sebagai informan, tetapi peneliti memilih informan yang dipandang tahu dan cukup memahami tentang Visi Misi FKIP dikaitkan dengan kepribadian mahasiswa dan bisa
diajak kerjasama, misalnya bersikap terbuka dalam menjawab semua pertanyaan yang diajukan oleh peneliti.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi langsung, dan dokumentasi.
1. Wawancara
in-depth Interview
Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonsruksikan makna dalam suatu topik
tertentu. Menurut Slamet, Y 2006: 101, “teknik wawancara adalah cara yang
dipakai untuk memperoleh informasi melalui kegiatan interaksi sosial antara peneliti dengan yang diteliti”. Sedangkan menurut Moleong 2000: 135, “wawancara adalah
percakapan yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara
interviewer
yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai
interviewee
yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu”. Dari pengertian wawancara di atas, maka penulis
menyimpulkan bahwa wawancara merupakan teknik tanya jawab antara dua orang dimana kedudukannya sebagai peneliti dan yang diteliti guna memperoleh informasi
atau data secara mendalam. Sutopo, H.B 2002: 58-59, mengungkapkan ada dua jenis teknik wawancara,
yaitu wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur yang disebut wawancara mendalam
in-depth interviewing
. Wawancara terstruktur merupakan jenis wawancara yang sering disebut sebagai wawancara terfokus. Dalam wawancara
terstruktur, masalah ditentukan oleh peneliti sebelum wawancara dilakukan. Sedangkan wawancara tidak terstruktur atau mendalam dilakukan dengan pertanyaan
yang bersifat “
open ended
” dan mengarah pada kedalaman informasi, serta dilakukan dengan cara yang tidak secara formal terstruktur, guna menggali pandangan subyek
yang diteliti tentang banyak hal yang sangat bermanfaat untuk menjadi dasar penggalian informasinya secara lebih jauh dan mendalam.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik wawancara tidak terstruktur atau wawancara mendalam. Di sini peneliti tidak tahu apa yang belum
diketahuinya. Wawancara dilakukan dengan bebas dengan suasana informal dan pertanyaan tidak terstruktur namun tetap mengarah pada fokus masalah penelitian.
Pada mahasiswa pertanyaan mencakup tentang keaktifan dan minat dalam mengikuti perkuliahan, capaian IPK, keaktifan dalam berorganisasi dan kegiatan sosial,
kedisiplinan dalam mentaati aturan memakai seragam putih-hitam setiap hari senin dan selasa, cara bersosialisasi dan berinteraksi dengan dosen dan teman sejawat, dll.
Pada ketua jurusan, pembantu dekan dan dekan pertanyaan mencakup tentang cara pelaksanaan visi misi, kendala yang dihadapi, usaha yang dilakukan untuk
meminimalisir, pengawasan, dan peran FKIP dalam pembentukan kepribadian. Sedangkan pertanyaan untuk dosen mencakup cara penanaman kepribadian yang
berkarakter pada mahasiswa lewat pemberian mata kuliah. Informan yang dipilih adalah informan yang dianggap tahu tentang topik permasalahan yang bersangkutan.
Peneliti menerapkan teknik
face to face
artinya peneliti secara langsung melakukan wawancara sehingga peneliti dapat mengungkap secara mendalam keterangan dari
informan tanpa melalui perantara. Peneliti mencatat dan merekam informasi yang diberikan oleh informan dan mendiskusikan yang belum jelas tanpa memberikan
pengaruh terhadap informan mengenai jawaban yang diberikan.
2. Observasi Langsung
Observasi adalah mengamati kegiatanperilaku dan makna yang dilakukan orang lain. Menurut Black dan Dean 1992:
286 menyatakan “observasi adalah mengamati
waching
dan mendengar
listening
perilaku seseorang selama beberapa waktu tanpa melakukan manipulasipengendalian, serta mencatat penemuan yang
memungkinkanmemenuhi syarat untuk digunakan ke dalam tingkat penafsiran analisis”. Kegiatan observasi dilakukan untuk memperoleh pemahaman mengenai
proses dan tindakan suatu obyek yang diteliti yaitu manusia, tempat, dan situasi