Identifikasi Faktor Kelemahan Identifikasi Faktor Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman

4 Pengawasan terhadap ketersediaan bahan baku Industri kecil tahu merupakan industri unggulan di Kabupaten Sragen karena salah satu produk gizi masyarakat. Maka dari itu, pengawasan diperlukan untuk menjaga kelangsungan proses produksi tahu. Terutama pengawasan terhadap ketersediaan bahan baku berupa kedelai. Pengawasan dilakukan oleh Dinas Pertanian. Dinas Perindustrian Koperasi dan UKM berkoordinasi dengan Dinas Pertanian agar ketersediaan kedelai terus kontinyu sehingga tidak menghambat produksi. 5 Infrastruktur sudah baik Infrastruktur menjadi peranan yang penting malam hal kelancaran pemasaran produk tahu maupun distribusi subsidi. Jalan akses transportasi yang digunakan oleh pengusaha dan pemerintah sangat mendukung dan tidak ada jalan yang rusak sehingga tidak menghambat pengiriman produk tahu ke pasar maupun pengiriman distribusi subsidi dari pemerintah Kabupaten Sragen.

b. Identifikasi Faktor Kelemahan

1 Kurangnya subsidi kedelai Subsidi kedelai dilakukan pemerintah Kabupaten Sragen untuk mendukung pengembangan usaha tahu di Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen. Subsidi kedelai diberikan oleh pemerintah lewat Dinas Perindustrian Koperasi dan UKM Kabupaten Sragen yang dibawahi oleh Badan Lingkungan Hidup sebagai pelaksana. Selain itu, adanya subsidi kedelai dapat meminimalisir pengeluaran dan bertujuan untuk kesejahteraan pengusaha tahu. Selama ini pengadaan subsidi kedelai yang dilakukan pemerintah Kabupaten Sragen jumlahnya terbatas sehingga belum mencukupi kebutuhan produksi tahu semua pengusaha di Kecamatan Sragen sehingga pengusaha tahu sangat tergantung pada pemasok kedelai yang ada di pasar kota Sragen. 2 Belum ada standarisasi produk tahu Pemerintah belum memperhatikan standarisasi ukuran produk tahu yaitu tebal tipis maupun besar kecilnya tahu. Pengusaha sering mengambil tindakan untuk mengubah ukuran produk tahu yang disesuaikan dengan harga bahan pendukung pembuatan tahu dan nantinya dijual dengan harga yang sama. Ini dapat merugikan orang yang membeli tahu dari Kecamatan Sragen. 3 Sumber daya manusia pemerintah terbatas Jumlah sumber daya manusia pemerintah masih terbatas. Dinas Perindustrian Koperasi dan UKM mempunyai Badan Lingkungan Hidup yang dibawahi oleh Unit Pelayanan Teknis Dinas UPTD dengan 3 orang staff yang menangani seluruh usaha kecil dan menengah di Kabupaten Sragen. Jumlah staff tersebut kurang karena belum dapat menangani dengan baik seluruh usaha kecil dan menengah di Kabupaten Sragen. Terkadang rutinitas penyuluhan terhadap industri kecil tahu di Kecamatan Sragen terhambat karena hal tersebut. Kualitas sumberdaya manusia pemerintah untuk mendukung kurang memadai karena tidak ada seorang staff yang khusus menangani industri kecil tahu. Selain itu, staff pemerintah sudah lewat umur dan belum ada wajah baru yang lebih memahami pengembangan industri. 4 Kurang memahami manajemen produksi yang baik Penyuluhan pada industri kecil tahu yang dilakukan oleh pemerintah melalui Unit Pelayanan Teknis Dinas UPTD sampai sekarang masih terus menekankan pada air limbah tahu yang ada. Penyuluhan kurang menekankan tentang peningkatan produksi tahu, peningkatan pendapatan sehingga pengusaha belum dapat mengelola manajemen secara optimal terhadap industrinya. 5 Manajemen Disperinkop dan UKM kurang baik Manajemen Dinas kurang mengarah ke dalam perbaikan sarana pendukung pengembangan industri. Dapat dilihat dalam distribusi subsidi dari pemerintah Kabupaten Sragen yang berupa bahan baku kedelai. Lembaga KOPTI yang biasanya menampung dan menyalurkan pendistribusian subsidi ke pengusaha sudah tidak ada. Subsidi dari pemerintah sering terlambat karena tidak adanya KOPTI.

c. Identifikasi Faktor Peluang