mengisi kesempatan

kerja itu. Harus diperlakukan sesuai dengan ketentuan hukum dan Perundang-undangan yang berlaku.

d. Mereka para tenaga kerja yang diterima, akan memperoleh sejumlah upah

yang sesuai dengan kelayakan dan atau ketentuan umum yang berlaku, sesuai dengan tugas kerja yang dijalankannya (Sunindhia & Widiyanti, 1987:50-51).

2.3 Buruh

2.3.1 Pengertian Buruh

Buruh adalah para tenaga kerja yang bekerja pada perusahan dimana para tenaga kerja itu harus tunduk kepada perintah dan peraturan kerja yang diadakan oleh


(1)

UNIVERSITY OF NORTH SUMATERA

FACULTY OF SOCIAL AND POLITICAL SCIENCE DEPARTEMENT OF SOCIAL WELFARE

ABSTRACT

in this current situation is very posible to change the conditions for the workers because of illness, injury and death. The employment BPJS is one of the social security is able to provide a protection to againts of this condition. The issues was discussed in this research is how the response from laborers to the Employment BPJS programs assitance by Labor Solidarity North Sumatra (SBSU). This research is expected to develop concepts and theories relating to social security to workers. Research conducted at DPP Labor Solidarity North Sumatra (SBSU) sub-district Medan Selayang, the city of Medan. This research is classified as descriptive research type with a total population of 330 people who later on took a sample of 20 people. The sampling technique in this study is a randomized proportioanal. Proportional random sampling technique is used by researchers have criteria. The criteria is the companies with high occupational risk, thecompanies with sectoral minimum wages (UMSK), and the companies with laborers aged 40 years and over. Because of population composed from several sub population are not homogeneous and every sub-pupolations will be represented in research to obtain data, researchers used a questionnaire research instruments. Analyzing data, researchers used quantitative analysis method with descriptive data analysis techniques.

Based on the result of data analysis can be concluded that the response of the workers as Employment BPJS program participants viewed from the aspects of socialization and registration gets a positive response from the laborers, it can be seen from the labor understanding of the program Employment BPJS and labor’s participation to Employment BPJS programs. While the service has a negative response, it was caused by the low satisfaction laborers of the programs Employment BPJS


(2)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada ALLAH.SWT yang telah memberikan nikmat kesehatan serta keselamatan, dan atas berkah dan hidayahNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Respon Buruh Terhadap Program BPJS Ketenagakerjaan Dampingan Solidaritas Buruh Sumatera Utara”. Dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan baik itu berupa dukungan moril maupun materil. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, selaku Dekan Fisip USU.

2. Ibu Hairani Siregar, S.Sos, M.SP selaku Ketua Departemen Ilmu Kesejahteraan

Sosial.

3. Bapak Drs. Matias Siagian S.Sos, M.Si, Ph.D selaku dosen pembimbing penulis

yang telah bersedia membimbing, meluangkan waktu, tenaga, kesabaran dan memberikan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini. Terimakasih Pak, sudah berkenan membagi ilmunya kepada saya.

4. DPP Humas Solidaritas Buruh Sumatera Utara yaitu bapak M. Amrul Sinaga

S.H yang telah mengizinkan penulis melakukan penelitian di DPP Solidaritas Buruh Sumatera Utara yang sudah banyak membantu dalam memberikan data-data yang dibutuhkan penulis.

5. Seluruh Dosen di Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial yang telah memberikan

pembelajaran kepada penulis selama kuliah di departemen ini, dan pegawai administrasi Fisip USU.

6. Terspesial untuk my hero and the best mom Hj. Aurita Zahara Lubis S.pd yang

sudah mendukung anaknya dalam menggapai cita-citanya, jasa mama pasti akan aku balas lebih dari yang mama berikan selama ini. Untuk ayah, H. Syahrul


(3)

Harahap S.sos terima kasih telah memberikan banyak pembelajaran dan kasih sayang yang diberikan selama ini, miss u so much yah.

7. Saudara-saudariku, Cici Meliani Harahap S.H, Putri Anjani Harahap dan

Muhammad Husein Harahap yang tidak bosan-bosannya memberikan banyak dukungan dan motivasi kepada penulis.

8. Kepada sahabat-sahabat terdekatku selama ini, yaitu Faradilla Harsyah, Intan

Nur Anisa yang sudah menemani setiap harinya dengan keceriaan dan banyak kenangan-kenangan manis selama ini. Semoga kita semua kelak menjadi orang yang sukses. Amin..

9. Kepada teman-teman satu bimbingan bapak, yaitu Faradilla Harsyah, Gadis

Vania Jasmine, Astry Connie, Agnes Panjaitan, Bomer Farida, Sonia Damanik, serta Octavia Marbun dan teman-teman kessos stambuk 2012 lainnya (maaf tidak disebutkan satu persatu).

10. Kepada yang teristimewa Eko Gunarso Tamba S.si, terimakasih atas semuanya.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan hidayah dan limpahan rahmat dan karunianya serta membalas segala kebaikan dengan yang lebih baik lagi. Sungguh penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memerlukan kritik dan saran yang sifatnya membangun, untuk itu sangat diharapkan masukannya. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak, terutama bagi kemajuan Ilmu Kesejahteraan Sosial Kedepannya.

Medan, Januari 2016

Penulis,


(4)

Daftar Isi

ABSTRAK ... i

ABSTRAC ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 9

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 9

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 9

1.3.2 Manfaat Penelitian ... 10

1.4 Sistematika Penulisan ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Respon ... 12

2.1.1 Pengertian Respon ... 12

2.1.2 Proses Terjadinya Respon ... 13

2.1.3 Indikator Respon ... 14

2.2 Tenaga Kerja ... 16

2.2.1 Pengertian Tenaga Kerja ... 16

2.2.2 Tindakan-Tindakan Perusahaan Terhadap Tenaga Kerja .. 16

2.3 Buruh ... ... ... 17

2.3.1 Pengertian Buruh ... 17

2.3.2 Fungsi Perjanjian Buruh ... 18

2.4 Program ... 19

2.5 BPJS ... .. 19

2.5.1 Pengertian BPJS ... 19

2.5.2 Tugas BPJS ... 20

2.5.3 Wewenang BPJS ... . 21

2.6 BPJS Ketenagakerjaan ... 22

2.6.1 Pengertian BPJS Ketenagakerjaan ... 22

2.6.2 Ruang Lingkup Program BPJS Ketenagakerjaan ... 24

2.6.3 Alasan Yang Menyebabkan Perusahaan Tidak Mengikuti Program Jaminan Sosial Tenagakerja ... ... 34

2.7 Kerangka Pemikiran ... 37

2.8 Defenisi Konsep dan defenisi operasional ... 40

2.8.1 Definisi Konsep ... 40


(5)

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Tipe Penelitian ... 43

3.2 Lokasi Penelitian ... 43

3.3 Populasi dan Sampel ... 44

3.3.1 Populasi ... 44

3.3.2 Sampel ... 44

3.4 Teknik Pengumpulan data ... 45

3.5 Teknik Analisis Data ... 46

BAB IV LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah Singkat SBSU ... 48

4.2 Tujuan SBSU ... 49

4.3 Program SBSU ... 51

4.4 Struktur Organisasi dan Kepengurusan SBSU ... 52

4.4.1 Struktur Organisasi SBSU ... 52

4.4.2 Kepengurusan SBSU ... 55

BAB V ANALISIS DATA 5.1 Pengantar ... 57

5.2 Kharakteristik Umum Responden ... 57

5.3 Kharakteristik Jawaban Responden ... 63

5.3.1 Sosialiasi ... 63

5.3.1.1 Persepsi ... 63

5.3.1.2 Sikap ... 73

5.3.1.3 Partisipasi ... 78

5.3.2 Pendaftaran ... 80

5.3.2.1 Persepsi ... 80

5.3.2.2 Sikap ... 85

5.3.2.3 Partisipasi ... 87

5.3.3 Pelayanan ... 88

5.3.3.1 Persepsi ... 88

5.3.3.2 Sikap ... 98

5.3.3.3 Partisipasi ... 107

5.4 Analisi Data Kuantitatif Terhadap Program BPJS Ketenagakerjaan 110 5.4.1 Sosialisasi Terhadap Buruh Dampingan SBSU ... 111

5.4.2 Pendaftaran Buruh Dampingan SBSU Terhadap Program BPJS Ketenagakerjaan ... 112


(6)

BAB VI PENUTUP

6.1 Kesimpulan ... 116 6.2 Saran ... 117 DAFTAR PUSTAKA ... 118