1 berada dan merupakan kesatuan yang melekat pada Pengadilan Negari, dan
sebagai lembaga Pengadilan, hanya dijumpai pada tingkat Pegadilan Negeri sebagai satuan tugas yang tidak terpisah dari Pengadilan Negeri,
2 dengan demikian, Praperadilan bukan berada di luar atau di samping
Pengadilan Negeri, tetapi hanya merupakan divisi dari Pengadilan Negeri, 3
administratif yustisial, personil, peralatan, dan finansial bersatu dengan Pengadilan Negeri, dan berada di bawah pimpinan serta pengawasan dan
pembinaan Ketua Pengadilan Negeri, 4
tata laksana fungsi yustisialnya merupakan bagian dari fungsi yustisial Pengadilan Negeri itu sendiri.
b. Wewenang Praperadilan
Mengenai wewenang Praperadilan diatur oleh Pasal 77 sampai 83, serta Pasal 95 dan 97. Pasal 77 KUHAP disebutkan bahwa : ”Pengadilan Negeri
berwenang untuk memeriksa dan memutus, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam undang-undang tentang:
1 Sah atau tidaknya penangkapan, penahanan, penghentian penyidikan atau
penghentian penuntutan. 2
Ganti kerugian dan rehabilitasi bagi seseorang yang perkara pidananya dihentikan pada tingkat penyidikan atau penuntutan ”
c. Proses Pemeriksaan Praperadilan
Jalannya sidang Praperadilan tidak diatur dalam KUHAP. Dalam praktik tata cara persidangan Praperadilan mengacu pada tata cara persidangan perkara
perdata. Acara pemeriksaan tersebut dalam praktik adalah sebagai berikut: 1
Pembukaan sidang oleh hakim Praperadilan. Pembukaan sidang dilakukan dengan ketukan palu, dan sidang dinyatakan
dibuka dan terbuka untuk umum oleh hakim Praperadilan.
2 Memeriksa kelengkapan para pihak yang terdapat dalam perkara tersebut.
Hakim Praperadilan memeriksa apakah para pihak yakni Pemohon dan Termohon Praperadilan sudah hadir atau belum. Misalnya belum hadir
apakah sudah dipanggil atau belum. Jika para pihak atau salah satu pihak didampingi Penasihat Hukum, dilihat surat kuasanya, sudah sesuai atau belum
dengan ketentuan yang berlaku. 3
Pembacaan permohonan Praperadilan dari Pemohon 4
Pembacaan jawaban Termohon Praperadilan. 5
Replik dari Pemohon Praperadilan 6
Duplik dari Termohon Praperadilan 7
Pemohon Praperadilan didengar keterangannya 8
Termohon Praperadilan didengar keterangannya. Ketentuan Pemohon maupun Termohon untuk didengar keteranganya di
pengadilan adalah sesuai dengan ketentuan Pasal 82 ayat 1 huruf b mendengar keterangan tesebut secara tertulis atau secara lisan. Menurut
hemat penulis adalah secara- lisan, sehingga hakim Praperadilan bisa mendengar langsung dari para pihak. Segala sesuatu yang diperlukan untuk
bahan pertimbangan putusan. Juga bagi Termohon yang tidak langsung jadi kuasa dalam persidangan bisa disengar keterangannya.
9 Pemeriksaan alat bukti baik dari Pemohon dan Termohon
10 Kesimpulan para pihak.
11 Putusan Praperadilan.
Karena perkara Praperadilan harus diputus dalam waktu 7 tujuh hari, maka hendaknya hakim bisa mengatur jadwal sedemikian rupa, sehingga tidak lebih
dari 7 tujuh hari sudah bisa dibacakan putusan. Hari Sasangka, 2007:203-204
d. Gugur Pemeriksaan Praperadilan