ANALISIS PELAKSANAAN KEGIATAN WIRAUSAHA MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI, JURUSAN PENDIDIKAN ILMU SOSIAL, FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN, UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(1)

commit to user

ANALISIS PELAKSANAAN KEGIATAN WIRAUSAHA

MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI, JURUSAN PENDIDIKAN

ILMU SOSIAL, FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

PENDIDIKAN, UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

TAHUN ANGKATAN 2009

SKRIPSI OLEH : DONI MARDIYANTO

K7406064

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010


(2)

commit to user

ANALISIS PELAKSANAAN KEGIATAN WIRAUSAHA

MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI, JURUSAN

PENDIDIKAN ILMU SOSIAL, FAKULTAS KEGURUAN DAN

ILMU PENDIDIKAN, UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA TAHUN 2009

OLEH :

DONI MARDIYANTO K7406064

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Administrasi Perkantoran

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010


(3)

commit to user

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I

Dr. Djoko Santoso TH, M.Pd NIP. 1954 0203 1981 03 1 002

Pembimbing II

Dra. Tri Murwaningsih, M.Si NIP. 1966 1202 1992 03 2 002


(4)

commit to user HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Program Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Administrasi Perkantoran Jurusan Pendidikan Ilmu Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari :

Tanggal :

Tim Penguji

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Dra. C Dyah SI, M.Pd 1 ………

Sekretaris : Dra. Patni Ninghardjanti, M.Pd 2……… Anggota I : Dr. Djoko Santoso TH, M.Pd 3 ………

Anggota II : Dra. Tri Murwaningsih, M.Si 4 ………..

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Dekan


(5)

commit to user ABSTRAK

Doni Mardiyanto, ANALISIS PELAKSANAAN KEGIATAN WIRAUSAHA MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI, JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL, FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN, UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA TAHUN ANGKATAN 2009. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, September 2010.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) Pelaksanaan kegiatan wirausaha mahasiswa Pendidikan Ekonomi, (2) Mengetahui faktor-faktor yang mendukung dan menghambat aktivitas kewirausahaan mahasiswa Pendidikan Ekonomi, (3) Mendeskripsikan cara untuk mengatasi hambatan-hambatan dalam pelaksanaan kegiatan usaha yang dihadapi para mahasiswa Pendidikan Ekonomi TA 2009.

Sesuai dengan tujuan penelitian diatas, maka peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif dengan bentuk kualitatif. Strategi penelitian ini menggunakan strategi penelitian tunggal terpancang. Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan adalah informan, lokasi, dan dokumen. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan analisis dokumen. Penentuan sampel dilakukan dengan cara purposive snowball sampling. Validitas data dengan menggunakan triangulasi sumber, triangulasi teori dan triangulasi metode. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis model interaktif.

Pelaksanaan kegiatan wirausaha yang baik menjadikan usaha berjalan dengan lancar dan bisa berkembang. Pelaksanaan kegiatan usaha mahasiswa meliputi beberapa hal yaitu: (1) Persiapan usaha, dalam tahap ini dilakukan beberapa kegiatan persiapan seperti penguatan minat berwirausaha, penentuan tujuan berwirausaha, persiapan modal usaha yang berupa uang dan jaringan usaha. (2) Pelaksanaan kegiatan usaha, dalam tahap ini ada beberapa hal yang ditentukan dan diterapkan meliputi, jenis-jenis usaha yang dijalankan, strategi promosi, dan sistem administrasi (pengelolaan administrasi). Jenis-jenis usaha yang dijalankan antara lain ada usaha produksi barang, perdagangan dan jasa. Faktor yang mendukung jalannya usaha mahasiswa Pendidikan Ekonomi antara lain (1) Kecintaan/kesukaan terhadap usaha, dengan adanya kecintaan (hobi) terhadap usahanya dapat memunculkan peluang untuk berwirausaha. (2) Kondisi pasar atau lingkungan yang baik ditambah adanya peluang usaha, keberadaan lingkungan dekat kampus, dimana kalangan mahasiswa dan masyarakat sekitar menjadi pasar yang baik serta adanya beberapa kegiatan mendorong mahasiswa untuk berwirausaha. (3) Ketersediaan dana, modal uang yang digunakan untuk berwirausaha tidak begitu besar. Dana diperoleh dari hasil tabungan mahasiswa, hasil investasi bersama (patungan) dan meminjam pihak lain. Hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan wirausaha mahasiswa Pendidikan Ekonomi TA 2009 antara lain (1) adanya utang pembelian yang belum dibayar. (2) Keterbatasan sarana transportasi. (3) Persaingan usaha yang ketat disertai


(6)

commit to user

kurangnya inovasi (4) Kurang dapat mengelola keuangan. (5) Kurang koordinasi antar anggota kelompok wirausaha. (6) Kurang fokus dan sungguh-sungguh. Upaya untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut dengan (1) Mengurangi jumlah utang pembeli, dengan membuat peraturan dalam transaksi dan senantiasa mengingatkan. (2) Menjalin kerja sama dengan pihak lain. (3) Melakukan inovasi, promosi dan meningkatkan pelayanan. (4) Melakukan pengelolaan keuangan dengan baik. (5) Membuat jadwal kegiatan usaha, terutama dalam pelaksanaan koordinasi. (6) berusaha untuk tetap fokus dan sungguh-sungguh, dengan tetap meluangkan waktu untuk kegiatan usahanya.


(7)

commit to user MOTTO

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai dari suatu urusan kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan lain. Dan hanya kepada Tuhanmulah kamu berharap. (Q.S. Al Insyirah : 6-8)

Termasuk kebahagiaan seseorang adalah budi pekerti yang luhur, dan termasuk celakanya adalah budi pekerti yang jelek. (Sabda Rosulullah SAW)

Perbaikilah dirimu (sampai mempunyai budi pekerti yang luhur) maka manusia akan berbuat baik kepadamu. (Abu Bakar As Shidiq).

Plan your work, work your plan (Rencanakan pekerjaanmu dan kerjakan


(8)

commit to user PERSEMBAHAN

Karya ini dipersembahkan

Kepada:

Ibuku Suyani dan Bapakku Sumardi

Adikku Taufik Prakosa dan semua keluarga

Para Guru dan Dosen Pahlawanku

Sahabat-sahabatku

Almamater


(9)

commit to user KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, karunia dan hidayah-Nya sehingga penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan. Penelitian ini bertujuan untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.

Penulis menyadari dengan selesainya penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan, pengarahan dan motivasi serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini peneliti menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H.M. Furqon Hidayatulloh, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS Surakarta, yang telah memberikan ijin penelitian.

2. Bapak Drs. Saiful Bachri, M.Pd., selaku Ketua Jurusan P.IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS Surakarta.

3. Bapak Drs. Sutaryadi, M.Pd., selaku ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi, Jurusan P.IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS Surakarta, yang telah memberikan ijin penelitian serta membimbing dan mengarahkan selama penelitian.

4. Ibu Dra. C. Dyah S. Indrawati, M.Pd., selaku ketua BKK Pendidikan Administrasi Perkantoran, Jurusan P.IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS Surakarta, yang telah memberikan ijin penelitian.

5. Bapak Dr. Djoko Santoso TH, M.Pd., selaku Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan.

6. Ibu Dra. Tri Murwaningsih, M.Si., selaku Pembimbing II yang senantiasa memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan.

7. Ibu Dra. Patni Ninghardjanti, M.Pd., selaku Ketua Laboratorium Mini office, Pend. Administrasi Perkantoran yang telah memberikan ijin untuk menggunakan fasilitas laboratorium guna penyusunan skripsi ini.


(10)

commit to user

8. Bapak dan Ibu Dosen yang telah mendidik dan membimbing selama dibangku perkuliahan.

9. Bapak Sukamto, selaku Ketua UPT Perpustakaan FKIP UNS dan segenap pegawai setempat yang telah memberi motivasi dan turut memfasilitasi dalam penyelesaian penyusunan skripsi ini.

10. Teman-teman PAP 2006 : Teguh, Kemi, Anum, Dwi, Vivin, Eka, Eko, Ika, Ramadhan, Rohmat, Astriyuda, Arinda, Vera, Diaz, Putri, Zesi, Witriyani, Lina, Inti, Sari, Frederika, Ratna, Nico, Maria, Mala, Manda, Maya, Tina, Budi, Ninik, Heni, Nety. Ari Tama, Yulia, Wartini, Reri, Naning, Diah, Dian, Diana, Diana A.C.

11. Teman-teman Pengurus Lab. Pendidikan Administrasi Perkantoran yang telah memberikan motivasi dan membantu dalam penyusunan penelitian ini.

12. Teman-teman Pend. Ekonomi B yang juga telah turut membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

13. Semua pihak-pihak lain yang telah membantu dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini.

Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi dunia kependidikan dan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan. Sejalan dengan harapan ini, peneliti menyadari kemungkinan adanya kekurangan dan kesalahan. Oleh karena segala kritik dan saran peneliti nantikan dengan hormat.

Surakarta, Oktober 2010


(11)

commit to user DAFTAR ISI

JUDUL ... i

PENGAJUAN ... ii

PERSETUJUAN... iii

PENGESAHAN ... iv

ABSTRAK ... v

MOTTO ... vii

PERSEMBAHAN ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

1. Manfaat Teoritis... 4

2. Manfaat Praktis ... 4

BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka... 5

1. Tinjauan Tentang Kewirausahaan... 5

2. Tinjauan Tentang Pelaku usaha ... 21

B. Kerangka Berpikir... 28

BAB III METODOLOGI A. Tempat dan Waktu Penelitian... 31

B. Bentuk dan Strategi Penelitian... 32

C. Sumber Data ... 35


(12)

commit to user

E. Teknik Sampling... 38

F. Validitas Data ... 39

G. Analisis Data... 41

H. Prosedur Penelitian ... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Sejarah Berdirinya Prodi Pendidikan Ekonomi... 44

2. Tujuan Didirikannya Prodi Pendidikan Ekonomi ... 45

3. Visi-Misi serta Sasaran Prodi Pendidikan Ekonomi... 46

4. Fasilitas Prodi Pendidikan Ekonomi... 51

5. Sumber Daya Manusia Prodi Pendidikan Ekonomi ... 51

6. Struktur Organisasi Prodi Pendidikan Ekonomi ... 52

B. Deskripsi Permasalahan Penelitian 1. Pelaksanaan Kegiatan Wirausaha Mahasiswa... 63

2. Faktor yang Mendukung dan Menghambat Pelaksanaan Kegiatan Wirausaha... 75

3. Upaya yang Dilakukan dalam Mengatasi Hambatan Pelaksanaan Kegiatan Usaha... 81

C. Temuan Studi yang Dikaitkan dengan Kajian Teori... 86

1. Pelaksanaan Kegiatan Wirausaha Mahasiswa... 86

2. Faktor yang Mendukung dan Menghambat Pelaksanaan Kegiatan Wirausaha... 90

3. Upaya yang Dilakukan dalam Mengatasi Hambatan Pelaksanaan Kegiatan Usaha... 91

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan... 92

B. Implikasi ... 95

C. Saran... 95 DAFTAR PUSTAKA


(13)

commit to user DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Bagan Proses Kewirausahaan ... 12

Gambar 2. Skema Kerangka Berpikir ... 30

Gambar 3. Skema Analisis Data ... 42

Gambar 4. Skema Prosedur Penelitian ... 45


(14)

commit to user DAFTAR TABEL

Tabel 1. Karakteristik Wirausaha ... 23 Tabel 2. Karakteristik Wirausaha ... 25


(15)

commit to user DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penelitian Lampiran 2. Pedoman Wawancara Lampiran 3. Field Note

Lampiran 4. Data Mahasiswa Pend. Ekonomi TA 2009 Lampiran 5. Daftar Mahasiswa Wirausaha

Lampiran 6. Rencana Program kerja PSDA HIMANOMI 2009-2010 Lampiran 7. Surat Ijin Skripsi


(16)

commit to user BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kewirausahaan merupakan kekuatan atau kemampuan seseorang untuk mendirikan, mengelola, mengembangkan suatu usaha dan melembagakan perusahaannya sendiri. Guna mewujudkan suatu usaha harus dibutuhkan keberanian seseorang untuk melaksanakan kegiatan bisnis. Dalam Inpres No. 4 Tahun 1995 juga telah dinyatakan tentang gerakan nasional untuk memasyarakatkan dan membudayakan kewirausahaan artinya pengembangan kewirausahaan secara menyeluruh ke semua lapisan termasuk ke semua instansi baik pemerintah maupun swasta. Pada pengertian lain kewirausahaan ialah praktek kerja yang bertumpu pada konsep atau teori. Berwirausaha berarti seseorang tersebut melakukan sesuatu agar usahanya berhasil. Adapun unsur perilaku yang harus dilakukan seorang wirausaha antara lain inovasi usaha, manajemen usaha, dan strategi usaha.

Kenyataan menunjukkan bahwa sejak krisis ekonomi melanda bangsa Indonesia ditambah lagi adanya krisis ekonomi global hingga kini belum menunjukkan perubahan yang berarti, dampaknya pada bertambahnya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di berbagai perusahaan di Indonesia, apalagi sistem pegawai kontrak yang diberlakukan selalu menuai pro dan kontra. Dalam hal ini seseorang hanya akan dipekerjakan selama waktu yang ditentukan perusahaan, tetapi setelah masa kerja berakhir, maka akan diberhentikan, artinya seseorang bisa saja akan kembali menjadi pengangguran. Berwirausaha dapat dilakukan oleh siapa saja, baik dari kalangan muda maupun yang sudah berumur lanjut, laki-laki maupun perempuan. Tetapi pada umumnya mental untuk berwirausaha masyarakat Indonesia masih sangat kurang, dan justru banyak dijumpai dari kalangan pemuda. Sehingga tidak heran jika jumlah pengangguran sebagian besar dari kalangan muda. Dan kebanyakan dari mereka adalah mahasiswa/mahasiswi


(17)

commit to user

hingga kini belum sepenuhnya terserap dilapangan kerja, hal ini berdampak pada banyaknya jumlah pengangguran. Lulusan perguruan tinggi sekarang ini harus bersedia bersaing mencari pekerjaan sendiri atau menciptakan peluang kerja bagi dirinya ataupun untuk orang lain.

Berdasarkan kenyataan tersebut, maka pengembangan kewirausahaan perlu ditanamkan ke generasi muda. Adapun beberapa bentuk pengembangan kewirausahaan yang ada di perguruan tinggi antara lain pemberian mata kuliah kewirausahaan, adanya Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), magang kewirausahaan dan klinik konsultasi bisnis atau kewirausahaan. Dengan pengembangan jiwa kewirausahaan ini mahasiswa diharapkan berperan sebagai:

a. Pendukung lajunya pembangunan bangsa.

b. Insan yang berpendidikan diharapkan sebagai penggerak/motivator dan bertanggung jawab terhadap kemajuan suatu pengetahuan, teknologi dan seni khususnya pengetahuan di bidang kewirausahaan.

c. Praktisi di bidang kewirausahaan yang memiliki pendidikan tinggi, Karena selama ini masyarakat yang menjadi praktisi di bidang kewirausahaan umumnya berpendidikan rendah.

d. Lulusan perguruan tinggi diharapkan tidak sebagai insan pencari kerja, tetapi menciptakan lapangan pekerjaan.

Di beberapa perguruan tinggi, kewirausahaan telah menjadi materi perkuliahan umum yakni diberikan di semua jurusan dan fakultas. Diharapkan dengan konsep kewirausahaan yang diperoleh mahasiswa dapat menjadi suatu motivator danbasic concept serta modal bagi mahasiswa dalam mengembangkan aktivitas kewirausahaan dan mampu melihat peluang yang ada. Sehingga muncullah para wirausaha baru, sekalipun usahanya masih tergolong kecil. Tetapi Pemberian materi Kewirausahaan dalam dunia pendidikan, terutama pendidikan tinggi belum sepenuhnya menjadi solusi untuk memunculkan wirausaha-wirausaha baru, hanya sebagian kecil dari kalangan mahasiswa yang mau berwirausaha. Mentalitas para mahasiswa yang cenderung menjadi konsumen masih sangat kuat tertanam dalam diri masing-masing sehingga keinginan untuk berwirausaha masih sangat rendah. Pada dasarnya kuliah tidaklah semata-mata


(18)

commit to user

knowledge oriented, tetapi juga experience oriented, yakni mencari pengalaman

lain yang bermanfaat. Dan bahkan Profit oriented, mencari keuntungan atau penghasilan selama proses studi. Pemahaman seperti ini yang seharusnya dimiliki para mahasiswa, agar lebih aktif, kreatif dan produktif.

Sebenarnya banyak bidang usaha yang dapat dikembangkan oleh para mahasiswa atau yang sesuai dengan aktivitas dan kemampuan mahasiswa. Dari berbagai bidang usaha yang sudah ada, secara umum meliputi penjualan voucher pulsa, persewaan buku, rental komputer, jasa les privat, berdagang, teknisi komputer dan lainnya. Hanya saja kesadaran mahasiswa untuk berwirausaha masih sangatlah kurang. Apalagi mereka yang berlatar belakang dari keluarga mampu. Jika dilihat, banyak mahasiswa yang lebih cenderung menikmati fasilitas orang tua untuk kebutuhannya sendiri yang temporer tanpa memikirkan bagaimana memanfaatkan fasilitas seperti uang saku, motor, dan lainnya untuk kebutuhan masa depan (future) atau dengan kata lain untuk berwirausaha. Apabila mahasiswa dapat memanfaatkan segala fasilitas tersebut untuk melakukan suatu terobosan baru dengan menciptakan usaha, maka diharapkan akan tercipta banyak wirausaha dari kalangan mahasiswa atau bahkan menjadi pengusaha ke depan. Oleh karena itu, sejauh manakah aktivitas mahasiswa dalam mengembangkan usaha atau menciptakan lapangan kerja patut dikaji lebih jauh.

Berdasarkan dari uraian diatas, maka peneliti ingin mengkaji lebih dalam

mengenai “ANALISIS PELAKSANAAN KEGIATAN WIRAUSAHA

MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI, JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL, FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN, UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA TAHUN 2009”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan rumusan masalah sebagai berikut :


(19)

commit to user

2. Faktor-faktor apakah yang mendukung dan menghambat dalam menjalankan kegiatan wirausaha bagi mahasiswa Pendidikan Ekonomi ? 3. Bagaimana solusi untuk mengatasi permasalahan atau hambatan dalam

menjalankan kegiatan wirausaha?

C. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan wirausaha mahasiswa Pendidikan Ekonomi.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mendukung dan menghambat aktivitas kewirausahaan mahasiswa Pendidikan Ekonomi FKIP UNS. 3. Untuk mengetahui solusi dalam mengatasi hambatan-hambatan yang

muncul dalam kegiatan wirausaha.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan manfaat. Adapun Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis

Adalah Untuk menambah dan memperluas pengetahuan tentang kewirausahaan.

2. Manfaat Praktis

a. Sebagai bahan masukan bagi pihak pengambil kebijakan lembaga untuk mewujudkan dan meningkatkan program pengembangan bagi pelaku usaha (mahasiswa) agar bisa tetap termotivasi, kreatif serta produktif.

b. Sebagai dokumen ilmiah yang berguna bagi pihak-pihak yang membutuhkan informasi khususnya terkait kewirausahaan.


(20)

commit to user BAB II LANDASAN TEORI

- Tinjauan Pustaka A. Tinjauan tentang Kewirausahaan

a. Pengertian Kewirausahaan

Menurut A. Pekerti yang dikutip oleh Asri Laksmi (10:2005), bahwa “kewirausahaan adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mendirikan, mengelola, mengembangkan dan melembagakan perusahaan miliknya sendiri”. Dalam Inpres RI No. 4 Tahun 1995 tentang Gerakan Nasional Memasyarakatkan dan Membudayakan Kewirausahaan, menyatakan bahwa kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha dan atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar.

Menurut Peter F. Drucker yang dikutip oleh Suryana (2006:13) mendefinisikan kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan beda. Pengertian kewirausahaan juga dikemukakan Peter Hisrich (1995) bahwa kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu yang berbeda untuk menghasilkan nilai dengan mencurahkan waktu dan usaha, diikuti penggunaan uang, fisik, risiko, dan kemudian menghasilkan balas jasa berupa uang serta kepuasan dan kebebasan pribadi. Definisi yang hampir sama juga diungkapkan oleh Thomas W. Zimmerer, bahwa kewirausahaan merupakan proses penerapan kreativitas dan inovasi untuk memecahkan masalah dan mencari peluang yang dihadapi setiap orang dalam setiap hari.


(21)

commit to user

nilai, kemampuan (ability) dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup untuk memperoleh peluang dengan berbagai risiko yang mungkin dihadapinya”.

Selain itu, Suryana juga mengartikan bahwa kewirausahaan adalah suatu kemampuan kreatif dan inovatif (creation and innovation ability) yang dijadikan kiat, dasar, sumber daya, proses, dan perjuangan untuk menciptakan nilai tambah barang dan jasa yang dilakukan dengan keberanian untuk menghadapi risiko.

Menurut Soeharto Prawirokusumo yang dikutip oleh Suryana (2003:8), pendidikan kewirausahaan telah diajarkan sebagai suatu disiplin ilmu tersendiri yang independen (independent academic science of discipline), karena:

1. Kewirausahaan berisi body of language yang utuh dan nyata, yaitu ada teori, konsep, dan metode ilmiah yang lengkap.

2. Kewirausahaan memiliki dua konsep, yaitu posisi venture start-up

dan venture growth, ini jelas tidak masuk dalam kerangka

pendidikan manajemen umum yang memisahkan antara manajemen dan kepemilikan usaha.

3. Kewirausahaan merupakan disiplin ilmu yang memiliki objek tersendiri.

Dari pandangan beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan adalah kemampuan seseorang untuk mendirikan, mengelola dan mengembangkan usahanya sendiri, guna mendapatkan atau memperoleh pendapatan dan keuntungan dengan berani menanggung berbagai risiko yang dihadapinya.

b. Profil Usaha

a. Pengertian Profil Usaha

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Profil adalah pandangan dari samping (tentang wajah orang), lukisan (gambar) orang dari samping, grafik atau ikhtisar yang memberikan fakta tentang hal-hal khusus.

Sedangkan pengertian “usaha” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kegiatan dengan mengerahkan tenaga, pikiran, atau badan


(22)

commit to user

untuk mencapai suatu maksud; pekerjaan (perbuatan, prakarsa, ikhtisar, daya upaya) untuk mencapai sesuatu. Pengertian lainnya, usaha adalah kegiatan dibidang perdagangan (dengan maksud mencari untung).

Jadi profil usaha dapat diartikan sebagai gambaran atau pandangan mengenai kegiatan-kegiatan usaha yang dilakukan oleh seorang wirausaha atau pengusaha. Kegiatan usaha dalam hal ini lebih mengarah pada kegiatan dibidang perdagangan maupun jasa dengan maksud mencari keuntungan.

b. Jenis Bidang Usaha

Buchari Alma (2009:136), menyatakan bahwa sangat banyak usaha yang bisa dikerjakan, pekerjaan yang akan dipilih sangat bergantung pada beberapa hal , antara lain:

(1) Minat seseorang, misalnya minat dalam bidang industri atau kerajinan, perdagangan/jasa.

(2) Modal, apakah sudah tersedia modal awal atau belum, atau apa saja yang sudah dimiliki.

(3) Relasi, apakah ada keluarga, teman, yang sudah menekuni usaha yang sama, atau usaha yang akan dikerjakan ada relevansi/saling menunjang dengan usaha tersebut.

(4) Berbagai peluang lainnya.

Secara garis besar, ada lima jenis usaha, yaitu usaha ekstraktif, agraris, industri, perdagangan, dan jasa. Usaha ekstraktif merupakan usaha yang bergerak dalam bidang pertambangan atau bidang usaha yang mengambil langsung dari alam, seperti hasil laut dan hutan. Usaha agraris mencakup berbagai usaha pengelolaan kebun, perdagangan hasil pertanian (agrobisnis) dan peternakan. Industri merupakan bentuk usaha menghasilkan suatu komoditas barang. Perdagangan meliputi usaha dagang berbagai komoditi baik skala besar maupun kecil (perdagangan besar dan eceran). Dan jasa merupakan usaha menghasilkan jasa (non barang). Disamping itu, Suryana (2006:102) menyebutkan beberapa bidang usaha yang bisa dimasuki adalah:

a) Pertanian, meliputi usaha pertanian, kehutanan, perikanan, dan perkebunan.


(23)

commit to user

b) Pertambangan, meliputi usaha galian pasir, galian tanah, batu, bata, dan logam.

c) Pabrikasi, meliputi usaha industri, perakitan dan sintesis.

d) Konstruksi, meliputi usaha konstruksi bangunan, jembatan, pengairan, dan jalan raya.

e) Perdagangan, meliputi usaha perdagangan kecil (ritel), grosir, agen, dan ekspor-impor.

f) Jasa keuangan, meliputi usaha perbankan, asuransi, dan koperasi. g) Jasa perorangan, meliputi usaha potong rambut, salon, laundry,

katering.

h) Jasa umum, meliputi usaha pengangkutan, pergudangan, wartel, dan distribusi.

i) Jasa wisata, meliputi berbagai kelompok. Berdasarkan UU No.9 / 1990 tentang Kepariwisataan, tedapat 86 jenis usaha wisata yang bisa dirintis yang terbagi ke dalam tiga kelompok usaha wisata, yaitu:

a) Kelompok usaha jasa pariwisata, meliputi: jasa biro perjalanan wisata, agen perjalanan wisata, pramuwisata, konvensi perjalanan intensif dan pameran, impresariat, konsultan pariwisata, informasi pariwisata.

b) Pengusahaan objek dan daya tarik wisata, meliputi: pengusahaan objek dan daya tarik wisata alam, objek dan daya tarik wisata budaya, objek dan daya tarik wisata minat khusus.

c) Usaha sarana wisata, meliputi: penyediaan akomodasi, penyediaan makanan dan minuman, penyediaans sarana wisata dan sebagainya.

Begitu banyak jenis usaha yang bisa dikembangkan oleh seseorang, mulai dari usaha yang membutuhkan modal kecil sampai modal besar. Pada dasarnya semua jenis usaha merupakan konsep dari jual beli artinya orang menjual (penjual) kemudian ada yang membeli (pembeli), baik itu jual beli barang maupun jasa. Produk barang bisa meliputi barang hasil pengolahan, barang hasil pertanian, peternakan dan hasil alam. Begitu pula dengan penjualan jasa, seperti jasa transportasi, bimbingan belajar dan lain-lain.

Maureen Elliana (2009:20), menyebutkan ada 50 peluang usaha atau jenis usaha dan kerja sampingan yang bisa dikembangkan oleh mahasiswa dan pelajar, yakni antara lain: warung makan, usaha makanan rombong (gerobak), warung internet, jasa kecantikan, kerajinan lilin hias, kerajinan kertas, kerajinan clay, taman bacaan, laundry untuk mahasiswa dan pelajar, kostum pesta, panggung dan kostum special, percetakan poster, brosur, kalender, buku, kartu nama, undangan dan kartu ucapan, percetakan mug,


(24)

commit to user

pin, percetakan dancuttingstiker, bingkisan, kado dan parsel, biro informasi (lowongan kerja, rumah sewa, ruang usaha, dan tanah dijual), biro dan jasa desain grafis, biro dan jasa penerjemah, biro dan jasa penulisan kreatif (skenario, biografi), penulis buku, penulis freelance di media masa, sablon kaos, paying dan tas, produksi keras daur ulang, bimbingan belajar, rental pengetikan dan komputer, konsultas tugas akhir dan olah data, Multi Level

Marketing (MLM), counter pulsa (jual beli, ponsel, tukar tambah, servis, isi

pulsa), cleaning servicerumah dan perkantoran, refill parfum, distro, penata dan pemangkas rambut, garage sale, jasa print digital, jasa video shooting,

event organizer pertandingan olahraga, event organizer seminar training,

workshop, kursus privat bahasa Indonesia untuk orang asing, kursus komputer, kursus memasak, kursus dan privat tari modern dan tradisional, kursus berenang, kursus dan les privat bahasa asing, les privat musik dan menyanyi untuk anak-anak, les privat matematika modern, salon khusus hewan peliharaan, pengecer makanan dan minuman kemasan, instruktur senam aerobik, klub petualangan dan sains.

c. Manfaat Berwirausaha

Kewirausahaan memegang peranan penting dalam kehidupan ekonomi bangsa. Kemajuan atau kemunduran ekonomi suatu bangsa ditentukan oleh keberadaan dan peran para entrepreneur. Semakin banyak pelaku usaha yang berkembang, maka kemiskinan dan pengangguran dapat ditekan karena akan banyak tercipta lapangan kerja. Terlihat dalam dunia pendidikan, pembelajaran kewirausahaan sangat diprioritaskan, termasuk adanya berbagai beasiswa yang diberikan oleh Pemerintah dan beberapa perusahaan swasta kepada pelajar mulai dari pendidikan menengah hingga pendidikan tinggi.

Menurut Marzuki Usman dalam Suryana (2006:77), dilihat dari ruang lingkupnya, wirausaha memiliki dua fungsi, yaitu fungsi makro dan mikro. Secara makro, wirausaha berperan sebagai penggerak, pengendali dan


(25)

commit to user

menanggung risiko dan ketidakpastian, mengkombinasikan sumber-sumber ke dalam cara yang baru dan berbeda untuk menciptakan nilai tambah dan usaha-usaha baru. Secara umum, dalam fungsi mikronya, wirausaha memiliki peran sebagai penemu dan perencana. Sebagai penemu meliputi penciptaan produk baru, teknologi baru, ide-ide baru, dan organisasi usaha baru. Sedangkan sebagai perencana, meliputi perencanaan perusahaan, strategi perusahaan, ide-ide dalam perusahaan dan organisasi perusahaan.

Menurut Siswoyo dalam Buchari Alma (2009:116), menyebutkan bahwa melalui kewirausahaan akan memunculkan banyak manfaat pada masyarakat. Manfaat tersebut antara lain:

1. Menambah daya tampung tenaga kerja, sehingga dapat mengurangi pengangguran.

2. Sebagai generator pembangunan lingkungan, bidang produksi, distribusi, pemeliharaan lingkungan, kesejahteraan, dan sebagainya. 3. Menjadi pribadi unggul yang patut diteladani, karena sebagai seorang

wirausaha yang terpuji, jujur, berani, hidup tidak merugikan orang lain. 4. Memberi contoh bagaimana bekerja keras, tetapi tidak melupakan

perintah-perintah agama, dekat dengan Tuhan.

5. Selalu menghomati hukum dan peraturan yang berlaku, berusaha selalu menjaga dan membangun lingkungan.

6. Berusaha memberi bantuan kepada orang lain dalam bidang pembangunan sosial, sesuai dengan kemampuannya.

7. Berusaha mendidik karyawan menjadi orang mandiri, disiplin, jujur, dan tekun dalam menghadapi pekerjaan.

8. Hidup tidak berfoya-foya dan tidak boros.

9. Memelihara keserasian lingkungan, baik dalam pergaulan maupun kebersihan lingkungan.

Memang pada kenyataannya pengalaman dan jaringan kerja yang didapat di perusahaan ataupun di lingkungan akademik lebih membantu seseorang memulai bisnis usaha baru, tetapi tidak menutup kemungkinan tanpa harus bekerja di perusahaan besar pun dapat berhasil dalam mendirikan usaha.

Berdasarkan pendapat diatas, mengenai manfaat kewirausahaan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kewirusahaan memiliki beberapa manfaat dilihat dari segi ekonomi, sosial dan personal, yakni:

(1) Manfaat dari segi ekonomi:


(26)

commit to user

2) Peluang menciptakan lapangan usaha baru

3) Peluang untuk meraih keuntungan yang lebih besar 4) Membantu perekonomian daerah dan negara. (2) Manfaat dari segi sosial:

1) Peluang memberdayakan masyarakat di lingkungan sekitar.

2) Peluang untuk berperan dalam masyarakat dan mendapat pengakuan atas usaha sendiri

3) Peluang untuk melakukan sesuatu yang disukai dan bersenang-senang dalam mengerjakannya (kebebasan bekerja).

4) Memberikan pelayanan terhadap barang dan jasa kepada masyarakat.

(3) Manfaat secara personal (pribadi):

a) Peluang untuk melakukan perubahan (nasib sendiri)

b) Peluang untuk mengembangkan dan mencapai potensi sepenuhnya. c) Memperoleh kepuasan menjadi seorang pemimpin dari usaha yang

didirikan.

d) Memberikan kebanggaan terhadap diri sendiri (prestise).

d. Proses Kewirausahaan

Seseorang dalam menjalankan kegiatan usaha pasti akan melalui beberapa tahapan atau langkah, secara umum terdiri dari masukan (input) – proses – keluaran (output). Input kewirausahaan meliputi ide atau gagasan, modal materi termasuk juga minat dan bakat seseorang dalam posisi belum menjadi wirausaha. Proses sendiri sangat beragam mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai evaluasi. Dan sebagai output adalah wirausaha dengan segenap penghasilan yang telah dicapainya.

Adapun model proses perintisan dan pengembangan kewirausahaan yang digambarkan oleh Bygrave dalam Buchari Alma (2009:10) adalah sebagai berikut:


(27)

commit to user Gambar 1. Proses Kewirausahaan

(Sumber: Bygrave dalam Buchari Alma,2009:10)

Dari gambar di atas dapat dijelaskan sebagai berikut; a) Proses Inovasi

Proses inovasi merupakan langkah pembaharuan terhadap sesuatu (barang atau jasa) yang telah ada, termasuk di dalamya adalah kreativitas. Secara personal, dipengaruhi adanya keinginan berprestasi, sifat penasaran, pendidikan dan pengalaman. Selain itu dari segi lingkungan dipengaruhi adanya peluang, dan lingkungan yang kondusif (mendukung).

b) Proses Pemicu (Triggering Event)

Triggering Event atau Pemicu artinya sesuatu yang memicu atau

memaksa seseorang untuk terjun ke dunia bisnis. Secara personal didorong adanya ketidakpuasan terhadap pekerjaan sekarang, PHK (Pemutusan Hubungan Kerja), faktor usia, komitmen dan minat yang tinggi untuk berbisnis. Selain itu, didorong oleh faktor – faktor lingkungan seperti persaingan hidup, memanfaatkan sumber-sumber yang ada, keikutsertaan latihan-latihan atau inkubator bisnis dan kebijaksanaan pemerintah misal kemudahan lokasi usaha, kredit, dan bimbingan usaha dari depnaker.

c) Proses Pelaksanaan (Implementasi)

Dalam proses pelaksanaan ini berarti seorang wirausaha mulai Inovation (Inovasi)

Triggering (Pemicu)

Implementation (Penerapan)


(28)

commit to user

melaksanakan serangkaian kegiatan usahanya. Implikasi usaha sangat menentukan perkembangan usahanya kedepan, maka perlu dibutuhkan kesiapan mental secara total, komitmen yang tinggi terhadap usaha, dan adanya visi, pandangan yang jauh ke depan guna mencapai keberhasilan.

d) Proses Pertumbuhan (Growth)

Setelah usaha berjalan, maka perlu untuk ditumbuhkembangkan. Proses pertumbuhan ini didorong oleh faktor organisasi antara lain adanya tim yang kompak, strategi yang mantap, struktur dan budaya organisasi yang baik, keistimewaan produk.

Jadi, kewirausahaan diawali dengan adanya inovasi, didukung oleh kejadian pemicu, dilaksanakan (diimplementasikan), dan akhirnya tumbuh dan berkembang.

Kemudian Suryana (2006:64) menjelaskan bahwa proses pertumbuhan kewirausahaan pada usaha kecil (usaha baru) memiliki tiga ciri penting (tahapan), yaitu:

1) Tahap imitasi dan duplikasi

Pada tahap ini, para wirausaha mulai meniru ide orang lain, misalnya menciptakan jenis produk yang sudah ada, baik dari segi teknik produksi, desain, pemrosesan, organisasi usaha atau pole pemasarannya.

2) Tahap duplikasi dan pengembangan

Pada tahap ini, para wirausaha mulai mengembangkan ide-ide barunya (perubahan terhadap produk). Misalnya wirausaha mulai mengembangkan produknya melalui diversifikasi dan diferensiasi dengan desain sendiri.

3) Tahap menciptakan sendiri barang dan jasa yang berbeda

Pada tahap ini, wirausaha cenderung mulai bosan dengan proses produksi yang ada keingintahuan dan ketidakpuasan terhadap hasil yang sudah ada mulai muncul sehingga tercipta semangat dan keinginan untuk mencapai hasil yang lebih unggul.

Suryana mengatakan: “Proses kewirausahaan diawali dengan suatu aksioma, yaitu adanya tantangan. Dari tantangan tersebut timbul gagasan, kemauan, dan dorongan untuk berinisiatif,yang tidak lain adalah berpikir kreatif dan bertindak inovatif, sehingga tantangan awal tadi teratasi dan terpecahkan”, (Suryana, 2006:3).


(29)

commit to user

Secara umum, dapat disimpulkan bahwa proses kewirausahaan dimulai dari adanya minat, kemudian persiapan, pelaksanaan dan diikuti evaluasi. Adapun untuk penjelasannya adalah sebagai berikut:

1) Minat

Minat merupakan faktor internal seseorang pertama kali untuk terjun dalam dunia bisnis. Minat yang disertai niat dan didukung dengan bakat menjadi modal pertama dan utama untuk memasuki dunia usaha (berwirausaha). Tumbuhnya minat sendiri bisa dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya: adanya keinginan untuk mendapatkan penghasilan dan keuntungan maksimal, kesempatan menjadi bos, mengaktualisasikan kemampuan dan potensi diri, keinginan membantu masyarakat dan keinginan untuk mencapai tujuan yang dikehendaki. Selain itu, ketrampilan yang dimiliki juga sangat mempengaruhi minat seseorang untuk berwirausaha.

Alma mengatakan: “Makin banyak keterampilan yang dikuasai, makin tinggi minat bisnisnya dan makin banyak peluang terbuka untuk membuka berwirausaha”, (Buchari Alma, 2009:4).

2) Persiapan

Dalam tahap persiapan, seorang calon wirausaha mulai menuangkan ide-ide atau gagasan dalam sebuah rencana usaha. Persiapan pertama yang harus dimiliki seorang wirausaha adalah persiapan mental yang kuat. Karena berani berwirausaha sama dengan berani menghadapi resiko-resiko yang akan muncul. Selain itu, seorang wirausaha juga harus mempersiapkan modal materiil, seperti biaya, lokasi usaha, produk dan strategi-strategi usaha yang diterapkan, sehingga ke depan usahanya dapat berkembang.

3) Pelaksanaan

Setelah tahap persiapan, selanjutnya wirausaha dapat langsung melaksanakan usahanya. Dalam proses pelaksanaan usaha, yang menjadi tujuan utama adalah konsumen, yakni mencari konsumen sebanyak-banyaknya. Maka dari itu, dibutuhkan strategi-strategi


(30)

commit to user

yang matang untuk menarik konsumen, misal dalam strategi promosi, kerjasama, manajemen yang baik, termasuk dalam pemanfaatan teknologi informasi. Dan dalam menjalankan usaha harus dilandasi dengan kejujuran.

4) Evaluasi

Proses evaluasi dapat dilakukan selama pelaksanaan usaha berlangsung atau secara periodik, misal seminggu atau sebulan sekali. Evaluasi yang dilakukan meliputi pengelolaan usaha, termasuk penerapan strategi-strategi bisnis, pendapatan yang diperoleh dan termasuk menentukan cara-cara agar konsumen dapat terus menggunakan produknya.

e. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Wirausaha

Banyak faktor yang mempengaruhi seseorang untuk menjalankan usaha atau berwirausaha, mulai dari faktor yang mendukung atau memicu sampai yang menghambat (kendala) untuk berwirausaha.

Suryana menjelaskan bahwa faktor – faktor yang mendorong atau penyebab keberhasilan berwirausaha adalah:

1) Kemampuan dan kemauan

2) Tekad yang kuat dan bekerja keras

3) Mengenal peluang yang ada dan berusaha meraihnya ketika ada kesempatan. (Suryana, 2006:67).

Zimmerer dalam Suryana (2006:68) mengemukakan beberapa faktor yang menyebabkan wirausaha gagal dalam menjalankan usaha barunya (yang menghambat berwirausaha), yaitu:

1) Tidak kompeten dalam hal manajerial. Kurangnya kemampuan dan pengetahuan mengelola usaha merupakan faktor penghambat utama kurang berhasilnya usaha.

2) Kurang berpengalaman, baik kemampuan teknik, memvisualisasikan usaha, mengoordinasikan, mengelola sumber daya manusia, dan mengintegrasikan operasi perusahaan.


(31)

commit to user

memelihara aliran kas, mengatur pengeluaran dan penerimaan secara cermat.

4) Gagal dalam perencanaan. Perencanaan merupakan titik awal dari suat kegiatan.

5) Lokasi kurang memadai.

6) Kurangnya pengawasan peralatan. Pengawasan terkait dengan efisiensi dan efektivitas, apabila pengawasan kurang, maka berakibat penggunaan peralatan tidak efisien dan efektif.

7) Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha.

8) Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan. Wirausaha yang kurang siap menghadapi dan melakukan perubahan akan sulit menjadi wirausaha yang berhasil.

Selain faktor-faktor yang membuat kegagalan dalam menjalankan awal-awal usahanya diatas, Zimmerer dalam Suryana (2006:69) juga mengemukakan beberapa potensi yang membuat orang mundur dari usahanya atau dengan kata lain yang menghambat seseorang ditengah-tengah perjalanan usahanya, yaitu:

1) Pendapatan yang tidak menentu

2) Kerugian akibat hilangnya modal investasi 3) Perlu kerja keras dan waktu yang lama

4) Kualitas kehidupan yang tetap rendah meskipun usahanya telah berhasil.

Bygrave dalam Buchari Alma (2009:9) menjelaskan beberapa faktor kritis yang berperan dalam membuka usaha baru yaitu:

1) Personal, menyangkut aspek-aspek kepribadian seseorang.

2) Sociological, menyangkut masalah hubungan dengan keluarga dan

sebagainya, misal masyarakat sekitar.

3) Environment, menyangkut hubungan dengan lingkungan.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi wirausaha meliputi faktor pendorong dan penghambat. Adapun faktor yang mendorong wirausaha terdiri dari faktor internal dan


(32)

commit to user

faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang muncul/berasal dari dalam diri seseorang. Faktor-faktor internal meliputi:

1) Minat dan niat berwirausaha

Minat berwirausaha merupakan semacam keinginan untuk menjalankan usaha dan muaranya masih pada hati seseorang. Untuk mewujudkannya, maka dibutuhkan niat, yakni keyakinan dan komitmen untuk berwirausaha yang diikuti oleh ide-ide dan rencana-rencana usaha.

2) Kemampuan dan kemauan

Kemampuan berwirausaha sangat diperlukan untuk menjalankan dan mengembangkan usahanya nanti. Kemampuan wirausaha meliputi mengelola usaha, sumber daya manusia, promosi, mengendalikan keuangan dan termasuk kemampuan dalam berorganisasi. Kemampuan ini bisa diperoleh dari pendidikan atau pembelajaran sendiri, pengalaman usaha dan lain-lain. Adanya kemampuan harus diikuti kemauan. Orang yang tidak memiliki kemampuan tetapi banyak kemauan dan orang yang memiliki kemauan tetapi tidak memiliki kemampuan, keduanya tidak akan menjadi wirausaha yang sukses.

3) Fokus dan kerja keras (sikap wirausaha)

Seorang wirausaha untuk meraih keberhasilan usaha harus mempunyai sikap dan kepribadian yang kuat, yakni kerja keras dan fokus. Kerja keras artinya bekerja dengan mendayagunakan segenap kemampuan dan fasilitas yang ada tanpa mengenal lelah dan tidak putus asa. Fokus berarti wirausaha menjalankan usaha benar-benar konsentrasi dan tertuju, tidak mudah goyah dan terpengaruh serta siap menghadapi resiko yang ada.

Faktor-faktor eksternal ialah faktor-faktor diluar internal pribadi wirausaha yang mendorong untuk berwirausaha, yakni meliputi:


(33)

commit to user

meliputi adanya hubungan atau relasi dengan orang lain, adanya tim yang dapat diajak kerjasama, adanya bantuan keluarga dan pengalaman-pengalaman usaha sebelumnya.

2) Permodalan

Setiap usaha pasti akan membutuhkan modal, mulai dari modal yang kecil sampai modal yang besar. Modal pertama yang harus dimiliki seorang wirausaha adalah ide atau gagasan. Dan setelah itu dibutuhkan modal materiil seperti uang (biaya), sarana dan prasarana usaha termasuk juga bangunan/gedung sebagai lokasi usaha. Dan besar kecilnya biaya dipengaruhi oleh jenis usaha yang dijalankan. 3) Faktor Pendidikan

Pendidikan kewirausahaan dapat diperoleh melalui pendidikan formal maupun non formal. Dengan pendidikan diharapkan wawasan individu menjadi luas, mengembangkan daya kreasi dan inovasi serta peningkatan kualitas manusia sehingga lebih percaya diri dan mampu berdiri sendiri. Salah satu wujud pendidkan yaitu adanya inkubator kewirausahaan yang meliputi program-program pengembangan dan pelatihan kewirausahaan. Sebagai contoh adanya Lembaga Pengembangan Pemberdayaan Masyarakat bidang kewirausahaan (LPPM Kwu) dengan Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) di perguruan tinggi termasuk pelatihan keterampilan di beberapa lembaga pendidikan dan keterampilan. 4) Kebijakan pemerintah

Kebijakan pemerintah dalam kewirausahaan masyarakat juga bisa mempengaruhi usaha seseorang, seperti pemberian kredit usaha yang tidak berbelit (mudah), pelatihan-pelatihan oleh depnaker, termasuk pengurusan izin usaha yang tidak sulit dan dipersulit.

Adapun secara umum, faktor-faktor yang menghambat wirausaha yaitu: 1) Ketidakmampuan dalam pengelolaan usaha, meliputi pengendalian

keuangan, pengelolaan sumber daya manusia, strategi promosi yang kurang tepat, kurangnya kerja sama usaha dan lain-lain.


(34)

commit to user

2) Kurang fokus dan bersungguh-sungguh dalam menjalankan usaha. 3) Keterbatasan modal dan kerugian akibat hilangnya modal investasi. 4) Keterbatasan sumber bahan baku (untuk produk barang) dan bahan

atau peralatan penunjang untuk produk jasa.

5) Persaingan usaha sejenis yang sangat ketat, apalagi terjadi persaingan yang tidak sehat, misalnya melakukan fitnah/pencemaran nama, intimidasi terhadap usaha dan sebagainya.

f. Kunci Sukses Wirausaha

Setiap orang yang akan berwirausaha pasti tujuan utamanya adalah memperoleh kesuksesan usaha. Tolok ukur atau penilaian kesuksesan usaha bagi masing-masing wirausaha berbeda-beda. Kesuksesan tersebut bisa dilihat dari pencapaian keuntungan maksimal, banyaknya pelanggan, brand

yang baik, termasuk dalam manajemen usaha. Pada dasarnya jiwa dan sikap kewirausahaan tidak hanya dimiliki oleh wirausaha atau wiraswasta, namun juga oleh setiap orang yang berpikir kreatif dan bertindak inovatif. Malcolm Gladwell dalam Rhenald Kasali (2010:10) yang meneliti kesuksesan manusia menemukan karya-karya besar ternyata tidak ditentukan oleh tingginya skor IQ yang dimiliki manusia, latar belakang keluarga, tanggal lahir, darah biru atau bukan, melainkan oleh dedikasi suci dalam mencari pintu keluar dari berbagai kesulitan. Dedikasi itu sebagai suatu kecerdasan praktis. Menurut John Maxwell yang dikutip oleh Rhenald Kasali (2010:11) mengatakan bahwa bakat itu hanyalah sebuah kesempatan, namun untuk menjadi “sesuatu”, bakat itu harus diasah agar ia mengeluarkan aura cahayanya dan menemukan pintunya. Maka dari itu, untuk menjadi wirausaha harus bergerak, bergegas, tidak hanya berpikir dan berpikir di atas kertas terlalu lama. Kembangkan imajinasi dengan sebuah tindakan yang nyata (real action).

Murphy dan Peck dalam Buchari Alma (2009:106) menggambarkan delapan anak tangga untuk mencapai puncak karir (wirausaha sukses),


(35)

commit to user - Mau Kerja Keras (Capacity for Hard Work)

Sikap kerja keras harus dimiliki oleh seorang wirausaha, utamanya adalah unsur disiplin, pandai mengatur waktu, selalu berdoa dan tidak mudah putus asa.

- Bekerja sama dengan Orang lain (Getting Things Done With and

Through People)

Seorang wirausaha harus memperbanyak teman baik itu orang-orang yang ada dibawah ataupun orang-orang diatasnya. Dan seorang wirausaha mudah bergaul, disenangi oleh masyarakat, berperilaku yang menyenangkan bagi semua orang.

- Penampilan yang baik (Good Appearance)

Penampilan yang baik bukan berarti penampilan muka yang cantik atau elok, tetapi ditekankan pada penampilan perilaku yang baik dan jujur. - Yakin (Self Confidence)

Untuk menjadi wirausaha yang sukses tentunya membutuhkan keyakinan yang kuat, tidak lagi ragu dan bimbang. Tetap bekerja baik dan berserah atau tawakal kepada Tuhan YME.

- Pandai Membuat Keputusan (Making Sound Decision)

Seorang wirausaha harus pandai dalam mengambil keputusan. Agar keputusan yang diambil tepat, maka perlu buat pertimbangan yang matang, mengumpulkan berbagai informasi, minta pendapat orang lain dan kemudian ambil keputusan tanpa ragu-ragu.

- Mau Menambah Ilmu Pengetahuan (College Education)

Pengetahuan sangat dibutuhkan untuk menambah wawasan wirausaha dalam menjalankan usahanya. Pendidikan bukan berarti harus masuk perguruan tinggi, melainkan dalam bentuk kursu-kursus, penataran, membaca buku dan lain-lain.

- Ambisi untuk maju (Ambition Driver)

Wirausaha harus mempunyai semangat yang tinggi, mampu melihat ke depan dan berjuang untuk mencapai cita-citanya.


(36)

commit to user

Pandai berkomunikasi berarti pandai mengorganisasi buah pikiran ke dalam bentuk ucapan-ucapan yang jelas, menggunakan tutur kata yang enak didengar, dan mampu menarik perhatian orang lain.

Memang banyak hal atau tuntutan yang harus dimiliki seorang wirausaha untuk menjadi sukses atau berhasil dalam usahanya. Dari sekian pendapat mengenai kunci sukses dan jalan menuju kesuksesan dapat disimpulkan bahwa kunci sukses wirausaha pada dasarnya terletak pada kemampuan dan kemauan seseorang untuk berpikir kreatif dan bertindak inovatif.

B. Tinjauan tentang Pelaku Usaha a) Pengertian Pelaku Usaha

Pengertian wirausaha dapat dipandang dari berbagai sudut dan konteks, yaitu pandangan ahli ekonomi, manajemen, pelaku bisnis, psikolog, dan pemodal. Adapun penjelasannya, yakni:

1. Pandangan Ahli Ekonomi

Suryana (2006:15), menjelaskan bahwa wirausaha adalah orang yang mengombinasikan faktor-faktor produksi seperti sumber daya alam, tenaga kerja, material, dan peralatan lainnya untuk meningkatkan nilai yang lebih tinggi dari sebelumnya.

2. Pandangan Ahli Manajemen

Menurut Marzuki Usman dalam Suryana (2006:15), Wirausaha adalah seseorang yang memiliki kemampuan dalam menggunakan dan mengombinasikan sumber daya seperti keuangan, material, tenaga kerja, keterampilan untuk menghasilkan produk, proses produksi, bisnis, dan organisasi usaha baru.

3. Pandangan Pelaku Bisnis

Menurut Scarborough dan Zimmerer dalam Suryana (2006:15), wirausaha adalah orang yang menciptakan suatu bisnis baru dalam menghadapi risiko dan ketidakpastian dengan maksud untuk memperoleh keuntungan dan


(37)

commit to user

sumber daya yang diperlukan untuk memanfaatkan peluang tersebut. 4. Pandangan Psikolog

Suryana (2006:16), menjelaskan bahwa wirausaha adalah orang yang memiliki dorongan kekuatan dari dalam dirinya untuk memperoleh suatu tujuan serta suka bereksperimen untuk menampilkan kebebasan dirinya diluar kekuasaan orang lain.

5. Pandangan Pemodal

Suryana (2006:16) menjelasakan bahwa wirausaha adalah orang yang menciptakan kesejahteraan untuk orang lain, menemukan cara-cara baru untuk menggunakan sumber daya, mengurangi pemborosan, dan membuka lapangan kerja yang disenangi masyarakat.

Mengenai pengertian wirausaha, Geoffrey G. Meredith (1996:12) juga menjelaskan bahwa: “Para pelaku usaha atau wirausaha adalah orang-orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis; mengumpulkan sumber-sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan daripadanya dan mengambil tindakan yang tepat guna memastikan sukses”.

Wirausaha adalah perintis dan pengembang perusahaan yang berani mengambil resiko dalam menghadapi ketidakpastian dengan cara mengelola sumber daya manusia, material, dan keuangan untuk mencapai tingkat keberhasilan tertentu yang diinginkan, Suryana (2003:52). Lebih lanjut dalam PUSLATKOP dan PK – KKJPT (1995:4) dijelaskan bahwa wirausaha adalah orang-orang yang mempunyai sifat-sifat kewiraswaswtaan/kewirausahaan: keberanian mengambil risiko, keutamaan, kreatifitas dan keteladanan dalam menangani usaha atau perusahaan dengan berpijak pada kemauan dan kemampuan sendiri.

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa wirausaha adalah orang yang menciptakan suatu bisnis/usaha, baik usaha baru dan berbeda, imitasi maupun duplikasi dengan mengelola sumber daya yang diperlukan untuk menghasilkan produk baik barang maupun jasa, sehingga tercapai keuntungan atau prestasi yang diinginkan.


(38)

commit to user b) Karakteristik Pelaku Usaha

Seorang wirausaha haruslah seorang yang mampu melihat ke depan, artinya melihat/memandang, berpikir dengan penuh perhitungan, mencari pilihan dari berbagai alternatif pilihan dan pemecahannya dengan harapan bisa meminimalisasi setiap kesalahan yang kemungkinan akan muncul sehingga terhindar dari kesalahan yang fatal. Dari berbagai penelitian di Amerika Serikat sebagaimana yang dikutip oleh BN. Marbun dalam Buchari Alma (2009:52) bahwa untuk menjadi wirausaha seseorang harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

Tabel 1, Karakteristik Wirausaha

(Sumber: BN. Marbun dalam Buchari Alma, 2009 : 52)

Selanjutnya Bygrave dalam Buchari Alma (2009 : 57) memberi gambaran mengenai beberapa karakteristik dari wirausaha yang dikenal dengan istilah 10 D, yakni:

1) Dream, seorang wirausaha mempunyai keinginan terhadap

masa depan pribadi dan bisnisnya serta mempunyai kemampuan untuk mewujudkan impiannya.

Karakteristik Watak

Percaya diri Kepercayaan (keteguhan), ketidaktergantungan, kepribadian mantap, dan optimisme.

Berorientasi pada tugas dan hasil

Kebutuhan atau haus akan prestasi, berorientasi laba atau hasil, tekun dan tabah, tekad, kerja keras, motivasi, energik dan penuh inisiatif.

Pengambil resiko Mampu mengambil resiko, suka pada tantangan. Kepemimpinan Mampu memimpin, dapat bergaul dengan orang

lain, menanggapi saran dan kritik.

Keorisinilan Inovatif (pembaharu), kreatif, fleksibel, banyak sumber, serba bisa, mengetahui banyak.

Berorientasi ke masa depan


(39)

commit to user

2) Decisiveness, seorang wirausaha adalah orang yang tidak

bekerja lambat. Mereka membuat keputusan secara tepat, tetapi penuh perhitungan.

3) Doers, seorang wirausaha akan langusng menindaklanjuti

keputusan yang diambilnya. Mereka melaksanakan kegiatan secepat mungkin dan tidak meu menunda-nunda kesempatan yang baik di dalam bisnisnya.

4) Determination, Seorang wirausaha melaksanakan

kegiatannya dengan penuh perhatian serta tanggung jawab yang tinggi dan tidak menyerah.

5) Dedication, Seorang wirausaha yang berdedikasi terhadap

bisnisnya, kadang-kadang mengorbankan kepentingan keluarganya untuk sementara waktu.

6) Devotion, Seorang wirausaha mencintai bisnis dan produk

yang dihasilkan. Hal inilah yang mendorong keberhasilannya dalam menjual produk yang dihasilkannya.

7) Details, Wirausaha sangat memperhatikan faktor-faktor

penting secara rinci. Mereka tidak mau mengabaikan faktor-faktor kecil yang dapat menghambat kegiatan usahanya.

8) Destiny, Seorang wirausaha bertanggung jawab terhadap

nasib dan tujuan yang hendak dicapainya. Dia merupakan orang yang bebas dan tidak mau bergantung kepada orang lain.

9) Dollars, Seorang wirausaha tidak mengutamakan kekayaan.

Motivasinya bukan hanya masalah uang. Uang dianggap sebagai ukuran kesuksesan bisnisnya. Ia beranggapan jika berhasil dalam bisnis, isa pantas mendapatkan laba, bonus ataupun hadiah.

10)Distribute, wirausaha bersedia mendistribusikan

kepemilikan dalam bisnisnya kepada orang –orang kepecayaannya, yaitu orang-orang yang kritis dan mau diajak untuk mencapai sukses dibidang bisnis.

Wirausaha selalu berkomitmen untuk menjalankan tugasnya hingga memperoleh hasil yang diharapkan. ia tidak setengah-setengah dalam melakukan pekerjaannya, maka ia selalu tekun, ulet dan pantang menyerah. Tindakannya tidak didasari pada spekulasi, melainkan perhitungan yang matang, maka ia berani mengambil risiko terhadap pekerjaannya. Oleh sebab itu, wirausaha berani mengambil risiko yang moderat, artinya resiko yang diambil tidak tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. Keberanian menghadapi resiko yang didukung oleh komitmen yang kuat mendorong wirausaha untuk terus berjuang mencari


(40)

commit to user

peluang hingga memperoleh hasil. Hasil-hasil itu harus nyata/jelas dan objektif serta merupakan umpan balik bagi kelancaran kegiatannya. Dengan semangat optimisme yang tinggi karena keinginan mendapatkan hasil yang diharapkan, maka uang selalu dikelola secara proaktif dan dipandang sebagai sumber daya, bukan tujuan akhir.

Penjelasan diatas merupakan karakteristik wirausaha sebagaimana yang digambarkan Arthu Kuriloff dan John M.Mempil dalam Suryana (2006:25) dalam bentuk nilai-nilai dan perilaku kewirausahaan, yakni sebagai berikut:

Tabel 2. Karakteristik Wirausaha

(Sumber: Arthur Kuriloff dan John M.Mempil dalam Suryana, 2006:25) Untuk menjadi sukses memanglah tidak mudah, banyak konsekuensi dan prasyarat pribadi yang harus dimiliki wirausaha dan kesemuanya itu tertuang dalam karakteristik atau ciri-ciri seorang wirausaha, apabila semua bentuk karakteristik diatas benar-benar dimiliki seorang wirausaha, maka bisa dipastikan

Nilai-nilai Perilaku

1) Komitmen Menyelesaikan tugas hingga selesai

2) Risiko moderat Tidak melakukan spekulasi, melainkan berdasarkan perhitungan yang matang

3) Melihat peluang Memanfaatkan peluang yang ada sebaik mungkin 4) Objektivitas Melakukan pengamatan secara nyata untuk

memperoleh kejelasan

5) Umpan balik Menganalisis data kinerja waktu untuk memandu kegiatan

6) Optimisme Menunjukkan kepercayaan diri yang besar walaupun berada dalam situasi berat.

7) Uang Melihat uang sebagai suatu sumber daya, bukan tujuan akhir.


(41)

commit to user

wirausaha akan mengalami kesuksesan. Karakteristik-karakteristik wirausaha tersebut meliputi;

1) Komitmen yang tinggi terhadap pekerjaannya. 2) Kemampuan melihat peluang.

3) Kemampuan memimpin.

4) Kemauan belajar dari kegagalan 5) Berorientasi pada tugas dan hasil. 6) Bertanggung jawab.

c) Profil Pelaku Usaha

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Profil adalah pandangan dari samping (tentang wajah orang), lukisan (gambar) orang dari samping, grafik atau ikhtisar yang memberikan fakta tentang hal-hal khusus. Apabila pengertian tersebut dikaitkan dengan wirausaha, maka profil wirausaha adalah pandangan, gambaran tentang diri seorang wirausaha. Dalam hal ini bisa meliputi latar belakang wirausaha.

Wirausaha terdiri dari bermacam-macam kelompok. Banyak ahli mengemukakan profil kewirausahaan dengan pengelompokan yang berbeda-beda. Ada yang mengelompokkan berdasarkan pemilikan, perkembangan, dan kegiatan usaha. Zimmerer dan Scarborough dalam Buchari Alma (1996:36) mengelompokkan profil wirausaha sebagai berikut;

1. Women Entrepreneur, banyak wanita yang terjun ke dalam bidang

bisnis. Dengan alasan diantaranya ingin memperlihatkan kemampuan prestasinya, membantu ekonomi rumah tangga, frustrasi terhadap pekerjaan sebelumnya.

2. Minority Entrepreneurs, kaum minoritas di Indonesia kurang

memiliki kesempatan kerja di lapangan pemerintahan. Oleh sebab itu, mereka berusaha menekuni kegiatan bisnis dalam kehidupan sehari-hari. Termasuk kaum minoritas seperti para perantau dari daerah tertentu menjadi kelompok minoritas pada suatu daerah, mereka juga bergiat mengembangkan bisnis.

3. Immigrant Entrepreneurs, kaum pendatang yang memasuki suatu

daerah biasanya sulit untuk memperoleh pekerjaan formal. Oleh sebab itu, mereka lebih leluasa terjun dalam pekerjaan yang bersifat non formal, mulai dari berdagang kecil sampai berkembang.


(42)

commit to user

4. Part-time entrepreneur, yaitu wirausaha yang hanya setengah

waktu melakukan usaha, biasanya sebagai hobi. Kegiatan usahanya hanya bersifat sampingan. Misalnya Mahasiswa disamping kuliah juga mencoba mengembangkan usaha lain seperti bimbingan belajar, berdagang kecil-kecilan, menulis dan sebagainya.

5. Home-based new ventures, yaitu usaha yang dirintis dari

rumah/tempat tinggal. Misalkan ibu-ibu yang pandai membuat kue atau aneka masakan, mengirim kue-kue ke took eceran (konsinyasi) di sekitar tempatnya.

6. Family-owned business, yaitu usaha dilakukan/dimiliki oleh

beberapa anggota keluarga secara turun-temurun.

7. Copreneurs, yaitu usaha yang dilakukan oleh dua orang wirausaha

yang bekerja sama sebagai pemilik dan menjalankan usahanya bersama-sama.

Melihat dari profil kewirausahaan tersebut, maka wirausaha dapat dikategorikan dalam beberapa hal, yakni antara lain :

a. Wirausaha Artisan, yakni seseorang yang memulai bisnisnya dengan keahlian teknis sebagai modal utama dan sedikit pengalaman bisnis, Longenecker (2001:13). Menurut Smith dalam Longenecker (2001:13) bahwa pendidikan yang didapat oleh wirausaha artisan terbatas pada pelatihan teknisnya. Pendekatan wirausaha artisan pada pembuatan keputusan bisnisnya mempunyai karakteristik sebagai berikut;

1. Bersikap kekeluargaan, memimpin bisnisnya seolah-olah memimpin keluarganya.

2. Mereka enggan mendelegasikan wewenang

3. Mereka menggunakan sedikit sumber modal dalam mendirikan perusahaannya.

4. Mereka membatasi strategi pemasaran pada komponen harga secara tradisional, kualitas, dan reputasi perusahaan.

5. Usaha penjualannya dilakukan secara perorangan

6. Orientasi waktu mereka singkat, dengan sedikit perencanaan untuk pertumbuhan atau perubahan di masa mendatang.

b. Wirausaha Oportunitis

Smith dalam Longenecker dkk (2001:13), mendefinisikan bahwa wirausaha oportunitis adalah seseorang yang mendapatkan pendidikan teknis dengan mempelajari berbagai subjek nonteknik, seperti ekonomi, hukum, atau bahasa Inggris.

c. Bisnis Keluarga

Bisnis keluarga adalah sebuah perusahaan yang anggota keluarganya secara langsung terlibat di dalam kepemilikan dan/atau jabatan/fungsi, Longenecker dkk (2001:35). Juga bisa dikatakan bisnis keluarga apabila perusahaan atau usaha tersebut dialihkan dari satu generasi ke generasi berikutnya, sifatnya turun-temurun (Family-owned business).


(43)

commit to user

yang baik, disamping usia yang muda dan semangat muda, mereka para mahasiswa cenderung memiliki daya imajinasi yang kuat, kreativitas yang tinggi dan banyak ide. Jika dikaitkan dengan profil wirausaha, mahasiswa cenderung masuk dalam kelompok part time entrepreneur karena di satu sisi mahasiswa merupakan kaum pelajar yang masih harus menempuh pendidikan atau studinya. Di samping itu, Pendidikan Kewirausahaan yang menjadi motivasi eksternal seorang calon wirausaha, saat ini banyak diberikan di beberapa perguruan tinggi sebagai mata kuliah umum. Zimmerer dkk (2008:24) menjelaskan bahwa lebih dari 2.100 perguruan tinggi dan universitas menawarkan usaha kecil dan manajemen usaha kecil, dan banyak perguruan tinggi serta universitas yang tidak memenuhi permintaan mata kuliah ini.

- Kerangka Berpikir

Mahasiswa sebagai kaum akademisi merupakan penerus tongkat estafet bagi perjuangan bangsa Indonesia ke depan. Semangat muda dan intelektualitas yang dibalut jiwa nasionalisme yang tinggi sangat dibutuhkan dalam pembangunan bangsa. Apalagi pembangunan disektor ekonomi yang menjadi pangkal persoalan atau permasalahan bangsa Indonesia.

Harapan banyaknya muncul pengusaha-pengusaha muda memang bukan

hisapan jempol. Berbagai stimulus terkait kewirausahaan telah diberikan kepada

kalangan mahasiswa melalui perguruan tinggi, seperti adanya Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), Program Pemberian insentif terhadap Penelitian Kewirausahaan, termasuk adanya materi Ilmu Kewirausahaan sebagai mata kuliah umum dan konsultasi kewirausahaan. Berbagai program diatas, setidaknya menjadi fasilitas bagi mahasiswa untuk memunculkan ide dan mengembangkan usahanya. Sehingga mahasiswa tidak semata-mata belajar tetapi juga berlatih untuk bekerja.


(44)

commit to user

Menjadi seorang wirausaha dibutuhkan kerja keras dan ketekunan serta tidak pantang menyerah dalam menjalaninya. Karena sebagian besar dari mereka yang mencoba berwirausaha banyak yang mengalami kegagalan diawal-awal usahanya. Tapi tidak sedikit pula para wirausaha yang berhasil bahkan sampai menjadi pengusaha sukses. Semua usaha diawali dari bawah, sehingga dibutuhkan komitmen yang kuat untuk menjadikan usahanya lebih berkembang di masyarakat.

Kewirausahaan merupakan hak semua orang, tetapi adanya pembekalan pengetahuan kewirausahaan dan berbagai stimulus kewirausahaan kepada mahasiswa, termasuk juga adanya aktivitas-aktivitas mahasiswa di kampus, setidaknya dapat memberikan dorongan (motivasi) lebih bagi mahasiswa untuk menjadi wirausaha sekaligus sebagai langkah membantu dalam pembentukan etos kerja. Karena untuk menjadi wirausaha haruslah memiliki etos kerja yang baik.

Pelaksanaan kegiatan wirausaha dikalangan mahasiswa tentunya sangat beragam dan menarik untuk diamati. Apalagi mahasiswa yang notabennya sebagai pelajar bagaimana bisa mengembangkan usahanya disela-sela menempuh masa studi atau kuliah, sehingga sangat menarik untuk dicermati. Tentunya dari sekian mahasiswa yang ada dalam suatu universitas tidak semuanya menjalankan usaha (berwirausaha). Jenis usaha yang dijalankan mahasiswa pun sangat beragam dan masing-masing mempunyai hambatan-hambatan atau kendala di dalam menjalankannya. Untuk dapat mengembangkan usahanya, tentunya para mahasiswa wirausaha memiliki strategi-strategi untuk bisa mengembangkan usahanya atau minimal mempertahankan usahanya.

Seorang mahasiswa agar menjadi wirausaha sukses membutuhkan proses yang tidak cepat, memang butuh kesabaran dan kerja keras. Tentunya sejak awal untuk terjun di dunia bisnis, mahasiswa wirausaha harus benar-benar memperhitungkan dan menjalankan beberapa tahapan mulai dari komitmen terhadap minat, persiapan yang dibutuhkan, sampai pelaksanaan usaha yang juga diikuti evaluasi. Selain itu, dibutuhkan kemampuan untuk menghadapi berbagai kendala dan resiko yang akan muncul atau dihadapinya. Apabila mahasiswa di


(45)

commit to user

hambatan atau kendala serta menerapkan strategi-strategi bisnis yang baik dengan memaksimalkan seluruh kemampuannya tanpa putus asa, maka mahasiswa tersebut akan bisa menjadi seorang wirausaha muda yang berhasil/sukses ke depannya.

Dari uraian diatas, maka dapat digambarkan kerangka pemikiran sebagai berikut;

Gambar 2. Skema Kerangka Pemikiran Mahasiswa

Faktor Penghambat Pelaksanaan

Wirausaha Faktor pendorong

Wirausaha Muda


(46)

commit to user BAB III METODOLOGI

Menurut Suharsimi Arikunto (2002:136), “Metodologi Penelitian adalah cara yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya”. Sutrisno Hadi (2000:4), mengemukakan bahwa metodologi berasal dari dua istilah, yakni : “Metodos, berarti cara dan logos yang berarti ilmu. Jadi metodologi adalah ilmu yang memperbincangkan cara-cara (metode) ilmiah”. Sementara itu, Winarno Surakhmad (1994:131) menyebutkan, “Metodologi adalah ilmu tentang cara-cara yang digunakan mencapai suatu tujuan dengan mempergunakan teknik-teknik serta alat-alat tertentu”.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian metodologi penelitian adalah ilmu yang mempelajari tentang prosedur, metode-metode atau cara-cara yang ditempuh dalam melaksanakan kegiatan penelitian mulai dari mengumpulkan data sampai menguji kebenaran suatu pengetahuan untuk tujuan tertentu.

Dalam penelitian ini, aspek metodologi yang digunakan terdiri dari tempat dan waktu penelitian, bentuk dan strategi penelitian, sumber data, teknik sampling, teknik pengumpulan data, validitas data, analisis data dan prosedur penelitian.


(47)

commit to user

a. Tempat dan Waktu Penelitian a. Tempat Penelitian

Suatu penelitian memerlukan tempat yang akan dijadikan sebagai obyek untuk memperoleh data yang berguna mendukung tercapainya tujuan penelitian. Penelitian ini dilakukan di Prodi Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pend. Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Adapun alasan peneliti memilih Prodi Pendidikan Ekonomi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan untuk dijadikan sebagai tempat penelitian adalah sebagai berikut:

1. Tersedianya data yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

B. Lokasinya yang dekat dan mudah dijangkau karena sekaligus juga tempat peneliti belajar sehingga memudahkan peneliti dalam hal waktu, tenaga dan biaya untuk memperoleh informasi secara akurat.

C. Peneliti telah mengenal dan mengetahui subjek dan obyek penelitian sebelumnya, sehingga memudahkan dalam melakukan penelitian.

b. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan setelah usulan disetujui pembimbing skripsi dan telah mendapat ijin dari pihak-pihak yang berwenang. Penelitian ini dilaksanakan selama enam (6) bulan terhitung sejak bulan Januari 2010 sampai dengan bulan Oktober 2010. Jadwal selengkapnya dapat dilihat dalam lampiran.

b. Bentuk dan Strategi Penelitian a. Bentuk Penelitian

Berdasarkan pada tujuan penelitian yang akan dicapai, bentuk penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian dengan pendekatan kualitatif, Adapun terkait pengertian penelitian pendekatan kualitatif menurut Iskandar (2008:187) yang mengemukakan bahwa:


(48)

commit to user

“Paradigma penelitian kualitatif dilaksanakan melalui proses induktif, yaitu berangkat dari konsep khusus ke umum, konseptualisasi, kategorisasi, dan deskripsi dikembangkan atas dasar masalah yang terjadi di lapangan. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang berpegang kepada paradigma naturalistik atau fenomenologi. Ini karena penelitian kualitatif senantiasa dilakukan dalam setting alamiah terhadap suatu fenomena”.

Penelitian ini diarahkan pada kondisi aslinya artinya tidak ada perlakuan khusus terhadap data, sehingga data mencerminkan aslinya atau keadaan sebenarnya dan peneliti dapat membuat penafsiran berdasarkan data lapangan, hasil wawancara, observasi langsung, dan literatur yang sesuai dengan permasalahan. Lebih lanjut, Lexy. J. Moleong (2009:6) juga mengemukakan tentang definisi penelitian kualitatif, yakni:

“Penelitian Kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah”.

Berhubung bentuk penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif, maka dalam pelaksanaan kegiatan penelitian tentunya menggunakan metodologi kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor yang dikutip oleh Lexy. J. Moleong (2009:6) mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Disamping itu, Juhaya S. Pradja dalam Afifuddin (2009:27) menjelaskan bahwa metodologi penelitian kualitatif lebih mengedepankan pendekatan fenomenologis. Dimana fenomenologi adalah suatu aliran yang membicarakan fenomenon atau segala sesuatu yang menampakkan diri. Dengan demikian metodologi penelitian kualitatif dipandang sebagai pendekatan untuk membiarkan gejala terus-menerus menampakkan diri, sehingga penelitian akan terus dilakukan dan setiap gejala yang ada akan memberikan pemaknaan holistik dari semua gejala itu sendiri. Metode kualitatif meliputi pengamatan, wawancara, atau penelaahan dokumen (Lexy.J.Moleong, 2009 : 9).

Berhubung data yang dihasilkan adalah data deskriptif, yakni berupa kata-kata tertulis ataupun lisan, maka dalam penelitian kualitatif disajikan secara


(49)

commit to user

deskriptif, yakni membuat gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat dan hubungan antara fenomena yang diamati/diteliti.

Menurut Winarno Surachmad (1994:140) bahwa “metode Penelitian Deskriptif yaitu prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan subyek atau obyek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya”.

Penelitian kualitatif bersifat deskriptif artinya seorang peneliti dapat menemukan data penelitian dalam bentuk kata-kata, gambar dan data tersebut meliputi transkrip-transkrip wawancara, catatan lapangan, dokumen pribadi, foto-foto, nota dan lain-lainnya (Iskandar, 2008:191-192).

Sehingga dapat disimpulkan bahwa penelitian deskriptif kualitatif adalah penelitian terhadap suatu peristiwa atau fenomena di masa sekarang yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang diamati dan dideskripsikan dalam bentuk kata-kata dan bahasa. Disamping itu, penelitian deskriptif kualitatif mempunyai beberapa karakteristik antara lain: berlatar belakang alamiah, manusia sebagai obyek penelitian, menggunakan data kualitatif, analisis data secara induktif, sasaran penelitian pada usaha menemukan teori dasar, disajikan secara deskriptif, mementingkan proses daripada hasil, membatasi kajian pada fokus tertentu, rancangan penelitiannya bersifat sementara daan hasil penelitiannya disepakati atau diterima oleh semua pihak.

b. Strategi Penelitian

Strategi penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah startegi penelitian tunggal terpancang, dimana peneliti hanya mengkaji satu masalah saja dan pengumpulan data yang lebih terarah berdasarkan tujuan mengenai pelaksanaan kegiatan wirausaha mahasiswa.

Selanjutnya H.B. Sutopo (2002:10) menjelaskan bahwa “dalam studi kasus, dikenal juga bentuk kasus tunggal terpancang (embedded case study) yang artinya studi ini tidak bersifat holistik penuh tetapi sudah memusatkan variabel


(50)

commit to user

yang telah ditentukan terlebih dahulu”. Di samping itu, H.B. Sutopo (2002:112) juga mengemukakan bahwa “dalam penelitian kualitatif dikenal adanya studi kasus tunggal maupun studi kasus ganda. Secara lebih khusus, baik studi kasus tunggal maupun studi kasus ganda, masih dibedakan adanya jenis penelitian terpancang ataupun holistik penuh”.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti akan menggunakan strategi tunggal terpancang dengan alasan hanya ada satu masalah yang akan diteliti, yakni pelaksanaan kegiatan wirausaha mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP UNS Surakarta. Tunggal dalam arti hanya ada satu ruang lingkup penelitian yaitu Prodi Ekonomi, P. IPS, FKIP UNS Surakarta. Sedangkan terpancang pada tujuan penelitian, artinya bahwa yang harus diteliti dibatasi pada aspek-aspek yang sudah dipilih sebelum melakukan penelitian di lapangan yang sudah terancang dalam proposal penelitian.

c. Sumber Data

Menurut Lofland dan Lofland yang dikutip oleh Lexy. J. Moleong (2009:157) mengemukakan bahwa “sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Lebih lanjut H.B. Sutopo (1990:2) mengemukakan bahwa “Sumber data penelitian kualitatif dapat berupa manusia, peristiwa dan tingkah laku, dokumen dan arsip serta berbagai benda lain”. Dari pendapat tersebut, maka dalam penelitian ini yang menjadi sumber data adalah sebagai berikut:

1. Informan

Yaitu orang-orang yang diwawancarai atau yang memberikan informasi dan data penelitian atau keterangan tentang masalah yang akan diteliti. Informan penelitian merupakan sybjek yang memiliki hubungan karakteristik dengan permasalahan yang diteliti. Peneliti harus memilih informan yang bisa memberikan informasi yang diperlukan secara obyektif. Dalam penelitian ini yang dijadikan sebagai informan adalah Ketua Program Studi Pendidikan


(51)

commit to user

Ekonomi dan Mahasiswa yang berwirausaha Prodi Ekonomi FKIP UNS Angkatan 2009.

2. Tempat dan Peristiwa

Tempat atau lokasi yang berkaitan dengan sasaran atau permasalahan penelitian juga merupakan salah satu jenis sumber data yang bisa dimanfaatkan oleh peneliti. Informasi mengenai kondisi dari lokasi peristiwa atau aktivitas dilakukan bisa digali lewat sumber lokasinya baik yang merupakan tempat maupun lingkungannya. Tempat yang menjadi lokasi penelitian ini adalah Prodi Pendidikan Ekonomi, Jurusan P.IPS, FKIP UNS yang beralamat di Jln. Ir. Sutami 36 A, Kentingan, Jebres, Surakarta.

3. Arsip dan dokumen

Menurut H.B. Sutopo (2002:54), ”Dokumen dan arsip merupakan bahan tertulis yang bergelayutan dengan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu”. Arsip dan dokumen bisa berupa catatan, pembukuan atas sumber dan juga rekaman serta gambar yang berkaitan dengan penelitian ini. Adapun dokumen yang diambil antara lain; jumlah mahasiswa Prodi Ekonomi dan aktivitas prodi ekonomi yang berhubungan dengan kewirausahaan.

d. Teknik Pengumpulan Data

Sutrisno Hadi (1993:131) menyatakan bahwa baik buruknya suatu hasil

research sebagian tergantung pada teknik pengumpilan datanya, akurat dan

reliable pekerjaan research menggunakan teknik-teknik, prosedur-prosedur, alat-alat, serta kegiatan yangdependableyang dapat diandalkan”.

Sesuai dengan pendekatan penelitian kualitaif dan jenis sumber data yang digunakan, maka teknik pengumpulan yang di gunakan adalah:

a. Wawancara

Lexy. J. Moleong (2009:186) menyatakan bahwa, “Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan ini dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan


(52)

commit to user

yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan”. Dengan wawancara yang mendalam (in-depth interview) diharapkan peneliti mampu memperoleh data yang akurat, relevan dan obyektif.

Menurut Afifuddin & Beni Ahmad (2009:133) wawancara terdiri atas beberapa jenis, yaitu sebagai berikut:

1. Wawancara terstruktur, yaitu wawancara yang pertanyaan-pertanyaannya sudah dipersiapkan, seperti menggunakan pedoman wawancara. Dalam hal ini peneliti telah mengetahui data dan menentukan fokus serta perumusan masalahnya.

2. Wawancara semiterstruktur, yaitu wawancara yang sudah cukup mendalam karena ada penggabungan antara wawancara yang berpedoman pada pertanyaan-pertanyaan yang telah disiapkan dan pertanyaan yang lebih luas dan mendalam dengan mengabaikan pedoman yang sudah ada.

3. Wawancara tidak terstruktur, yaitu wawancara yang lebih bebas, lebih mendalam, dan menjadikan pedoman wawancara sebagai pedoman umum dan garis-garis besarnya saja.

Dalam penelitian ini digunakan teknik wawancara semiterstruktur. Dengan teknik ini pewawancara akan menggabungkan wawancara yang berpedoman pertanyaan-pertanyaan yang telah disiapkan dan dengan pertanyaan yang lebih luas dan mendalam sehingga selain bisa terarah dan fleksibel, data yang diperlukan juga bisa berkembang.

b. Observasi

Menurut Nawawi dan Martini dalam Afifuddin & Beni Ahmad (2009:134), observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala dalam objek penelitian. Guba dan Lincoln dalam Lexy. J. Moleong (2009:174) mengemukakan salah satu alasan digunakannya pengamatan karena teknik pengamatan memungkinkan melihat dan mengamati sendiri,


(1)

commit to user

4)

Melakukan pengendalian keuangan dengan baik

5)

Membuat jadwal kegiatan usaha guna memperlancar koordinasi

6)

Berusaha untuk tetap fokus dan bersungguh-sungguh.

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

1)

Simpulan

Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan di lapangan dan analisis yang

telah dilakukan oleh peneliti, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1.

Pelaksanaan Kegiatan Wirausaha Mahasiswa Prodi Ekonomi TA 2009 yaitu

meliputi 2 tahap utama, yaitu:

a)

Persiapan Wirausaha

A. Minat Berwirausaha

Minat berwirausaha beberapa mahasiswa dipengaruhi oleh beberapa

faktor antara lain kondisi ekonomi keluarga, adanya keinginan untuk

menjadi pengusaha muda, dan keinginan untuk menyalurkan hobi atau

kesukaan serta keinginan untuk membantu orang tua dari usaha yang

dijalankannya.

B. Tujuan dan Manfaat Berwirausaha

Tujuan mahasiswa berwirausaha adalah untuk menambah penghasilan

dan mengaktualisasikan karya atau hobinya. Manfaat yang diperoleh

antara lain menambah pengalaman, membantu memberikan pelayanan

kepada

orang

lain

dari produk

yang

dijual,

menjadi ajang


(2)

commit to user

pembelajaran seperti belajar berkomunikasi, berinteraksi dengan orang

lain, belajar bersikap, melatih kesabaran dan bertanggung jawab

.

C. Modal

a.

Uang

Modal awal yang digunakan diperoleh dari hasil menyisihkan

uang saku atau tabungan, dan investasi bersama (patungan).

Disamping itu, mahasiswa juga membutuhkan modal tambahan

untuk mempertahankan dan

mengembangkan usahanya yang

diperoleh dengan meminta atau meminjam orang tua, atau

mendapat pinjaman pihak lain.

b.

Networking

/ Jejaring

Jaringan usaha yang dibangun masih sebatas di kalangan

mahasiswa yang sekaligus menjadi target pelanggan/konsumen

bagi sebagian besar usaha mereka. Mahasiswa membangun

jaringan melalui teman-teman atau saudara-saudaranya yang

berada

ditempat

berbeda,

sehingga

pasar

menjadi

lebih

berkembang.

b)

Pelaksanaan (implementasi) Kegiatan Usaha

Jenis produk barang / Jasa yang ditawarkan oleh mahasiswa meliputi:

a)

Usaha Penjualan Barang dan Jasa

Usaha Perdagangan Barang meliputi: Usaha Jual-beli pulsa, Jual-beli

Aneka burung, Jual-beli Tas, Jual-beli Baju dan tas batik, Jual-beli

Kerudung (Jilbab), Jual-beli Aneka makanan ringan (jajanan), dan

Multi Level Marketing

(MLM). Termasuk usaha keluarga: agen telur,

beras dan ayam, dan warung kelontong.

b)

Usaha

Penjualan

Jasa

meliputi:

usaha

jasa

bimbingan/les

privat, layanan

Print Out

, jasa penjilidan. Termasuk usaha keluarga

adalah usaha jasa terima layanan penjahitan.

c)

Usaha Produksi Barang


(3)

commit to user

kemudian dijual. Usaha yang dijalankan mahasiswa ini meliputi usaha

pembuatan

cupcake

,

pembuatan

kerajinan

flannel,

pembuatan

minuman es dan es kristal. Termasuk usaha keluarga adalah usaha

pembuatan tempe dan produksi roti.

D. Strategi Promosi

Secara umum, strategi promosi yang dilakukan para mahasiswa adalah

promosi dari mulut ke mulut, memberitahu ke orang lain secara

langsung atau melalui

handphone

serta membuat media/instrumen

promosi yang sederhana seperti pamflet dan pin. Dan kalangan

mahasiswa menjadi

stakeholders

yang baik terhadap usahanya, baik

itu sebagai pelanggan/konsumen maupun rekan/partner bisnisnya.

E. Sistem Administrasi

Administrasi usaha dikelola secara fleksibel, artinya belum ada

peraturan baku dalam usaha mereka. Pengelolaan administrasi dalam

hal ini lebih ditekankan pada manajemen keuangan, karena merupakan

salah satu bagian vital dalam suatu kegiatan usaha. Pengelolaan

keuangan dalam usaha keluarga masih menjadi tanggung jawab orang

tua. Untuk usaha pribadi mahasiswa (perorangan), pencatatan masih

sebatas pada keluar masuknya barang yang dijual. Mereka juga belum

melakukan pengelolaan keuangan secara maksimal seperti membuat

pencatatan atau pembukuan keuangan.

Sedangkan untuk usaha yang dijalankan secara kelompok, masalah

pengelolaaan administrasi terutama dalam hal keuangan lebih

diperhatikan, salah satunya adalah dengan membuat pembukuan atau

laporan keuangan, hal itu dilakukan sebagai wujud transparansi

(keterbukaan) terhadap anggota yang lain.

2.

Faktor Yang Mendukung dan Menghambat dalam Pelaksanaan Kegiatan

Wirausaha

1) Hal-hal

yang

mendukung

pelaksanaan

kewirausahaan

Mahasiswa

Pendidikan Ekonomi TA 2009 antara lain sebagai berikut:


(4)

commit to user

b)

Kondisi pasar dan lingkungan yang baik

c)

Ketersediaan modal

2) Hambatan-hambatan yang dialami dalam pelaksanaan kegiatan usaha

mahasiswa Pendidikan Ekonomi TA 2009 antara lain sebagai berikut:

1)

Utang pembelian yang menumpuk dan belum terbayarkan

2)

Keterbatasan sarana transportasi

3)

Persaingan usaha yang ketat

4)

Kurang dapat mengendalikan keuangan

5)

Kurangnya koordinasi antar anggota kelompok kewirausahaan

6)

Kurang fokus dan sungguh-sungguh

3.

Upaya-Upaya yang Dilakukan Mahasiswa Dalam Mengatasi Hambatan

Pelaksanaan Kegiatan Usaha

Upaya-upaya yang dilakukan mahasiswa untuk mengatasi

hambatan-hambatan yang terjadi adalah sebagai berikut:

a.

Mengurangi jumlah utang dari pembeli dengan terus memperingatkan

dan membuat syarat pembelian.

b.

Menjalin kerja sama dengan pihak lain

c.

Melakukan inovasi dan terus promosi

d.

Melakukan pengendalian keuangan dengan baik

e.

Membuat jadwal kegiatan usaha guna memperlancar koordinasi

f.

Berusaha untuk tetap fokus dan bersungguh-sungguh

g.

Mencari tambahan modal usaha

2)

Implikasi

Berdasarkan kesimpulan diatas serta berbagai hal yang ditemukan dalam

penelitian tentang Analisis Pelaksanaan Kegiatan Usaha Mahasiswa Prodi

Pendidikan Ekonomi FKIP UNS Tahun Angkatan 2009 dapat dikemukakan

berbagai implikasi yang ditimbulkan.

a. Hasil penelitian memberikan inspirasi kepada para mahasiswa untuk

lebih bersemangat dan bersungguh-sungguh dalam menjalankan usaha

dan

selalu

memperhatikan

masalah

administrasi

usaha

guna


(5)

commit to user

menghindari munculnya berbagai permasalahan yang berakibat pada

kerugian usaha.

b. Penelitian ini membuktikan bahwa hanya sebagian kecil mahasiswa

yang berwirausaha dari total responden yang diteliti, baik itu usaha

pribadi maupun usaha keluarga.

3)

Saran

Sesuai dengan hasil penelitian ini, maka yang dapat peneliti sarankan antara lain:

1. Kepada Pihak Pimpinan Prodi Pend. Ekonomi

1.

Guna meningkatkan minat mahasiswa dan memperlancar pelaksanaan

wirausaha mahasiswa, Pimpinan Prodi Pend. Ekonomi FKIP UNS,

alangkah baiknya turut memperhatikan para mahasiswa dengan

memberikan

stimulus-stimulus

seperti

kemudahan

beasiswa,

konsultasi atau bimbingan khusus, poin plus pada mata kuliah

kewirausahaan, atau bahkan informasi tambahan modal, misal melalui

KOPMA

UNS,

guna

mendorong

minat

mahasiswa

untuk

berwirausaha.

2.

Apabila hal diatas belum bisa dipenuhi, maka setidaknya Pimpinan

Prodi Pend. Ekonomi dapat mendelegasikan ke HIMANNOMI

(Himpunan

Mahasiswa

Pendidikan

Ekonomi)

untuk

menyelenggarakan kegiatan-kegiatan kewirausahaan atau

program-program khusus, misal pelatihan (

training

),

talkshow

, atau seminar

kewirausahaan, guna meningkatkan minat usaha dan membantu

mempermudah pelaksanaan usaha mahasiswa.

3.

Pimpinan Prodi melalui para dosen, terutama dosen kewirausahaan

agar

memberikan

poin

tersendiri

kepada

mahasiswa

yang

berwirausaha, sebagai wujud apresiasi dan motivasi terhadap usaha

mahasiswa.

2. Kepada Mahasiswa Wirausaha Prodi Pend. Ekonomi TA 2009

a.

Untuk meningkatkan kemampuan dalam menjalankan usaha, para

mahasiswa supaya terus belajar menambah ilmu pengetahuan, mencari


(6)

commit to user

wawasan dan informasi seperti membaca buku referensi, artikel, berita

di internet, dan bertanya kepada pihak lain yang sekiranya lebih

berpengalaman dibidang usaha yang sama.

b.

Mahasiswa sebagai seorang wirausaha agar tetap bersungguh-sungguh

dan tidak cepat menyerah dalam berwirausaha misalnya dengan cara

selalu menyukai usahanya, tidak bermalas-malasan dan senantiasa

memotivasi diri sendiri, mengingat banyaknya kendala yang berujung

pada resiko-resiko usaha.

c.

Agar mampu bersaing dengan usaha-usaha yang lain, mahasiswa

dituntut

untuk

selalu

melakukan

inovasi

usaha,

melakukan

pengelolaan administrasi yang baik, terutama dalam pengelolaan

keuangan.

3. Kepada Peneliti Lain

Peneliti yang lain dapat mengkaji ulang penelitian ini atau melakukan

penelitian sejenis dengan menggunakan teknik penelitian yang berbeda,

mengingat penelitian ini masih jauh dari sempurna.


Dokumen yang terkait

FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN PRESTASI BELAJAR KOMPUTER AKUNTANSI MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

0 8 110

Pelaksanaan penjurusan mahasiswa Di program studi pendidikan ekonomi Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan Universitas sebelas maret surakarta Tahun ajaran 2009 2010

2 12 130

ANALISIS KOMPETENSI SOSIAL MAHASISWA PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET TAHUN 2016.

0 0 17

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI MINAT BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET.

0 0 18

ANALISIS PENGHAMBAT PENYELESAIAN STUDI MAHASISWA S1 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK DAN KEJURUAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA.

0 2 12

ANALISIS PENGELOLAAN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDIPENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET PERIODE TAHUN 2013.

0 0 1

PENGARUH GREEN MARKETING TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN ADES JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET TAHUN 2013.

0 0 16

Persepsi dan Perilaku Mahasiswa dalam Pendidikan Karakter Studi Kasus di Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret).

0 1 16

IMPLEMENTASI PENJAMINAN MUTU DI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET.

0 0 10

Persepsi Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta terhadap Pendidikan Inklusif - UNS Institutional Repository

1 3 18