Pengertian Mahkamah Agung Kerangka Teori 1.

memberitahukan putusan Mahkamah Agung tersebut kepada Terdakwa dan Penuntut Umum dalam perkara tersebut Pasal 63 Undang undang Nomor 14 tahun 1985 tentang Mahkamah Agung.

d. Tata Cara Pemeriksaan Kasasi

Menurut ketentuan Pasal 254 KUHAP disebutkan bahwa: “Dalam hal Mahkamah Agung memeriksa permohonan kasasi karena telah memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 245, Pasal 246 dan Pasal 247. mengenai hukumnya Mahkamah Agung dapat memutus menolak atau mengabulkan permohonan kasasi”. Menurut ketentuan Pasal 244 KUHAP menyebutkan bahwa ”Terdapat putusan perkara pidana yang diberikan pada tingkat terakhir oleh pengadilan lain selain daripada Mahkamah Agung, terdakwa atau Penuntut Umum dapat mengajukan permintaan kasasi kepada Mahkamah Agung kecuali terhadap putusan bebas” Dari bunyi Pasal tersebut dapat kita bahasakan bahwa dalam perkara pidana yang dapat dimintakan proses pemeriksaan kasasi adalah putusan perkara pidana yang bersifat menghukum dengan kata lain terhadap putusan yang bersifat bebas atau tidak ada pemidanaannya tidak boleh diajukan kasasi, selain itu dari bunyi Pasal 244 KUHAP ini dapat kita simpulkan bahwa yang berhak mengajukan kasasi hanyalah terdakwa atau penuntut umum. Mengenai tata cara pelaksanaan pemeriksaan pada tingkat kasasi diatur dalam Pasal 245 sampai dengan Pasal 254 KUHAP.

4. Tinjauan Umum Mengenai Mahkamah Agung

a. Pengertian Mahkamah Agung

Pasal 1 Undang undang Nomor 5 tahun 2004 tentang Mahkamah Agung menyebutkan bahwa : ”Mahkamah Agung adalah salah satu pelaku kekuasaan kehakiman sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945”. Dapat dikatakan bahwa ciri khas dalam negara hukum yang berasaskan Pancasila adalah : 1 Pengakuan dan perlindungan hak-hak asasi manusia yang mengandung persamaan dalam bidang politik, hukum, sosial, ekonomi dan kebudayaan. 2 Peradilan yang bebas dari pengaruh kekuasaan lain dan tidak memihak. 3 Legalitas dalam arti hukum dalam segala bentuknya. Moh. Kusnardi dan Harmaily, 1981: 226 Untuk dapat mewujudkan ketiga hal tersebut di atas, diperlukan adanya suatu lembaga untuk menegakkan tertib hukum yang telah digariskan. Lembaga tersebut adalah Mahkamah Agung. Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan Pasal 24 Undang-undang 1945 amandemen ke-III. Kekuasaan kehakiman tersebut dilakukan oleh sebuah mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada di bawahnya dalam lingkungan Peradilan umum, lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara, Lingkungan peradilan Militer dan sebuah Mahkamah Konstitusi. Pasal 24 ayat 2 Undang-undang Dasar 1945 Amandemen ke-III. Berdasarkan Pasal 24A ayat 1 Undang-undang Dasar 1945 Amandemen III, dalam menjalankan kekuasaannya, Mahkamah Agung berwenang mengadili pada tingkat kasasi menguji peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang terhadap undang-undang, dan mempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh undang-undang. Fungsi dari Mahkamah Agung adalah sebagai berikut Subekti, S, 1980 : 1 Fungsi Peradilan a sebagai Pengadilan Negara tertinggi Mahkamah Agung merupakan pengadilan kasasi yang bertugas membina keseragaman dalam penerapan hukum melalui putusan kasasi dan peninjauan kembali, menjaga agar semua hukum dan undang-undang di seluruh wilayah negara Republik Indonesia diterapkan secara adil, tepat dan benar. b Selain tugasnya sebagai Pengadilan kasasi, Mahkamah Agung berwenang memeriksa dan memutuskan pada tingkat pertama dan terakhir: 1 Semua sengketa tentang kewenangan mengadili. 2 Permohonan Peninjauan Kembali putusan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap Pasal 28, Pasal 29, Pasal 30, Pasal 33, dan Pasal 34 Undang –undang Nomor 5 tahun 2004 tentang Mahkamah Agung 3 Semua sengketa yang timbul karena perampasan kapal asing dan muatannya oleh kapal perang Republik Indonesia berdasarkan peraturan yang berlaku Pasal 33 dan Pasal 78 Undang-undang Nomor 5 tahun 2004 tentang Mahkamah Agung 2 Fungsi Pengawasan a Mahkamah Agung melakukan pengawasan tertinggi terhadap jalannya peradilan di semua lingkungan peradilan dengan tujuan agar peradilan yang dilakukan pengadilan-pengadilan diselenggarakan dengan seksama dan wajar dengan berpedoman pada azas peradilan yang sederhana, cepat, biaya ringan, tanpa mengurangi kebebasan Hakim dalam memeriksa dan memutuskan perkara Pasal 4 dan Pasal 10 Undang- Undang Nomor 4 tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman. b Mahkamah Agung juga melakukan pengawasan : 1 terhadap pekerjaan Pengadilan dan tingkah laku para Hakim dan perbuatan Pejabat Pengadilan dalam menjalankan tugas yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas pokok Kekuasaan Kehakiman, yakni dalam hal menerima, memeriksa, mengadili, dan menyelesaikan setiap perkara yang diajukan kepadanya dan meminta keterangan tentang hal-hal yang bersangkutan dengan teknis peradilan serta memberi peringatan, teguran dan petunjuk yang diperlukan tanpa mengurangi Kebebasan Hakim Pasal 32 Undang-Undang Nomor 14 tahun 1985 tentang Mahkamah Agung 2 terhadap Penasehat Hukum dan Notaris sepanjang yang menyangkut peradilan Pasal 36 Undang-Undang Nomor 36 Undang-Undang Nomor 14 tahun 1985. 3 Fungsi Mengatur a Mahkamah Agung dapat mengatur lebih lanjut hal-hal yang diperlukan bagi kelancaran penyelenggaran peradilan apabila terdapat hal-hal yang belum cukup diatur dalam undang-undang tentang Mahkamah Agung sebagai pelengkap untuk mengisi kekurangan atau kekosongan hukum yang diperlukan bagi kelancaran penyelenggaraan peradilan Pasal 27 dan Pasal 79 Undang-Undang Nomor 14 tahun 1985. b Mahkamah Agung dapat membuat peraturan acara sendiri bilamana dianggap perlu untuk mencukupi hukum acara yang sudah diatur Undang-Undang. 4 Fungsi Nasihat Mahkamah Agung memberikan nasihat-nasihat atau pertimbangan dalam bidang hukum kepada Lembaga Tinggi Negara Lainnya Pasal 37 Undang-Undang Nomor 14 tahun 1985. Mahkamah Agung memberikan Nasihat kepada Presiden selaku Kepala Negara dalam rangka pemberian atau penolakan grasi Pasal 35 Undang-Undang Nomor 14 tahun1985 sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan Undang-undang Nomor 5 tahun 2004 tentang Mahkamah Agung. Selanjutnya Perubahan pertama Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 Pasal 14 Ayat 1, Mahkamah Agung diberikan kewenangan untuk memberikan pertimbangan kepada Presiden selaku Kepala Negara selain grasi juga rehabilitasi. Namun demikian, dalam memberikan pertimbangan hukum mengenai rehabilitasi sampai saat ini belum ada peraturan perundang-undangan yang mengatur pelaksanaannya. Untuk lebih jelasnya, penjabaran fungsi-fungsi dari Mahkamah Agung adalah sebagai berikut Situs resmi Mahkamah Agung Republik Indonesia : www.ma-ri.go.id :

b. Wewenang Mahkamah Agung

Dokumen yang terkait

Analisis Hukum Terhadap Putusan Mahkamah Konstitusi Tentang Calon Independen Di Dalam Undang-Undang No.32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah

0 68 130

Penetapan Luas Tanah Pertanian (Studi Kasus : Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 11/Puu-V/2007 Mengenai Pengujian Undang-Undang No: 56 Prp Tahun 1960 Terhadap Undang-Undang Dasar 1945)

4 98 140

ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN YANG MENGABULKANTUNTUTAN PRAPERADILAN TENTANG TIDAK Analisis Putusan Pengadilan Yang Mengabulkan Tuntutan Praperadilan Tentang Tidak Sahnya Status Tersangka.

0 4 19

ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN YANG MENGABULKANTUNTUTAN PRAPERADILAN TENTANG TIDAK Analisis Putusan Pengadilan Yang Mengabulkan Tuntutan Praperadilan Tentang Tidak Sahnya Status Tersangka.

0 2 13

SKRIPSI STUDI TENTANG PERMOHONAN PRAPERADILAN YANG Studi Tentang Permohonan Praperadilan Yang Berkaitan Dengan Penghentian Penyidikan Di Pengadilan Negeri Surakarta.

0 1 12

PENDAHULUAN Studi Tentang Permohonan Praperadilan Yang Berkaitan Dengan Penghentian Penyidikan Di Pengadilan Negeri Surakarta.

0 1 17

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI STUDI TENTANG PERMOHONAN PRAPERADILAN YANG Studi Tentang Permohonan Praperadilan Yang Berkaitan Dengan Penghentian Penyidikan Di Pengadilan Negeri Surakarta.

0 1 23

Studi Kasus Putusan Mahkamah Agung Kasasi Nomor 2330K/PID.SUS/2013.

1 10 48

TINJAUAN TENTANG ALASAN PENGAJUAN KASASI OLEH PENUNTUT UMUM TERHADAP PUTUSAN LEPAS DARI SEGALA TUNTUTAN HUKUM DALAM PERKARA PENIPUAN (Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor 1559 K/Pid/2011).

0 0 1

PENINJAUAN KEMBALI TERHADAP PUTUSAN PRAPERADILAN PENGADILAN NEGERI JAKARTA SELATAN TENTANG TIDAK SAHNYA PENGHENTIAN PENYIDIKAN OLEH BADAN RESERSE KRIMINAL POLRI DALAM PERKARA PENGGELAPAN DAN PENIPUAN (STUDI PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR :87 K/PID/2013) - U

0 0 11